Ketika Soekarno mengumandangkan proklamasi, dalam suasana suci bulan Ramadhan, di hari Jumat pula.
Kalau diingat sejarah, proklamasi itu bukan gratis. Belanda tetap ingin mencaplok Indonesia. Sehingga berkobar perang dimana mana. Dan Indonesia, berjuang bukan hanya dengan senjata, tetapi juga diplomasi menggalang dukungan luar negeri, untuk bisa menekan Belanda agar mengurungkan niatnya menguasai kembali bumi pertiwi.
Dukungan yang paling nyata itu datang dari 2 negara. Pertama adalah negara Mesir. Begitu kemerdekaan Indonesia tersebar ke luar negeri, pemerintah Mesir langsung mengirim utusannya yang berada di Bombay ke Jogjakarta (ketika itu ibukota RI sementara), bernama Mohamad Abdul Mun'im, secara berani, karena menembus blokade Belanda.
Beliau menyampaikan dokumen resmi pemerintah Mesir dalam mengakui kemerdekaan RI tersebut. Ini pertama kalinya dalam sejarah, utusan resmi suatu negara mempertaruhkan nyawanya untuk menyampaikan dukungan kemerdekaan. Inilah perutusan pertama negara lain yang mendukung kemerdekaan RI.
Jadi, bukan negara Amerika Serikat, Inggris, Perancis atau negara negara yang berteriak soal hak asasi manusia ya, yang mendukung kemerdekaan Indonesia.
Kemudian, dukungan Mesir tersebut dilanjutkan dengan Perjanjian Persahabatan Indonesia - Mesir. Ketika penanda tanganan dokumen kerjasama ini di Kairo, Kedutaan Belanda di Mesir menyerbu masuk ke dalam ruangan kerja Perdana Menteri Mesir, untuk mengajukan protes. Tetapi dengan bersikeras, Mesir mengabaikan protes tersebut.
Pengakuan Mesir ini terjadi karena kedekatan tokoh tokoh perjuangan kemerdekaan RI dengan tokoh Ikhwanul Muslimin di Mesir. Seperti Agus Salim, Sutan Syahrir, M.Natsir dengan tokoh pergerakan IM.
Dukungan ini disambut dengan hangat dan bahagia oleh Soekarno yang menyatakan bahwa: 'karena diantara kita terdapat timbal balik pertalian agama'.
Sementara Sutan Syahrir sendiri menyebutkan bahwa ' persaudaraan islam ini adalah suatu kenyataan dalam memutus rantai penjajahan asing'.
Sedangkan pengakuan yang diberikan oleh rakyat Palestina, juga sangat heroik. Palestina juga termasuk yang mendukung kemerdekaan RI. Cuman kan negara Palestina tidak diakui.
Yang lebih hebatnya lagi, ketika itu pemimpin Palestina, Muhammad Ali Taher menyumbangkan seluruh tabungannya untuk perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI.
Sumber ini kukutip dari fb, yang juga mengutip dari:
sumber : “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia , M. Zein Hassan Lc.
Buku ini diberi kata sambutan oleh:
- Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI),
- M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI),
- Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan) , dan
-Jenderal (Besar) A.H. Nasution.
Semoga, hubungan yang sinergis terus terjalin antara Indonesia dengan negara negara ini. Dan untuk Palestina, negeri yang masih bersimbah darah dan air mata ini, semoga Hari Al Quds sedunia ini dapat menunjukkan solidaritas yang ehmm, hanya ini. Solidaritas dan doa saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar