BUSINESS MAN INDONESIAN
MR. CHAIRUL TANJUNG,
SEBELUMNYA MARI KITA LAGU MARGA2 BATAK
(Written By: Ust.H.Rayyan Syahrial Hasibuan).
MR. CHAIRUL TANJUNG,
SEBELUMNYA MARI KITA LAGU MARGA2 BATAK
(Written By: Ust.H.Rayyan Syahrial Hasibuan).
"Lagu Tentang Batak Nauli"
Suasana bersalaman dgn Bapak Chairul Tanjung (Perayaan Natal CT Corp 2017) - Christmas Remixed Party
Imam Shamsi Ali - Keberhasilan Dakwah di Amerika - YouTube
Chaerul Tanjung [Menko Perekonomian RI] ingatkan
Menpora dan Chairul Tanjung Narsum di Youth Motivator
Mr. Chairul Tanjung Remarks at The International Conference on
Chairul Tanjung, Hanya Pendidikan Yang Dapat Memotong Rantai Kemiskinan
CHAIRUL TANJUNG CREATIVE THINKING
SELEBRITA SIANG - Pemotongan Tumpeng Oleh
7 Tips Sukses Berwirausaha Ala Chairul Tanjung
CT Corp Ambil Alih 100% Saham Carrefour
JAKARTA - CT Corp melalui PT Trans
Retail mengambil alih 100 persen saham PT Carrefour Indonesia dengan
pembiayaan senilai 750 juta dolar AS.
"Pada Senin (19/11) telah ditandatangai perjanjian pembelian saham dengan Carrefour Perancis untuk membeli sisa 60 persen PT Carrefour Indonesia," kata CEO CT Corp Chairul Tanjung di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, Trans Retail mendapat pinjaman dari 10 bank internasional untuk membeli saham PT Carrefour Indonesia sejumlah 750 juta dolar AS atau Rp 7,2 triliun.
Dia menyebutkan bank-bank itu adalah Credit Susse, BNP Paribas, J P Morgan Securities, ING Bank, ANZ, Goldman Sachs, Deutsche Bank, Royal Bank of Scotland, Standard Chartered Bank, dan Bank of Tokyo.
"Pinjaman ini jangka waktunya tiga tahun dengan bunga 5 persen. Ini kan perusahaan asing dibeli Indonesia dengan uang asing," ujarnya.
Dia mengatakan, PT Trans Retail Indonesia masih diberi hak lima tahun untuk menggunakan merek "Carrefour".
Menurut dia, ke depan akan digunakan "double brand" yaitu Trans Carrefour.
Chairul berharap kinerja Trans Carrefour berjalan dengan baik sehingga bisa meningkatkan pendapatan. Selain itu, tenaga kerja asing yang sebelumnya ada di PT Carrefour Indonesia akan dipertahankan terlebih dulu selama enam bulan ke depan.
"Selanjutnya kami yang menentukan mengenai tenaga kerja asing itu," katanya.
Menurut dia, sebelumnya Trans Ritel sudah membeli 40 persen saham PT Carrefour Indonesia dan saat ini telah dikuasai 100 persen. Hal itu menurut dia agar perdagangan Indonesia dikuasi pihak lokal.
Berdasarkan data CT Corp, PT Carrefour Indonesia saat ini menguasai 40 persen pasar ritel di segmen hypermarket dan supermarket dengan jaringan operasional terdiri dari 85 gerai atau pusat perdagangan di 28 kota di Indonesia dengan jumlah karyawan sebanyak 28.000 orang.
Perusahaan itu bermitra dengan lebih dari 4.000 pemasok dengan 70 persen diantaranya adalah Usaha Kecil dan Menengah dan melayani lebih dari 72 juta pelanggan di seluruh Indonesia.
Trans Retail mengakuisisi 40 persen saham PT Carrefour Indonnesia pada April 2010 dan penjualannya melampaui 1,3 miliar dolar AS pada 2011. (tk/ant)
CT: Pengusaha Bisa Diciptakan"Pada Senin (19/11) telah ditandatangai perjanjian pembelian saham dengan Carrefour Perancis untuk membeli sisa 60 persen PT Carrefour Indonesia," kata CEO CT Corp Chairul Tanjung di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, Trans Retail mendapat pinjaman dari 10 bank internasional untuk membeli saham PT Carrefour Indonesia sejumlah 750 juta dolar AS atau Rp 7,2 triliun.
Dia menyebutkan bank-bank itu adalah Credit Susse, BNP Paribas, J P Morgan Securities, ING Bank, ANZ, Goldman Sachs, Deutsche Bank, Royal Bank of Scotland, Standard Chartered Bank, dan Bank of Tokyo.
"Pinjaman ini jangka waktunya tiga tahun dengan bunga 5 persen. Ini kan perusahaan asing dibeli Indonesia dengan uang asing," ujarnya.
Dia mengatakan, PT Trans Retail Indonesia masih diberi hak lima tahun untuk menggunakan merek "Carrefour".
Menurut dia, ke depan akan digunakan "double brand" yaitu Trans Carrefour.
Chairul berharap kinerja Trans Carrefour berjalan dengan baik sehingga bisa meningkatkan pendapatan. Selain itu, tenaga kerja asing yang sebelumnya ada di PT Carrefour Indonesia akan dipertahankan terlebih dulu selama enam bulan ke depan.
"Selanjutnya kami yang menentukan mengenai tenaga kerja asing itu," katanya.
Menurut dia, sebelumnya Trans Ritel sudah membeli 40 persen saham PT Carrefour Indonesia dan saat ini telah dikuasai 100 persen. Hal itu menurut dia agar perdagangan Indonesia dikuasi pihak lokal.
Berdasarkan data CT Corp, PT Carrefour Indonesia saat ini menguasai 40 persen pasar ritel di segmen hypermarket dan supermarket dengan jaringan operasional terdiri dari 85 gerai atau pusat perdagangan di 28 kota di Indonesia dengan jumlah karyawan sebanyak 28.000 orang.
Perusahaan itu bermitra dengan lebih dari 4.000 pemasok dengan 70 persen diantaranya adalah Usaha Kecil dan Menengah dan melayani lebih dari 72 juta pelanggan di seluruh Indonesia.
Trans Retail mengakuisisi 40 persen saham PT Carrefour Indonnesia pada April 2010 dan penjualannya melampaui 1,3 miliar dolar AS pada 2011. (tk/ant)
SURABAYA – Pengusaha bisa diciptakan oleh kondisi
lingkungan. Situasi ekonomi keluarga yang sulit dan tuntutan untuk meraih hidup
lebih baik bisa melahirkan seorang pengusaha. Dengan kerja keras dan kemampuan
menangkap peluang, seseorang bisa sukses menjadi pengusaha. Modal uang bukan satu-satunya
pendukung seseorang memulai usaha. Jejaring sosial atau social capital memungkinkan seseorang mendapatkan
akses memperoleh modal uang.
“Saya bukan termasuk pengusaha yang dilahirkan
karena saya bukan dari keluarga pengusaha dan penguasa yang mendapatkan
fasilitas. Saya menjadi pengusaha karena diciptakan oleh kondisi keluarga yang
kurang beruntung,” kata Chairul Tanjung pada pidato yang disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kewirausahaan pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Airlangga di Surabaya, Sabtu (18/4).
Hadir pada pidato pengukuhan besar yang berjudul CT-Preneurship: Perpaduan Pragmatisme, Idealisme, dan Tata Nilai Indonesia itu antara lain mantan
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono, mantan Wapres
Boediono dan Ibu Herawati Boediono, Ketua DPR RI Setya Novanto, para pimpinan
lembaga tinggi negara, para gubernur, dan rector dari berbagai universitas.
Chairul Tanjung (CT) adalah profesor yang ke-438 di Universitas Airlangga. Pada
2013, CT meraih doktor honoris causa dari universitas ini.
Selain pengusaha yang dilahirkan dari keluarga
pengusaha, seorang pengusaha juga dilahirkan oleh keluarga penguasa yang
memiliki kekuasaan besar. Mereka bisa bertumbuh menjadi pengusaha berkat fasilitas
yang diberikan. CT adalah pengusaha yang tumbuh karena situasi ekonomi keluarga
dan tuntutan untuk meraih hidup lebih baik.
Ada juga pengusaha yang lahir karena hobi atau
kegemaran. CT menyebutkan Mark Zuckerberg, pencipta Facebook dan Steve Jobs, pendiri
Apple sebagai contoh mereka yang sukses sebagai pengusaha karena hobi.
Seorang pengusaha, kata CT, harus mampu menangkap
peluang dan menciptakan peluang. Bob Sadino adalah contoh pengusaha yang mampu
membaca dan menangkap peluang ketika menyediakan bahan kebutuhan pokok di pasar
swalayan Kem Chicks. Sedangkan Tirto Utomo adalah contoh pengusaha yang sukses
menciptakan peluang lewat air minum kemasan bermerek Aqua. Jika tidak peluang
yang datang, seorang pengusaha harus bias menciptakan peluang.
Pebisnis juga memerlukan kemampuan eksekusi dan
untuk memiliki kemampuan eksekusi, pengusaha perlu memiliki enam karakteristik sebagai
prasyarat, yakni kerja keras, pantang menyerah, detail, perfeksionis, disiplin,
dan tidak kompromi terhadap hasil akhir. Untuk mencapai sukses, pengusaha harus
bisa mendayagunakan para profesional, yakni leader dan
manajernya.
Pengusaha juga dituntut memiliki intuisi dan
intuisi merupakan endapan pengetahuan, informasi, dan pengalaman berusaha. “Intuisi
itu rasional karena intuisi merupakan endapan pengetahuan dan pengalaman.
Pengusaha sukses biasanya memiliki intuisi yang baik,” ujar CT.
Pragmatisme dan Idealisme
Bisnis adalah sesuatu yang pragmatis. Karena
pragmatisme itu, kata CT, pengusaha kadang tergelincir. Ada pengusaha yang
menghalalkan segala cara. “Ini tidak baik. Pengusaha wajib memiliki idealisme
dan menerapkan nilai-nilai bisnis yang baik,” paparnya.
Pragmatisme dan idealisme, demikian CT, bukan
minyak dan air yang tidak bisa disatukan. Orang yang hanya berpikir pragmatis
cenderung untuk menghalalkan segala cara. Sedangkan seseorang yang terlalu idealis,
takkan bisa mengembangkan bisnis karena terlalu banyak pertimbangan dan tak
mampu mengambil keputusan cepat pada saat yang dibutuhkan. Karena itu,
pragmatisme dan idealisme harus dipadukan.
“CT-Preneurship merupakan akumulasi pemikiran yang
bersumber pada tiga hal, yakni pengalaman berusaha dengan segala kegagalan dan
kesuksesan, idealisme yang dianut, dan tata nilai budaya Indonesia dengan aspek
religi yang saya anut dan jalankan dalam meraih keberkahan Tuhan,” ungkap
pendiri Citi Corpora ini.
Ia menegaskan, idealismenya sebagai pengusaha
mewajibkan dirinya menyampaikan hal yang baik kepada generasi muda agar ketika
menjadi pengusaha, mereka tidak terjebak pada pragmatisme belaka, yang hanya mengejar
keuntungan tanpa mempertimbangkan dampak dan manfaat yang dapat mereka
kontribusikan kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
The CT Way, demikian CT, bias diperas
dalam 10 butir. Pertama, mulai usaha dengan niat baik. Kedua, baca dan tangkap
peluang yang ada. Jika tidak ada, pengusaha harus bisa menciptakan peluang.
Ketiga, uang bukan modal utama. Keempat, buy
the future with the present value. Kelima, menjadikan kegagalan
sebagai sababat baik. Keenam, kerja keras, pantang menyerah, detail, tidak
kompromi terhadap hasil akhir, disiplin, dan perfeksionis. Ketujuh, intuisi
adalah sesuatu yang rasional. Kedelapan, ambil keputusan, cari solusi, bukan
masalah. Kesembilan, pragmatisme dan idealisme bukan minyak dan air. Kesepuluh,
mencari keberkahan Tuhan. (ros)
Chairul Tanjung MBA (ejaan Soewandi: Chairul Tandjung, lahir di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 55 tahun[1]) adalah pengusaha asal Indonesia. Ia menjabat sebagai Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa sejak 19 Mei 2014 hingga 20 Oktober 2014. Namanya dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp.[2]
Chairul memulainya bisnisnya ketika ia kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia[2]. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya.[3][4] Kini perusahaan konglomerasi miliknya CT Corp, menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources.[3]
Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan foto kopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun bangkrut.[3] Selepas kuliah, Chairul mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor[7] Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.[7]
Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.[3]
Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti).[1]
Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo.[8] Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.[8]
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall.[3] Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999.[1] Sementara di bidang investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ini ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.[9]
Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes menempatkan Chairul sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ia berada di urutan ke-937 dengan total kekayaan mencapai USD 1 miliar.[10] Satu tahun kemudian, menurut Forbes, kekayaan Chairul telah meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni dengan total kekayaan USD 2,1 miliar.[11] Tahun 2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar USD 4 miliar dan termasuk orang terkaya nomor 375 dunia.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.[12]
Dalam hal investasi, Chairul memiliki idealisme bahwa perusahaan lokalpun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional.[9]. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri. Baginya ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi ini merupakan upaya perusahaan nasional agar bisa berdiri sendiri dan jadi tuan rumah di negeri sendiri[9]
Menurutnya modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Namun kemauan dan kerja keras, merupakan hal paling pokok yang harus dimiliki seseorang yang ingin sukses.[6] Baginya mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Di mana membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Di sinilah pentingnya berjejaring dalam menjalankan bisnis.[13]
Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda sudah seharusnya sabar, dan mau menapaki tangga usaha satu persatu.[8] Menurutnya membangun sebuah bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan.[8] Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika, karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati pasar.[8] Membangun integritas adalah penting bagi Chairul. Adalah manusiawi ketika berusaha, seseorang ingin segera mendapatkan hasilnya. Namun tidak semua hasil bisa diterima secara langsung.[8]
Chairul Tanjung | |
---|---|
Chairul Tanjung sebagai Menteri Koordinator Perekonomian di Kabinet Indonesia Bersatu II (2014) | |
Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia ke-14 | |
Masa jabatan 19 Mei 2014 – 20 Oktober 2014 |
|
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Didahului oleh | Hatta Rajasa |
Digantikan oleh | Sofyan Djalil |
Menteri Kehutanan Indonesia Pelaksana Tugas |
|
Masa jabatan 1 Oktober 2014 – 20 Oktober 2014 |
|
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Didahului oleh | Zulkifli Hasan |
Digantikan oleh | Siti Nurbaya Bakar |
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pelaksana Tugas |
|
Masa jabatan 11 September 2014 – 20 Oktober 2014 |
|
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Didahului oleh | Jero Wacik |
Digantikan oleh | Sudirman Said |
Ketua Umum PBSI ke-4 | |
Masa jabatan 2000–2004 |
|
Didahului oleh | Subagyo HS |
Digantikan oleh | Djoko Santoso |
Informasi pribadi | |
Lahir | 16 Juni 1962 Jakarta, Indonesia |
Suami/istri | Anita Ratnasari Tanjung |
Relasi | Chairal Tanjung (adik) |
Anak | Putri Indahsari Tanjung Rahmat Dwiputra Tanjung |
Tempat tinggal | Jalan Teuku Umar No 50 Menteng Jakarta Pusat |
Alma mater | Universitas Indonesia Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen |
Pekerjaan | Pemilik (CEO) utama CT Corp |
Agama | Islam |
Tanda tangan |
Chairul Tanjung
Chairul Tanjung MBA (ejaan Soewandi: Chairul Tandjung, lahir di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 55 tahun[1]) adalah pengusaha asal Indonesia. Ia menjabat sebagai Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa sejak 19 Mei 2014 hingga 20 Oktober 2014. Namanya dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp.[2]
Chairul memulainya bisnisnya ketika ia kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia[2]. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya.[3][4] Kini perusahaan konglomerasi miliknya CT Corp, menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources.[3]
Daftar isi
Asal usul
Chairul Tanjung lahir di Jakarta dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah. Ayahnya adalah seorang wartawan pada orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil.[1] Sedangkan ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga. Ayah Chairul berasal dari Sibolga, Sumatera Utara, sedangkan ibunya dari Cibadak, Jawa Barat.[5] Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu[1]. Keadaan ini memaksa orang tuanya menjual rumah dan mereka tinggal di kamar losmen yang sempit.[1]Karier dan kehidupan
Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Negeri 1 Jakarta pada tahun 1981, Chairul masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.[6] (lulus 1987[1]). Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis dan juga mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.[1]Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan foto kopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun bangkrut.[3] Selepas kuliah, Chairul mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor[7] Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.[7]
Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.[3]
Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti).[1]
Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo.[8] Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.[8]
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall.[3] Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999.[1] Sementara di bidang investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ini ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.[9]
Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes menempatkan Chairul sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ia berada di urutan ke-937 dengan total kekayaan mencapai USD 1 miliar.[10] Satu tahun kemudian, menurut Forbes, kekayaan Chairul telah meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni dengan total kekayaan USD 2,1 miliar.[11] Tahun 2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar USD 4 miliar dan termasuk orang terkaya nomor 375 dunia.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.[12]
Pemikiran
Chairul menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan jaringan adalah penting. Selain itu memiliki rekanan yang baik sangat diperlukan.[13] Membangun relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul, pertemanan yang baik akan membantu proses berkembangnya bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis pada kondisi tidak bagus (baca: sepi pelanggan) maka jejaring bisa diandalkan. Bagi Chairul, bahkan berteman dengan petugas pengantar surat pun adalah penting[13]Dalam hal investasi, Chairul memiliki idealisme bahwa perusahaan lokalpun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional.[9]. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri. Baginya ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi ini merupakan upaya perusahaan nasional agar bisa berdiri sendiri dan jadi tuan rumah di negeri sendiri[9]
Menurutnya modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Namun kemauan dan kerja keras, merupakan hal paling pokok yang harus dimiliki seseorang yang ingin sukses.[6] Baginya mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Di mana membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Di sinilah pentingnya berjejaring dalam menjalankan bisnis.[13]
Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda sudah seharusnya sabar, dan mau menapaki tangga usaha satu persatu.[8] Menurutnya membangun sebuah bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan.[8] Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika, karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati pasar.[8] Membangun integritas adalah penting bagi Chairul. Adalah manusiawi ketika berusaha, seseorang ingin segera mendapatkan hasilnya. Namun tidak semua hasil bisa diterima secara langsung.[8]
Menko Perekonomian
Pada 16 Mei 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian. Ia menggantikan Hatta Rajasa yang telah resmi mengundurkan diri. "Saya telah mengambil kesimpulan untuk mengangkat saudara Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian yang baru" kata SBY di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta.[14][15] Pelantikan Chairul Tanjung dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Senin, 19 Mei 2014 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 2014. Hatta Rajasa mengundurkan diri karena maju menjadi calon wapres Prabowo Subianto dalam pilpres 2014 dengan dukungan dari Partai Gerindra, PAN, PKS, Golkar dan PPP.[16].Guru Besar
Pada 18 April 2015, Chairul Tanjung dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu kewirausahaan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya[17]. Pengukuhan tersebut dilakukan di ruang Garuda Mukti, Gedung Rektorat, kampus C Unair. Ia menjadi guru besar ke-438 Unair[18].Latar belakang pendidikan
- SD Van Lith, Jakarta (1975)
- SMP Van Lith, Jakarta (1978)
- SMA Negeri I Boedi Oetomo, Jakarta (1981)
- Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
- Executive IPPM (MBA; 1993)
Penghargaan
- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Award 2015 [19].
Referensi
- ^ a b c d e f g h http://www.pdat.co.id. Chairul Tanjung. (diakses 21 April 2010)
- ^ a b bisnis.vivanews.com. Chairul Tanjung Melejit Jadi Orang Kaya Dunia. (diakses 22 April 2010)
- ^ a b c d e http://www.tokohindonesia.com. Chairul Tanjung: "The Rising Star". (diakses 19 April 2010)
- ^ http://www.merryriana.com. Merry Riana |characters of The Richest.(diakses 25 Januari 2016)
- ^ Chairul Tanjung, Tjahja Gunawan Diredja; Chairul Tanjung, Si Anak Singkong, Penerbit Buku Kompas, 2012
- ^ a b bisnis.vivanews.com. Melejit Berbekal Selembar Kain. (diakses 19 April 2010)
- ^ a b http://www.andriewongso.com. Chairul Tanjung.(diakses 19 April 2010)
- ^ a b c d e f http://www.beritajatim.com. Chairul Tanjung; Dari Bisnis Kaos ke Raja Media.(diakses 22 April 2010)
- ^ a b c http://www.detikfinance.com. Alasan Chairul Tanjung Beli Carrefour. (diakses 20 April 2010)
- ^ http://www.forbes.com. #937 Chairul Tanjung. (diakses 20 April 2010)
- ^ Artikel: " Ini dia 40 orang terkaya Indonesia" di detik.com
- ^ Artikel: "30 Tahun Berbisnis, Chairul Tanjung 'Resmikan' CT Corp" di detik.com
- ^ a b c http://www.neraca.co.id. Chairul Tanjung, Entrepreneur ; Belajar Makna Hidup dan Bisnis Lewat Chairul Tanjung. (diakses 20 April 2010)
- ^ Artikel:"Ini Alasan CT Menerima Jabatan Menko Perekonomian" di Kompas.com
- ^ Artikel:"Chairul Tanjung Resmi Menjadi Menko Perekonomian" di Kompas.com
- ^ SBY Tunjuk Chairul Tanjung Jadi Menko Perekonomian
- ^ Artikel:"Chairul Tanjung Dikukuhkan Menjadi Guru Besar Unair " di detik.com
- ^ Artikel:"CT Dikukuhkan Menjadi Guru Besar Unair, SBY: Ikuti Jejaknya" di detik.com
- ^ Artikel:"Dinilai Berkontribusi dalam Syiar Islam, Chairul Tanjung Raih MUI Award" di detik.com
Pranala luar
- (Indonesia) Chairul Tanjung di tokohindonesia.com
- (Indonesia) Inspirasi Entrepreneurship dari Chairul Tandjung
- (Indonesia) Chairul Tanjung - Para group Chairman
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Hatta Rajasa |
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia 2014 |
Diteruskan oleh: Sofyan Djalil |
Didahului oleh: Zulkifli Hasan |
Pelaksana Tugas Menteri Kehutanan Indonesia 2014 |
Diteruskan oleh: Siti Nurbaya Bakar |
Didahului oleh: Jero Wacik |
Pelaksana Tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia 2014 |
Diteruskan oleh: Sudirman Said |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar