Korea Utara Yakin Bisa Serang AS
Jong-un menyebut keberhasilan tes rudal Musudan sebagai jaminan.
Kamis, 23 Juni 2016 | 10:24 WIB
Keberhasilan uji coba rudal Musudan membuat Kim Jong-un jemawa bisa kalahkan AS. (Reuter/KCNA)
VIVA.co.id – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengatakan tes rudal terbaru negaranya menunjukkan kemampuan untuk menyerang Amerika Serikat. Ia memberikan pernyataan usai dilakukannya dua tes rudal jarak menengah Musudan pada Rabu lalu. "Ini adalah peristiwa besar untuk memperkuat kapasitas serangan nuklir Korea Utara. Kami yakin memiliki kemampuan untuk menyerang AS di Pasifik secara menyeluruh dari berbagai posisi," kata Kim, seperti dilansir dari laman BBC, Kamis, 23 Juni 2016.
Media resmi pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa tes telah berhasil dilakukan tanpa membahayakan negara-negara sekitarnya.
Tes rudal Musudan diyakini bisa menjangkau hingga jarak 4.000 km, di mana jarak tersebut cukup jauh untuk dapat menyentuh wilayah AS dan pangkalan militer mereka di Guam.
"Rudal Musudan menyediakan jaminan untuk mengembangkan sistem strategi senjata," kata KCNA. Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengatakan tes rudal tersebut adalah pelanggaran yang disengaja dan sangat serius dari Korea Utara.
Sebelumnya, negeri Tirai Besi itu sudah meluncurkan empat tes rudal Musudan dan berujung pada kegagalan pada tahun ini.
Hal itu merupakan sebuah kemunduran karena Korea Utara merancang program senjata yang pada akhirnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan nuklir terhadap Amerika Serikat. (ase)
-----------------------------
WORLD
Jong-un called the Musudan missile test success as collateral.
Thursday, June 23, 2016 | 10:24 pm
By: Top Lazuardhi, Rebecca Reifi Georgina
The success of the Musudan missile test makes Kim Jong-un can beat jumawa US. (Reuters / KCNA)
VIVA.co.id
- North Korean leader, Kim Jong-un, said the latest missile tests
country's demonstrated ability to attack the United States. He gave a statement after doing two tests Musudan intermediate-range missiles on Wednesday."This is a great event to strengthen the capacity of the North Korean
nuclear attack. We are sure to have the ability to strike the US in the
Pacific as a whole from various positions," said Kim, as quoted by the
BBC pages, Thursday, June 23, 2016.North Korea's official media, KCNA, reported that the tests have been
successfully carried out without harming the surrounding countries.Musudan missile tests are believed to reach up to a distance of 4,000
km, where the distance is far enough away to be able to touch the US
territory and their military bases in Guam."Missile Musudan provide assurance to develop weapons systems strategy," said the KCNA. Meanwhile, UN Secretary General, Ban Ki-moon, said the missile test was a deliberate offense and very serious from North Korea.Previously, the land of the Iron Curtain that was launched four Musudan missile tests and lead to failure this year.It
is a setback for the North Korean weapons design programs that
ultimately aims to develop a nuclear capability against the United
States. (Ase)-----------------------------
-----------------------------
DUNIA
Pria Ini Tak Sadar Mirip Pemimpin Korut
Kerap dijuluki 'Kim Jong-un dari Guangzhou'.
Kamis, 18 Februari 2016 | 16:24 WIB
Zhang Daiming, Kim Jong-un dari Guangzhou (http://shanghaiist.com)
VIVA.co.id - Seorang pria pemilik restoran di Distrik Xiaomao, Guangzhou, China bernama Zhang Daiming (32) berpenampilan sangat mirip dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Dilansir dari situs Shanghaiist, Kamis, 18 Februari 2016, Zhang mengaku tidak sadar bahwa banyak orang yang memperhatikan penampilannya lantaran dianggap mirip dengan anak dari Kim Jong-il itu.
"Saya baru sadar (mirip sama Kim Jong-un) ketika seorang pelanggan menegurnya ketika sedang mampir di restorannya dua tahun lalu," kata Zhang. Dia pun penasaran dan segera berselancar di internet untuk mencari foto Kim Jong-un.
Ia baru menyadari bahwa wajah dan fisiknya mirip dengan pemimpin otoriter itu. Namun, Zhang bersumpah kalau dirinya tidak pernah dengan sengaja menjiplak penampilan Kim Jong-un, karena sejak dahulu model potongan rambut pendek belah tengah dan pakaian serba hitam itu sudah menjadi ciri khasnya.
Kendati demikian, hanya penduduk di distrik tempat Zhang tinggal saja yang sadar akan kesamaan penampilan keduanya. Karena kadung terkenal, Zhang bahkan mendapat julukan 'Kim Jong-un dari Guangzhou' oleh penduduk setempat. (ase)
-----------------------------
WORLD
Similar Men's Tak Sadar North Korean leader
Often dubbed 'Kim Jong-un of Guangzhou'.
Thursday, February 18, 2016 | 16:24 pm
By: Top Lazuardhi, Rebecca Reifi Georgina
Zhang Da Xing, Kim Jong-un from Guangzhou (http://shanghaiist.com)
-----------------------------
-----------------------------
DUNIA
Korut Uji Coba Bom Hidrogen, AS Kerahkan Pesawat Tempur
Aksi itu dilakukan AS bersama dengan Korea Selatan, sebagai manuver.
Minggu, 10 Januari 2016 | 16:12 WIB
Pesawat tempur B-52 milik AS. (Reuters/Andrew Winning)
VIVA.co.id - Amerika
Serikat nampak memperlihatkan 'tajinya' dengan meluncurkan pesawat
tempur B-52 di langit Korea Selatan. Aksi itu dilakukan untuk memamerkan
kekuatannya setelah Korea Utara menyatakan jika pihaknya berhasil
melakukan uji coba nuklir hidrogen beberapa hari lalu.
Uji coba nuklir yang dilakukan Korut diketahui membuat AS dan Tiongkok menjadi geram, walaupun kedua negara tersebut meragukan klaim yang dilakukan oleh Korut.
Dilansir Aljazeera, Minggu 10 Januari 2016, pesawat B-52 yang berbasis di Guam milik AS disebutkan mampu mengangkut senjata nuklir. Dalam aksi pamer tersebut, pesawat B-52 nampak diapit oleh dua pesawat tempur lainnya; yakni F-16 milik AS dan F-15 milik Korsel. Ketiganya terlihat terbang di atas perairan Osan, sebelum akhirnya kembali ke Guam.
"Penerbangan itu merupakan respon atas aksi provokasi yang dilakukan oleh Korut. Misi ini memperkuat komitmen AS terhadap keamanan sekutu dan mitra kami. Ini juga merupakan salah satu dari banyak kemampuan yang dimiliki aliansi untuk pertahanan dari Korut," kata otoriats militer AS.
Otoritas mengatakan, AS mempertahankan komitmennya yang kuat untuk membela bangsa dan para mitranya. Misi gabungan tersebut menunjukkan kekuatan aliansi AS dan Korsel serta tekad kedua negara untuk menjaga stabilitas dan keamanan di Semenanjung Korea. (ren)
-----------------------------
-----------------------------
DUNIA
Di KAA, Korut Sindir Penggunaan Nuklir Amerika
AS larang negara lain miliki senjata nuklir, namun mereka juga punya.
Kamis, 23 April 2015 | 05:43 WIB
Presiden Joko Widodo menyambut Presiden
Presidium Majelis Tertinggi Korea Utara, Kim Yong Nam ketika tiba di
Jakarta Convention Centre (JCC). (22/04/2015) (ANTARA FOTO/AACC2015/Wahyu Putro A)
VIVA.co.id - Ketua
Presidium Komite Rakyat Korea Utara, Kim Yong-nam menyindir
habis-habisan penggunaan senjata nuklir yang digunakan oleh musuh
bebuyutannya, Amerika Serikat (AS). Menurut Kim, Negeri Paman Sam itu
menjatuhkan sanksi terhadap negaranya karena kepemilikan senjata nuklir.
Padahal, di saat bersamaan, AS juga pemilik senjata nuklir terbesar di dunia dan memiliki catatan penegakan Hak Asasi Manusia yang buruk. Hal itu disampaikan Kim ketika menyampaikan pidato di pertemuan tingkat tinggi Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta Selatan kemarin.
"Amerika Serikat dan negara pengikutnya justru terus menekan kami dan membutakan mata mereka bahwa AS adalah negara pemilik senjata nuklir terbesar dan memiliki catatan HAM yang buruk," kata Kim.
Dengan fakta tersebut, Kim dan Korut menilai, AS merupakan negara yang munafik. Belum lagi tindakan AS yang rutin melakukan latihan militer dengan pasukan Negeri Ginseng kerap dianggap sebagai tindakan provokatif oleh Korut.
Oleh sebab itu, mereka menolak adanya campur tangan dan agresi oleh pihak luar ketika menyangkut isu Semenanjung Korut.
Dalam kesempatan itu, Kim turut menyampaikan permintaan maaf atas absennya pemimpin tertinggi, Kim Jong-un dalam peringatan 60 tahun KAA. Kendati absen, Kim menegaskan, pemimpin tertingginya itu mendukung penuh semangat KAA.
"Kim Jong-un mendukung perdamaian dunia dan kerja sama Selatan-selatan di KAA," kata dia.
Dia melanjutkan, antara negara di Asia dan Afrika harus terjalin sistem yang terintegrasi. Tujuannya, untuk bisa bertahan dari tindakan diskriminatif oleh bangsa lain.
Ini bukan menjadi kunjungan pertama Kim ke Jakarta. Pada peringatan 50 tahun KAA pun, dia pula yang mewakili pemerintahnya ke Indonesia.
Sebelumnya, sempat berhembus isu jika Kim Jong-un turut datang dalam peringatan KAA. Informasi itu dihembuskan kantor berita Korsel, Yonhap. Kesimpulan itu diambil, karena pendiri negara komunis itu, Kim Il-sung turut serta dalam perayaan 10 tahun KAA di Indonesia.
Sementara, menurut seorang sumber di pemerintahan Korsel, Il-sung dianggap panutan bagi Kim Jong-un.
-----------------------------
-----------------------------
DUNIA
VIVAnews – Korea
Utara dan Amerika Serikat kembali berseteru. Orang penting kedua di
Korea Utara setelah Kim Jong Un, yaitu Hwang Pyong-So mengancam akan
melakukan serangan nuklir ke Gedung Putih dan Pentagon, Amerika Serikat.
Dilansir Channel News Asia, Senin 28 Juli 2014, Hwang yang juga menjabat sebagai Direktur Biro Politik Tentara Rakyat Korea Utara menyebutkan, bahwa negeri Adi Daya itu sengaja meningkatkan ketegangan militer di wilayah semananjung Korea.
Pernyataan itu dilontarkan Hwang saat pidato di acara peringatan gencatan senjata perang Korea yang terjadi tahun 1950-1953.
Hwang mengatakan, saat ini Amerika Serikat dan Korea Selatan sengaja melakukan latihan perang di semenanjung Korea dan menempatkan kapal induk AS bertenaga nuklir di sana. Menurut Hwang, hal itu bisa menimbulkan gesekan antara Korea Selatan dan Utara.
"Jika imperialis AS mengancam kedaulatan dan kelangsungan hidup kita, maka pasukan kita akan menembakkan roket nuklir ke Gedung Putih dan Pentagon," kata Hwang dalam pidatonya.
Masih menurut Channel News Asia, ancaman berupa retorika Korea Utara ini bukanlah pertama kalinya. Negeri Komunis itu juga pernah mengancam akan menyerang daratan AS dan pangkalan bersenjatanya di Pasifik menggunakan nuklir. Hanya saja, sejumlah ahli yakin bahwa Korut masih jauh dari pengembangan rudal balistik antar benua.
Sebelumnya, Korut telah melakukan tiga kali uji coba nuklir, tetapi hal itu tidak dianggap bahwa mereka telah menguasai teknik miniaturisasi yang diperlukan untuk pemasangan hulu ledak pada rudal.
Hanya saja, Korut memiliki berbagai rudal jarak pendek dan menengah yang mampu menyerang Korea Selatan dan Jepang. Bahkan mereka telah melakukan serangkaian uji coba ke Laut Jepang (Laut Timur) dalam beberapa pekan terakhir.
Tidak hanya itu, menurut media setempat, Korut yang dipimpin langsung Kim Jong Un, pernah melakukan simulasi serangan rudal jarak pendek ke Korea Selatan dan Amerika Serikat dengan jumlah tentara gabungan mencapai 28.000 personel.
Akan tetapi, hal ini justru mendapat kecaman dari Dewan Keamanan PBB. Mereka secara resmi mengutuk Pyongyang pada tanggal 17 Juli lalu atau saat tes terakhir. Korut dinilai melanggar resolusi PBB. Akibatnya, PBB melarang menggunakan teknologi rudal balistik.
DUNIA
Minggu, 28 Desember 2014 | 09:29 WIB
VIVAnews-- Korea Utara marah besar pada Amerika Serikat di tengah pertikaian adanya peretasan Sony Pictures. Sebelumnya kedua negera tersebut terlibat konfrontasi terkait film "The Interview", film parodi pembunuhan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un yang dirilis Sony Pictutres.
Karena hal ini, pihak Korea Utara bahkan menyebut Presiden AS Barack Obama "monyet" dan menyalahkan pihak AS atas kerusakan jaringan internet yang terjadi di negara itu.
Seperti dilansir Reuters, Minggu, 28 Juru Bicara Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara menyatakan bahwa Obama harus bertanggung jawab atas keputusan yang diambil Sony yang akhirnya mengedarkan aksi komedi "The Interview", yang menggambarkan plot untuk membunuh Kim.
"Obama selalu sembrono saat bicara dan bertindak seperti monyet di hutan tropis," kata seorang juru bicara yang tidak disebutkan namanya untuk komisi itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA seperti dilansir Reuters.
Di Hawaii, di mana Obama berlibur, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, hingga kini pihak Obama belum berkomentar mengenai pernyataan Korea Utara terbaru yang menyalahkan Amerika Serikat untuk pemadaman internet dan menghina presiden.
Sony membatalkan rilis film ketika jaringan bioskop besar menolak untuk menyaring itu menyusul ancaman kekerasan dari hacker, tapi kemudian menyebarkan rilis terbatas setelah Obama mengatakan Sony mengalah pada tekanan Korea Utara.
Sebelumnya, situs internet utama Korea Utara mengalami gangguan akhir minggu lalu, termasuk mengalami pemadaman internet total hampir sembilan jam, sebelum bisa diperbaiki sebagian pada Selasa, 23 Desember lalu.
Tapi jaringan mobile internet dan 3G lumpuh lagi pada Sabtu malam, kata kantor berita resmi China Xinhua melaporkan, dan pemerintah Korea Utara menyalahkan Amerika Serikat untuk ketidakstabilan sistemik dalam jaringan negara.
Dyn Penelitian, sebuah perusahaan AS yang memantau infrastruktur telekomunikasi, mengatakan pada Sabtu bahwa akses internet Korea Utara telah dipulihkan setelah pemadaman nasional yang berlangsung lebih dari lima jam.
Jim Cowie, kepala ilmuwan Dyn, mengatakan itu adalah pemadaman total yang muncul untuk memutuskan akses di seluruh bangsa, dan pemulihan juga segera dilakukan.
"Itu bisa saja sesuatu yang rutin seperti pemeliharaan atau bisa saja merupakan kelanjutan dari hal-hal yang kita lihat dalam seminggu terakhir, yang tampak lebih seperti serangan," kata Cowie.
Dalam pernyataannya pada hari Sabtu, Korea Utara kembali menolak tuduhan oleh Federal Bureau of Investigation bahwa Korea Utara berada di balik serangan cyber pada Sony Pictures, dan menuntut Amerika Serikat menunjukkan bukti untuk tuduhan tersebut.
Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara juga menyatakan bahwa AS hanya berani bermain di belakang.
"Amerika Serikat, dengan kekuatan fisiknya tidak punya malu bermain petak umpet seperti anak-anak dengan hidung meler, mulai mengganggu operasi Internet dari media utama republik kita," katanya.
Dalam komentar terpisah, Korea Utara membantah terlibat dalam serangan cyber pada operator pembangkit listrik tenaga nuklir Korea Selatan, dan menyebut tudingan itu bagian dari kampanye kotor dari para pemimpin Korea Selatan yang tidak populer.
Seorang pejabat Korea Selatan menyelidiki serangan pekan ini, yang menyebabkan kebocoran data internal dari Korea Hydro and Nuclear Power, mengatakan Seoul tidak mengesampingkan keterlibatan Korea Utara.
----------------------------
----------------------------
DUNIA
-----------------------------
Korut Ancam Serang Gedung Putih dan Pentagon Pakai Nuklir
Korut tuding AS sengaja berlatih perang di semenanjung Korea
Senin, 28 Juli 2014 | 23:01 WIB
Korut kembali ancam AS dengan serangan nuklir (REUTERS/Lee Jae-Won)
Dilansir Channel News Asia, Senin 28 Juli 2014, Hwang yang juga menjabat sebagai Direktur Biro Politik Tentara Rakyat Korea Utara menyebutkan, bahwa negeri Adi Daya itu sengaja meningkatkan ketegangan militer di wilayah semananjung Korea.
Pernyataan itu dilontarkan Hwang saat pidato di acara peringatan gencatan senjata perang Korea yang terjadi tahun 1950-1953.
Hwang mengatakan, saat ini Amerika Serikat dan Korea Selatan sengaja melakukan latihan perang di semenanjung Korea dan menempatkan kapal induk AS bertenaga nuklir di sana. Menurut Hwang, hal itu bisa menimbulkan gesekan antara Korea Selatan dan Utara.
"Jika imperialis AS mengancam kedaulatan dan kelangsungan hidup kita, maka pasukan kita akan menembakkan roket nuklir ke Gedung Putih dan Pentagon," kata Hwang dalam pidatonya.
Masih menurut Channel News Asia, ancaman berupa retorika Korea Utara ini bukanlah pertama kalinya. Negeri Komunis itu juga pernah mengancam akan menyerang daratan AS dan pangkalan bersenjatanya di Pasifik menggunakan nuklir. Hanya saja, sejumlah ahli yakin bahwa Korut masih jauh dari pengembangan rudal balistik antar benua.
Sebelumnya, Korut telah melakukan tiga kali uji coba nuklir, tetapi hal itu tidak dianggap bahwa mereka telah menguasai teknik miniaturisasi yang diperlukan untuk pemasangan hulu ledak pada rudal.
Hanya saja, Korut memiliki berbagai rudal jarak pendek dan menengah yang mampu menyerang Korea Selatan dan Jepang. Bahkan mereka telah melakukan serangkaian uji coba ke Laut Jepang (Laut Timur) dalam beberapa pekan terakhir.
Tidak hanya itu, menurut media setempat, Korut yang dipimpin langsung Kim Jong Un, pernah melakukan simulasi serangan rudal jarak pendek ke Korea Selatan dan Amerika Serikat dengan jumlah tentara gabungan mencapai 28.000 personel.
Akan tetapi, hal ini justru mendapat kecaman dari Dewan Keamanan PBB. Mereka secara resmi mengutuk Pyongyang pada tanggal 17 Juli lalu atau saat tes terakhir. Korut dinilai melanggar resolusi PBB. Akibatnya, PBB melarang menggunakan teknologi rudal balistik.
-----------------------------
-----------------------------
DUNIA
Korea Utara Sebut Obama Seperti Monyet
AS dan Korea Utara terlibat kontrofersi terkait film The Interview.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (REUTERS/KCNA)
VIVAnews-- Korea Utara marah besar pada Amerika Serikat di tengah pertikaian adanya peretasan Sony Pictures. Sebelumnya kedua negera tersebut terlibat konfrontasi terkait film "The Interview", film parodi pembunuhan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un yang dirilis Sony Pictutres.
Sony, yang memproduksi The Interview,
sempat mengumumkan pembatalan pemutaran film ini setelah menjadi korban
peretasan, namun kemudian memutuskan mengedarkan film tersebut. Korea
Utara menganggap perubahan sikap Sony ini atas campur tangan Presiden
AS.
Karena hal ini, pihak Korea Utara bahkan menyebut Presiden AS Barack Obama "monyet" dan menyalahkan pihak AS atas kerusakan jaringan internet yang terjadi di negara itu.
Seperti dilansir Reuters, Minggu, 28 Juru Bicara Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara menyatakan bahwa Obama harus bertanggung jawab atas keputusan yang diambil Sony yang akhirnya mengedarkan aksi komedi "The Interview", yang menggambarkan plot untuk membunuh Kim.
"Obama selalu sembrono saat bicara dan bertindak seperti monyet di hutan tropis," kata seorang juru bicara yang tidak disebutkan namanya untuk komisi itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA seperti dilansir Reuters.
Di Hawaii, di mana Obama berlibur, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, hingga kini pihak Obama belum berkomentar mengenai pernyataan Korea Utara terbaru yang menyalahkan Amerika Serikat untuk pemadaman internet dan menghina presiden.
Sony membatalkan rilis film ketika jaringan bioskop besar menolak untuk menyaring itu menyusul ancaman kekerasan dari hacker, tapi kemudian menyebarkan rilis terbatas setelah Obama mengatakan Sony mengalah pada tekanan Korea Utara.
Sebelumnya, situs internet utama Korea Utara mengalami gangguan akhir minggu lalu, termasuk mengalami pemadaman internet total hampir sembilan jam, sebelum bisa diperbaiki sebagian pada Selasa, 23 Desember lalu.
Tapi jaringan mobile internet dan 3G lumpuh lagi pada Sabtu malam, kata kantor berita resmi China Xinhua melaporkan, dan pemerintah Korea Utara menyalahkan Amerika Serikat untuk ketidakstabilan sistemik dalam jaringan negara.
Dyn Penelitian, sebuah perusahaan AS yang memantau infrastruktur telekomunikasi, mengatakan pada Sabtu bahwa akses internet Korea Utara telah dipulihkan setelah pemadaman nasional yang berlangsung lebih dari lima jam.
Jim Cowie, kepala ilmuwan Dyn, mengatakan itu adalah pemadaman total yang muncul untuk memutuskan akses di seluruh bangsa, dan pemulihan juga segera dilakukan.
"Itu bisa saja sesuatu yang rutin seperti pemeliharaan atau bisa saja merupakan kelanjutan dari hal-hal yang kita lihat dalam seminggu terakhir, yang tampak lebih seperti serangan," kata Cowie.
Dalam pernyataannya pada hari Sabtu, Korea Utara kembali menolak tuduhan oleh Federal Bureau of Investigation bahwa Korea Utara berada di balik serangan cyber pada Sony Pictures, dan menuntut Amerika Serikat menunjukkan bukti untuk tuduhan tersebut.
Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara juga menyatakan bahwa AS hanya berani bermain di belakang.
"Amerika Serikat, dengan kekuatan fisiknya tidak punya malu bermain petak umpet seperti anak-anak dengan hidung meler, mulai mengganggu operasi Internet dari media utama republik kita," katanya.
Dalam komentar terpisah, Korea Utara membantah terlibat dalam serangan cyber pada operator pembangkit listrik tenaga nuklir Korea Selatan, dan menyebut tudingan itu bagian dari kampanye kotor dari para pemimpin Korea Selatan yang tidak populer.
Seorang pejabat Korea Selatan menyelidiki serangan pekan ini, yang menyebabkan kebocoran data internal dari Korea Hydro and Nuclear Power, mengatakan Seoul tidak mengesampingkan keterlibatan Korea Utara.
----------------------------
----------------------------
DUNIA
Korut Vonis Warga AS Enam Tahun Kerja Paksa
Matthew Todd Miller divonis karena diduga melakukan tindak spionase
Senin, 15 September 2014 | 17:26 WIB
Warga AS, Matthew Todd Miller (tengah), divonis enam tahun kerja paksa oleh Mahkamah Agung Korut, Minggu (14/09/2014) (REUTERS/KCNA )
VIVAnews - Pengadilan
di Korea Utara pada Minggu kemarin menjatuhkan vonis enam tahun kerja
paksa bagi warga negara Amerika Serikat, Matthew Todd Miller. Menurut
hakim, Miller terbukti melakukan tindak kejahatan ketika berkunjung ke
negara pimpinan Kim Jong-un itu sebagai turis.
Kantor berita Reuters, Minggu, 14 September 2014 melansir
Miller yang berusia 24 tahun, masuk ke Korut pada April tahun ini. Dia
diketahui menyobek visa turisnya dan memohon kepada Pemerintah Korut
agar diberikan suaka.
BBC edisi Minggu kemarin melaporkan, dalam catatan yang diajukan ke
pengadilan, merupakan tulisan tangan Miller yang berisi pengakuannya
telah menjadi buronan AS karena terlibat dengan organisasi situs anti
kerahasiaan, Wikileaks. Namun, koresponden BBC, Stephen Evans di Seoul, tidak begitu jelas, apakah catatan itu ditulis dalam keadaan tertekan atau sukarela.
Namun, dalam putusan yang dihasilkan oleh pengadilan dalam Bahasa
Korea, tertulis, hukuman untuk Miller merupakan "pendidikan kembali
kerja paksa". Sayang, tuduhan Miller tidak dijelaskan lebih lanjut di
hadapan publik.
Menurut satu-satunya media asing yang diizinkan untuk meliput sesi
sidang, Miller diadili dengan pasal 64 UU Pidana Korut yang berisi
tuduhan mata-mata. Dalam foto yang dirilis oleh media pemerintah,
terdapat beberapa barang bawaan pribadi Miller, yakni paspor, Iphone,
Ipad, catatan dan visa Korut yang terlihat disobek.
Saat sidang putusan digelar kemarin, pria kelahiran Bakersfield,
California itu duduk dengan kepala menunduk di kursi saksi. Dia terlihat
dikawal dua pasukan Korut.
Menurut jaksa penuntut, suaka yang diajukan Miller hanya
akal-akalan semata. Sebenarnya, dia secara diam-diam menyerahkan
informasi rahasia yang tersimpan di dalam Ipad dan Iphone mengenai
pangkalan militer AS di Korsel.
Bahkan, pengadilan menyebut Miller sengaja menyobek visanya agar
bisa menyelidiki situasi penegakan Hak Asasi Manusia dari dalam penjara
Korut.
Miller menjadi warga AS kedua yang divonis oleh Korut untuk
melakukan kerja paksa. Sebelumnya, Kenneth Bae sudah divonis lebih dulu
15 tahun karena dianggap berencana untuk menggulingkan pemerintahan
Korut yang sah.
Sementara di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri, Darby
Holladay, mengatakan AS telah meminta agar Miller dan Bae agar segera
dibebaskan serta diberi pengampunan oleh Korut. Dalam sebuah pernyataan,
Holladay mengatakan, Deplu AS meminta kepada semua warga AS agar tidak
berkunjung ke Korut.
Selanjutnya, Korut akan segera menyidangkan warga ketiga AS, yakni
Jeffrey Fowle. Dia ditahan pada Mei lalu, karena meninggalkan sebuah
injil di bawah tempat sampah di toilet di Klub pelaut di bagian timur
kota pelabuhan, Chongjin. Deplu pun, ujar Holladay, telah meminta agar
Fowle untuk segera dibebaskan dan bisa berkumpul kembali dengan
keluarga.
-----------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar