Mr.Thinker Kata Rayyan Berkata: "SELAMAT UNTUK  MENGANGKATAN KOMJEN  TITO KARNAVIAN SEBAGAI KAPOLRI  DITAHUN 2016, SEMOGA PROGRAM KERJA POLRI  LEBIH DITINGKATKAN LAGI, DISIPLIN DAN BERTANGGUNG JAWAB ".     
 
                                                          Tito Karnavian 
Sepak Terjang Calon Kapolri  
Tito Karnavian 
Tito Karnavian menjadi calon tunggal Kapolri. 
 
Rabu, 15 Juni 2016 | 17:42 WIB
Oleh : 
      Aries Setiawan, Bayu Nugraha , Bayu Nugraha      
 
Kepala BNPT Komjen (Pol) Tito Karnavian. (BNPT) 
     
     
     
VIVA.co.id  – 
Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala Badan Nasional Penanggulangan 
Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal (Komjen) Tito Karnavian, menjadi 
calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). 
Tito menjadi calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang akan pensiun pada Juli 2016. 
Penunjukan Tito mengagetkan banyak pihak. Pasalnya, di antara 
nama-nama yang santer bakal dicalonkan jadi Kapolri di antaranya, Komjen
 Budi Gunawan (Akpol 1983) dan Komjen Budi Waseso (Akpol 1984), Tito 
yang paling junior (Akpol 1987). 
Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri juga tidak 
mengajukan nama Tito sebagai calon Kapolri yang akan diajukan ke 
Presiden Jokowi. 
[Baca Badrodin: Tito Karnavian Tak Mau Dicalonkan Jadi Kapolri ] 
Meski begitu, Tito Karnavian tetap dikenal sebagai perwira polisi 
yang sarat prestasi. Sejumlah jabatan penting pernah dia emban. Kenaikan
 pangkatnya juga tergolong cepat. 
Tito pernah mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa saat memimpin Tim
 Cobra untuk meringkus Tommy Soeharto, yang jadi buron kasus pembunuhan 
Hakim Agung Syafiudin Kartasasmita. 
Peraih Adhy Makayasa Akpol 1987 ini juga mendapat kenaikan pangkat 
luar biasa dan memperoleh penghargaan dari Kapolri bersama kompatriotnya
 di Densus 88, karena berhasil melumpuhkan gembong teroris Noordin M Top
 dan Dr Azahari. 
Jabatan yang pernah diemban pria kelahiran Palembang 26 Oktober 1964 
ini di antaranya, Kepala Densus 88, Deputi Penindakan dan Pembinaan 
Kemampuan BNPT, Kapolda Papua, Asrena Kapolri, dan Kapolda Metro Jaya. 
Terakhir, Tito Karnavian menjabat Kepala Badan Nasional 
Penanggulangan Terorisme (BNPT) sejak Maret 2016 lalu. Praktis baru dua 
bulan Tito menyandang bintang tiga. 
Latar belakang sebagai satuan Detasemen Khusus 88 Antiteror membuat 
pimpinan Polri yakin tidak salah memilih Tito sebagai orang terdepan 
dalam melawan teroris. 
Tito Karnavian mengenyam pendidikan SMA Negeri 2 Palembang. Tito 
merupakan lulusan Akpol terbaik angkatan 1987. Tito menyelesaikan 
pendidikan di Universitas Exeter di Inggris tahun 1993 dan meraih gelar 
MA dalam bidang studi polisi. Tito juga menyelesaikan pendidikan di 
Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di Jakarta tahun 1996. 
Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Xaverius dan menyambung
 pendidikan di SMA Negeri 2 Palembang. Tatkala duduk di kelas 3, Tito 
mulai mengikuti ujian perintis. 
Dia mengikuti ujian masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik 
Indonesia, Kedokteran di Universitas Sriwijaya, Hubungan Internasional 
di Universitas Gadjah Mada, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Semua 
lulus, tapi yang dipilih Akabri bagian Kepolisian (sekarang Akademi 
Kepolisian). 
Prestasi  
 
Penangkapan Tommy Soeharto 
  
Karier Tito dalam kepolisian cepat melesat berkat prestasi yang 
dicapainya. Tahun 2001, Tito yang memimpin Tim Kobra berhasil menangkap 
Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra (mantan) Presiden 
Soeharto dalam kasus pembunuhan hakim agung Syafiudin. Berkat sukses 
menangkap Tommy, Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat 
luar biasa. 
  
