"DO'A SEORANG IBU TERHADAP 
IMAM MASJIDI-HARAM: 
SYEIKH ABDUR-RAHMAAN AS-SUDAIS"
Subhanallah, inilah kisah masa kecil
    
    
    
  
      
        
          
          
            Rahasia Merdunya Suara Syeikh Sudais | Ustadz Khalid Basalamah
          
        
Kisah Sebab Syaikh Sudais
          
          
    
    
    
  
        
          
          
            Kisah Syeikh Sudais dan Do'a Seorang Ibu - Ust. DR. Khalid
Syeikh Abdul Rahman As-Sudais
    
    
    
  
      
        
          
          
            Syaikh Abdurrahman 
======================
"Bab Siwak | Imam Masjidil" 
    
    
    
  
        
          
          
            Bab Siwak | Imam Masjidil 
    
    
    
  
        
          
          
            Rahasia Siwak yang 
    
    
    
  
      
        
          
          
            Manfaat Siwak Untuk Sikat Gigi 
    
    
    
  
        
          
          
            Fadhilah Bersiwak , Inilah Cara 
    
    
    
  
        
          
          
            BOLEHKAH BERSIWAK DAN
Fadhilah Bersiwak , Inilah Cara
BOLEHKAH BERSIWAK DAN
    
    
    
  
        
          
          
            temanshalih.com: Memotong 
Kisah Menang Perang Bani Abbasiyah Karena Amalan Sunnah Bersiwak
Sahabat
 pencinta Alquran, pada tulisan kali ini penulis ingin berbagi kisah 
tentang sebuah kejadian di masa lalu yang penulis dapatkan dari acara 
taushiyah pada salah satu radio Islam di kota Bandung. Kebetulan pada 
saat itu penulis sedang dalam perjalanan mengendarai mobil di suatu 
pagi. Kisah ini merupakan kejadian yang terjadi pada masa kekhalifahan Bani Abbasiyah, yaitu masa kepemimpinan Islam setelah Bani Umayyah yang berpusat di Baghdad (Iraq pada saat ini).
Kisah
 itu menjadi menarik karena memberikan hikmah pelajaran yang luarbiasa, 
bagi penulis khususnya. Betapa sebuah amalan sunnah sederhana akan 
berakibat luarbiasa, karena akan mendatangkan berkah dan ridho Allah 
SWT. Menjaga dan melestarikan amalan sunnah yang selalu dicontohkan oleh
 baginda Rasul Muhammad SAW merupakan sebuah kewajiban dan amanah yang 
harus kita emban dan praktekkan dalam kehidupan sehari-hari kita.
Penasaran kan ???
Beginilah kisahnya tentang salah satu episode peperangan Bani Abbasiyah …
Pada
 masa kekhalifahan Bani Abbasiyah, dalam kurun waktu abad ke-8 Masehi 
atau abad pertama Hijriyah, pasukan muslim saat itu sedang memperluas 
dakwah dan wilayah kekuasaan hingga ke daerah Samarkand (ibu kota negara
 Uzbekistan sekarang). Mereka mulai menjangkau daerah tersebut setelah 
sebelumnya berhasil menguasai wilayah-wilayah disekitar Samarkand yang 
juga berbatasan dengan China.
Suatu 
ketika pasukan muslim mengalami kesulitan untuk dapat menembus benteng 
pertahanan musuh yang terdiri dari barisan tentara disepanjang pintu dan
 dinding kota. Benteng tentara tersebut sangat sulit ditembus dan 
dirobohkan hingga peperangan berlanjut beberapa waktu lamanya tanpa ada 
yang kalah atau menang.
Situasi ini 
tentu saja meresahkan panglima tentara Islam pada saat itu. Hingga suatu
 waktu panglima pasukan Islam dari Bani Abbasiyah itu melakukan 
penyidikan dengan mengumpulkan seluruh pasukannya di suatu kawasan 
kemudian bertanya, “Apakah ada di antara kalian yang pernah meninggalkan
 shalat fardhu? tak ada satupun yang berdiri mengakui kesalahannya. 
“Apakah ada di antara kalian yang pernah meninggalkan shalat rawatib? 
hening … dan kembali tidak ada satu pasukan pun yang berdiri. “Atau 
apakah ada di antara kalian yang pernah meninggalkan qiyamullail?” 
ternyata tidak juga! Tidak ada satu pun yang meninggalkan shalat sunnah 
terberat ini. Semua masih duduk pada posisinya, tidak ada seorangpun 
yang berdiri mengakui kesalahannya meninggalkan shalat-shalat tersebut 
karena memang tidak ada.
Lantas
 mengapa? Setelah berfikir dan bertanya pada diri sendiri, barulah 
mereka sadar bahwa sepanjang peperangan berlangsung sekian lama, 
sebagian besar dari pasukan kehilangan kayu siwak mereka hingga 
terlupakan untuk melaksanakan amalan sunnah bersiwak (menggosok gigi 
dengan siwak) ketika berwudhu dan sholat.
Mengetahui
 kealpaan tersebut, panglima pasukan Islam segera memerintahkan menebang
 pohon untuk membuat siwak. Semua pasukan menuruti perintah ini. Mereka 
berbondong-bondong mencari pohon yang kayunya bisa dipakai untuk 
bersiwak lalu menebangnya kemudian dibuatlah siwak. Setelah itu mereka 
semua bersiwak dengan kayu dari pohon yang sudah mereka tebang tadi.
Tidak
 lama kemudian, muazzin melantunkan adzan dan seluruh tentara siap sedia
 menunaikan sholat berjamaah. Setelah itu pasukan bersiap untuk 
menyerang kembali kota tersebut. Kota yang sebelumnya begitu sulit 
ditembus ternyata kali ini kosong melompong. Para tentara pasukan Bani 
Abbasiyah menjadi heran mendapati kota tersebut sudah tidak berpenghuni.
 Akhirnya dengan mudah kota bisa dikuasai para tentara pasukan Islam 
pada saat itu.
Selanjutnya pasukan 
Islam berhasil pula menangkap salah satu dari pasukan musuh dan 
melakukan penyelidikan tentang kejadian aneh tersebut. Usut punya usut 
ternyata saat semua pasukan Islam sedang menebang pohon lalu bersiwak, 
ada pasukan mata-mata musuh yang mengintip mereka. Ketika itu, mata-mata
 tersebut menyelinap masuk ke kemah tentara Islam untuk mengintip dan 
mendapatkan berita tentang kegiatan tentara Islam yang saat itu sedang 
beramai-ramai menjalankan sunnah bersiwak sebelum melaksanakan sholat.
Pengintip
 tersebut melihat pasukan Islam sedang siap-siap menunaikan sholat dan 
tiba-tiba hatinya menjadi gemetar dan menggigil ketakutan. Kemudian 
mata-mata tersebut segera berlari kembali kepada pasukannya untuk 
membawa satu berita yang dahsyat. Berita apakah yang sangat ditakutkan 
tersebut ?
“Sesungguhnya musuh kita 
bukanlah sembarangan manusia. Aku lihat orang Islam sekarang ini sedang 
mengasah gigi-gigi mereka dengan kayu untuk memakan kita semua satu 
persatu. Bersiaplah kalian semua menjadi santapan mereka!” demikian sang
 mata-mata tersebut menyampaikan hasil pengamatannya terhadap aktifitas 
pasukan muslim Bani Abbasiyah. Berita itu tentu saja sangat mengejutkan 
dan menggetarkan nyali pasukan musuh yang saat itu sedang menguasai 
kota.
Mereka percaya dan mengira bahwa perbuatan bersiwak 
yang
 sedang dilakukan oleh para tentara muslim adalah kegiatan mengasah 
sesuatu yaitu gigi para pasukan Islam tersebut untuk digunakan 
menghabisi musuhnya nanti. Mereka tidak mengenal Islam dan menganggap 
tentara Islam adalah sejenis orang yang suka memakan daging manusia. 
Akibatnya mereka segera mundur teratur dari medan perang dengan 
mengosongkan kota.
yang
 sedang dilakukan oleh para tentara muslim adalah kegiatan mengasah 
sesuatu yaitu gigi para pasukan Islam tersebut untuk digunakan 
menghabisi musuhnya nanti. Mereka tidak mengenal Islam dan menganggap 
tentara Islam adalah sejenis orang yang suka memakan daging manusia. 
Akibatnya mereka segera mundur teratur dari medan perang dengan 
mengosongkan kota.
Sadarlah tentara 
Bani Abbasiyah akan keberkahan dari ketaatan mereka menjalankan sunnah 
Rasulullah SAW. Amalan sunnah yang terlihat sangat sederhana itu 
ternyata mampu memberikan kejayaan yang tidak pernah terbayangkan 
sebelumnya. Sesungguhnya kebaikan dan keberkahan Allah SWT itu akan 
mengiringi orang yang senantiasa menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Penduduk
 kota itu, setelah kemudian memeluk Islam, menjadikan bersiwak sebagai 
satu amalan yang tidak ditinggalkan. Bila mengingat kejadian unik dan 
penuh dengan ibrah itu mereka berkata, “Kami diberikan karunia Islam 
berkat amalan sunnah bersiwak. Maka, hidupkanlah kami ya Allah dalam 
agama Islam dan dalam keadaan sentiasa melazimi sunnah.”
Kegagalan
 di awal pasukan muslim Bani Abbasiyah untuk merobohkan benteng 
disebabkan karena masalah yang sepele saja, namun berdampak sangat 
besar. Dengan tidak bersiwak saja kemenangan yang diharapkan, hampir 
saja tidak dapat terwujud. Apa jadinya jika mereka tidak mengerjakan 
ibadah mahdloh … ? atau mereka mengerjakan dosa besar lainnya … ? pasti 
Allah SWT, akan mendatangkan bencana dan kekalahan bahkan azab pada 
mereka.
Sungguh kisah yang penuh 
dengan pelajaran dan hikmah dari salah satu episode perang pada sejarah 
Bani Abbasiyah ini. Bagaimana kita seringkali meremehkan amalan-amalan 
sunnah yang dahulu dicontohkan oleh Rasulullah dan selalu dilazimkan 
oleh para sahabat dan para tabi’in dan tabi’ut serta orang-orang shaleh 
terdahulu sebelum kita. Maka benarlah perkataan salah seorang guru yang 
pernah penulis dapatkan bahwa, apabila umat muslim sudah terbiasa untuk 
merawat amalan sunnah maka hampir bisa dipastikan amalan-amalan wajibnya
 akan terpelihara dengan baik. Begitu pula apabila umat muslim 
menganggap remeh amalan-amalan sunnah maka besar kemungkinan amalan 
wajibnya pun akan terbengkalai pula. Wallahu’alam bishawab…
Semoga
 kita senantiasa selalu menjadi bagian dari orang-orang yang mampu 
menjaga amalan sunnah Rasulullah SAW seperti para sahabat dan umat-umat 
sholeh terdahulu. Aaamiin Ya Rabbal ‘alamiin…
Baca juga artikel tentang Sejarah dan Adab serta Sunnah Rasulullah Tentang Bersiwak
Sumber :– Qasas as-Solihin, Syeikh Hamed Ahmad Tahir
– Kajian bersiwak Oleh Ibnu ‘Abidin As-Soronji
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
Tidak ada komentar:
Posting Komentar