Kamis, 30 Juli 2015

SINGA BATAK MUSLIM MENGAUM / BERBICARA KEPADA KAPOLDA METRO JAYA : INSPEKTUR JEND. TITO KARVANIAN (MANTAN KAPOLDA PAPUA) DAN STAF AHLI : BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORIS (BNPT) : WAWAN PURWANTO.






Na’am! Yes! Ya! , Benar! , dan SINGA BATAK MUSLIM sangat setuju dengan “Thinkers”/”Pemikiran” Kapolda Metro Jaya : Inspektur Jend. Tito Karvanian (mantan Kapolda Papua) dan Staf Ahli BNPT : Wawan Purwanto yang mengatakan bahwa :
1.       Ada unsur perencanaan yang diatur sedemikian rupa jauh-jauh hari sebelum terjadinya insiden Tolikara, ini terbukti dari 150 orang menjadi sekitar 2000-an orang yang hadir di insiden “Penyerangan Pelaksanaan Sholat Idul Fitri” bukan masyarakat sekitar Tolikara dan mayoritas berasal dari luar wilayah Tolikara, karena banyak yang tidak dikenal dan atau tidak familiar/kerabat dari masyarakat Tolikara.
2.   Ada dugaan keterlibatan “Kelompok Pro kemerdekaan” dalam peristiwa itu (tapi Tito tidak ingin menyebutkan orang atau kelompok tersebut).
3.       Ada “Indikasi Keterlibatan atau Peran Kekuatan Asing” yang bermain dalam insiden Tolikara itu.
4.       Harus di “Usut Tuntas” siapa “Provokasi” dibalik itu semua.










Kemudian kata Rayyan (Politikus Non Partai) :
“Thinkers For Solution” , ”Solution For The Nation And The State” /
“Pemikir Untuk Solusi” , ”Solusi Untuk Bangsa Dan Negara”

I.          Backup
(Sponsor)

II.        Provokasi
(Dalang)

III.      pelaku



 Oleh sebab itu kata Rayyan :
untuk “Stabilitasi Nasional”, maka “Usut Tuntas” / “Babat Habis” : Pelaku, Provokasi/Provokator dan yang memBackup Peristiwa di Tolikara, Papua yang “Melukai Hati Seluruh Umat Islam Indonesia” bahkan “Internasional”.
Dimana sebelum peristiwa 1 Syawak 1436 H/17 Juli 2015, yaitu :
-          Terjadinya pengrusakan dan pembakaran Masjid Baitul-Muttaqien serta sekitar 70 kios.
-          Terjadinya pelarangan dan pengasutan kegiatan Ibadah Sholat Idul Fitri 1436 H / 2015.
-          Terjadinya korban luka bakar dan korban mati.

  • Pada bulan Mei, tepatnya pada hari jum’at, 23 Mei 2015 pukul 01.45 WIT. di Gedung DPRD-Tolikara yang berada di Karubaga, Papua dibakar massa (kerugian sekitar 3-5 miliyar).


-          Kapolres Kab. Tolikara : AKBP Ketut Suratnya, SS. MSi. ketika dikonfirmasikan via ponselnya, membenarkan adanya kejadian tersebut.
-          Menurut Ketut Siratnya : Kronologi pembakaran itu terjadi sekitar pukul 01.45 WIT.
-          Kepolisian Tolikara belum bisa memastikan sebabnya kebakaran, namun besar dugaan gedung itu (DPRD-Tolikara) sengaja dibakar Dan setelah peristiwa 17 Juli 2015/1 Syawal 1436 H di atas :

  • Pada bulan Juli juga (th2015), tepatnya berita di Manokwari, Senin 27 Juli 2015 pukul 16.24 WIB (buka google, alamat DPRD Tolikara) ada penghinaan terhadap Bangsa dan Negara Indonesia, yakni:

-       Bendera merah putih di kantor DPR-Provinsi Papua Barat, selama tujuh jam berkibar terbalik sejak pukul 06.08 samapai pukul 13.00 WIT.                    
-    Kapolres Manokwari : AKBP Johnny Eddizon Isir memberikan keterangan : pihaknya akan mengadakan penyelidikan untuk memastikan apa ada unsur kesengajaan pengibaran bendera merah putih terbalik dikibarkan menjadi putih merah itu.     


Maka dari itu kata Rayyan :
Kasus-kasus yang terjadi di Papua "Tidak bisa dibiarkan begitu saja", 
Ini pasti ada unsur “Politik” yang selalu merongrong ke “Stabilitasi Bangsa dan Negara RI”.
Dan ini pasti politik dari antek-antek Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang sedang berkonsentrasi untuk melepaskan diri dari Indonesia yang sangat-sangat diakui mereka sebagai musuh besar OPM.
    Apalagi mereka (OPM) sudah mempunyai persenjataan (lihat di youtube Organisasi Papua Merdeka) yang  dikirim Australia lewat Helikopter. Mereka (OPM) mempunyai politik yang selalu membuat kerusuhan untuk melepaskan diri dari Indonesia, dengan di- shooting/di-film-kan wartawan asing (utusan dari Australia) untuk meyatakan kepada Dunia Internasional bahwasanya selama diurusi Indonesia :
* Papua tidak aman
* Masyarakat resah
* Kehidupan dan kerukunan beragama kacau.
Kemudian mereka (OPM) minta perlindungan dari Negara-negara yang mendukung mereka (OPM) itu untuk melepaskan diri dari Indonesia, seperti : Zionis Israel, Australia, Belanda, Inggris dll.

“Pemikir Untuk Solusi” , “Solusi Untuk Bangsa dan Negara”  kata Rayyan :
Sesuai dengan “Perintah Petinggi RI” : “Usut tuntas kasus kekerasan di Tolikara” dan atau istilah Rayyannya “Berantas/babat habis sampai ke akar-akarnya kasus teroris/kekerasan di Tolikara”

Dari Anak Bangsa :
Ust. H. Rayyan Syahrial Hasibuan.
“Religious Thinkers, The Nations and The State”
“Pemikir Agama, Bangsa dan Negara”
HP. Private Number : +62 812 1545 2500


Tembusan :

-       Kepada Yang Terhormat,
Presiden Republik Indonesia : Bapak Ir. H. Joko Widodo.
-       Kepada Yang Terhormat,
Kapolda Metro Jaya : Bapak Irjend Polisi Drs. H. M. Tito Karnavian, M A. Ph.D.
(Mantan Kapolda Papua) 
-       Kepada Yang Terhormat,
Bapak Purn. Jend. H. Prabowo Subiyanto
(Mantan Danjen Kopasus)
(Pahlawan Operasi Mapendoma / Operasi Penyelamatan Sandera di Pegunungan Loresa, Papua)
-       Kepada Yang Terhormat,
Kepala BNPT : Bapak Komjend. Pol. Drs. Saud Usman Nasution, SH. MM.


Stempel SekNeg Republik Indonesia :
Stamp Secretary of State of The Republic of Indonesia :







 Note Book / NB :