Sosok Misterius Sunny Tanuwijaja Sebagai Perantara Suap Reklamasi Teluk Jakarta
Nama Sunny Tanuwidjaja sedang mencuat di pusaran kasus megaproyek Reklamasi Teluk Jakarta terkait dengan suap pengesahan Raperda Zonasi dan Raperda Pesisir. Dua Raperda yang menjadi ‘karpet merah’ bagi proyek reklamasi Teluk Jakarta.
Adalah M Sanusi (tersangka) yang mencuatkan nama Sunny, lewat kuasa hukumnya Krisna Murti. Sunny disebut sebagai penghubung antara Sanusi dengan Presdir PT Agung Podomoro Land (APL) Ariesman Widjaja (tersangka).
Dapat tudingan itu, Ahok langsung gerak cepat keluarkan bantahan. Diakui Ahok, Sunny hanya magang di Balai Kota lantaran sedang proses penyelesaian disertasi untuk memperoleh gelar S3. “Sunny itu tidak beda dengan anak magang,” begitu kata Ahok di Balai Kota DKI, Selasa (5/4).
Wartawan yang ‘mangkal’ di Balai Kota DKI sejak jaman Ahok masih menjadi Wakil Gubernur tentu sudah tidak asing dengan wajah Sunny. Pria berkacamata yang kerap bolak-balik keluar masuk ruangan Ahok, namun belum diketahui sebagai apa saat itu.
Aktual.com coba lakukan penelusuran mengenai sosok Sunny yang disebut Ahok sebagai ‘anak magang’ biasa itu. Dari hasil penelusuran sederhana, sosok Sunny menjadi janggal jika dianggap Ahok sebagai ‘anak magang’ biasa. Mengapa? Ini beberapa alasannya.
Peneliti CSIS
Sunny yang merupakan mahasiswa doktoral di Department of Political Science, Northern Illinois University, tercatat sebagai peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta. Peneliti di Departemen Politik dan Hubungan Internasional di lembaga yang salah satu pendirinya adalah Sofyan Wanandi.
Sofyan sendiri kerap disebut-sebut terkait erat dengan lingkaran ‘9 Taipan’ atau dikenal juga dengan sebutan ‘9 Naga’. Kumpulan pengusaha kelas kakap di Indonesia yang kembali mencuat di kasus suap reklamasi Teluk Jakarta. Yang di dalamnya disebut-sebut antara lain ada bos Agung Sedayu Group (ASG) Sugianto Kusuma alias Aguan. Anak perusahaan dari Agung Sedayu yakni PT Kapuk Naga Indah, diketahui sudah mendapat izin reklamasi, selain PT Muara Wisesa Samudera anak perusahaan dari PT Agung Podomoro Land (APL) yang presdir-nya sudah jadi tersangka.
Mengenai sepak terjang Sofyan yang merupakan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini, pernah diungkap mantan Menteri Koordinator Ekonomi jaman Presiden Megawati Soekarnoputri, Kwik Kwan Gie saat berbicara di sebuah televisi swasta pada 21 Oktober 2014. Saat itu Kwik menyoroti peran Sofyan di belakang Pemerintahan Jokowi-JK. Kwik menyebut Sofyan bisa ‘mendikte’ Jokowi. “Kabar ini menyebar sangat luas,” ujar Kwik saat itu.
Dalam tulisannya yang dimuat di Kompas, (10/2) tahun 2014, Kwik juga melontarkan kewaspadaan terhadap para ‘cukong’ penguasa media.
Ditulis Kwik: “Agar jualan mereka laku, sanjungan terhadap orang yang dijadikan target bisa dilakukan dalam bentuk semacam kampanye oleh media massanya. Dengan
Kembali ke rekam jejak Sunny, sang pria kacamata yang murah senyum.
Dewan Penasihat Populi Center
Sunny tercatat sebagai Board of Advisors (Dewan Penasehat) dari Yayasan Populi Indonesia (Populi Center). Lembaga survey yang dibentuk 6 Juni 2012 lalu saat, tepat tiga minggu sebelum dimulainya masa kampanye Pilkada DKI 2012 yang kelak dimenangkan pasangan Jokowi-Ahok.
Saat ini, Populi tercatat sebagai lembaga survey yang selalu menempatkan Ahok sebagai yang ‘paling unggul’ di Jakarta. Di Desember 2015 lalu, Populi Center menyebut popularitas Ahok hampir 100 persen. Sedangkan di Februari 2016 lembaga yang sama menyebut elektabilitas Ahok di atas 50 persen. Survei Populi Center di pertengahan Maret 2015 pun menarik. Karena berupaya ‘memotret’ persepsi masyarakat terhadap perseteruan Ahok-DPRD DKI saat itu tentang ‘Anggaran Siluman’ yang saat itu sedang ramai diberitakan.
Direktur Eksekutif CDT
CDT adalah singkatan dari Center For Democracy and Transparency (CDT). Dengan alamat situs cdt31. Tertulis sebagai lembaga tempat kajian dan riset opini publik terutama yang terkait dengan pemilihan umum di tingkat nasional dan khususnya pemilihan di daerah-daerah. Lembaga yang juga ikut mempromosikan individu untuk maju sebagai pemimpin itu punya slogan menarik. Yakni ‘Bersih, Transparan dan Profesional’ (BTP).
Pemberitaan di Kompas.com di 16 Agustus 2013, disebutkan kalau Sunny menjabat sebagai Direktur Eksekutif CDT. Namun saat Aktual.com menyambangi situs itu, posisi tersebut sudah diganti dan diisi orang baru, yakni Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
Cucu Pendiri Sinar Mas Group
Berdasarkan penelusuran Aktual.com, Sunny juga diinformasikan merupakan cucu dari Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group di tahun 1962. Perusahaan raksasa yang disebut merupakan salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia yang memiliki banyak anak usaha seperti Asia Pulp & Paper dan produsen minyak sawit PT SMART Tbk. Namun hingga berita ini diturunkan, Sunny belum bisa dikonfirmasi.
Ahok sendiri pernah mengungkapkan soal anak magang dari keluarga pengembang, meski tidak menyebut nama Sunny. Dia hanya mengatakan kalau banyak ‘anak magang’ di Balai Kota DKI yang merupakan anggota keluarga pengembang.
Sumber: http://www.aktual.com/sunny-tanuwidjadja-si-anak-magang-ahok-dan-peneliti-csis/
-----------------------------------------------------------------
Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok
Kabar mengenai Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok, yang
diduga terlibat dalam pusaran penerimaan uang Rp2 miliar oleh Sanusi
dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land (APL), Ariesman Widjaja,
mendapat bantahan dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok).
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok
Kabar mengenai Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok, yang
diduga terlibat dalam pusaran penerimaan uang Rp2 miliar oleh Sanusi
dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land (APL), Ariesman Widjaja,
mendapat bantahan dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok).
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok
Kabar mengenai Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok, yang
diduga terlibat dalam pusaran penerimaan uang Rp2 miliar oleh Sanusi
dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land (APL), Ariesman Widjaja,
mendapat bantahan dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok).
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok
Kabar mengenai Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok, yang
diduga terlibat dalam pusaran penerimaan uang Rp2 miliar oleh Sanusi
dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land (APL), Ariesman Widjaja,
mendapat bantahan dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok).
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok
Kabar mengenai Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok, yang
diduga terlibat dalam pusaran penerimaan uang Rp2 miliar oleh Sanusi
dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land (APL), Ariesman Widjaja,
mendapat bantahan dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok).
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok
Kabar mengenai Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok, yang
diduga terlibat dalam pusaran penerimaan uang Rp2 miliar oleh Sanusi
dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land (APL), Ariesman Widjaja,
mendapat bantahan dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok).
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok
Kabar mengenai Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok, yang
diduga terlibat dalam pusaran penerimaan uang Rp2 miliar oleh Sanusi
dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land (APL), Ariesman Widjaja,
mendapat bantahan dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok).
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok
Kabar mengenai Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok, yang
diduga terlibat dalam pusaran penerimaan uang Rp2 miliar oleh Sanusi
dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land (APL), Ariesman Widjaja,
mendapat bantahan dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok).
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok
Kabar mengenai Sunny Tanuwidjaja Adik Ipar Ahok, yang
diduga terlibat dalam pusaran penerimaan uang Rp2 miliar oleh Sanusi
dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land (APL), Ariesman Widjaja,
mendapat bantahan dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok).
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Ahok mengungkapkan, Sunny hanya sekedar anak magang. Ia menegaskan, Sunni bukanlah anggota keluarga. Soal tudingan Sunny adalah adik Veronica (Istri Ahok) juga dibantah Ahok.”Tidak ada hubungannya. Orang ngarang-ngarang. Vero orang Medan ini orang Jakarta. Aku mana pakai Tanuwidjaja. Hubungan nenek moyang darimana,” sambungnya sembari masuk mobil.
Sebelumnya ramai diberitakan Kuasa hukum anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, Krisna Murti mengatakan ada keterlibatan kerabat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dalam kasus korupsi pembahasan Raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Kerabat Ahok yang bernama Sunny Tanuwijaya itu disebut menjadi penghubung antara dirinya dan pihak pengembang, PT Agung Podomoro Land.
Berdasarkan BAP kliennya, kata Krisna, Sunny bertugas sebagai koordinator antara pihak eksekutif, legislatif, dan pihak pengembang, yakni Agung Podomoro Land. Dalam hubungan itu, Sunny diduga sebagai perantara untuk mengubah kewajiban pengembang.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah ada seseorang berinisial S yang diminta untuk dicegah agar tidak bepergian ke luar negeri terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Informasi di salah satu media online menyebut bahwa seseorang berinisial S itu adalah salah satu staf Ahok.
Namun, Ahok mengaku sudah mengkonfirmasi ke KPK dan Direktorat Jenderal Imigrasi perihal informasi tersebut. Dari informasi yang ia dapat, Ahok menyatakan baik KPK maupun Imigrasi membantah kabar pencegahan itu. “Jadi aku udah cek kok. Enggak benar itu, bohong,” kata Ahok.
Dalam pemberitaan di beberapa media, nama Sunny mulai kerap disebut-sebut dalam kasus yang menjerat Sanusi, yakni suap terkait raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sunny bahkan disebut sudah dicegah ke luar negeri.
“Bahwa sampai saat ini, KPK hanya meminta pencegahan untuk dua nama, pertama Sugianto Kusuma dan yang kedua, Ariesman Widjaja, yang pada Jumat lalu sudah menyerahkan diri ke KPK,” ujar Yuyuk di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto merupakan Chairman Agung Sedayu Group. Sementara itu, Ariesman Widjaja merupakan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land. Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Terungkap ! Sosok Misterius Sunny Tanuwijaja Yang Diisukan Terkait AHOK
KLICK VIDEO CLIP DIBAWAH INI :
https://www.youtube.com/watch?v=atgpvaTBcM0
https://www.youtube.com/watch?v=atgpvaTBcM0&list=RDatgpvaTBcM0#t=3
----------------------------------------
Pengakuan Mengejutkan Sunny Terkait Ahok, Sanusi, Aguan, dan Ariesman
Selasa, 12 April 2016 08:32
KOMPAS.COM/KURNIA SARI AZIZA
Rekan
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Sunny Tanuwidjaja
saat diwawancara wartawan, di Balai Kota, Senin (11/4/2016). Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya mengajukan permohonan pencegahan
Sunny ke luar negeri kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian
Hukum dan HAM. Hal ini terkait dengan penyidikan KPK mengenai kasus
dugaan suap anggota DPRD DKI Jakarta dalam pembahasan revisi peraturan
daerah (Perda) tentang reklamasi pantai utara Jakarta.
BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Nama Sunny Tanuwidjaja belakangan mencuat setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pencegahan kepadanya berpergian ke luar negeri.
Staf Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tersebut pun
membeberkan berbagai hal yang selama ini tidak pernah diketahui.
Termasuk kedekatan Ahok dengan Aguan, hingga bagaimana dirinya berkomunikasi dengan Mohamad Sanusi.
Sunny mengaku berkomunikasi dengan mantan Ketua Komisi Pembangunan DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi terkait pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) reklmasi.
Sunny menghubungi Sanusi di tengah pembahasan Raperda reklamasi.
Dia menghubungi Sanusi demi mempertanyakan alasan pihak DPRD tidak membahas draf Raperda Rencana Tata Ruang yang sudah diajukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
"Saya kontak dia (Sanusi) karena draf dari Bappeda sudah selesai. Kemudian diajukan ke DPRD. Tapi lama tidak bergerak," ujar Sunny di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2016).
Termasuk kedekatan Ahok dengan Aguan, hingga bagaimana dirinya berkomunikasi dengan Mohamad Sanusi.
Sunny mengaku berkomunikasi dengan mantan Ketua Komisi Pembangunan DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi terkait pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) reklmasi.
Sunny menghubungi Sanusi di tengah pembahasan Raperda reklamasi.
Dia menghubungi Sanusi demi mempertanyakan alasan pihak DPRD tidak membahas draf Raperda Rencana Tata Ruang yang sudah diajukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
"Saya kontak dia (Sanusi) karena draf dari Bappeda sudah selesai. Kemudian diajukan ke DPRD. Tapi lama tidak bergerak," ujar Sunny di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2016).
--------------------------------
5 hal yang perlu kamu tahu tentang Sunny Tanuwidjaja
Sunny sudah mengenal Ahok sejak 2009
JAKARTA, Indonesia — Nama Sunny Tanuwidjaja kerap disebut oleh
media setelah ia dicegah oleh Dirjen Imigrasi beberapa waktu lalu
terkait kasus dugaan suap pembahasan rancangan peraturan daerah tentang
reklamasi yang menyeret nama Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Mohammad
Sanusi. Belakangan namanya dihubung-hubungkan dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama. Ia disebut-sebut sebagai "teman akrab" Ahok. Tapi benarkah ia adalah sumber kunci untuk menerangkan kasus suap reklamasi Jakarta?
Berikut 5 hal tentang Sunny untuk membantu Anda menjawab seputar isu reklamasi Jakarta:
Berteman dengan Ahok sejak 2009
Menurut Ahok, hubungannya dengan Sunny sudah seperti seorang teman. Hubungan itu terjalin sejak awal perkenalan pada 2009.
Menurut pengakuan Ahok, Sunny awalnya dekat dengannya karena "staf khusus" Ahok itu sedang menulis disertasi untuk gelar doktoralnya di Department of Political Science, Northern Illinois University, Amerika Serikat.
"Dia mau bikin tesis, lama-lama kita kaya temen saja, kan. Dia datang, kita enggak bayar dia gaji. Aku bilang sih dia lebih condong kaya temen. Bisa saja orang sebut staf khusus karena sering bolak-balik ke sini," kata Ahok.
Sunny dikenal memiliki loyalitas tinggi pada Ahok. Bahkan sebelum Ahok memutuskan akan maju menjadi wakil gubernur pun, Sunny sudah ikut bersamanya.
Sunny, kata Ahok, terkesan dengan gaya berpolitik Gubernur DKI Jakarta tersebut. Saking dekatnya, Sunny pernah mengundang Ahok ke Amerika.
"Dia undang saya ke Amerika, 2010 saya baru berangkat ke Amerika. Kembali, saya bilang mau cawagub DKI, dia pengen lihat.” kata Ahok.
Pernah bertemu Mega dan Surya Paloh
Setelah itu, Sunny mengatur jadwal keseharian Ahok pada 2012 lantaran saat itu Ahok tak memiliki staf, termasuk saat bertemu Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Pilkada selesai dan Ahok terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Pada 2014, kariernya menanjak menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi yang menjadi Presiden RI.
Sunny tetap dekat dengan Ahok, tapi ia menolak menyebut Sunny sebagai stafnya.
Berada di lingkaran keluarga konglomerat
Sunny ternyata pernah bekerja pada Peter Sondakh. Peter adalah pengusaha minyak kelapa dan ekspor kayu melalui Rajawali Grup. Dia juga memiliki usaha media. Forbes merilis kekayaan Peter senilai 2,2 juta USD.
Ahok juga menyebut Sunny juga dekat dengan bos Sinar Mas, Franky Widjaja. Franky adalah anak dari Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group. Dan istri Franky adalah sepupu Sunny.
Jadi direktur LSM yang didirikan Ahok
Ahok mengatakan hingga saat ini Sunny masih menjabat menjadi Direktur Executive dari LSM Centre for Democracy and Transparency (CDT).
CDT merupakan lembaga kajian ilmiah dan opini publik yang didirikan oleh Ahok di Belitung. Lembaga tersebut berdiri sejak 2007.
"Saya kan tidak boleh lagi pegang ormas, jadi saat dia datang dan bilang mau ambil doktor ilmu politik, ya saya kasih semua LSM ke teman-teman saya," kata Ahok.
Blogger
Selain tertarik pada aktivitas Ahok, Sunny juga gemar menulis alias nge-blog. Tulisannya bisa dilihat di kolom Jakartabeat. Sayangnya terakhir dia menulis kolom pada 2011 tentang politik pada 2010.
Baca tulisan-tulisan Sunny di sini.—Rappler.com
------------------------------------
Mantan Jendral Ini Bongkar Kedok Sunny Tanuwidjaja: "Itu lah shadow of government"
Sabtu, 9 April 2016 13:44
Eri Komar Sinaga/Tribunnews.com
Mayjen (Purn) Prijanto
BANGKAPOS.COM,JAKARTA - Sunny Tanuwidjaja dipastikan tidak hanya sekedar staf khusus Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama.
Saat Basuki atau Ahok masih menjabat wakil gubernur DKI Jakarta, Sunny sudah wara-wiri di tempat kerja Basuki, di balai kota.
Wakil Gubernur DKI Jakarta 2007-2012, Mayjen (Purn) Prijanto, mengatakan, walau Sunny bukan pegawai negeri sipil (PNS), tapi Sunny memiliki keistimewaan memasuki ruangan kerja Ahok.
"Itu lah shadow of government (bayangan pemerintahan). Sunny itu kan bukan PNS," kata Prijanto saat diskusi bertajuk 'Reklamasi Penuh Diri' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (9/4/2016).
Prijanto menuturkan, Sunny mengetahui banyak kasus-kasus yang ditangani Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Salah satunya adalah soal hubungan pengembang Agung Podomoro Land dengan Pemprov DKI Jakarta.
Tahun 2013, Prijanto mempersoalkan pembangunan taman dan stadion BMW.
Wakil Gubernur DKI Jakarta 2007-2012, Mayjen (Purn) Prijanto, mengatakan, walau Sunny bukan pegawai negeri sipil (PNS), tapi Sunny memiliki keistimewaan memasuki ruangan kerja Ahok.
"Itu lah shadow of government (bayangan pemerintahan). Sunny itu kan bukan PNS," kata Prijanto saat diskusi bertajuk 'Reklamasi Penuh Diri' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (9/4/2016).
Prijanto menuturkan, Sunny mengetahui banyak kasus-kasus yang ditangani Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Salah satunya adalah soal hubungan pengembang Agung Podomoro Land dengan Pemprov DKI Jakarta.
Tahun 2013, Prijanto mempersoalkan pembangunan taman dan stadion BMW.
-----------------------------------
Siapa Sosok Sunny Tanuwidjaja?
Ahok Kini Buka-bukaan
Rabu, 6 April 2016 20:17
PEMPROV DKI JAKARTA
Gubernur DKI Jakarta, Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama
Ahok bertemu dengan jajajaran manajemen PT Muara Wisesa Samudra, di Balai Kota Jakarta, Selasa (28/04/2015).
Rombongan manajemen anak perusahaan Agung Podomoro Land itu dipimpin Wakil Direktur I Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja.
Kepada Ahok, sapaan Basuki, dijelaskan soal rencana reklamasi Pulau G (Pluit City) beserta pembangunan rumah tinggal, rumah toko, dan perkantorandi atas pulau buatan tersebut.
Setelah melihat pemaparan atas rencana tersebut, Ahok menyoroti soal dampak ditimbulkan bagi lingkungan akibat reklamasi tersebut.
Satu di antaranya adalah kekhawatiran terjadinya pendangkalan.
“Bisa dilewati kapal (nelayan) atau nggak,” ujar Ahok bertanya.
Ariesman yang duduk di sebelah kanannya pun menjawab.
---------------------------------------------------------
KPK kembali periksa Sunny Tanuwidjaja
| 8.592 Views
Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha, di Jakarta, Senin, mengatakan pemeriksaan Sunny sebagai saksi terkait penerimaan hadiah atau janji tentang Raperda Reklamasi dan Raperda tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.
Sebelumnya, Sunny pernah menjalani pemeriksaan di KPK pada Rabu (13/4). Usai pemeriksaan itu, Sunny mengakui menjadi perantara pertemuan antara Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan para pengembang reklamasi Teluk Jakarta.
"Intinya saya menerima informasi dari pengembang dan saya menyampaikannya kepada Pak Gubernur dan eksekutif. Bukan cuma pengembang, kan biasanya Pak Ahok bisa ketemu mereka sendiri, kadang minta bantu saya jadwalkan," kata Sunny seusai diperiksa selama sekitar delapan jam di gedung KPK, Jakarta, Rabu (13/4).
Dalam pemeriksaan kala itu, Sunny juga mengaku ditanya mengenai relasinya dengan Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPRD DKI Jakarta yang menjadi tersangka dalam kasus ini Mohamad Sanusi.
"Ditanya yang simple-simple saja, soal tugas dan fungsi saya di kantor gubernur, peranan saya dalam pembahasan raperda, kemudian juga soal hubungan saya dengan tersangka, Pak Sanusi. Itu saja," tambah Sunny.
Namun Sunny mengaku tidak ditanya mengenai bagi-bagi hadiah atas perannya menghubungkan Ahok dengan para pengembang tersebut. "Enggak, enggak ditanya (pemberian uang). Hanya seputar usulan-usulan raperda," ungkap Sunny.
Sunny juga mengaku tidak ditanya mengenai kewajiban pengembang reklamasi untuk membayar kontribusi 15 persen dalam raperda tata ruang pantai utara Jakarta agar kontribusinya diturunkan hingga hanya menjadi 5 persen.
Editor: Unggul Tri Ratomo
----------------------------------------------------------------
Sunny Tanuwidjaja di Antara Ahok dan Pengusaha
Sunny Tanuwidjaja. Foto: MI/M. Irfan
Metrotvnews.com, Jakarta: KPK mencegah tangkal Sunny Tanuwidjaja selama enam bulan. KPK menyebut Sunny sebagai staf khusus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Sementara Basuki alias Ahok mengatakan Sunny anak magang di kantornya untuk menyelesaikan desertasi. Lalu, Ahok meralat dengan menyebut Sunny penasihat politik.
Nama Sunny jadi perbincangan setelah kasus suap kepada Mohamad Sanusi, saat menjabat anggota DPRD DKI Jakarta, terungkap. Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menyampaikan Sunny disebut-sebut dalam pemeriksaan.
Siapa Sunny? Siang ini, pria berkaca mata itu menampakkan diri di Balai Kota. Ia bekerja seperti biasa meski dicekal.
Saat ditanya apa posisinya di Pemerintahan DKI, Sunny mengatakan tidak pasti. "Pokoknya tugas saya bantu Pak Ahok, kasih dia masukan. Seperti itu saja," kata Sunny, Senin (11/4/2016).
Sunny mengaku ikut Ahok sejak pria asal Kecamatan Gantong, Kabupaten Belitung Timur, ini menjabat Wakil Gubernur. Kepentingan Sunny adalah penelitian untuk menyelesaikan disertasinya di bidang politik.
Waktu berlalu, Sunny pun sering diajak Ahok saat bertemu pengusaha atau politikus. "Supaya ada saksi katanya," ucap Sunny.
Sunny mengaku kadang kala dirinya memberi masukan kepada Ahok terkait keputusan politik. Kendati demikian, Sunny tak mau disebut konsultan politik Ahok.
Bisa Bantu Pengusaha Temui Ahok
Sunny mengakui banyak pihak swasta meminta bantuan dirinya agar bisa bertemu Ahok. Menurut Sunny, banyak pihak swasta kesulitan menemui Ahok karena tak mengetahui jam kerja. "Jadi, kadang-kadang via saya," kata Sunny.
Meski demikian, Sunny mengatakan, orang yang ingin menemui Ahok tidak mesti lewat dirinya. Menurut dia, banyak juga ingin langsung ketemu Ahok.
Orang yang meminta bantuan, lanjut Sunny, kebanyakan yang mengetahui hubungan pria berkaca mata ini dengan Ahok. "Karena kenalnya sama saya."
Sunny menyebut, bos PT Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan dan CEO PT APL Trihatma Haliman Kusuma bisa ketemu Ahok tidak lepas dari perannya.
Banyak juga pihak swasta ingin bertemu Ahok karena tahu Ahok dekat dengan Presiden Joko Widodo. Mereka berharap, pembicaraannya dengan Ahok sampai ke telinga Presiden.
Kerap Kali Bertemu
Sunny mengakui bisa mempertemukan sejumlah pengusaha dengan Ahok. Namun, atas dasar izin Ahok, bukan intervensi Sunny. Menurut Sunny, Aguan bertemu Ahok setidaknya sebulan sekali.
Tanya hanya Aguan, Ahok juga kerap menemui pengusaha lain. Namun, dia menegaskan tak bisa mencampuri keputusan Ahok ingin bertemu siapa.
"Yang lain juga begitu ketemunya sebulan sekali. Rata-rata sama, tidak berbeda jauh," ungkapnya.
Kuasa hukum Sanusi, Krisna Murti, menyebut Sunny penghubung Sanusi dengan Presdir PT APL Ariesman Widjaja. Sanusi ditangkap dalam operasi tangkap tangan di sebuah mal di Jakarta.
Dari tangan Sanusi, tim KPK menemukan uang Rp1 miliar. Uang itu diduga suap terkait Rancangan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta dan Raperda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil Jakarta.
Tersangka kasus ini selain Sanusi adalah Ariesman dan karyawan PT APL Trinanda Prihantaro. Sedangkan yang dicekal selain Sunny adalah Aguan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar