[VIDEO] Cover Story: Ramai-ramai Gugat Tax Amnesty
====================================================
SPORT
Cerita Kontingen Olimpiade Indonesia 'Diawasi' Jokowi
"Selama di Olimpiade, kami merasa diawasi terus."
Sabtu, 3 September 2016 | 00:04 WIB
Oleh :
Zaky Al-Yamani, Riki Ilham Rafles
Jokowi terima atlet peraih medali Olimpiade Rio 2016. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Presiden Duterte dalam kondisi aman dan berada di kantor polisi.
Jumat, 2 September 2016 | 23:51 WIB
Oleh :
Irfan Laskito
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (REUTERS/Lean Daval Jr)
VIVA.co.id – Sebuah
ledakan terjadi di di kampung halaman Presiden Filipina Rodrigo
Duterte, Davao, Jumat, 2 September 2016. Menurut juru bicara
Presiden, ledakan ini menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai puluhan
lainnya. Meski demikian, belum diketahui penyebab ledakan.
Seorang juru bicara militer Filipina menuturkan bahwa ledakan terjadi
di sebuah pasar yang lokasinya berada di luar hotel mewah Marco Polo.
Hingga saat ini, tercatat ada 30 orang dirawat akibat ledakan.
Saat terjadi ledakan, Rodrigo diketahui tengah mengunjungi Davao.
Menurut putra Rodrigo yang juga menjabat sebagai Wali Kota Davao
Paolo Duterte, sang ayah saat ini dalam kondisi aman dan berada di
sebuah kantor polisi pascaledakan.
Saat kejadian, posisi Rodrigo berada jauh dari lokasi ledakan. Ia
baru saja menghadiri konferensi pers di Davao. Seperti
diketahui, Rodrigo sangat terkenal di Davao. Di kota itu, ia menjabat
sebagai wali kota selama lebih dari 22 tahun sebelum memenangkan pemilu
pada Mei lalu.
Kepopulerannya meningkat setelah ia bersumpah akan memerangi narkoba yang telah membunuh lebih dari 2.000 orang di Filipina.
====================================================
DUNIA
Putin: Rusia Tak Pernah Meretas Jaringan Kampanye Demokrat
Ia justru menuding isu ini sebagai mengalihkan perhatian publik.
Sabtu, 3 September 2016 | 09:15 WIB
Oleh :
Lazuardhi Utama, Dinia Adrianjara
Vladimir Putin, Presiden Rusia. (U-Report)
VIVA.co.id – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tak tahu siapa dalang dibalik peretasan terhadap jaringan kampanye Partai Demokrat.
Namun ia menilai, keputusan untuk mengumumkan kasus ini ke publik merupakan suatu langkah yang baik.
"Apakah itu penting siapa yang meretas? Yang penting adalah konten
ini dibuka secara publik. Tidak perlu mengalihkan perhatian publik dari
esensi masalah dengan mengangkat beberapa masalah kecil lainnya," ujar
Putin, dilansir dari situs Reuters , Sabtu, 3 September 2016.
"Tapi yang ingin saya tegaskan adalah saya tidak mengetahui apa-apa
tentang hal ini dan pada tingkat negara. Rusia tak pernah melakukan hal
ini," ungkapnya, menegaskan.
Sebelumnya, pada Juli 2016, program analisis data DNC kampanye
Hillary Clinton diretas. Program analisis data DNC merupakan salah satu
dari banyak sistem kampanye, yang digunakan untuk menganalisis data
pemilih, nomor jaminan sosial, bahkan nomor kartu kredit.
Dalam hal ini, pejabat intelijen AS menyimpulkan kalau pelaku
peretasan terhadap kubu Demokrat merupakan warga negara Rusia, yang
memperoleh akses ke seluruh jaringan penggalangan dana Komite Kampanye
Kongres Demokrat (DCCC).
DUNIA
Rusia Dorong Palestina Merdeka
Moskow tolak 'status quo' Palestina
Selasa, 26 Juli 2016 | 18:43 WIB
Oleh :
Lazuardhi Utama, Dinia Adrianjara
Vladimir Putin, Presiden Rusia. (U-Report)
VIVA.co.id – Rusia menolak status quo Palestina dan meminta dilakukannya kembali proses negosiasi.
"Kami berniat terus memberikan bantuan untuk menyelesaikan masalah
Palestina. Baik dalam format bilateral maupun multirateral," kata
Presiden Rusia Vladimir Putin, dilansir dari kantor berita Rusia TASS , Selasa, 26 Juli 2016.
Ia menilai, apapun itu, status quo tetap tidak dapat diterima dan ia mendukung secepatnya penciptaan kondisi dan proses negosiasi bersama.
Menurutnya, negosiasi itu bertujuan untuk menciptakan negara
Palestina yang merdeka, layak dan integral dengan Yerusalem timur secara
damai.
Sebelumnya, pada awal Juni 2016, para Menteri Luar Negeri dari 27
negara menggarisbawahi bahwa keadaan status quo antara Israel dan
Palestina saat ini tidak dapat dipertahankan.
Mereka pun menegaskan pentingnya agar kedua negara yang bertikai
segera ambil langkah dan kebijakan yang menunjukkan komitmen terhadap
perundingan, untuk mencapai solusi dua negara (two-state solution ).
“Palestina dan Israel harus segera mengambil langkah menghentikan
kekerasan, menghentikan pembangunan pemukiman ilegal di tanah Palestina.
Lalu, memastikan keamanan guna menciptakan kondisi kondusif untuk
perundingan perdamaian,” ungkap Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi.
Dalam pertemuan ini, para Menlu menegaskan kembali dukungannya untuk
mencari solusi yang adil, abadi dan komprehensif bagi konflik
Palestina-Israel yang telah berlangsung selama 50 tahun.
Guna mendukung proses perundingan perdamaian kedua negara, para Menlu
menyampaikan kesiapannya untuk memberikan insentif, termasuk bantuan
kapasitas dan kerja sama ekonomi kepada Palestina dan Israel.
====================================================
VIVALIFE
2,6 Miliar Orang Berisiko Terkena Zika
Dua pertiga orang yang terinfeksi Zika tidak pernah merasakan gejala.
Sabtu, 3 September 2016 | 10:49 WIB
Oleh :
Anisa Widiarini, Adinda Permatasari
Bandara Soekarno-Hatta pantau penumpang dari Singapura terkait virus zika di negara itu. (REUTERS/Beawiharta)
VIVA.co.id –
Sejumlah ilmuwan yang mencoba memprediksi perjalanan Zika di masa datang
mengatakan, 2,6 miliar orang yang tinggal di sebagian wilayah Asia dan
Afrika berisiko terinfeksi Zika. Angka ini berdasarkan hasil
analisa terbaru dari perjalanan, iklim, dan pola penyebaran nyamuk di
wilayah tersebut.
Dilansir dari laman Time , berdasarkan hasil penelitian di
atas, sebagian besar wilayah yang paling rentan adalah India, Tiongkok,
Filipina, Indonesia, Nigeria, Vietnam, Pakistan, dan Banglades.
Namun, para ahli memperingatkan bahwa penelitian ini bisa saja
terlalu melebih-lebihkan angkanya. Karena, mereka belum mengetahui betul
apakah Zika sudah menyebar ke beberapa negara tersebut di masa lalu dan
membuat warganya membangun imunitas.
Lebih dari dua pertiga orang yang telah terinfeksi Zika tidak pernah
sakit dan gejalanya ringan bagi mereka yang sakit, jadi sistem
pengawasan mungkin saja terlewat dalam mendeteksi kasusnya.
Meskipun Zika pertama kali diidentifikasi in tahun 1947, namun virus
ini belum dianggap sebagai ancaman kesehatan yang besar. Hingga akhirnya
terjadi wabah di Brasil tahun lalu mengungkapkan kalau Zika bisa
menyebabkan kecacatan parah pada bayi yang baru lahir saat wanita hamil
terinfeksi.
Di bulan Februari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
bahwa penyebaran Zika telah menjadi darurat global. Kemudian, epidemik
telah terjadi di setidaknya 70 negara.
Dalam beberapa minggu terakhir, Zika telah menyerang lebih dari 100
orang di Singapura dan mulai menyebar di Florida, Amerika Serikat.
Zika sebagian besar tersebar melalui spesies spesifik nyamuk wilayah
tropis, tapi bisa juga tertular melalui hubungan seks dan transfusi
darah.
Para peneliti berharap penelitian terbaru mereka dapat membantu dalam
pembuatan rencana resmi ke depan untuk mencegah efek buruk Zika.
"Untuk negara-negara dengan jumlah sumber daya terbatas, temuan ini
mungkin dapat membantu mereka memberdayakan sumber daya itu seefisien
mungkin," kata Dr Kamran Khan, dokter penyakit infeksi dan ilmuwan di
St. Michael’s Hospital, Amerika Serikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar