Senin, 30 Mei 2016

Mr.Thinker Kata Rayyan Berkata: 

"HARAM HUKUMNYA MENDO'A-KAN ORANG KAFIR UNTUK AMPUNAN (SETELAH DIA MATI KAFIR) DAN KESELAMATAN ATAU MEMBERI SALAM/SELAMAT (ASSALAAMU 'ALAIKUM) KEPADA MEREKA (KETIKA MEREKA MASIH HIDUP), KARENA MEREKA (ORANG2 KAFIR) ITU TIDAK BERIMAN ALIAS KAFIR TERHADAP ALLOH DAN ROSULNYA, KECUALI DAN HANYA BOLEH MENDO'A-KAN MEREKA (ORANG2 KAFIR) AGAR MENDAPAT HIDAYAH ALLOH UNTUK MASUK ISLAM".                (Writter By: Ust.H.Rayyan S. Hasibuan).

 

Keterangan:                                                     

Banyak ulama yg memberi batasan bahwa orang kafir yg didoakan kebaikan, harus bukan dalam kategori kafir harbi (yakni kafir yg memerangi Kaum Muslimin seperti Ahok, dll…) Dan ini sangatlah tepat… Syeikh Albani -rohimahulloh- mengatakan:

ولكن لا بد أن يلاحظ الداعي أن لا يكون الكافر عدواً للمسلمين
Akan tetapi, orang yg mendoakan kebaikan harus memperhatikan, bahwa orang kafir tersebut bukanlah musuh (perang) bagi Kaum Muslimin. (Syeikh Al-Bani dalam Ta’liq Kitab Adab Mufrod 1/430).

Dan dalil paling tegas dalam masalah ini adalah FIRMAN ALLOH TA'AALA:

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ (*) وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ إِلَّا عَنْ مَوْعِدَةٍ وَعَدَهَا إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ لِلَّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَأَوَّاهٌ حَلِيمٌ                           "Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman, memintakan ampun (kepada Allah) untuk orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni (neraka) jahim. Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (at-Taubah: 113-114)".   

Para ulama telah sepakat (Ijma’) bahwa hal ini diharamkan:

قال النووي رحمه الله : وأما الصلاة على الكافر والدعاء له بالمغفرة فحرام بنص القرآن والإجماع
Imam Nawawi -rohimahulloh- mengatakan: “Adapun menyolati orang kafir, dan mendoakan agar diampuni dosanya, maka ini merupakan perbuatan haram, berdasarkan nash Alqur’an dan Ijma’. (al-Majmu’ 5/120).

وقال ابن تيمية رحمه الله: إن الاستغفار للكفار لا يجوز بالكتاب والسنَّة والإجماع
Ibnu Taimiyah -rohimahulloh- juga mengatakan: Sesungguhnya memintakan maghfiroh untuk orang-orang kafir tidak dibolehkan, berdasarkan Alqur’an, Hadits, dan Ijma’. (Majmu’ul Fatawa 12/489)

Diantara dalil dalam masalah ini adalah dibolehkannya kita menjawab salamnya orang kafir, walaupun bolehnya hanya sebatas “wa’alaikum“, sebagaimana sabda Nabi –shollallohu alaihi wasallam-:
إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الكِتَابِ فَقُولُوا: وَعَلَيْكُمْ
“Jika seorang Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) mengucapkan salam kepada kalian, maka jawablah dg ucapan: “Wa’alaikum“. (HR. Bukhori [5788], dan Muslim [4024])

Mendoakan agar mereka mendapatkan hidayah:
Para Ulama telah sepakat (Ijma’) akan bolehnya hal ini, diantara dalilnya adalah hadits berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَدِمَ الطُّفَيْلُ وَأَصْحَابُهُ فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ دَوْسًا قَدْ كَفَرَتْ وَأَبَتْ، فَادْعُ اللَّهَ عَلَيْهَا! فَقِيلَ: هَلَكَتْ دَوْسٌ! فَقَالَ: اللَّهُمَّ اهْدِ دَوْسًا وَائْتِ بِهِمْ!ـ
Abu Huroirah -rodliallohu anhu- mengatakan: (Suatu hari) At-Thufail dan para sahabatnya datang, mereka mengatakan: “ya Rosululloh, Kabilah Daus benar-benar telah kufur dan menolak (dakwah Islam), maka doakanlah keburukan untuk mereka! Maka ada yg mengatakan: “Mampuslah kabilah Daus”. Lalu beliau mengatakan: “Ya Allah, berikanlah hidayah kepada Kabilah Daus, dan datangkanlah mereka (kepadaku). (HR. Bukhori 2937 dan Muslim 2524, dg redaksi dari Imam Muslim)

Hadits berikut juga menunjukkan bolehnya mendoakan agar mereka mendapatkan hidayah:

عَنْ أَبِي مُوسَى رضي الله عنه، قَالَ: كَانَ الْيَهُودُ يَتَعَاطَسُونَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْجُونَ أَنْ يَقُولَ لَهُمْ يَرْحَمُكُم اللَّهُ، فَيَقُولُ: يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
Abu Musa -rodliallohu anhu- mengatakan: “Dahulu Kaum Yahudi biasa berpura-pura bersin di dekat Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, mereka berharap beliau mau mengucapkan doa untuk mereka “yarhamukalloh (semoga Allah merahmati kalian)”, maka beliau mengatakan doa: “yahdikumulloh wa yushlihabalakum (semoga Allah memberi hidayah kepada kalian, dan memperbaiki keadaan kalian)” (HR. Tirmidzi 2739 , dan yg lainnya, dishohihkan oleh Syeikh Albani)

 

SO..., IDZAN..., KALAU BEGITU..., JIKA BENAR BERITA DIBAWAH INI, BERARTI: YUSRIL YANG RESMI DIDUKUNG OLEH "DEWAN DA'WAH ISLAM INDONESIA" UNTUK MENJADI GUBERNUR JAKARTA PADA PILKADA FEBRUARI 2017 ADALAH ORANG YANG TIDAK FAHAM TERHADAP DIENUL-ISLAM KECUALI SEDIKIT. 

 

SEDANGKAN SALAH SATU SYARAT UNTUK DIJADIKAN/DIPILIH SEBAGAI PEMIMPIN DALAM DIENUL-ISLAM ADALAH: "FAQIH/FAHAM TERHADAP DIENUL-ISLAM", BUKAN SEKEDAR SEORANG PROFESSOR, DR, MA, LC, ATAU S1, S2, S3, S4, S MAMBO. S TELER, DLL YANG TELER2 (YANG TIDAK JELAS DAN TIDAK FAHAM TERHADAP DIENUL-ISLAM), DLL TETEK BENGEK IJAZAH YANG SAMA SEKALI TIDAK AKAN DIPERTANYAKAN OLEH MALAIKAT DI HARI KIAMAT.

 

MAKA DARI ITU MR.THINKER KATA RAYYAN, KETIKA DI TIMUR-TENGAH KURANG LEBIH 23TAHUN, TIDAK MENGEJAR TITEL DUNIA S1, S2, S3, S4, S MAMBO, S TELER, DLL TITEL DUNIA S YANG UMUMNYA DIKEJAR-KEJAR MAHASISWA DARI PENJURU DUNIA, 

 

TAPI YANG DIKEJAR MR.THINKER ADALAH: TITEL AKHIRAT S SYAHID (HIDUP MULIA DALAM NAUNGAN ISLAM ATAU MATI SYAHID), BELAJAR DIENUL-ISLAM LANGSUNG KETEMU PARA ULAMA BESAR/KUBARO/KIBARU ULAMA UNTUK MEMAHAMI/FAQIH TERHADAP ISLAM.

 

SEDANGKAN YANG DIMAKSUD FAQIH/FAHAM TERHADAP DIENUL-ISLAM ADALAH: "DENGAN MENGHARAP RIDHO ALLOH UNTUK MELAKSANAKAN DAN MENEGAKKAN SYARI'AT ISLAM SEMAKSIMAL MUNGKIN DENGAN KEMAMPUAN YANG ADA DAN MEMPUNYAI ILMU PENGETAHUAN ISLAM DALAM URUSAN AKHIRAT SERTA DUNIA".

  

Berita Tempo Co:

Yusril Berdoa, Ahok Selamat dari Kasus Sumber Waras  


Yusril Berdoa, Ahok Selamat dari Kasus Sumber Waras  
Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra, berjalan bertelanjang kaki usai melakukan pertemuan dengan Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik di Jakarta, 19 Maret 2016. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Praktisi hukum, Yusril Ihza Mahendra, berharap, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak terlibat kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang sedang diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi.
Yusril di Jakarta, Jumat, 18 Maret 2016, mengaku ikut mendoakan Ahok agar lolos dari kasus tersebut.

Dengan demikian, ia dan Ahok bisa berkompetisi dalam Pilkada DKI Jakarta yang dijadwalkan dilaksanakan pada 15 Februari 2017.

"Saya berharap, mendoakan beliau selamat (tak terlibat)," kata Yusril, yang juga mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras memang menjadi sorotan publik.

Menurut audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dalam APBD Perubahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2014 tersebut merugikan negara Rp 191 miliar.

Kasus itu kini masih ditangani KPK. KPK masih menyelidiki kasus itu. Puluhan saksi sudah diperiksa atas kasus tersebut.

KPK belum menemukan alat bukti yang meyakinkan bahwa kasus tersebut berindikasi terhadap tindak pidana korupsi.
ANTARA

Resmi, Dewan Dakwah Dukung Yusril Jadi Gubernur DKI Jakarta


 
Resmi, Dewan Dakwah Dukung Yusril Jadi Gubernur DKI Jakarta - VOA-ISLAM.COM


Yusril, Lulung, Sandiago Uno dikerjain PDIP, padahal tidak akan dicalonkan.
klick video clip dibawah ini :

Yusril Dan Kelicikannya 
Dalam Pandangan Toto 
klick video clip dibawah ini :

 Kata Yusril dan Wanita Emas Soal Setoran Wajib PDIP Rp 5 Juta



Liputan6.com, Jakarta  
PDIP telah menetapkan iuran wajib senilai Rp 5 juta kepada setiap bakal calon gubernur DKI Jakarta. Keputusan itu ditanggapi berbeda dari setiap kandidat.
Seorang kandidat bernama Hasniati langsung mengundurkan diri dari ajang pertarungan Pilkada DKI. Ini lantaran keengganannya membayar iuran tersebut.
Namun bagi bakal calon lainnya, Yusril Ihza Mahendra yang juga ikut penjaringan PDIP mengaku tak masalah membayar Rp 5 juta.  
Bagi dia, masih banyak permasalahan Jakarta yang justru harus lebih diperhatikan dan diselesaikan.
"Saya kira ada banyak hal yang jauh lebih susah daripada itu. Itu lebih banyak gosipnya daripada substansi," kata Yusril di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016).
Tidak berbeda dengan Yusril, kandidat lainnya Hasnaeni Moein atau Wanita Emas juga mengaku menerima kebijakan tersebut. Jumlah dana tersebut tidak masalah baginya.
"Tidak keberatan. ‎Itu wajar saja. Itu sumbangan psikotes, bukan diambil untuk partai," kata Hasnaeni.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui ke-34 bakal calon yang mendaftar penjaringan di partainya diharuskan membayar biaya fit and proper test senilai Rp 5 juta. 
Dana itu digunakan untuk membiayai tes psikologi peserta penjaringan bakal calon gubernur DKI Jakarta.
"Dalam fit and proper test melibatkan ahli psikologi. Dari situ ada biaya dari yang diberikan para calon. Langsung diberikan kepada assessment center himpunan para ahli psikologi. Assessment dilakukan melalui metodologi khusus," kata Hasto.
Hasto menjelaskan, dana tersebut digunakan untuk menyewa psikolog profesional dalam proses tes wawancara tersebut. Selain itu dana juga dikeluarkan untuk konsumsi para kandidat, serta kepada para pendukung mereka yang datang ke kantor DPP PDIP.
"Uang administrasi tersebut juga dapat membantu kandidat yang tidak mampu, namun memiliki elektabilitas yang tinggi, serta dianggap berpotensi memimpin Jakarta," demikian Hasto.

 Empat Nama Bakal Calon Gubernur DKI dari PDIP

Empat Nama Bakal Calon Gubernur DKI dari PDIP
Kader PDI Perjuangan saat peresmian kantor baru DPP. Foto: MI/M Irfan

Metrotvnews.com, Jakata: Djarot Saiful Hidayat, Tri Rismaharini, Boy Sadikin, dan Ganjar Pranowo masuk dalam daftar bakal calon gubernur DKI Jakarta. PDI Perjuangan akan menggodok empat nama itu pada April.

Keempat nama tersebut merupakan kader PDI Perjuangan: 

- Djarot saat ini menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, 
- Risma adalah Wali Kota Surabaya, 
- Boy duduk sebagai anggota DPRD DKI, 
- dan Ganjar Gubernur Jawa Tengah 2013-2017.


Kisah Yusril di Cendana, Tulis Pidato Pengunduran Diri Soeharto
Liputan6.com, Jakarta - Setelah memerintah selama 32 tahun, Soeharto akhirnya menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden RI. Kejadian itu berlangsung pada 21 Mei 1998. Di balik pengunduran diri itu, tersimpan kisah menegangkan antara Yusril Ihza Mahendra dengan Soeharto.
Yusril menjadi saksi lengsernya Soeharto karena dirinya yang menyusun teks pengunduran diri sang presiden.
Soal menulis teks pidato, Yusril mengaku diajarkan Profesor Usman Ralibi, seorang pakar komunikasi politik yang mengajar mata kuliah propaganda politik.
Dikutip dari Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (21/5/2016), Yusril pun menceritakan detik-detik jatuhnya Soeharto. Pada 20 Mei 1998, Yusril menginap di Cendana, kediaman Soeharto karena Bapak Pembangunan itu membutuhkan pendapatnya.


Malam itu ketegangan menyelimuti rumah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Soeharto gelisah pada malam menjelang kejatuhannya.
"Ya sudah, kalau begitu saya mundur saja besok. Kamu urus bagaimana cara saya berhenti," kata Yusril menirukan ucapan Soeharto kepadanya ketika itu.
Yusril dan rekan-rekannya pun menggelar rapat malam itu juga untuk membuat skenario pengunduran diri Soeharto. Yusril sendiri yang menulis naskah pidato pengunduran diri Soeharto.
Soeharto memilih kata "berhenti" ketimbang "mengundurkan diri". Jika Soeharto menyampaikan "mundur" sebagai presiden kepada MPR, lalu MPR menolak pengunduran dirinya, situasi akan jadi rumit.
"Kondisi selanjutnya tak terprediksi," ujar Yusril.

 Yusril: Pak Harto Layak Jadi Pahlawan Nasional
Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Bulan dan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menilai presiden kedua RI, Soeharto, pantas diberi gelar pahlawan nasional.

"Bagi saya, semua bekas presiden layak diberi gelar pahlawan nasional. Kalau Pak Harto diberi pahlawan nasional saya setuju," kata Yusril kepada Liputan6.com, di kantornya, Jakarta, Senin (23/5/2016).

Kendati banyak yang menyebut Soeharto sebagai pemimpin diktator dan mempunyai rekam jejak kurang baik dalam bidang HAM, Yusril tetap menganggap keputusan yang dibuat oleh Soeharto saat itu adalah yang terbaik.

"Tiap pemimpin itu merupakan pemimpin di zamannya masing-masing. Tidak ada pemimpin yang cocok di zaman lain. Apa yang dilakukan Pak Harto di zamannya adalah yang terbaik," kata dia.


Namun demikian, untuk memberikan gelar pahlawan kepada Soeharto, pemerintah tetap harus mempertimbangkan kapan waktu yang paling tepat. Menurut dia, pemerintahan saat ini harus melihat psikologi masyarakat sebelum memberi gelar tersebut.

"Misal Bung Karno. Baru beberapa tahun lalu di era Presiden SBY diberi gelar pahlawan nasional. Sebelumnya hanya pahlawan proklamator. Kalau tahun 1971 diberikan (gelar pahlawan nasional), kan tidak mungkin. Ada psikologis masyarakat," tutur dia.

Yusril juga mencontohkan Perdana Menteri Indonesia ke-5 Mohamad Natsir. Ia pernah dicap sebagai pemberontak karena terus mengkritik pemerintah. Namun, pada 10 November 2008, di masa Presiden SBY, ia mendapat gelar pahlawan nasional.

Yusril mengatakan, Presiden Jokowi harus pintar membaca kondisi psikologis masyarakat bila mau memberi gelar pahlawan nasional pada Soeharto.

"Terserah Presiden saat ini (kapan mau diberikan gelarnya). Apa yang jadi keputusan Presiden pasti akan ada pro dan kontra. Saya tidak akan ajari Presiden Jokowi. Tapi kalau ditanya ke saya, layak saja," ucap Yusril.


Yusril Gugat UU Pilpres 
Agar Bisa Nyapres 

Yusril Gugat UU Pilpres Bisa Nyapres
Yusril Ihza Mahendra. ANTARA/Irwansyah Putr

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menyatakan akan segera mengajukan judicial review terhadap Undang-Undang Pemilihan Presiden. Langkah itu ditempuh agar dirinya bisa maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.

"Kami konsisten pada Pasal 6A Undang-Undang Dasar 1945. Akan kami gugat UU Pilpres itu," kata Yusril di Jakarta, Rabu, 4 Desember 2013.

Menurut Yusril, sesuai Pasal 6A ayat (2) UUD 1945, calon presiden dan wakil presiden harus diajukan oleh partai atau gabungan partai sebelum pemilu. Namun prakteknya, kata Yusril, pencalonan baru dilakukan setelah pemilihan legislatif.

Apalagi dalam UU Pilpres mencantumkan syarat partai bisa mengajukan pasangan capres bila dapat 20 persen kursi di DPR. "UU Pilpres menabrak UUD 1945," kata Yusril.

Pekan depan, kata Yusril, berkas gugatan UU Pilpres yang ia susun sudah siap diajukan ke Mahkamah Konstitusi. Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang ini mengatakan, revisi bertujuan mengembalikan esensi pemilihan presiden sesuai UUD 1945. Dengan begitu, katanya, akan banyak calon-calon presiden alternatif dari seluruh partai bila gugatannya dikabulkan. "Apa salahnya pilpres 12 pasang? Toh, maksimum dua putaran," katanya.

Sebelumnya, Partai Gerindra dan Hanura mengatakan akan menggugat UU Pilpres. Tekad kedua partai yang juga ngebet mencalonkan masing-masing presidennya itu bulat setelah terjadinya kebuntuan dalam pembahasan revisi UU Pilpres di DPR. Persyaratan 20 persen kursi di DPR sendiri memang menjadi ganjalan bagi sejumlah partai kecil untuk mengusung calon presiden dan dianggap menguntungkan partai besar.


Yusril sendiri sudah diusung oleh PBB sebagai calon presiden pada 2014. Sementara Gerindra mengusung Ketua Dewan Pembina Partai, Prabowo Subianto, dan Partai Hanura akan mengajukan pasangan Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo.

Rika Tolentino Katoika merupakan istri kedua Yusril setelah resmi bercerai dengan istri pertamanya Kessi Sukaesih. 

"ISTRI-ISTRI YUSRIL KEDUA-DUANYA TIDAK MEMAKAI KUDUNG GAUL, APALAGI MEMAKAI JILBAB YANG DI-WAJIB-KAN OLEH ALLOH DAN ROSUL-NYA".

Yusril yang Gugat Cerai Kessy
- detikNews
 Image result for kessy istri yusril
Mantan istri Yusril Ihza Mahendra, Kessy Sukaesih, memenuhi panggilan Kejaksaan Agung di Gedung Bundar Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin, 17 November 2008. Kedatangan Kessy Sukaesih terkait kasus dugaan korupsi sistem administrasi badan hukum di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
rn[TEMPO/ Tri Handiyatno; TR2008111703]

Image result for kessy istri yusril
Mantan istri Yusril Ihza Mahendra, Kessy Sukaesih (berbaju hitam), saat memenuhi panggilan Kejaksaan Agung di Gedung Kejaksaan Agung RI, Jakarta, Senin, 17 November 2008. Kedatangan Kessy Sukaesih terkait kasus dugaan korupsi sistem administrasi badan hukum di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). [TEMPO/ Tri Handiyatno; TR2008111702]


Image result for kessy istri yusril
Rika Tolentino Kato, Istri baru Yusril Ihza Mahendra, baru 23th, blasteran Filipina-Jepang.

Tangerang - Mensesneg Yusril Ihza Mahendra ternyata resmi bercerai dengan Kessy Sukaesih pada April 2006 atau 5 bulan lalu. Pengajuan gugatan cerai didaftarkan sendiri oleh Yusril.Demikian data yang diperoleh detikcom<\/b> dari Pengadilan Agama Tigaraksa, Jl Abu Bakar Saleh, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (21\/9\/2006).\\\"Yang mengajukannya Pak Yusril, pada 21 Februari 2006,\\\" ujar Panitera Muda Gugatan Pengadilan Agama Tigaraksa, Saiful Bahri.Berdasarkan data tersebut, gugatan mantan Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu terdaftar dengan nomer registrasi 118. Putusan gugatan cerai disahkan oleh ketua majelis hakim Maftuh Abu Bakar pada 10 Maret 2006.Pengucapan talak satu dilakukan Yusril 4 April 2006. Setelah resmi cerai dengan Kessy yang telah memberikannya 4 anak, Yusril menduda selama 5 bulan.Pada 16 September 2006 Yusril yang sudah berumur setengah abad mengikat janji dengan seorang dara keturunan Jepang berkebangsaan Filipina Rika Tolentino Kato berusia 23 tahun di Masjid Ar-Rachman, Departemen Koperasi, Jakarta. Resepsi digelar di Hotel Four Seasons, Jakarta pada 17 September.
(fay/)


Rayakan Ulang Tahun Ke-60, Yusril Didampingi Istrinya yang Cantik

BERITA FOTO: Rayakan Ulang Tahun Ke-60, Yusril Didampingi Istrinya yang Cantik
Valdy Arief/Tribunnews.com
Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra didampingi istrinya Rika Kato saat peluncuran buku ensiklopedinya di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (6/2/2016) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  
Prof Yusril Ihza Mahendra genap berusia 60 tahun.
Pakar hukum, politisi dan bekas menteri ini merayakan rangkaian hari ulang tahunnya dengan meluncurkan buku bertajuk "Eksiklopedia Pemikiran Yusril Ihza Mahendra".
Acara peluncuran buku yang bertepatan dengan acara syukuran hari ulang tahunnya ke-60 berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra dalam acara peluncuran buku ensiklopedinya di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (6/2/2016). [Kompas.com].
Buku yang diluncurkan Yusril pada hari ini, Sabtu (6/2/2016), merupakan gabungan dari tulisan-tulisannya selama ini.

Sejumlah tokoh nasional hadir seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Selama peluncuran buku dan saat memberikan keterangan pers kepada media, Yusril senantiasa didampingi istrinya yang cantik
Rika Tolentino Kato.
Di twitter, Yusril juga memajang foto lagi bernyanyi bareng istrinya merayakan ulang tahunnya kemarin. 

 https://pbs.twimg.com/media/CafBOeTUMAAFxUg.jpg:large

Rika merupakan istri kedua Yusril setelah resmi bercerai dengan istri pertamanya Kessi Sukaesih.
Yusril menikahi Kato 17 September 2006 lalu.
Kato merupakan wanita blasteran Jepang-Filipina. Usia Yusril dengan Kato terpaut 30 tahun atau Kato lebih muda 30 tahun dari Yusril.
 
Nama Yusril dalam sepekan ini kembali jadi perbincangan. Setelah dia berniat mencalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2017 mendatang.

           Yusril Mobil Mewahnya 
Disiram Cat Kuning



Liputan6.com, Jakarta - Pulang dari acara syukuran yang digelar para warga RW 04, Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, bakal calon gubernur Yusril Ihza Mahendra mendapat kado pahit. Mobil sedan berwarna hitam merek Mercedes berplat nomor B 1026 miliknya didapati disiram dengan cat.



Yusril Suka Janji, Mamah Dedeh: Pret, 
Enggak Percaya Gua  


Jika Yusril Suka Janji, Mamah Dedeh: Pret, Enggak Percaya Gua   
Mamah Dedeh. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.COJakarta - Da'i kondang Dedeh Rosidah alias Mamah Dedeh melayangkan pesan menohok buat Yusril Ihza Mahendra, yang ingin maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 menantang Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur Jakarta petahana.

Tak tanggung-tanggung, pesan itu dilontarkan langsung dalam acara yang juga dihadiri Yusril, yakni Gema Tabligh Akbar di Yayasan Al-Riyad, Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pagi ini, Senin, 25 April 2016.

Menurut Mamah Dedeh, Yusril tidak perlu banyak janji bila menjadi pejabat. "Rakyat bosan banyak janji. Ada yang doa, ‘kuwakafkan tubuh ini buat rakyat’," katanya. "Pret! Enggak percaya gua."

Mamah Dedeh berpendapat bahwa setiap orang berharap pemimpin yang dekat dengan rakyat karena banyak calon yang ramah pada awalnya saja. "Saya mewakili hati nurani mereka," ucapnya sambil tertawa. Mamah Dedeh lantas memberondong lagi, "Lebay, kata Bang Yusril. Selama ini banyak calon pemimpin ramah tamah, pas jadi pemimpin enggak datang lagi. Catat, mana sekretaris Anda?"

Baca juga:
Tamara Bleszynski Bertemu Penjambaknya, Inilah yang TerjadiPamer Pacar Baru, Derby Romero: Aku Pria Paling Beruntung
Sebelumnya, Yusril mengatakan wajar jika penelitian menyatakan 45 persen warga Jakarta menghendaki pemimpin muslim karena memang mayoritas warga Jakarta beragama Islam. "Masak, saya jadi gubernur di Bali? Pasti orang Hindu yang jadi gubernur. Masak, saya jadi gubernur di Papua? Pasti orang Kristen yang dikehendaki orang Papua," ujarnya dalam pidato.

Yusril pun menerangkan, di Amerika Serikat—yang sudah 200 tahun merdeka saja, tidak pernah memiliki presiden seorang muslim. Satu-satunya Presiden Amerika yang berasal dari luar Kristen Protestan adalah John F. Kennedy, yang beragama Katolik. Namun, Yusril menuturkan, hal itu bukan berarti tidak menghormati agama lain.

Yusril mengatakan setiap orang harus menjaga keberadaan tempat ibadah. "Saya insya Allah paham betul, ingin lihat Jakarta damai, lebih islami, bukan berarti tidak hormati agama lain," tutur Yusril.
FRISKI RIANA

Mamah Dedeh di Depan Yusril: Pret, 
Enggak Percaya Gua!


Mamah Dedeh di Depan Yusril: Pret, Enggak Percaya Gua!
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra tiba di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, 22 April 2016. Yusril akan menaiki kereta rel listrik (commuter line) dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Universitas Indonesia untuk menjalani serangkaian acara di Universitas Indonesia, Depok.
TEMPO/Nikolaus Harbowo

TEMPO.CO, Jakarta - Penceramah Dedeh Rosidah atau Mamah Dedeh mengingatkan Yusril Ihza Mahendra yang berniat menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah 2017. Menurut Mamah Dedeh, Yusril tidak perlu banyak berjanji bila menjadi pejabat demi merayu pemilihnya.

"Rakyat bosan banyak janji. Ada yang doa, 'kuwakafkan tubuh ini buat rakyat'. Pret! Enggak percaya gua," kata Dedeh dalam Gema Tabligh Akbar di Yayasan Al-Riyadh, Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin, 25 April 2016.

Dedeh meyakini tiap orang berharap pemimpin yang dekat dengan rakyat. Banyak calon pemimpin yang ramah pada awalnya saja. "Saya mewakili hati nurani mereka," ucap Dedeh sambil tertawa. "Lebay kata Bang Yusril. Selama ini banyak calon pemimpin ramah-tamah, pas jadi pemimpin enggak datang lagi. Catat, mana sekretaris Anda."

Sebelumnya, saat menghadiri acara yang sama, Yusril mengatakan berdasarkan penelitian, 45 persen warga Jakarta menghendaki pemimpin muslim. Menurut dia, hal itu wajar karena mayoritas warga Jakarta beragama Islam. "Wajar. Masa saya jadi gubernur di Bali? Pasti orang Hindu yang jadi gubernur."

Yusril mengatakan Amerika Serikat yang sudah 200 tahun merdeka tak pernah memiliki presiden muslim. Bahkan, menurut dia, satu-satunya Presiden AS yang berasal dari luar Kristen adalah John F. Kennedy yang beragama Katolik. "Masa saya jadi gubernur di Papua? Pasti orang Kristen yang dikehendaki orang Papua."

Namun, Yusril menuturkan, pilihan warga itu bukan berarti tidak menghormati agama lain. Agama lain juga dihormati, dan setiap orang harus menjaga keberadaan tempat ibadah. "Saya insya Allah paham betul, ingin melihat Jakarta damai, lebih islami, bukan berarti tidak hormati agama lain," katanya.
FRISKI RIANA


Pilkada DKI, Yusril Sambangi 
Pelajar Islam Indonesia


Pilkada DKI, Yusril Sambangi Pelajar Islam Indonesia
Kandidat calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra bertandang ke sekretariat pengurus besar Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) di Jalan Cikatomas, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 23 Maret 2016. Tempo/Rezki Alvionitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra, bertandang ke kantor pusat Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) di Jalan Cikatomas, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu, 23 Maret 2016.
Yusril disambut Ketua Umum Pengurus Besar KB PII Nasrullah dan pengurus lain. Ia duduk di kursi tengah bersama Nasrullah. Kegiatan pagi ini adalah Diskusi Reboan, agenda rutin mereka.

Wakil Ketua Umum KB PII Sofat Hadi yang memandu acara ini mengatakan mereka yang mengundang Yusril. "Sehubungan dengan niat beliau menjadi calon Gubernur DKI Jakarta," ucap Sofat.

Menurut dia, PII sangat peduli menghadapi pemilihan Gubernur DKI. "Terutama karena salah satu calonnya adalah Saudara Ahok (Basuki Tjahaja Purnama). Kami menginginkan, berusaha, dan mengharapkan Gubernur DKI seorang muslim," tuturnya.

PII mencatat, delapan nama calon Gubernur DKI beragama Islam. "Kemungkinan bukan hanya Yusril yang berdialog dengan kami," katanya.

Ketua Umum KB PII Nasrullah berujar, selama Ahok memimpin Jakarta, jantung mereka terus berdetak kencang tanda khawatir. "Selama ini, jantung kami berdetak kencang," ucapnya. Ia menyatakan siap mengawal para kader yang akan berpolitik.

REZKI ALVIONITASARI


PKS Belum Pasti Dukung Yusril 
di Pilkada DKI Februari 2017


PKS Belum Pasti Dukung Yusril di Pilkada DKI
Mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera DKI Jakarta, Syakir Purnomo, mengatakan partainya belum memutuskan dukungan terhadap pengacara Yusril Ihza Mahendra untuk maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Sebab menurut dia, pengusungan calon maupun kandidat berada di bawah keputusan Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP).
"Yang membuat keputusan untuk pengusungan kandidat untuk pilgub DKI 2017, baik dari internal partai maupun eksternal, atau penentuan untuk berkoalisi dengan partai lain semuanya ada di Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP)," katanya melalui pesan singkat, Sabtu, 26 Maret 2016.

Syakir menjelaskan bahwa sampai saat ini belum ada ketetapan final dari Dewan Pimpinan Pusat. Menurut dia, PKS masih terus menjalin silaturahmu dan komunikasi dengan para kandidat yang muncul di publik dan sejumlah partai. "Kami masih fokus menjalin komunikasi, belum ada keputusan final," ujarnya.

Kendati demikian, Syakir mengatakan bahwa PKS menyambut baik itikad Yusril yang mendatangi PKS untuk menjalin komunikasi politik. "Kami sangat berterima kasih dan menghargai kesediaan Yusril yang telah berkenan hadir bersilaturahim dan berkomunikasi dengan PKS," katanya.

Syakir juga menuturkan bahwa PKS juga sangat menghargai rencana Yusril yang akan turut serta dalam pemilihan Gubernur DKI 2017. "Kami berharap agar semuanya dapat berkontribusi lebih maksimal dalam membangun Jakarta menjadi lebih baik lagi," katanya.

Sebelumnya, bakal Yusril Ihza Mahendra mengklaim ada tiga partai yang serius bakal mengusungnya pada pemilihan 2017. Ketiga partai itu adalah Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, dan Gerindra. Partai lainnya, kata dia, masih dalam tahap negosiasi. "Prinsipnya mendukung calon yang potensinya besar, kalau kalah ngapain didukung," Yusril di pusat perbelanjaan Blok M Square, Jakarta Selatan, Jumat, 25 Maret 2016.

ABDUL AZIS


Yusril dan Adhyaksa Pertimbangkan Maju dari Jalur Independen
 

Yusril dan Adhyaksa Pertimbangkan Maju dari Jalur Independen  
Yusril Ihza Mahendra bertandang ke kediaman Adyaksa Dault di Jalan Pegadegan Selatan, Kalibata, Jakarta Selatan, 12 Maret 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis
TEMPO.CO, Jakarta - Dua Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra dan Adhyaksa Dault, menyatakan kemungkinan mereka maju lewat jalur independen atau perseorangan dalam pemilihan Gubernur DKI 2017 nanti. Jalur independen ini sudah dipilih terlebih dahulu oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang sepekan terakhir menyita perhatian publik.

"Kalau dari tim sukses saya, sudah ada 100 ribu KTP. Itu datangnya sukarela, secara online, maupun dari jaringan kami di kecamatan dan kelurahan," kata Adhyaksa di kediamannya di Jalan Pengadegan Selatan, Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu, 12 Maret 2016.

Kata Adhyaksa, sejumlah pendukungnya mengaku kurang puas jika hanya mendukung lewat pengumpulan KTP. "Fakta di lapangan, mereka (pendukung Adhyaksa) ingin mengisi semacam formulir juga seperti Teman Ahok," ujarnya.

BACA:
Yusril dan Adhyaksa Berjanji Tak Akan Mainkan Isu SARASaran untuk Partai Politik Supaya Ahok Tak Menangi Pilgub DKIAhok Bakal Rugi karena Tidak Mau Maju Lewat Partai?  Ahok Maju Lewat Jalur Independen, Luhut: Itu Bukan Deparpolisasi 

Yang dimaksud Adhyaksa adalah formulir dukungan disertai tanda tangan dan fotokopi KTP warga Jakarta yang dikumpulkan pendukung Ahok sebagai syarat mengusung Ahok secara independen. "Jadi kita ingin cetak formulir dan kumpulin KTP, sampai tanggal 2 (April 2016). Sebelum itu dipastikan saya sudah punya wakil," kata Adhyaksa, diikuti anggukan Kepala Relawan Muda Adhyaksa yang berada di sampingnya saat bertemu wartawan.

Lain dengan Adhyaksa, Yusril mengaku mencoba dua jalur pencalonan menuju pemilihan 2017, yaitu jalur partai dan juga jalur independen alias perorangan. Dia mengatakan para relawannya sudah bergerak di lapangan. "Saya menempuh keduanya, besok akan ada tiga form yang disampaikan ke masyarakat. Ada relawan saya yang datang ke kelurahan," kata Yusril.

Pendekatan ke partai politik, menurut Yusril, lebih lamban dibanding menggalang dukungan langsung lewat relawan. Namun, dia mengakui jalur dukungan partai tetap lebih aman dibanding maju secara independen. "Kita masih deg-degan. Dapat dukungan 700 ribu saja wajib diverifikasi, diambil sampling acak. Kalau satu saja salah, bisa drop dan dukungan hilang," kata Yusril.



Pilkada Jakarta, Yusril Tempuh Jalur Partai dan Independen
  
Pilkada Jakarta, Yusril Tempuh Jalur Partai dan Independen  
Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra akan menempuh jalur independen maupun pencalonan melalui partai dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017.

"Keduanya akan ditempuh dan itu sangat dimungkinkan oleh sistem yang kita anut," kata Yusril dalam acara peluncuran Ensiklopedi Pemikiran Yusril Ihza Mahendra di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Sabtu, 6 Februari 2016.

Yusril tidak mempermasalahkan Partai Bulan Bintang yang disebut partai kecil. Ia mengatakan akan mendapatkan sejuta tanda tangan dari warga Jakarta. Selain itu, Yusril menilai di Jakarta tidak ada satu partai yang memiliki kekuatan yang signifikan. Menurut dia, suara-suara partai di DKI Jakarta saling bersaing ketat dan tidak ada satu partai pun yang dominan.

Ia masih enggan menyebut berapa partai yang sudah menyatakan dukungan. Menurut dia, dalam beberapa hari terakhir, banyak pimpinan partai yang sudah mengemukakan sikapnya. "Kami kira ini sudah dimulai, baru seminggu ini," katanya. Yusril juga belum memastikan partai mana yang akan dipilih.

Hingga saat ini, Yusril akan terus memantau perkembangan dukungan dari masyarakat. Menurut dia, ia terlebih dahulu akan mempelajari sikap publik DKI dan baru membuat keputusan mengenai partai yang akan dijadikan kendaraan politik dan mengkaji opsi jalur independen.

"Kalau sekarang tentu saya masih lemah sekali karena baru seminggu, dibandingkan Pak Ahok yang memang sudah sejak awal menyatakan maju," katanya.
ANANDA TERESIA




3.467 views

Resmi, Dewan Dakwah Dukung Yusril Jadi Gubernur DKI Jakarta

JAKARTA (voa-islam.com)--‘’Ibukota yang baik merupakan cermin dari negara yang baik. Kita bisa melihat contohnya, bagaimana Rasulullah hijrah dari Makkah ke Yastrib (Madinah) dan kemudian membangun tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik dari Madinah. Sehingga, Madinah kemudian menjadi pusat peradaban dan keagamaan.”
Demikian dituturkan Prof Yusril Ihza Mahendra saat bersilaturahim ke Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di Jalan Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, Dewan Da’wah, Selasa (26/4) pekan lalu.
Yusril yang didampingi Ketua Tim Pemenangan Pemilihan Gubernur DKI, Zulfi Syukur, disambut oleh Ketua Dewan Pembina Dewan Dakwah Prof AM Saefuddin, Anggota Pembina KH Cholil Ridwan, Wakil Ketua Umum Dr Mohammad Noer, dan lain-lain.
Salah satu bakal calon gubernur DKI itu menuturkan, Jakarta merupakan kota multikultural, multireligius, multietnis, dan sebagainya. Sehingga, warga Jakarta Jakarta menamai wilayahnya sesuai daerah asal mereka seperti Kampung Melayu, Kampung Bugis, Kampung Ambon, Kampung Makasar, Kampung Bali, dan lain-lain.
‘’Dulu pada tahun 70-an, pemerintah Jepang mengatakan orang Betawi adalah orang Jawa yang menggunakan Bahasa Melayu, tapi bukan orang Jawa dan bukan orang Sunda,” Yusril mencontohkan sifat multietnis Jakarta.
Pakar Hukum Tata Negara tersebut menyatakan, visinya sebagai calon pemimpin DKI adalah membangun Ibukota yang kosmopolitan dan religius. “Mudah-mudahan ke depan Jakarta menjadi kota kosmopolitan, religius tentunya, modern, dan menjadi pusat budaya serta perdagangan. Kita tetap mempertahankan situs-situs sejarah dan perekonomian masyarakat yang sudah eksis,” tandas Yusril.
Lebih lanjut ia memaparkan kosepnya, bahwa Jakarta akan langsung ditangani oleh pemerintah pusat. ‘’Jadi tidak ada Gubernur Jakarta lagi, yang ada Menteri Urusan Ibukota,’’ katanya.
Sekarang ini, Jakarta sebagai Ibukota Negara, tapi diatur oleh Pemda. Sehingga, kebijakan dari pemerintah pusat dengan pemerintah daerah kadang bersebrangan. ‘’Ini sangat lucu, terjadi paradoks. Ke depan bila saya jadi gubernur Jakarta, Jakarta langsung diurus oleh pemerintah pusat.’’
Yusril mencontohkan Malaysia, yang memiliki federal teritory yang langsung dipegang pemerintah pusat.
Mantan Menteri Sekretaris Negara ini sudah mempunyai kiat untuk menanggulangi masalah Ibukota seperti soal sampah, macet, banjir, dan kawasan kumuh (slum).
Namun, Yusril belum bersedia membuka secara detil program-programnya itu. ‘’Tidak mungkin semua program saya jelaskan sekarang, karena nanti bisa ditiru oleh Pak Ahok dan menjadi programnya dia. Akibatnya, nanti bingung Saya kalau jadi gubernur mau ngerjain apa, he he he,” seloroh Yusril.
Saat ditanya bagaimana jika Ahok jadi tersangka kasus korupsi, kembali Yusril menjawab dengan candaan, ‘’Oh, jangan dong, nanti saya nggak punya calon tanding lagi, he he he.’’
Dewan Pembina Dewan Dakwah, dalam pertemuan tersebut, sepakat mendukung Yusril Ihza Mahendra sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Bahkan, untuk maju ke pilpres berikutnya.
‘’Kita sangat mendukung Pak Yusril untuk maju menjadi Gubernur Jakarta, syukur-syukur bisa menjadi Presiden RI 2019-2024. Kalau Allah takdirkan Pak Yusril jadi Gubernur Jakarta, maka Jalan Kramat Raya seharusnya diganti menjadi Jalan Mohammad Natsir. Ini bagian dari pelurusan sejarah,” tutur Prof AM Saefuddin, yang diaminkan KH Cholil Ridwan.
Menjawab pertanyaan Dr Mohammad Noer, Yusril mengungkapkan bahwa pencalonan dirinya untuk maju ke Pilgub DKI, akan dievaluasi pada Mei ini.
“Saya sudah datang ke bakal calon gubernur lain. Kami sepakat kita lempar bola. Siapa yang dukungannya paling banyak, dia yang akan maju. Bahkan Bang Adhiyaksa Dault bilang kepada saya, bahwa beliau siap menjadi Ketua Kampanye Pemenangan Pilgub saya jika memang harus saya yang maju,’’ ungkap Yusril.
Ia melanjutkan, beberapa partai sudah dia datangi, dan mereka sepakat untuk mengajukan satu calon. ‘’Saya sengaja tidak menonjolkan partai saya sendiri. Saya belajar dari Pak Natsir dalam menggolkan Mosi Integral, bagaimana beliau mengajak DN Aidit, PNI, dan tokoh Kristen dalam penandatanganan Mosi Integral demi NKRI. Akhirnya RIS kembali menjadi NKRI.” *[Nurbowo/Syaf/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2016/05/03/43824/resmi-dewan-dakwah-dukung-yusril-jadi-gubernur-dki-jakarta/#sthash.rfwQZc83.dpuf


3.467 views

Resmi, Dewan Dakwah Dukung Yusril Jadi Gubernur DKI Jakarta

JAKARTA (voa-islam.com)--‘’Ibukota yang baik merupakan cermin dari negara yang baik. Kita bisa melihat contohnya, bagaimana Rasulullah hijrah dari Makkah ke Yastrib (Madinah) dan kemudian membangun tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik dari Madinah. Sehingga, Madinah kemudian menjadi pusat peradaban dan keagamaan.”
Demikian dituturkan Prof Yusril Ihza Mahendra saat bersilaturahim ke Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di Jalan Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, Dewan Da’wah, Selasa (26/4) pekan lalu.
Yusril yang didampingi Ketua Tim Pemenangan Pemilihan Gubernur DKI, Zulfi Syukur, disambut oleh Ketua Dewan Pembina Dewan Dakwah Prof AM Saefuddin, Anggota Pembina KH Cholil Ridwan, Wakil Ketua Umum Dr Mohammad Noer, dan lain-lain.
Salah satu bakal calon gubernur DKI itu menuturkan, Jakarta merupakan kota multikultural, multireligius, multietnis, dan sebagainya. Sehingga, warga Jakarta Jakarta menamai wilayahnya sesuai daerah asal mereka seperti Kampung Melayu, Kampung Bugis, Kampung Ambon, Kampung Makasar, Kampung Bali, dan lain-lain.
‘’Dulu pada tahun 70-an, pemerintah Jepang mengatakan orang Betawi adalah orang Jawa yang menggunakan Bahasa Melayu, tapi bukan orang Jawa dan bukan orang Sunda,” Yusril mencontohkan sifat multietnis Jakarta.
Pakar Hukum Tata Negara tersebut menyatakan, visinya sebagai calon pemimpin DKI adalah membangun Ibukota yang kosmopolitan dan religius. “Mudah-mudahan ke depan Jakarta menjadi kota kosmopolitan, religius tentunya, modern, dan menjadi pusat budaya serta perdagangan. Kita tetap mempertahankan situs-situs sejarah dan perekonomian masyarakat yang sudah eksis,” tandas Yusril.
Lebih lanjut ia memaparkan kosepnya, bahwa Jakarta akan langsung ditangani oleh pemerintah pusat. ‘’Jadi tidak ada Gubernur Jakarta lagi, yang ada Menteri Urusan Ibukota,’’ katanya.
Sekarang ini, Jakarta sebagai Ibukota Negara, tapi diatur oleh Pemda. Sehingga, kebijakan dari pemerintah pusat dengan pemerintah daerah kadang bersebrangan. ‘’Ini sangat lucu, terjadi paradoks. Ke depan bila saya jadi gubernur Jakarta, Jakarta langsung diurus oleh pemerintah pusat.’’
Yusril mencontohkan Malaysia, yang memiliki federal teritory yang langsung dipegang pemerintah pusat.
Mantan Menteri Sekretaris Negara ini sudah mempunyai kiat untuk menanggulangi masalah Ibukota seperti soal sampah, macet, banjir, dan kawasan kumuh (slum).
Namun, Yusril belum bersedia membuka secara detil program-programnya itu. ‘’Tidak mungkin semua program saya jelaskan sekarang, karena nanti bisa ditiru oleh Pak Ahok dan menjadi programnya dia. Akibatnya, nanti bingung Saya kalau jadi gubernur mau ngerjain apa, he he he,” seloroh Yusril.
Saat ditanya bagaimana jika Ahok jadi tersangka kasus korupsi, kembali Yusril menjawab dengan candaan, ‘’Oh, jangan dong, nanti saya nggak punya calon tanding lagi, he he he.’’
Dewan Pembina Dewan Dakwah, dalam pertemuan tersebut, sepakat mendukung Yusril Ihza Mahendra sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Bahkan, untuk maju ke pilpres berikutnya.
‘’Kita sangat mendukung Pak Yusril untuk maju menjadi Gubernur Jakarta, syukur-syukur bisa menjadi Presiden RI 2019-2024. Kalau Allah takdirkan Pak Yusril jadi Gubernur Jakarta, maka Jalan Kramat Raya seharusnya diganti menjadi Jalan Mohammad Natsir. Ini bagian dari pelurusan sejarah,” tutur Prof AM Saefuddin, yang diaminkan KH Cholil Ridwan.
Menjawab pertanyaan Dr Mohammad Noer, Yusril mengungkapkan bahwa pencalonan dirinya untuk maju ke Pilgub DKI, akan dievaluasi pada Mei ini.
“Saya sudah datang ke bakal calon gubernur lain. Kami sepakat kita lempar bola. Siapa yang dukungannya paling banyak, dia yang akan maju. Bahkan Bang Adhiyaksa Dault bilang kepada saya, bahwa beliau siap menjadi Ketua Kampanye Pemenangan Pilgub saya jika memang harus saya yang maju,’’ ungkap Yusril.
Ia melanjutkan, beberapa partai sudah dia datangi, dan mereka sepakat untuk mengajukan satu calon. ‘’Saya sengaja tidak menonjolkan partai saya sendiri. Saya belajar dari Pak Natsir dalam menggolkan Mosi Integral, bagaimana beliau mengajak DN Aidit, PNI, dan tokoh Kristen dalam penandatanganan Mosi Integral demi NKRI. Akhirnya RIS kembali menjadi NKRI.” *[Nurbowo/Syaf/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2016/05/03/43824/resmi-dewan-dakwah-dukung-yusril-jadi-gubernur-dki-jakarta/#sthash.rfwQZc83.dpuf