Densus 88 
  
Tahun 2004, ketika Densus 88 Antiteror Polda Metro Jaya dibentuk 
untuk membongkar jaringan terorisme di Indonesia, Tito yang saat itu 
menjabat Ajun Komisaris Besar (AKBP) memimpin tim yang terdiri dari 75 
personel. Unit antiteror ini dibentuk oleh Kapolda Metro Jaya (waktu 
itu) Irjen Firman Gani. 
  
Penangkapan Azahari Husin 
  
Tito juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa 
saat tergabung dalam tim Densus 88 Antiteror, yang melumpuhkan teroris 
Azahari Husin dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 
2005. Ia turut mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Kombes 
Pol. 
  
Konflik Poso 
  
Densus 88 Antiteror juga berhasil menangkap puluhan tersangka yang 
masuk dalam DPO di Kecamatan Poso Kota, 2 Januari 2007. Tito dan 
sejumlah perwira Polri lainnya juga sukses membongkar konflik Poso dan 
meringkus orang-orang yang terlibat di balik konflik tersebut. 
  
Penangkapan Noordin Mohammad Top 
  
Tito termasuk perwira yang bergabung dalam tim penumpasan jaringan terorisme pimpinan Noordin Mohammad Top tahun 2009. 
Karier  
Perwira Samapta Polres Metro Jakarta Pusat (1987) 
Kanit Jatanras Reserse Polres Metro Jakarta Pusat (1987–1991) 
Wakapolsek Metro Senen Polres Metro Jakarta Pusat (1991–1992) 
Wakapolsek Metro Sawah Besar Polres Metro Jakarta Pusat 
Spri Kapolda Metro Jaya (1996) 
Kapolsek Metro Cempaka Putih Polres Metro Jakarta Pusat (1996–1997) 
Spri Kapolri (1997–1999) 
Kasat Serse Ekonomi Reserse Polda Metro Jaya (1999–2000) 
Kasat Serse Umum Reserse Polda Metro Jaya (2000–2002) 
Kasat Serse Tipiter Reserse Polda Sulawesi Selatan (2002) 
Koorsespri Kapolda Metro Jaya (2002 – 2003) 
Kasat Serse Keamanan Negara Reserse Polda Metro Jaya (2003 – 2005) 
Kaden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya (2004 – 2005) 
Kapolres Serang Polda Banten (2005) 
Kasubden Bantuan Densus 88 Anti Teror Polri (2005) 
Kasubden Penindak Densus 88 Anti Teror Polri (2006) 
Kasubden Intelijen Densus 88 Anti Teror Polri (2006 – 2009) 
Kadensus 88 Anti Teror Polri (2009-2010) 
Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (2011- Sept 2012) 
Kapolda Papua (21 Sept 2012-16 Juli 2014) 
Asrena Polri (16 Juli 2014-12 Juni 2015) 
Kapolda Metro Jaya (12 Juni 2015-16 Maret 2016) 
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (16 Maret 2016-sekarang)  
 
 
-----------------------  
 
Mabes Polri: Tito Karnavian Perwira Cerdas  
Presiden Jokowi mengajukan Tito Karnavian jadi calon tunggal Kapolri. 
    
      
       
Rabu, 15 Juni 2016 | 16:44 WIB
Oleh : 
      Dedy Priatmojo, Syaefullah      
 
Kepala BNPT Komjen Tito Karnavian (bnpt.go.id) 
     
     
     
VIVA.co.id  – 
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT), Komisaris Jenderal 
Polisi Tito Karnavian, diajukan sebagai calon tunggal Kapolri untuk 
menggantikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti yang akan pensiun pada 24 
Juli 2016. 
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Inspektur Jenderal 
Polisi Boy Rafli Amar memastikan pengajuan Komjen Tito Karnavian sebagai
 calon Kapolri telah memenuhi persyaratan. 
"Dari sisi pengalaman, beliau luar biasa. Pak Tito perwira tinggi 
Polri yang cerdas, jadi tentunya memenuhi persyaratan yang sifatnya 
formal, tidak ada masalah kalau dari sisi itu. Termasuk background  pengalaman tugas, pengalaman di bidang pendidikan," kata Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Juni 2016. 
Setelah pengajuan Tito Karnavian sebagai calon Kapolri, posisi 
Wakapolri yang kini dijabat Komjen Budi Gunawan menjadi polemik. Apakah 
mantan Kapolda Bali itu tetap menduduki posisi tersebut atau bergeser. 
Boy belum bersedia menjelaskan lebih detail apakah nantinya posisi Wakapolri juga ditentukan oleh Presiden Joko Widodo. 
"Tentu ada mekanisme organisasi berjalan. Kami belum bisa 
membicarakan hal itu saat ini. Karena semua ada waktunya, tidak perlu 
kita membahas itu. Ada mekanisme, ada yang mengatur," ujar Boy. 
Mantan Kapolda Banten ini enggan berpolemik mengenai jabatan 
Wakapolri setelah Tito resmi menjabat Kapolri. Mengingat dari segi 
senioritas, Budi Gunawan jauh di atas Tito Karnavian. Budi Gunawan yang 
pernah dicalonkan sebagai Kapolri itu merupakan lulusan Akpol 1983, 
sedangkan Tito lulusan 1987. 
Tito tak mau diajukan  
 
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyebutkan Dewan Jabatan 
dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri tidak memasukkan nama Tito 
Karnavian menjadi salah satu calon Kapolri yang diajukan kepada Presiden
 Joko Widodo (Jokowi).  
Bukan tanpa alasan Wanjakti tidak memasukkan nama Tito dalam jajaran 
calon Kapolri. Menurut Badrodin, Tito sendiri yang meminta agar namanya 
tidak diajukan sebagai calon Kapolri, sekalipun secara formalitas 
memenuhi persyaratan. 
"Memang waktu itu kan kami masih mendengar masing-masing. Ada 
beberapa hal yang harus didiskusikan di dalam internal Polri, karena 
waktu itu Pak Tito sendiri kalau bisa jangan (dicalonkan), (Tito) 
mengatakan seperti itu," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Istana 
Negara, Jakarta, Rabu, 15 Juni 2016. 
Alasannya, Tito mengatakan ingin fokus dalam tugasnya sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). 
"Dia sendiri sedang berkonsentrasi untuk menangani masalah terorisme 
ini. Itu kan ancaman ke depan juga cukup serius, sehingga harus 
dilakukan pembenahan-pembenahan dan dilakukan strategi dalam kebijakan 
penanggulangan terorisme itu," katanya. 
Atas pertimbangan itu, maka rapat Wanjakti tidak mengusulkan nama 
Komjen Tito. Namun Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menurut 
Badrodin memang memasukkan nama Tito dalam calon yang diusulkan. 
----------------------- 
 
    
    
    
    
Badrodin: Tito Karnavian Tak Mau Dicalonkan Jadi Kapolri  
Karena itu, Wanjakti Polri tidak memasukkan nama Tito.  
    
      
       
Rabu, 15 Juni 2016 | 15:54 WIB
Oleh : 
      Ezra Natalyn, Agus Rahmat      
 
Komisaris Jenderal Tito Karnavian, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa) 
     
     
     
VIVA.co.id  – 
Komjen Polisi Tito Karnavian menurut Kapolri Badrodin Haiti tidak mau 
dicalonkan menjadi kapolri. Hal tersebut yang menyebabkan Dewan Jabatan 
dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri tidak memasukkan namanya menjadi
 salah satu calon yang diajukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).  
"Memang waktu itu kan kami masih mendengar masing-masing. Ada 
beberapa hal yang harus didiskusikan di dalam internal Polri karena 
waktu itu Pak Tito sendiri kalau bisa jangan (dicalonkan), (Tito) 
mengatakan seperti itu," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Istana 
Negara, Jakarta, Rabu 15 Juni 2016. 
Alasannya, Tito mengatakan ingin fokus dalam tugasnya sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). 
"Dia sendiri sedang berkonsentrasi untuk menangani masalah terorisme 
ini. Itu kan ancaman ke depan juga cukup serius sehingga harus dilakukan
 pembenahan-pembenahan dan dilakukan strategi dalam kebijakan 
penanggulangan terorisme itu," katanya. 
Atas pertimbangan itu, maka rapat Wanjakti tidak mengusulkan nama 
Komjen Tito. Namun Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menurut 
Badrodin memang memasukkan nama Tito dalam calon yang diusulkan.  
"Oleh karena itu di dalam Wanjakti juga (Tito) tidak kami masukkan," 
katanya soal daftar calon dari internal Kepolisian tersebut. 
Presiden Joko Widodo telah mengajukan nama calon kapolri ke Dewan 
Perwakilan Rakyat (DPR). Calon yang diusulkan secara tunggal ternyata 
Tito Karnavian yang juga mantan Kapolda Metro Jaya itu 
 
 
 
 -----------------------  
  
 
    
    
    
    
Alasan Jokowi Pilih Tito Karnavian Sebagai Calon Kapolri  
Tito diyakini bisa membawa Polri berantas terorisme, narkoba, korupsi. 
Rabu, 15 Juni 2016 | 15:00 WIB
Oleh : 
      Ezra Natalyn, Agus Rahmat      
 
Tito Karnavian saat menjadi Kapolda Metro Jaya (VIVA.co.id/Muhamad Solihin) 
     
     
     
VIVA.co.id  – 
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya telah menetapkan pilihan dengan 
mengajukan Komjen Polisi Tito Karnavian sebagai calon Kapolri untuk 
menggantikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti. Surat Presiden sudah 
dikirimkan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Juru Bicara Presiden Jokowi, Johan Budi Sapto Pribowo, mengatakan 
bahwa Jokowi memiliki alasan khusus memilih Tito yang merupakan Kepala 
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut. 
"Untuk meningkatkan profesionalisme Polri sebagai pengayom 
masyarakat, memperbaiki kualitas penegakan hukum terutama terhadap 
kejahatan luar biasa seperti terorisme, narkoba maupun korupsi," kata 
Johan saat dihubungi, Rabu 15 Juni 2016. 
Tito diyakini akan menguatkan citra polisi yang kuat dalam isu-isu 
krusial penegakan hukum. Meskipun relatif muda dibandingkan calon 
lainnya, Kepala BNPT itu memenuhi syarat apalagi pernah memimpin Polda 
Metro Jaya. 
Jokowi berharap sosok Tito juga bisa meningkatkan sinergitas di antara lembaga penegak hukum. 
Setelah nama Tito dikirimkan ke DPR, Kepala BNPT itu kemudian akan 
diuji kepatutan dan kelayakannya di Komisi III. Jika lolos, maka Tito 
akan dilantik menjadi Kapolri.   
        
 ----------------------- 
 
    
    
    
    
Jokowi Beberkan Alasan Memilih Tito Sebagai Kapolri  
Tito menjadi calon tunggal Kapolri menggantikan Badrodin Haiti. 
Kamis, 16 Juni 2016 | 11:45 WIB
Oleh : 
      Syahrul Ansyari, Agus Rahmat      
 
Tito Karnavian saat dilantik menjadi Kepala BNPT di Istana Negara, Jakarta (16/03/16) (Laily Rachev/Biro Pers-Setpres) 
 
  
VIVA.co.id -  
Presiden Joko Widodo akhirnya angkat bicara kenapa ia lebih memilih 
Komisaris Jenderal (Komjen) Tito Karnavian sebagai calon tunggal 
Kapolri, dibanding perwira lain yang lebih senior. Dalam keterangan pers
 di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 16 Juni 2016, Jokowi mengatakan 
banyak prestasi yang diukir oleh Tito. 
"Kan semua sudah tahu, beliau kan dapat Adhi Makayasa," kata Presiden Jokowi. 
Penghargaan Adhi Makayasa diperoleh Tito, karena sebagai lulusan 
terbaik Akpol angkatan 1987. Tidak hanya itu, dalam karier Tito, 
Presiden Jokowi melihat banyak keahlian dan prestasi yang ada pada diri 
Tito. 
"Kemampuan, kompetensi, kecerdasan, membangun jaringan dengan 
rekan-rekan penegak hukum yang lainnya. Saya kira banyak," kata Jokowi. 
Ia berharap, Komjen Tito nantinya bisa meningkatkan profesionalisme 
Polri. Terutama Polri sebagai pengayom masyarakat. Selain itu, Jokowi 
juga berharap Komjen Tito bisa meningkatkan kualitas penegakan hukum 
yang ada di instansi yang akan Tito pimpin. 
"Terutama terhadap kejahatan narkoba, terorisme dan juga korupsi. 
Saya meyakini beliau (Komjen Tito) mempunyai kemampuan, cerdas, 
mempunyai kompetensi yang baik," kata Jokowi. 
Surat pengajuan nama Tito sebagai calon tunggal Kapolri sudah diajukan oleh Presiden Jokowi ke DPR pada 15 Juni 2016. 
Tito adalah perwira kelahiran Palembang Sumatera Selatan, 26 Oktober 
1964 (51 tahun). Sejumlah prestasi ia ukir, seperti masuk di tim 
Bareskrim dalam melumpuhkan teroris nomor 1 di Indonesia Dr Azhari, di 
Batu Malang Jawa Timur pada November 2005 lalu. Ia kemudian diberi 
kenaikan pangkat luar biasa. 
Dalam urusan terorisme, Komjen Tito juga pernah menjabat Kepala 
Densus 88 Anti-Teror Polda Metro Jaya. Lalu pada konflik Poso, ia 
memimpin tim dan sukses membongkar konflik tersebut termasuk meringkus 
orang-orang yang terlibat. Pada 2009, Tito juga terlibat dalam tim yang 
berhasil menangkap teroris Noordin M Top. 
-------------------------  
 
 
    
    
    
    
    
    
Tito Karnavian: Saya Tidak Boleh Langgar Perintah Presiden  
Tito berjanji akan merangkul semua senior di Kepolisian  .
Kamis, 16 Juni 2016 | 11:04 WIB
Oleh : 
      Eko Priliawito, Reza Fajri      
 
Tito Karnavian saat dilantik menjadi Kepala BNPT di Istana Negara, Jakarta (16/03/16) (Laily Rachev/Biro Pers-Setpres) 
     
     
     
 
VIVA.co.id  –
 Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris 
Jenderal Tito Karnavian, menanggapi pencalonan dirinya sebagai calon 
Kapolri oleh Presiden Joko Widodo sesuai dengan surat yang telah dikirim
 kepada DPR.
  
Saat ditemui jelang rapat BNPT dengan Komisi II di Gedung 
DPR, Tito menanggapi bahwa apa yang telah diputuskan Presiden adalah 
perintah yang tidak boleh dilanggar. Karena itu, ia akan melakukan 
tugasnya semaksimal mungkin dengan berbagai risiko. 
  
"Ini perintah bagi saya. Saya memahami, saya termasuk 
junior dalam generasi Kepolisian. Tapi ini perintah, sebagai prajurit 
tidak boleh langgar perintah apalagi perintah dari Presiden," kata Tito 
di DPR, Kamis 16 Juni 2016. 
Tito berjanji akan merangkul semua senior di Kepolisian. Ia
 mengaku selama ini mempunyai hubungan yang baik dengan seluruh 
seniornya.
"Hubungan kami sangat baik dengan senior-senior. Di Polda 
Metro juga sama. Wakil saya angkatan 83, orang ketiganya 85, saya 
angkatan 87," ujar Tito.
Ditambahkan Tito, pada prinsipnya masalah senior dan junior
 itu penting. Namun yang paling diutamakan adalah kemampuan komunikasi 
interpersonal.
"Yaitu membangun hubungan dengan semua pihak, tapi bukan 
berarti menyenangkan semua pihak. Prinsipnya kita satu, yaitu reformasi 
Polri," kata Tito.
  
 
       -------------------------  
 
 
    
    
    
    Pemburu Tommy Soeharto Ini Bos Densus Pertama Calon Kapolri
    
     
Sederet prestasi. Melangkahi lima angkatan. 
Kamis, 16 Juni 2016 | 06:00 WIB
Oleh : 
      Siti Ruqoyah      
 
Komjen Tito Karnavian (VIVA.co.id/Muhamad Solihin) 
  VIVA.co.id  – Siapa
 tak kenal Komisaris Jenderal Tito Karnavian. Nama yang sejak Rabu 
kemarin disebut-sebut banyak kalangan, mulai dari pengamat hingga 
pejabat negara. Tito diketahui ditunjuk menjadi calon tunggal Kapolri 
Jenderal Badrodin Haiti yang akan memasuki masa pensiun Juli 2016. 
 Saat ini, Jenderal bintang tiga tersebut menjabat sebagai Kepala 
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Tito ditunjuk sebagai pimpinan 
pembasmi teror di Indonesia itu karena kerja nyatanya dalam menuntaskan 
bom Thamrin yang berada di pusat kota, pada Januari 2016 lalu.  
 Dalam hitungan hari, dia mampu menangkap beberapa orang yang terkait 
jaringan teroris tersebut. Soal teroris, Tito memang bukan orang baru.  
 Bahkan dia paling paham betul pergerakan teroris di Indonesia, karena
 Tito merupakan anggota Detasemen khusus 88 Antiteror Mabes Polri. Tito 
juga pernah menyandang jabatan Kepala Densus 88 pada tahun 2009 silam. 
Tito menjadi anggota Densus pertama yang dapat hadiah jabatan tertinggi 
di Polri.  
 Sejumlah prestasi gemilang diraih pria kelahiran Palembang, 26 
Oktober 1964, terutama dalam kasus terorisme, seperti membongkar 
jaringan teroris pimpinan Noordin M Top.  
 Tak hanya itu, peraih Adhy Makayasa Akpol 1987 ini memperoleh 
penghargaan dari Kapolri bersama kompatriotnya di Densus 88, karena 
berhasil melumpuhkan gembong teroris Dr Azahari.  
 Tito sebelumnya juga pernah mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa 
saat memimpin Tim Cobra yang kemudian meringkus Tommy Soeharto yang jadi
 buron kasus pembunuhan Hakim Agung Syafiudin Kartasasmita.  
 Prestasi menonjol tak hanya di bidang teror, Tito saat menjabat 
Kapolda Metro Jaya juga mengungkap kasus-kasus kriminal besar yang 
menjadi sorotan masyarakat.  
 Sementara itu, sejumlah jabatan penting pernah dijabat Tito. Di 
antaranya Kepala Densus 88, Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan 
BNPT, Kapolda Papua, Kapolda Metro Jaya dan Asrena Kapolri.  
 ----------------------- 
 
 
    
    
    
    
Tito Karnavian Langkahi 5 Senior, Mabes Polri Tak Masalah  
Mabes Polri hormati pilihan Presiden Joko Widodo 
Rabu, 15 Juni 2016 | 23:55 WIB
Oleh : 
      Amal Nur Ngazis, Syaefullah      
 
Kadiv Humas Mabes Polri Boy Rafli Amar (VIVA.co.id/M. Ali. Wafa) 
     
     
     
VIVA.co.id  – 
Markas Besar Polri memastikan penunjukan Kepala Badan Nasional 
Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi Tito 
Karnavian menjadi calon tunggal Kapolri tidak menimbulkan perpecahan di 
internal Polri. Meskipun Komjen Tito Karnavian akan melangkahi lima 
angkatan senior perwira tinggi di atasnya. 
"Insya Allah tidak ada masalah, internal patuh dan loyal apa yang 
diputuskan Presiden. Jadi keraguan itu tidak akan terjadi pasti roda 
organisasi akan berjalan normal setelah ada pergantian," kata Kadiv 
Humas Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, 
Rabu 15 Juni 2016. 
Boy menuturkan, Polri tetap menghormati apa yang sudah diputuskan 
oleh Presiden Joko Widodo dengan menunjuk Komjen Tito Karnavian sebagai 
calon tunggal Kapolri. 
"Pada prinsipnya Polri menghormati apa keputusan Presiden untuk 
menentukan calon Kapolri. Jadi tentu apabila kalau sudah ditentukan 
seperti pemberitaan dari DPR RI terkait pengusulan Pak Tito Karnavian 
jadi Kapolri, Polri menghormati keputusan Presiden. Kita sambut baik," 
tuturnya. 
Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ade Komarudin 
menyampaikan Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri dalam 
kunjungan ke Stasiun Gambir. 
"Sebelum saya ke sini (Gambir), beliau (Presiden) menyampaikan surat 
kepada dewan. Surat tersebut berisi Presiden meminta pencalonan Komjen 
Tito Karnavian, menjadi satu-satunya calon Kapolri," kata Ade Komarudin. 
Komjen Tito Karnavian pernah menjabat sebagai Kapolda Papua. Sebelum 
itu, ia dipercaya sebagai Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror 
Mabes Polri. Tito juga pernah menjabat Kapolda Metro Jaya dan sukses 
melumpuhkan upaya teroris di Jalan MH. Thamrin Jakarta Pusat pada 
Januari 2016. Usai menjadi Kapolda Metro, Tito dipercaya oleh Presiden 
Joko Widodo menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan 
Terorisme (BNPT). 
----------------------- 
 
    
    
    
    
 Ketua DPR: Pangkat Tito Sesuai Kehebatannya  
Pencalonan Tito diyakini tak timbulkan masalah di tubuh Polri
Kamis, 16 Juni 2016 | 19:45 WIB
Oleh : 
      Amal Nur Ngazis, Lilis Khalisotussurur      
 
Komisaris Jenderal Tito Karnavian, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa) 
  VIVA.co.id  – Ketua
 DPR, Ade Komarudin menilai persoalan calon Kapolri Tito Karnavian yang 
melompati sejumlah generasi di atasnya dinilai tidak akan menimbulkan 
masalah. 
 "Kalau DPR ya memang polisi berprestasi. Kenaikan pangkat disesuaikan
 dengan kehebatannya, karena kehandalannya," kata Ade di Gedung DPR, 
Jakarta, Kamis 16 Juni 2016.  
 Ia mengatakan saat ini sudah mulai berlaku sistem merit. Maksudnya 
posisi seseorang dihargai karena prestasinya. Karena itu pria yang akrab
 disapa Akom itu meyakini DPR pasti tidak masalah dengan persoalan 
angkatan di tubuh calon Kapolri.  
 "Yang jelas Tito dikenal sebagai polisi yang hebat dan berprestasi. 
Buktinya kenaikan pangkat yang diperoleh dua kali. Polisi dan tentara 
beda dengan dengan sipil. Kalau sipil potong generasi tidak mudah, kalau
 polisi dan tentara pasti tertib, saya percaya itu," kata Ade.  
 Politikus Golkar itu meyakini semua jajaran internal Polri pasti akan
 menerima Tito sebagai calon Kapolri. Apalagi dengan reputasi Polri yang
 sudah mulai membaik, ia yakin dengan kemampuan Tito.  
 "Kalau kekurangannya banyak karena peranannya besar. Sebuah institusi
 jika memiliki peranan yang besar pasti banyak kebaikan juga melakukan 
banyak kesalahan karena peranannya besar. Perannya Polri kan besar di 
masyarakat," kata Ade.  
                            
 
 
 
 
  
 
 
  
 
 
 
 
 
 
  
 
  
 
  
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar