Pilgub Sumut 2018, 2 Juta Pendukung Tengku Erry Ancam Golput
Wahyudi Aulia Siregar,
Jurnalis
·
Jum'at 12 Januari 2018, 18:13 WIB
Silaturahmi di Rumah Tengku Erry (Foto: Wahyudi/Okezone)
MEDAN - Relawan pendukung Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi, menyatakan kesiapan mereka untuk tidak menyalurkan aspirasi atau masuk ke golongan putih (golput) pada pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pilgub) Sumut 2018 mendatang.
Sikap tersebut ambil sebagai bentuk kekecewaan yang begitu mendalam mereka rasakan pasca gagalnya sang petahana maju kembali di Pilgub Sumut 2018, akibat penarikan dukungan dari partai Golkar, NasDem dan PKPI, yang sebelumnya sudah mendeklarasikan dukungan kepada Tengku Erry.
BERITA TERKAIT +
(Baca Juga: Tengku Erry Gagal Maju Pilgub Sumut, Pendukungnya Diminta Legowo)
Ari mengaku saat ini tidak kurang dari 2 juta orang telah menjadi relawan Tengku Erry Nuradi. Mereka tersebar di 33 kabupaten/kota yang ada di Sumut.
“Kita dari karang taruna yang sudah mendeklarasikan diri untuk mendukung Tengku Erry saja ada 1 juta. Belum lagi dari kelompok relawan-relawan yang lain. Saya bisa pastikan paling tidak ada dua juta relawan saat ini,” terangnya.
Ari mengaku, mereka akan segera menemui Tengku Erry Nuradi untuk meminta arahan terkait langkah politik yang akan mereka ambil. “Kita lihat nanti keputusannya. Kalau kata beliau kita Golput ya kita Golput. Tapi saya yakin, sebagai seorang negarawan sejati, Pak Erry punya keputusan berbeda. Keputusan sendiri yang terbaik untuk Sumatera Utara, dan kita komit mendukung apapun keputusan beliau,” tandasnya.
(Baca Juga: Alasan Golkar "Selingkuh" dari Tengku Erry Menuju Edy Rahmayadi di Pilgub Sumut)
Tengku Erry gagal maju ke putaran Pilgub Sumut 2018, karena tak mendapatkan dukungan dari partai politik manapun. Tiga partai politik yang sejatinya telah mendukungnya di awal pencalonan, yakni Golkar, NasDem dan PKPI, ternyata menarik dukungan dan mengalihkannya ke lawan-lawan politik Tengku Erry.
Erry sebenarnya sudah melakukan lobby ke elit-elit partai politik, bahkan hingga ke sejumlah ketua umum partai politik. Seperti ke Golkar, NasDem, PPP, PKB hingga PDIP.
“Kita sudah berupaya maksimal, tapi kita gagal. Keputusan sudah diambil, dan kita harus hargai. Itu lah demokrasi,” kata Erry beberapa waktu lalu.
Tanpa Erry Nuradi, kini ada tiga pasangan calon yang mengikuti Pilgub Sumut 2018. Yakni Pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah yang didukung Golkar, Gerindra, PKS, PAN, Hanura dan Nasdem; lalu pasangan JR Saragih-Ance Selian yang didukung Partai Demokrat, PKB dan PKPI; serta pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus yang didukung PDIP dan PPPP.
(kha)
Lapang Hati Petahana Tengku Erry Nuradi Tak Ikut Pilgub Sumut
CNN Indonesia , CNN Indonesia | Senin, 08/01/2018 18:23 WIB
Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi gagal maju di Pilgub Sumut karena tak cukup mendapat dukungan. (CNN Indonesia/Zulkarnain)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Sumatera Utara
Tengku Erry Nuradi mengaku lapang hati tak ikut pemilihan gubernur meski
berstatus sebagai petahana. Dukungan kepadanya tak mencukupi untuk
mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Sumut.Selain tak bisa mendaftar, hari ini (8/1), Erry juga mengantar pasangan cagub/cawagub lain, Edy Rahmayadi-Musha Rajekshah mendaftar ke KPU. Pasangan ini turut diusung oleh Partai Nasional Demokrat di mana ia menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Sumut.
“Kami berusaha karena harus mencapai syarat 20 persen. Ternyata ada partai yang menarik diri, sehingga tidak mencapai 20 persen sehingga tidak bisa maju. Tentu ini harus kita terima dengan lapang hati," kata Erry saat mengantar pasangan Edy-Musa.
Menurutnya, hal ini wajar terjadi di politik. “Wajar saja saya ingin maju dan banyak orang juga yang ingin maju. Tapi kan harus memenuhi syarat minimal 20 kursi dan partai kami tidak mencukupi," ujarnya.
Saat ini ada tiga pasangan calon gubernur/wakil gubernur di Pilgub Sumut. Pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah diusung oleh enam partai politik yang menguasai 60 dari 100 kursi di DPRD Sumut. Partai pengusung itu adalah Golkar Gerindra, Hanura, PKS, PAN, dan NasDem,
Golkar dan Nasdem semula akan mendukung Erry, namun kemudian mengalihkan dukungannya pada Edy-Musa.
Semula, Golkar mendukung Tengku Erry dan memasangkannya dengan Ketua DPD Golkar Sumut Ngogesa Sitepu dan berkoalisi bersama PKB dan PKPI.
Belakangan Demokrat lebih memilih mengusung kadernya itu dan menduetkannya dengan Ancel Selian dengan berkoalisi dengan PKB dan PKPI.
Nasdem juga kemudian meninggalkan Erry dan berbalik mendukung Edy-Musa. Padahal, dukungan Nasdem pada mantan Bupati Serdang Bedagai sudah dideklarasikan langsung oleh Ketum Nasdem Surya Paloh Desember lalu.
Pasangan cagub/cawagub lain adalah Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. PDIP punya 16 kursi di DPRD Sumut dan harus menggandeng partai lain. Partai yang belum menentukan pilihan adalah PPP yang punya empat kursi. (zul/sur)
========================================================
MENU UTAMA
Kapolri Mutasi Jenderal Yang Ikut Pilkada
Klick Dibawah Ini:
Kepala Biro Penerangan Masyarakat
Divisi Humas Mabes Polri, Polri Brigjen Mohammad Iqbal mengatakan
keputusan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang merotasi jabatan para
jenderal aktif yang ikut Pilkada Serentak 2018 ke dalam jabatan non
struktural merupakan langkah Polri untuk bersikap netral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar