Sabtu, 21 Mei 2016

Fokus Menangkan 
Calon Gubernur Muslim Jakarta
Konferensi Pers Peluncuran Gubernur Muslim Jakarta (GMJ)

KH Muhammad Al Khaththath
Sekjen FUI

Berfikir positif (positive thinking) sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai persoalan hidup dan memecahkannya.   
 
Berfikir positif bagi seorang muslim adalah suatu keniscayaan.  Seorang muslim yang keislamannya luar dalam akan  melihat bahwa tidak ada kesulitan yang tiada berakhir.  Kesulitan pasti akan berganti dengan kemudahan.  Inna ma’al ‘usri yusra, sesunggunya kesulitan itu pasti diiringi dengan kemudahan.   Dan hasil akhir sesuatu tidak lepas dari qadar Allah.   
 
Seorang mukmin siap menerima qadar Allah, manis maupun pahit.  Sebab dia memiliki pengetahuan sikap apa yang harus diambil menghadapi qadar Allah, yang baik maupun yang buruk. Jika mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, maka seorang mukmin akan bersyukur. Sebaliknya, bila menghadapi penderitaan, maka dia bersabar.  Itulah sikap terbaik yang membuat setiap mukmin berfikir positif dan selalu optimis.
 
Berfikir positif itulah yang saya tekankan dalam pelatihan Relawan Calon Gubernur Muslim Jakarta (selanjutnya disebut Relawan GMJ) di kawasan Jakarta Utara Ahad (24/4) lalu. Relawan GMJ harus senantiasa berfkir positif dalam mengusung Calon GMJ, menuju Jakarta yang Berkah, Bersih, dan Beradab. 
 
Relawan GMJ harus yakin bahwa perjuangan mewujudkan Jakarta yang Berkah, Bersih, dan Beradab yang dipandu oleh Majelis Tinggi Jakarta Bersyariah adalah perjuangan menolong agama Allah SWT dan yakin bahwa menolong agama Allah adalah persyaratan untuk mendapatkan pertolongan Allah (lihat QS. Muhammad ayat 7).
 
Juga Relawan GMJ harus berfikir positif bahwa untuk memenangkan Calon GMJ mereka harus kerja keras, juga harus cerdas. Lebih dari kerja keras dan cerdas, mereka harus ikhlas. Kalau relawan lain ada yang digaji UMR, alias sekitar tiga juta perbulan, Relawan GMJ mendapatkan gaji dari Allah SWT berupa jannah yang dijanjikan (lihat QS. At Taubah ayat 111).  Harapan Relawan GMJ adalah kegembiraan di hari kemenangan (QS. Ar Ruum ayat 4) dan panggilan manis di hari kiamat sebagai orang yang ridlo (relawan) dan diridloi (QS. Al Fajr ayat 27-30). 
 
Ketika ada peserta yang menanyakan kenapa Calon Gubernur Muslim Jakarta kok banyak sekali, sampai 21 orang, suara terpecah, mana mungkin menang melawan Ahok? Maka saya katakan cara membacanya jangan seperti itu.  Gunakan cara membaca dengan positive thinking, yakni bahwa umat Islam tidak kekurangan stok Calon Gubernur  untuk mengalahkan Ahok.  Yang tercatat ada 21 orang, yang tidak tercatat lebih banyak lagi…
 
Yang pasti komitmen para bacagub  akan mempersilakan dan mendukung siapapun yang dipilih para ulama sebagai Cagub-Cawagub Muslim Jakarta.   
 
Jadi yang terpenting buat kita sebenarnya bukanlah siapa Bacagub yang akan dipilih ulama menjadi Calon Gubernur Muslim yang didaftarkan kepada KPUD DKI, apakah Adhyaksa ataukah Yusril?,  Sandiaga ataukah Sjafrie Sjamsoeddin? ataukah  yang lain?, tetapi justru yang paling terpenting adalah kesiapan kita sebagai umat pendukung Calon Gubernur Muslim Jakarta, sudahkan kita berkomitmen untuk memenangkan Calon GMJ?.   
 
Oleh karena itu, berfikir positif kita dalam mengusung Calon Gubernur Muslim untuk mewujudkan Jakarta yang berkah, bersih, dan beradab adalah fokus untuk memenangkan Calon Gubernur Muslim Jakarta.  Untuk itu caranya bagaimana? 

Pertama, hilangkan blok mental bahwa Ahok tak terkalahkan. Seorang ahli riset pemilu mengatakan bahwa Ahok  kuat tapi bisa dikalahkan. Apalagi kasus reklamasi pantai Jakarta yang berbau suap dan kepentingan para pengembang yang melibatkan orang dekat Ahok dan RS Sumber Waras yang jelas-jelas melibatkan Ahok sesuai hasil investigasi BPK telah menurunkan kredibilitas Ahok.  
 
Kredibilitas Ahok semakin jatuh setelah Walikota Jakarta Utara Rustam Efendi mengundurkan diri terkait kasus penggusuran rakyat kecil di Luar Batang. Yakinlah bahwa para Calon GMJ justru lebih kredibel sebagai Calon Gubernur DKI daripada Ahok.  

Kedua, hilangkan perasaan minder lantaran Ahok didukung habis oleh media mainstream. Tidak perlu minder. Sebab, tidak semua rakyat terpengaruh media. Dan yang terpengaruh media masih bisa kita pengaruhi. Yang jelas kalau kaum kafir menguasai serangan udara, kita para pendukung  Calon GMJ menguasa wilayah darat, kita bisa masuk keluar rumah rakyat untuk mengajak mereka mewujudkan Jakarta yang berkah, Bersih, dan Beradab dengan memilih Calon GMJ pilihan para Ulama.

Ketiga,  hilangkan perasaan minder bahwa Ahok didukung oleh para konglomerat naga dengan duit triliunan untuk membeli suara rakyat. Tidak usah minder, yang mengikat hati manusia bukan duit, tetapi aqidah, keyakinan kepada Lailahaillah Muhammadur rasulullah (lihat QS. Al Anfal ayat 63). Dengan memohon pertolongan Allah SWT, kita berjuang menghapus virus NPWP (nomer piro wani piro) yang cenderung menghalalkan suap (money politic) yang jelas dilarang UU Pemilu dan diharamkan dalam Hadits. Yakinkan kepada umat bahwa menerima uang untuk memilih orang kafir adalah suatu kehinaan di dunia dan akan mendapatkan murka dan siksa Allah SWT di akhirat.  

Na’udzubillah!  Ya, yakinkan rakyat  muslim yang mayoritas bahwa memilih Gubernur Muslim adalah kewajiban agama yang kelak akan mendapatkan Jannah dan ridlo Allah SWT.   
 
Semoga dengan ketiga langkah strategis di atas, Allah SWT berkenan membuka jalan kemenangan buat umat Islam dalam Pilgub DKI 2017 mendatang. Wallahul Musta’an!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar