Otto Hasibuan Nyatakan Tak Mungkin Tinggalkan PERADI
 Fauzie akan memberikan tempat yang pantas untuk Otto di DPN PERADI.
  Mantan Ketum DPN PERADI Otto Hasibuan saat memberikan keterangan pers 
usai pelaksanaan Munas II PERADI lanjutan di Pekanbaru, Sabtu (13/6). 
Foto: RES.  
   BERITA TERKAIT
  
 Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia
 (DPN PERADI) Otto Hasibuan menyatakan akan tetap terus memberikan 
masukan kepada PERADI, baik dari dalam maupun luar organisasi ini.
 “Saya memang sudah mantan. Saya sudah cukup puas (memimpin 
PERADI,-red), walau perjalanan penuh badai. Tapi, dunia organisasi 
advokat ini tak akan saya tinggalkan,” ujarnya saat memberikan 
keterangan pers usai Munas II lanjutan di Pekanbaru, Sabtu (13/6).
 Otto mengaku sudah berkecimpung di dunia organisasi advokat sejak lama,
 yakni pada 1985 setelah organisasi Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) 
berdiri. “Kala itu, Saya ikut konferensi International Bar Association 
(IBA) di New York,” ujarnya.
 Setelah itu, selain ikut mendirikan PERADI, Otto sebelumnya terlibat 
juga di Komite Kerja Advokat Indonesia (KKAI) yang merupakan persiapan 
sebelum pembentukan PERADI. “Saya 10 tahun memimpin PERADI, hampir tiak 
ada sehari pun yang tidak ada topan,” ujarnya.
 “Namun, topan itu justru membuat PERADI lebih baik. Ibarat Rajawali 
yang bisa terbang tinggi kalau ada angin yang kencang,” tambahnya. 
 Di awal pembentukan PERADI, Otto mengenang mengajak teman-temannya 
untuk bergabung menjadi pengurus, tetapi tidak ada yang mau ikut. 
Bahkan, perguruan tinggi juga banyak yang memandang remeh ketika PERADI 
mengajak kerja sama. “Mereka bilang apa itu PERADI,” ujarnya.
 “Tapi, sekarang sudah ada 120an Perguruan Tinggi yang mengakui dan 
bekerja sama dengan PERADI, termasuk IBA juga semakin mengakui PERADI. 
Kita di sana diakui setara dengan mereka (lawyer-lawyer 
internasional,-red),” tegasnya lagi.
 Otto mengungkapkan hingga kemarin, sejumlah rekan-rekannya bahkan masih
 ada yang memaksa Otto untuk maju kembali jadi Ketum DPN PERADI. Namun, 
Otto tak menuruti permintaan itu. “Waktu ku sudah tiba,” tukasnya kepada
 rekan-rekannya.
 Ia pun mengaku berjuang mati-matian untuk menghantarkan PERADI kepada 
ketua umum dan pengurus berikutnya. “Saya nggak mau jadi Ketum yang 
oportunis. Membiarkan saja karena sudah tidak akan menjabat. Saya sudah 
hantarkan ini,” ujarnya.
 “Hari ini, hari membahagiakan bagi saya,” ujarnya.
 Ke depan, Otto mengaku akan lebih meluangkan waktu untuk terus mengajar
 di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Jayabaya. Apalagi, 
dirinya juga masuk ke dalam tim penguji doktor.
 Selain itu, Otto juga akan semakin fokus mengurus firma hukum milliknya
 yang seakan terkesampingkan dari PERADI selama ini. “Dulu 60 persen 
waktu saya tersita ke PERADI, hanya 40 persen ke kantor,” tuturnya.
 Meski begitu, Otto mengaku akan tetap memberikan masukan kepada PERADI 
baik dari luar maupun dalam. “Mereka (pengurus yang baru,-red) banyak 
yang minta saya harus di dalam. Bagi saya, dari luar pun saya bisa tetap
 membantu,” ujarnya.
 Otto mengatakan membantu PERADI dari dalam kepengurusan juga bisa 
dilakukannya, asalkan bukan untuk pekerjaan sehari-hari. “Saya 
sedapat-dapatnya jangan mengurus pekerjaan sehari-hari,” tambahnya 
sembari menegaskan dirinya tak mungkin meninggalkan PERADI. 
 Terpisah, Fauzie mengatakan pihaknya akan meminta Otto untuk masuk ke 
dalam pengurus DPN PERADI. “Kami akan minta tenaga dia. Kami akan 
berikan tempat yang pantas di DPN PERADI, kecuali kalau memang dia nggak
 mau masuk,” pungkasnya.
013 8965 - 0262 - 0024 - 7222
BalasHapus