Calon Gubernur Muslim Jakarta
Konferensi Pers Peluncuran Gubernur Muslim Jakarta (GMJ)
KH Muhammad Al Khaththath
Sekjen FUI
Berfikir positif (positive thinking) sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai persoalan hidup dan memecahkannya.
Berfikir positif bagi seorang muslim adalah suatu keniscayaan.
Seorang muslim yang keislamannya luar dalam akan melihat bahwa tidak
ada kesulitan yang tiada berakhir. Kesulitan pasti akan berganti dengan
kemudahan. Inna ma’al ‘usri yusra, sesunggunya kesulitan itu pasti
diiringi dengan kemudahan. Dan hasil akhir sesuatu tidak lepas dari
qadar Allah.
Seorang mukmin siap menerima qadar Allah, manis maupun pahit.
Sebab dia memiliki pengetahuan sikap apa yang harus diambil menghadapi
qadar Allah, yang baik maupun yang buruk. Jika mendapatkan sesuatu yang
menyenangkan, maka seorang mukmin akan bersyukur. Sebaliknya, bila
menghadapi penderitaan, maka dia bersabar. Itulah sikap terbaik yang
membuat setiap mukmin berfikir positif dan selalu optimis.
Berfikir positif itulah yang saya tekankan dalam pelatihan Relawan
Calon Gubernur Muslim Jakarta (selanjutnya disebut Relawan GMJ) di
kawasan Jakarta Utara Ahad (24/4) lalu. Relawan GMJ harus senantiasa
berfkir positif dalam mengusung Calon GMJ, menuju Jakarta yang Berkah,
Bersih, dan Beradab.
Relawan GMJ harus yakin bahwa perjuangan mewujudkan Jakarta yang
Berkah, Bersih, dan Beradab yang dipandu oleh Majelis Tinggi Jakarta
Bersyariah adalah perjuangan menolong agama Allah SWT dan yakin bahwa
menolong agama Allah adalah persyaratan untuk mendapatkan pertolongan
Allah (lihat QS. Muhammad ayat 7).
Juga Relawan GMJ harus berfikir positif bahwa untuk memenangkan
Calon GMJ mereka harus kerja keras, juga harus cerdas. Lebih dari kerja
keras dan cerdas, mereka harus ikhlas. Kalau relawan lain ada yang
digaji UMR, alias sekitar tiga juta perbulan, Relawan GMJ mendapatkan
gaji dari Allah SWT berupa jannah yang dijanjikan (lihat QS. At Taubah
ayat 111). Harapan Relawan GMJ adalah kegembiraan di hari kemenangan
(QS. Ar Ruum ayat 4) dan panggilan manis di hari kiamat sebagai orang
yang ridlo (relawan) dan diridloi (QS. Al Fajr ayat 27-30).
Ketika ada peserta yang menanyakan kenapa Calon Gubernur Muslim
Jakarta kok banyak sekali, sampai 21 orang, suara terpecah, mana mungkin
menang melawan Ahok? Maka saya katakan cara membacanya jangan seperti
itu. Gunakan cara membaca dengan positive thinking, yakni bahwa umat
Islam tidak kekurangan stok Calon Gubernur untuk mengalahkan Ahok.
Yang tercatat ada 21 orang, yang tidak tercatat lebih banyak lagi…
Yang pasti komitmen para bacagub akan mempersilakan dan mendukung
siapapun yang dipilih para ulama sebagai Cagub-Cawagub Muslim Jakarta.
Jadi yang terpenting buat kita sebenarnya bukanlah siapa Bacagub
yang akan dipilih ulama menjadi Calon Gubernur Muslim yang didaftarkan
kepada KPUD DKI, apakah Adhyaksa ataukah Yusril?, Sandiaga ataukah
Sjafrie Sjamsoeddin? ataukah yang lain?, tetapi justru yang paling
terpenting adalah kesiapan kita sebagai umat pendukung Calon Gubernur
Muslim Jakarta, sudahkan kita berkomitmen untuk memenangkan Calon GMJ?.
Oleh karena itu, berfikir positif kita dalam mengusung Calon
Gubernur Muslim untuk mewujudkan Jakarta yang berkah, bersih, dan
beradab adalah fokus untuk memenangkan Calon Gubernur Muslim Jakarta.
Untuk itu caranya bagaimana?
Pertama, hilangkan blok mental bahwa Ahok tak terkalahkan.
Seorang ahli riset pemilu mengatakan bahwa Ahok kuat tapi bisa
dikalahkan. Apalagi kasus reklamasi pantai Jakarta yang berbau suap dan
kepentingan para pengembang yang melibatkan orang dekat Ahok dan RS
Sumber Waras yang jelas-jelas melibatkan Ahok sesuai hasil investigasi
BPK telah menurunkan kredibilitas Ahok.
Kredibilitas Ahok semakin jatuh setelah Walikota Jakarta Utara
Rustam Efendi mengundurkan diri terkait kasus penggusuran rakyat kecil
di Luar Batang. Yakinlah bahwa para Calon GMJ justru lebih kredibel
sebagai Calon Gubernur DKI daripada Ahok.
Kedua, hilangkan perasaan minder lantaran Ahok didukung
habis oleh media mainstream. Tidak perlu minder. Sebab, tidak semua
rakyat terpengaruh media. Dan yang terpengaruh media masih bisa kita
pengaruhi. Yang jelas kalau kaum kafir menguasai serangan udara, kita
para pendukung Calon GMJ menguasa wilayah darat, kita bisa masuk keluar
rumah rakyat untuk mengajak mereka mewujudkan Jakarta yang berkah,
Bersih, dan Beradab dengan memilih Calon GMJ pilihan para Ulama.
Ketiga, hilangkan perasaan minder bahwa Ahok didukung
oleh para konglomerat naga dengan duit triliunan untuk membeli suara
rakyat. Tidak usah minder, yang mengikat hati manusia bukan duit, tetapi
aqidah, keyakinan kepada Lailahaillah Muhammadur rasulullah (lihat QS.
Al Anfal ayat 63). Dengan memohon pertolongan Allah SWT, kita berjuang
menghapus virus NPWP (nomer piro wani piro) yang cenderung menghalalkan
suap (money politic) yang jelas dilarang UU Pemilu dan diharamkan dalam
Hadits. Yakinkan kepada umat bahwa menerima uang untuk memilih orang
kafir adalah suatu kehinaan di dunia dan akan mendapatkan murka dan
siksa Allah SWT di akhirat.
Na’udzubillah! Ya, yakinkan rakyat muslim yang mayoritas
bahwa memilih Gubernur Muslim adalah kewajiban agama yang kelak akan
mendapatkan Jannah dan ridlo Allah SWT.
Semoga dengan ketiga langkah strategis di atas, Allah SWT berkenan
membuka jalan kemenangan buat umat Islam dalam Pilgub DKI 2017
mendatang. Wallahul Musta’an!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar