"HARAM HUKUMNYA MENDO'A-KAN ORANG KAFIR UNTUK AMPUNAN (SETELAH DIA MATI KAFIR) DAN KESELAMATAN ATAU MEMBERI SALAM/SELAMAT (ASSALAAMU 'ALAIKUM) KEPADA MEREKA (KETIKA MEREKA MASIH HIDUP), KARENA MEREKA (ORANG2 KAFIR) ITU TIDAK BERIMAN ALIAS KAFIR TERHADAP ALLOH DAN ROSULNYA, KECUALI DAN HANYA BOLEH MENDO'A-KAN MEREKA (ORANG2 KAFIR) AGAR MENDAPAT HIDAYAH ALLOHUNTUK MASUK ISLAM". (Writter By: Ust.H.Rayyan S. Hasibuan).
Keterangan:
Banyak ulama yg memberi batasan bahwa orang kafir yg didoakan kebaikan, harus bukan dalam kategori kafir harbi (yakni kafir yg memerangi Kaum Muslimin seperti Ahok, dll…) Dan ini sangatlah tepat… Syeikh Albani -rohimahulloh- mengatakan:
ولكن لا بد أن يلاحظ الداعي أن لا يكون الكافر عدواً للمسلمين
Akan
tetapi, orang yg mendoakan kebaikan harus memperhatikan, bahwa orang
kafir tersebut bukanlah musuh (perang) bagi Kaum Muslimin. (Syeikh Al-Bani dalam Ta’liq Kitab
Adab Mufrod 1/430).
Dan dalil paling tegas dalam masalah ini adalah FIRMAN ALLOH TA'AALA:
مَا
كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا
لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ
لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ (*) وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ
إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ إِلَّا عَنْ مَوْعِدَةٍ وَعَدَهَا إِيَّاهُ
فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ لِلَّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ إِنَّ
إِبْرَاهِيمَ لَأَوَّاهٌ حَلِيمٌ "Tidak sepatutnya bagi Nabi dan
orang-orang yang beriman, memintakan ampun (kepada Allah) untuk
orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni (neraka) jahim.
Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak
lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada
bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah,
maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah
seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (at-Taubah: 113-114)".
Para ulama telah sepakat (Ijma’) bahwa hal ini diharamkan:
قال النووي رحمه الله : وأما الصلاة على الكافر والدعاء له بالمغفرة فحرام بنص القرآن والإجماع
Imam
Nawawi -rohimahulloh- mengatakan: “Adapun menyolati orang kafir, dan
mendoakan agar diampuni dosanya, maka ini merupakan perbuatan haram,
berdasarkan nash Alqur’an dan Ijma’. (al-Majmu’ 5/120).
وقال ابن تيمية رحمه الله: إن الاستغفار للكفار لا يجوز بالكتاب والسنَّة والإجماع
Ibnu
Taimiyah -rohimahulloh- juga mengatakan: Sesungguhnya memintakan
maghfiroh untuk orang-orang kafir tidak dibolehkan, berdasarkan
Alqur’an, Hadits, dan Ijma’. (Majmu’ul Fatawa 12/489)
Diantara dalil dalam masalah ini adalah dibolehkannya kita menjawab salamnya orang kafir, walaupun bolehnya hanya sebatas “wa’alaikum“, sebagaimana sabda Nabi –shollallohu alaihi wasallam-:
“Jika seorang Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) mengucapkan salam kepada kalian, maka jawablah dg ucapan: “Wa’alaikum“. (HR. Bukhori [5788], dan Muslim [4024])
Mendoakan agar mereka mendapatkan hidayah:
Para Ulama telah sepakat (Ijma’) akan bolehnya hal ini, diantara dalilnya adalah hadits berikut:
Abu Huroirah -rodliallohu anhu-
mengatakan: (Suatu hari) At-Thufail dan para sahabatnya datang, mereka
mengatakan: “ya Rosululloh, Kabilah Daus benar-benar telah kufur dan
menolak (dakwah Islam), maka doakanlah keburukan untuk mereka! Maka ada
yg mengatakan: “Mampuslah kabilah Daus”. Lalu beliau mengatakan: “Ya Allah, berikanlah hidayah kepada Kabilah Daus, dan datangkanlah mereka (kepadaku). (HR. Bukhori 2937 dan Muslim 2524, dg redaksi dari Imam Muslim)
Hadits berikut juga menunjukkan bolehnya mendoakan agar mereka mendapatkan hidayah:
Abu Musa -rodliallohu anhu- mengatakan:
“Dahulu Kaum Yahudi biasa berpura-pura bersin di dekat Nabi -shollallohu
alaihi wasallam-, mereka berharap beliau mau mengucapkan doa untuk
mereka “yarhamukalloh (semoga Allah merahmati kalian)”, maka beliau
mengatakan doa: “yahdikumulloh wa yushlihabalakum (semoga Allah memberi hidayah kepada kalian, dan memperbaiki keadaan kalian)” (HR. Tirmidzi 2739 , dan yg lainnya, dishohihkan oleh Syeikh Albani)
SO..., IDZAN..., KALAU BEGITU..., JIKA BENAR BERITA DIBAWAH INI, BERARTI: YUSRIL YANG RESMI DIDUKUNG OLEH "DEWAN DA'WAH ISLAM INDONESIA" UNTUK MENJADI GUBERNUR JAKARTA PADA PILKADA FEBRUARI 2017 ADALAH ORANG YANG TIDAK FAHAM TERHADAP DIENUL-ISLAM KECUALI SEDIKIT.
SEDANGKAN SALAH SATU SYARAT UNTUK DIJADIKAN/DIPILIH SEBAGAI PEMIMPIN DALAM DIENUL-ISLAM ADALAH: "FAQIH/FAHAMTERHADAP DIENUL-ISLAM", BUKAN SEKEDAR SEORANG PROFESSOR, DR, MA, LC, ATAU S1, S2, S3, S4, S MAMBO. S TELER, DLL YANG TELER2 (YANG TIDAK JELAS DAN TIDAK FAHAM TERHADAP DIENUL-ISLAM), DLL TETEK BENGEK IJAZAH YANG SAMA SEKALI TIDAK AKAN DIPERTANYAKAN OLEH MALAIKAT DI HARI KIAMAT.
MAKA DARI ITU MR.THINKER KATA RAYYAN, KETIKA DI TIMUR-TENGAH KURANG LEBIH 23TAHUN, TIDAK MENGEJAR TITEL DUNIA S1, S2, S3, S4, S MAMBO, S TELER, DLL TITEL DUNIA S YANG UMUMNYA DIKEJAR-KEJAR MAHASISWA DARI PENJURU DUNIA,
TAPI YANG DIKEJAR MR.THINKER ADALAH: TITEL AKHIRAT S SYAHID (HIDUP MULIA DALAM NAUNGAN ISLAM ATAU MATI SYAHID), BELAJAR DIENUL-ISLAM LANGSUNG KETEMU PARA ULAMA BESAR/KUBARO/KIBARU ULAMA UNTUK MEMAHAMI/FAQIH TERHADAP ISLAM.
SEDANGKAN YANG DIMAKSUD FAQIH/FAHAM TERHADAP DIENUL-ISLAM ADALAH: "DENGAN MENGHARAPRIDHO ALLOH UNTUK MELAKSANAKAN DAN MENEGAKKAN SYARI'AT ISLAM SEMAKSIMAL MUNGKIN DENGAN KEMAMPUAN YANG ADA DAN MEMPUNYAI ILMU PENGETAHUAN ISLAM DALAM URUSAN AKHIRAT SERTA DUNIA".
Berita TempoCo:
Yusril Berdoa, Ahok Selamat dari Kasus Sumber Waras
Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza
Mahendra, berjalan bertelanjang kaki usai melakukan pertemuan dengan
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik di Jakarta, 19
Maret 2016. ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta
- Praktisi hukum, Yusril Ihza Mahendra, berharap, Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak terlibat kasus pembelian lahan
Rumah Sakit Sumber Waras yang sedang diselidiki Komisi Pemberantasan
Korupsi. Yusril di Jakarta, Jumat, 18 Maret 2016, mengaku ikut mendoakan Ahok agar lolos dari kasus tersebut. Dengan demikian, ia dan Ahok bisa berkompetisi dalam Pilkada DKI Jakarta yang dijadwalkan dilaksanakan pada 15 Februari 2017. "Saya berharap, mendoakan beliau selamat (tak terlibat)," kata Yusril, yang juga mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras memang menjadi sorotan publik.
Menurut audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kasus
pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dalam APBD Perubahan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta 2014 tersebut merugikan negara Rp 191 miliar. Kasus itu kini masih ditangani KPK. KPK masih menyelidiki kasus itu. Puluhan saksi sudah diperiksa atas kasus tersebut. KPK belum menemukan alat bukti yang meyakinkan bahwa kasus tersebut berindikasi terhadap tindak pidana korupsi.
ANTARA
Resmi, Dewan Dakwah Dukung Yusril Jadi Gubernur DKI Jakarta
Kata Yusril dan Wanita Emas Soal Setoran Wajib PDIP Rp 5 Juta
Balon
Gubernur DKI, Yusril Ihza Mahendra dan Mischa Hasnaeni Moein sebelum
memberikan keterangan kepada awak media, Jakarta Selatan, Kamis (28/4).
Hasnaeni berharap safari politiknya bisa mendampingi Yusril menjadi
wakilnya.(Liputan6.com/Gempur M Surya)
Liputan6.com, Jakarta PDIP telah
menetapkan iuran wajib senilai Rp 5 juta kepada setiap bakal calon
gubernur DKI Jakarta. Keputusan itu ditanggapi berbeda dari setiap
kandidat. Seorang kandidat bernama Hasniati langsung mengundurkan diri dari ajang pertarungan Pilkada DKI. Ini lantaran keengganannya membayar iuran tersebut. Namun bagi bakal calon lainnya, Yusril Ihza Mahendra yang juga ikut
penjaringan PDIP mengaku tak masalah membayar Rp 5 juta. Bagi dia, masih
banyak permasalahan Jakarta yang justru harus lebih diperhatikan dan
diselesaikan. "Saya kira ada banyak hal yang jauh lebih susah daripada itu. Itu
lebih banyak gosipnya daripada substansi," kata Yusril di kantor DPP
PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016). Tidak berbeda dengan Yusril,
kandidat lainnya Hasnaeni Moein atau Wanita Emas juga mengaku menerima
kebijakan tersebut. Jumlah dana tersebut tidak masalah baginya. "Tidak keberatan. Itu wajar saja. Itu sumbangan psikotes, bukan diambil untuk partai," kata Hasnaeni. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui ke-34 bakal calon yang mendaftar penjaringan di partainya diharuskan membayar biaya fit and proper test senilai Rp 5 juta. Dana itu digunakan untuk membiayai tes psikologi peserta penjaringan bakal calon gubernur DKI Jakarta. "Dalam fit and proper test melibatkan ahli psikologi. Dari situ ada biaya dari yang diberikan para calon. Langsung diberikan kepada assessment center himpunan para ahli psikologi. Assessment dilakukan melalui metodologi khusus," kata Hasto. Hasto menjelaskan, dana tersebut digunakan untuk menyewa psikolog
profesional dalam proses tes wawancara tersebut. Selain itu dana juga
dikeluarkan untuk konsumsi para kandidat, serta kepada para pendukung
mereka yang datang ke kantor DPP PDIP. "Uang administrasi tersebut juga dapat membantu kandidat yang tidak
mampu, namun memiliki elektabilitas yang tinggi, serta dianggap
berpotensi memimpin Jakarta," demikian Hasto.
Empat Nama Bakal Calon Gubernur DKI dari PDIP
Kader PDI Perjuangan saat peresmian kantor baru DPP. Foto: MI/M Irfan
Metrotvnews.com, Jakata: Djarot Saiful
Hidayat, Tri Rismaharini, Boy Sadikin, dan Ganjar Pranowo masuk dalam
daftar bakal calon gubernur DKI Jakarta. PDI Perjuangan akan menggodok
empat nama itu pada April.
Keempat nama tersebut merupakan kader PDI Perjuangan:
- Djarot saat ini
menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, - Risma adalah Wali Kota Surabaya, - Boy duduk sebagai anggota DPRD DKI, - dan Ganjar Gubernur Jawa Tengah
2013-2017.
Kisah Yusril di Cendana, Tulis Pidato Pengunduran Diri Soeharto
Pada 20 Mei 1998, Yusril menginap di Cendana, kediaman Soeharto.
Liputan6.com, Jakarta - Setelah memerintah selama 32 tahun, Soeharto akhirnya
menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden RI. Kejadian itu
berlangsung pada 21 Mei 1998. Di balik pengunduran diri itu, tersimpan
kisah menegangkan antara Yusril Ihza Mahendra dengan Soeharto. Yusril menjadi saksi lengsernya Soeharto karena dirinya yang menyusun teks pengunduran diri sang presiden. Soal menulis teks pidato, Yusril mengaku diajarkan Profesor Usman Ralibi, seorang pakar komunikasi politik yang mengajar mata kuliah propaganda politik. Dikutip dari Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (21/5/2016),
Yusril pun menceritakan detik-detik jatuhnya Soeharto. Pada 20 Mei 1998,
Yusril menginap di Cendana, kediaman Soeharto karena Bapak Pembangunan
itu membutuhkan pendapatnya.
Malam itu ketegangan menyelimuti rumah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Soeharto gelisah pada malam menjelang kejatuhannya. "Ya sudah, kalau begitu saya mundur saja besok. Kamu urus bagaimana
cara saya berhenti," kata Yusril menirukan ucapan Soeharto kepadanya
ketika itu. Yusril dan rekan-rekannya pun menggelar rapat malam itu juga untuk
membuat skenario pengunduran diri Soeharto. Yusril sendiri yang menulis
naskah pidato pengunduran diri Soeharto. Soeharto memilih kata "berhenti" ketimbang "mengundurkan diri". Jika
Soeharto menyampaikan "mundur" sebagai presiden kepada MPR, lalu MPR
menolak pengunduran dirinya, situasi akan jadi rumit. "Kondisi selanjutnya tak terprediksi," ujar Yusril.
Yusril: Pak Harto Layak Jadi Pahlawan Nasional
Almarhum
Presiden RI ke-2 Soeharto menaiki sepeda motor yang dirancang oleh 12
insinyur muda Indonesia Astra di istana (24/9/1997). (ANTARA/AFP)
Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Bulan dan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menilai presiden kedua RI, Soeharto, pantas diberi gelar pahlawan nasional.
"Bagi
saya, semua bekas presiden layak diberi gelar pahlawan nasional. Kalau
Pak Harto diberi pahlawan nasional saya setuju," kata Yusril kepada Liputan6.com, di kantornya, Jakarta, Senin (23/5/2016).
Kendati
banyak yang menyebut Soeharto sebagai pemimpin diktator dan mempunyai
rekam jejak kurang baik dalam bidang HAM, Yusril tetap menganggap
keputusan yang dibuat oleh Soeharto saat itu adalah yang terbaik.
"Tiap
pemimpin itu merupakan pemimpin di zamannya masing-masing. Tidak ada
pemimpin yang cocok di zaman lain. Apa yang dilakukan Pak Harto di
zamannya adalah yang terbaik," kata dia.
Namun demikian, untuk memberikan gelar pahlawan kepada Soeharto,
pemerintah tetap harus mempertimbangkan kapan waktu yang paling tepat.
Menurut dia, pemerintahan saat ini harus melihat psikologi masyarakat
sebelum memberi gelar tersebut.
"Misal Bung Karno. Baru beberapa
tahun lalu di era Presiden SBY diberi gelar pahlawan nasional.
Sebelumnya hanya pahlawan proklamator. Kalau tahun 1971 diberikan (gelar
pahlawan nasional), kan tidak mungkin. Ada psikologis masyarakat,"
tutur dia.
Yusril juga mencontohkan Perdana Menteri Indonesia ke-5 Mohamad Natsir.
Ia pernah dicap sebagai pemberontak karena terus mengkritik pemerintah.
Namun, pada 10 November 2008, di masa Presiden SBY, ia mendapat gelar
pahlawan nasional.
Yusril mengatakan, Presiden Jokowi harus
pintar membaca kondisi psikologis masyarakat bila mau memberi gelar
pahlawan nasional pada Soeharto.
"Terserah Presiden saat ini
(kapan mau diberikan gelarnya). Apa yang jadi keputusan Presiden pasti
akan ada pro dan kontra. Saya tidak akan ajari Presiden Jokowi. Tapi
kalau ditanya ke saya, layak saja," ucap Yusril.
Yusril Gugat UU Pilpres
Agar Bisa Nyapres
Yusril Ihza Mahendra. ANTARA/Irwansyah Putr
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menyatakan akan segera mengajukan judicial review
terhadap Undang-Undang Pemilihan Presiden. Langkah itu ditempuh agar
dirinya bisa maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.
"Kami
konsisten pada Pasal 6A Undang-Undang Dasar 1945. Akan kami gugat UU
Pilpres itu," kata Yusril di Jakarta, Rabu, 4 Desember 2013.
Menurut
Yusril, sesuai Pasal 6A ayat (2) UUD 1945, calon presiden dan wakil
presiden harus diajukan oleh partai atau gabungan partai sebelum pemilu.
Namun prakteknya, kata Yusril, pencalonan baru dilakukan setelah
pemilihan legislatif.
Apalagi dalam UU Pilpres mencantumkan
syarat partai bisa mengajukan pasangan capres bila dapat 20 persen kursi
di DPR. "UU Pilpres menabrak UUD 1945," kata Yusril.
Pekan
depan, kata Yusril, berkas gugatan UU Pilpres yang ia susun sudah siap
diajukan ke Mahkamah Konstitusi. Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang
ini mengatakan, revisi bertujuan mengembalikan esensi pemilihan presiden
sesuai UUD 1945. Dengan begitu, katanya, akan banyak calon-calon
presiden alternatif dari seluruh partai bila gugatannya dikabulkan. "Apa
salahnya pilpres 12 pasang? Toh, maksimum dua putaran," katanya.
Sebelumnya, Partai Gerindra dan Hanura mengatakan akan menggugat UU Pilpres. Tekad kedua partai yang juga ngebet
mencalonkan masing-masing presidennya itu bulat setelah terjadinya
kebuntuan dalam pembahasan revisi UU Pilpres di DPR. Persyaratan 20
persen kursi di DPR sendiri memang menjadi ganjalan bagi sejumlah partai
kecil untuk mengusung calon presiden dan dianggap menguntungkan partai
besar.
Yusril sendiri sudah
diusung oleh PBB sebagai calon presiden pada 2014. Sementara Gerindra
mengusung Ketua Dewan Pembina Partai, Prabowo Subianto, dan Partai
Hanura akan mengajukan pasangan Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo.
Rika Tolentino Katoika merupakan istri kedua Yusril setelah resmi bercerai dengan istri pertamanya Kessi Sukaesih.
"ISTRI-ISTRI YUSRIL KEDUA-DUANYA TIDAK MEMAKAI KUDUNG GAUL, APALAGI MEMAKAI JILBAB YANG DI-WAJIB-KAN OLEH ALLOH DAN ROSUL-NYA".
Yusril yang Gugat Cerai Kessy
- detikNews
Mantan istri Yusril Ihza Mahendra, Kessy
Sukaesih, memenuhi panggilan Kejaksaan Agung di Gedung Bundar Kejaksaan
Agung, Jakarta, Senin, 17 November 2008. Kedatangan Kessy Sukaesih
terkait kasus dugaan korupsi sistem administrasi badan hukum di
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). rn[TEMPO/ Tri Handiyatno;
TR2008111703]
Mantan istri Yusril Ihza Mahendra, Kessy
Sukaesih (berbaju hitam), saat memenuhi panggilan Kejaksaan Agung di
Gedung Kejaksaan Agung RI, Jakarta, Senin, 17 November 2008. Kedatangan
Kessy Sukaesih terkait kasus dugaan korupsi sistem administrasi badan
hukum di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). [TEMPO/ Tri
Handiyatno; TR2008111702]
Rika Tolentino Kato, Istri baru Yusril Ihza Mahendra, baru 23th, blasteran Filipina-Jepang.
Tangerang - Mensesneg Yusril Ihza Mahendra ternyata resmi
bercerai dengan Kessy Sukaesih pada April 2006 atau 5 bulan lalu.
Pengajuan gugatan cerai didaftarkan sendiri oleh Yusril.Demikian data
yang diperoleh detikcom<\/b> dari Pengadilan Agama Tigaraksa,
Jl Abu Bakar Saleh, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis
(21\/9\/2006).\\\"Yang mengajukannya Pak Yusril, pada 21 Februari
2006,\\\" ujar Panitera Muda Gugatan Pengadilan Agama Tigaraksa, Saiful
Bahri.Berdasarkan data tersebut, gugatan mantan Ketua Umum Partai Bulan
Bintang itu terdaftar dengan nomer registrasi 118. Putusan gugatan cerai
disahkan oleh ketua majelis hakim Maftuh Abu Bakar pada 10 Maret
2006.Pengucapan talak satu dilakukan Yusril 4 April 2006. Setelah resmi
cerai dengan Kessy yang telah memberikannya 4 anak, Yusril menduda
selama 5 bulan.Pada 16 September 2006 Yusril yang sudah berumur setengah
abad mengikat janji dengan seorang dara keturunan Jepang berkebangsaan
Filipina Rika Tolentino Kato berusia 23 tahun di Masjid Ar-Rachman,
Departemen Koperasi, Jakarta. Resepsi digelar di Hotel Four Seasons,
Jakarta pada 17 September.
(fay/)
Rayakan Ulang Tahun Ke-60, Yusril Didampingi Istrinya yang Cantik
Valdy Arief/Tribunnews.com
Ketua
Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra didampingi istrinya
Rika Kato saat peluncuran buku ensiklopedinya di Hotel Bidakara,
Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (6/2/2016)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prof Yusril Ihza Mahendra genap berusia 60 tahun. Pakar hukum, politisi dan bekas menteri ini merayakan rangkaian hari
ulang tahunnya dengan meluncurkan buku bertajuk "Eksiklopedia Pemikiran
Yusril Ihza Mahendra". Acara peluncuran buku yang bertepatan dengan acara syukuran hari ulang tahunnya ke-60 berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta.
Ketua
Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra dalam acara peluncuran
buku ensiklopedinya di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu
(6/2/2016). [Kompas.com].
Buku yang diluncurkan Yusril pada hari ini, Sabtu (6/2/2016), merupakan gabungan dari tulisan-tulisannya selama ini.
Sejumlah tokoh nasional hadir seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Selama peluncuran buku dan saat memberikan keterangan pers kepada media, Yusril senantiasa didampingi istrinya yang cantik Rika Tolentino Kato. Di twitter, Yusril juga memajang foto lagi bernyanyi bareng istrinya merayakan ulang tahunnya kemarin.
Rika merupakan istri kedua Yusril setelah resmi bercerai dengan istri pertamanya Kessi Sukaesih.
Yusril menikahi Kato 17 September 2006 lalu. Kato merupakan wanita blasteran Jepang-Filipina. Usia Yusril dengan
Kato terpaut 30 tahun atau Kato lebih muda 30 tahun dari Yusril.
Nama Yusril dalam sepekan ini kembali jadi perbincangan.
Setelah dia berniat mencalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2017 mendatang.
Yusril Mobil Mewahnya
Disiram Cat Kuning
Yusril
mendapati mobilnya disiram dengan cat kuning usai menghadiri syukuran
warga Bidara Cina. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)
Liputan6.com, Jakarta - Pulang dari acara syukuran yang digelar para warga RW 04, Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, bakal calon gubernur Yusril Ihza Mahendra mendapat kado pahit. Mobil sedan berwarna hitam merek Mercedes berplat nomor B 1026 miliknya didapati disiram dengan cat.
Yusril Suka Janji, Mamah Dedeh: Pret,
Enggak Percaya Gua
Mamah Dedeh. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Da'i
kondang Dedeh Rosidah alias Mamah Dedeh melayangkan pesan menohok buat
Yusril Ihza Mahendra, yang ingin maju dalam pemilihan Gubernur DKI
Jakarta 2017 menantang Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur Jakarta
petahana. Tak tanggung-tanggung, pesan itu dilontarkan langsung
dalam acara yang juga dihadiri Yusril, yakni Gema Tabligh Akbar di
Yayasan Al-Riyad, Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta
Selatan, pagi ini, Senin, 25 April 2016. Menurut Mamah Dedeh,
Yusril tidak perlu banyak janji bila menjadi pejabat. "Rakyat bosan
banyak janji. Ada yang doa, ‘kuwakafkan tubuh ini buat rakyat’,"
katanya. "Pret! Enggak percaya gua." Mamah Dedeh berpendapat
bahwa setiap orang berharap pemimpin yang dekat dengan rakyat karena
banyak calon yang ramah pada awalnya saja. "Saya mewakili hati nurani
mereka," ucapnya sambil tertawa. Mamah Dedeh lantas memberondong lagi,
"Lebay, kata Bang Yusril. Selama ini banyak calon pemimpin ramah tamah,
pas jadi pemimpin enggak datang lagi. Catat, mana sekretaris Anda?" Baca juga: Tamara Bleszynski Bertemu Penjambaknya, Inilah yang TerjadiPamer Pacar Baru, Derby Romero: Aku Pria Paling Beruntung Sebelumnya,
Yusril mengatakan wajar jika penelitian menyatakan 45 persen warga
Jakarta menghendaki pemimpin muslim karena memang mayoritas warga
Jakarta beragama Islam. "Masak, saya jadi gubernur di Bali? Pasti orang
Hindu yang jadi gubernur. Masak, saya jadi gubernur di Papua? Pasti
orang Kristen yang dikehendaki orang Papua," ujarnya dalam pidato. Yusril
pun menerangkan, di Amerika Serikat—yang sudah 200 tahun merdeka saja,
tidak pernah memiliki presiden seorang muslim. Satu-satunya Presiden
Amerika yang berasal dari luar Kristen Protestan adalah John F. Kennedy,
yang beragama Katolik. Namun, Yusril menuturkan, hal itu bukan berarti
tidak menghormati agama lain. Yusril mengatakan setiap orang
harus menjaga keberadaan tempat ibadah. "Saya insya Allah paham betul,
ingin lihat Jakarta damai, lebih islami, bukan berarti tidak hormati
agama lain," tutur Yusril. FRISKI RIANA
Mamah Dedeh di Depan Yusril: Pret,
Enggak Percaya Gua!
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza
Mahendra tiba di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, 22 April 2016.
Yusril akan menaiki kereta rel listrik (commuter line) dari Stasiun
Manggarai menuju Stasiun Universitas Indonesia untuk menjalani
serangkaian acara di Universitas Indonesia, Depok.
TEMPO/Nikolaus
Harbowo
TEMPO.CO, Jakarta - Penceramah
Dedeh Rosidah atau Mamah Dedeh mengingatkan Yusril Ihza Mahendra yang
berniat menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah
2017. Menurut Mamah Dedeh, Yusril tidak perlu banyak berjanji bila
menjadi pejabat demi merayu pemilihnya. "Rakyat bosan banyak
janji. Ada yang doa, 'kuwakafkan tubuh ini buat rakyat'. Pret! Enggak
percaya gua," kata Dedeh dalam Gema Tabligh Akbar di Yayasan Al-Riyadh,
Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin,
25 April 2016. Dedeh meyakini tiap orang berharap pemimpin yang
dekat dengan rakyat. Banyak calon pemimpin yang ramah pada awalnya
saja. "Saya mewakili hati nurani mereka," ucap Dedeh sambil tertawa.
"Lebay kata Bang Yusril. Selama ini banyak calon pemimpin ramah-tamah,
pas jadi pemimpin enggak datang lagi. Catat, mana sekretaris Anda." Sebelumnya, saat menghadiri acara yang sama, Yusril mengatakan
berdasarkan penelitian, 45 persen warga Jakarta menghendaki pemimpin
muslim. Menurut dia, hal itu wajar karena mayoritas warga Jakarta
beragama Islam. "Wajar. Masa saya jadi gubernur di Bali? Pasti orang
Hindu yang jadi gubernur." Yusril mengatakan Amerika Serikat
yang sudah 200 tahun merdeka tak pernah memiliki presiden muslim.
Bahkan, menurut dia, satu-satunya Presiden AS yang berasal dari luar
Kristen adalah John F. Kennedy yang beragama Katolik. "Masa saya jadi
gubernur di Papua? Pasti orang Kristen yang dikehendaki orang Papua." Namun, Yusril menuturkan, pilihan warga itu bukan berarti tidak
menghormati agama lain. Agama lain juga dihormati, dan setiap orang
harus menjaga keberadaan tempat ibadah. "Saya insya Allah paham betul,
ingin melihat Jakarta damai, lebih islami, bukan berarti tidak hormati
agama lain," katanya. FRISKI RIANA
Pilkada DKI, Yusril Sambangi
Pelajar Islam Indonesia
Kandidat calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza
Mahendra bertandang ke sekretariat pengurus besar Keluarga Besar
Pelajar Islam Indonesia (KB PII) di Jalan Cikatomas, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, Rabu, 23 Maret 2016. Tempo/Rezki Alvionitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra,
bertandang ke kantor pusat Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB
PII) di Jalan Cikatomas, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu, 23
Maret 2016. Yusril disambut Ketua Umum Pengurus Besar KB PII
Nasrullah dan pengurus lain. Ia duduk di kursi tengah bersama Nasrullah.
Kegiatan pagi ini adalah Diskusi Reboan, agenda rutin mereka.
Wakil Ketua Umum KB PII Sofat Hadi yang memandu acara ini mengatakan
mereka yang mengundang Yusril. "Sehubungan dengan niat beliau menjadi
calon Gubernur DKI Jakarta," ucap Sofat. Menurut dia, PII sangat peduli menghadapi pemilihan Gubernur DKI. "Terutama karena salah satu calonnya adalah Saudara Ahok (Basuki Tjahaja Purnama). Kami menginginkan, berusaha, dan mengharapkan Gubernur DKI seorang muslim," tuturnya.
PII mencatat, delapan nama calon Gubernur DKI beragama Islam.
"Kemungkinan bukan hanya Yusril yang berdialog dengan kami," katanya.
Ketua Umum KB PII Nasrullah berujar, selama Ahok memimpin Jakarta,
jantung mereka terus berdetak kencang tanda khawatir. "Selama ini,
jantung kami berdetak kencang," ucapnya. Ia menyatakan siap mengawal
para kader yang akan berpolitik. REZKI ALVIONITASARI
PKS Belum Pasti Dukung Yusril
di Pilkada DKI Februari 2017
Mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta
- Ketua Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera DKI Jakarta,
Syakir Purnomo, mengatakan partainya belum memutuskan dukungan terhadap
pengacara Yusril Ihza Mahendra untuk maju dalam pemilihan Gubernur DKI
Jakarta 2017. Sebab menurut dia, pengusungan calon maupun kandidat
berada di bawah keputusan Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP).
"Yang membuat keputusan untuk pengusungan kandidat untuk pilgub DKI
2017, baik dari internal partai maupun eksternal, atau penentuan untuk
berkoalisi dengan partai lain semuanya ada di Dewan Pimpinan Tingkat
Pusat (DPTP)," katanya melalui pesan singkat, Sabtu, 26 Maret 2016.
Syakir menjelaskan bahwa sampai saat ini belum ada ketetapan final dari
Dewan Pimpinan Pusat. Menurut dia, PKS masih terus menjalin silaturahmu
dan komunikasi dengan para kandidat yang muncul di publik dan sejumlah
partai. "Kami masih fokus menjalin komunikasi, belum ada keputusan
final," ujarnya. Kendati demikian, Syakir mengatakan bahwa PKS
menyambut baik itikad Yusril yang mendatangi PKS untuk menjalin
komunikasi politik. "Kami sangat berterima kasih dan menghargai
kesediaan Yusril yang telah berkenan hadir bersilaturahim dan
berkomunikasi dengan PKS," katanya. Syakir juga menuturkan
bahwa PKS juga sangat menghargai rencana Yusril yang akan turut serta
dalam pemilihan Gubernur DKI 2017. "Kami berharap agar semuanya dapat
berkontribusi lebih maksimal dalam membangun Jakarta menjadi lebih baik
lagi," katanya. Sebelumnya, bakal Yusril Ihza Mahendra
mengklaim ada tiga partai yang serius bakal mengusungnya pada pemilihan
2017. Ketiga partai itu adalah Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, dan
Gerindra. Partai lainnya, kata dia, masih dalam tahap negosiasi.
"Prinsipnya mendukung calon yang potensinya besar, kalau kalah ngapain
didukung," Yusril di pusat perbelanjaan Blok M Square, Jakarta Selatan,
Jumat, 25 Maret 2016. ABDUL AZIS
Yusril dan Adhyaksa Pertimbangkan Maju dari Jalur Independen
Yusril Ihza Mahendra bertandang ke kediaman
Adyaksa Dault di Jalan Pegadegan Selatan, Kalibata, Jakarta Selatan, 12
Maret 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis
TEMPO.CO, Jakarta
- Dua Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra dan
Adhyaksa Dault, menyatakan kemungkinan mereka maju lewat jalur
independen atau perseorangan dalam pemilihan Gubernur DKI 2017 nanti.
Jalur independen ini sudah dipilih terlebih dahulu oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang sepekan terakhir menyita perhatian publik.
"Kalau dari tim sukses saya, sudah ada 100 ribu KTP. Itu datangnya sukarela, secara online,
maupun dari jaringan kami di kecamatan dan kelurahan," kata Adhyaksa di
kediamannya di Jalan Pengadegan Selatan, Kalibata, Jakarta Selatan,
Sabtu, 12 Maret 2016.
Kata Adhyaksa, sejumlah pendukungnya
mengaku kurang puas jika hanya mendukung lewat pengumpulan KTP. "Fakta
di lapangan, mereka (pendukung Adhyaksa) ingin mengisi semacam formulir
juga seperti Teman Ahok," ujarnya.
Yang dimaksud Adhyaksa adalah formulir dukungan disertai tanda tangan
dan fotokopi KTP warga Jakarta yang dikumpulkan pendukung Ahok sebagai
syarat mengusung Ahok secara independen. "Jadi kita ingin cetak formulir
dan kumpulin KTP, sampai tanggal 2 (April 2016). Sebelum itu
dipastikan saya sudah punya wakil," kata Adhyaksa, diikuti anggukan
Kepala Relawan Muda Adhyaksa yang berada di sampingnya saat bertemu
wartawan.
Lain dengan Adhyaksa, Yusril mengaku mencoba dua
jalur pencalonan menuju pemilihan 2017, yaitu jalur partai dan juga
jalur independen alias perorangan. Dia mengatakan para relawannya sudah
bergerak di lapangan. "Saya menempuh keduanya, besok akan ada tiga form yang disampaikan ke masyarakat. Ada relawan saya yang datang ke kelurahan," kata Yusril.
Pendekatan ke partai politik, menurut Yusril, lebih lamban dibanding
menggalang dukungan langsung lewat relawan. Namun, dia mengakui jalur
dukungan partai tetap lebih aman dibanding maju secara independen. "Kita
masih deg-degan. Dapat dukungan 700 ribu saja wajib diverifikasi,
diambil sampling acak. Kalau satu saja salah, bisa drop dan dukungan hilang," kata Yusril.
Pilkada Jakarta, Yusril Tempuh Jalur Partai dan Independen
Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum
Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra akan menempuh jalur independen
maupun pencalonan melalui partai dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta
pada 2017.
"Keduanya akan ditempuh dan itu sangat dimungkinkan
oleh sistem yang kita anut," kata Yusril dalam acara peluncuran
Ensiklopedi Pemikiran Yusril Ihza Mahendra di Hotel Bidakara, Jakarta,
pada Sabtu, 6 Februari 2016.
Yusril tidak mempermasalahkan
Partai Bulan Bintang yang disebut partai kecil. Ia mengatakan akan
mendapatkan sejuta tanda tangan dari warga Jakarta. Selain itu, Yusril
menilai di Jakarta tidak ada satu partai yang memiliki kekuatan yang
signifikan. Menurut dia, suara-suara partai di DKI Jakarta saling
bersaing ketat dan tidak ada satu partai pun yang dominan.
Ia
masih enggan menyebut berapa partai yang sudah menyatakan dukungan.
Menurut dia, dalam beberapa hari terakhir, banyak pimpinan partai yang
sudah mengemukakan sikapnya. "Kami kira ini sudah dimulai, baru seminggu
ini," katanya. Yusril juga belum memastikan partai mana yang akan
dipilih.
Hingga saat ini, Yusril akan terus memantau
perkembangan dukungan dari masyarakat. Menurut dia, ia terlebih dahulu
akan mempelajari sikap publik DKI dan baru membuat keputusan mengenai
partai yang akan dijadikan kendaraan politik dan mengkaji opsi jalur
independen.
"Kalau sekarang tentu saya masih lemah sekali
karena baru seminggu, dibandingkan Pak Ahok yang memang sudah sejak awal
menyatakan maju," katanya. ANANDA TERESIA
Resmi, Dewan Dakwah Dukung Yusril Jadi Gubernur DKI Jakarta
JAKARTA (voa-islam.com)--‘’Ibukota yang baik
merupakan cermin dari negara yang baik. Kita bisa melihat contohnya,
bagaimana Rasulullah hijrah dari Makkah ke Yastrib (Madinah) dan
kemudian membangun tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik dari
Madinah. Sehingga, Madinah kemudian menjadi pusat peradaban dan
keagamaan.” Demikian dituturkan Prof Yusril Ihza Mahendra saat bersilaturahim ke
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di Jalan Kramat Raya 45 Jakarta Pusat,
Dewan Da’wah, Selasa (26/4) pekan lalu. Yusril yang didampingi Ketua Tim Pemenangan Pemilihan Gubernur DKI,
Zulfi Syukur, disambut oleh Ketua Dewan Pembina Dewan Dakwah Prof AM
Saefuddin, Anggota Pembina KH Cholil Ridwan, Wakil Ketua Umum Dr
Mohammad Noer, dan lain-lain. Salah satu bakal calon gubernur DKI itu menuturkan, Jakarta merupakan
kota multikultural, multireligius, multietnis, dan sebagainya.
Sehingga, warga Jakarta Jakarta menamai wilayahnya sesuai daerah asal
mereka seperti Kampung Melayu, Kampung Bugis, Kampung Ambon, Kampung
Makasar, Kampung Bali, dan lain-lain. ‘’Dulu pada tahun 70-an, pemerintah Jepang mengatakan orang Betawi
adalah orang Jawa yang menggunakan Bahasa Melayu, tapi bukan orang Jawa
dan bukan orang Sunda,” Yusril mencontohkan sifat multietnis Jakarta. Pakar Hukum Tata Negara tersebut menyatakan, visinya sebagai calon
pemimpin DKI adalah membangun Ibukota yang kosmopolitan dan religius.
“Mudah-mudahan ke depan Jakarta menjadi kota kosmopolitan, religius
tentunya, modern, dan menjadi pusat budaya serta perdagangan. Kita tetap
mempertahankan situs-situs sejarah dan perekonomian masyarakat yang
sudah eksis,” tandas Yusril. Lebih lanjut ia memaparkan kosepnya, bahwa Jakarta akan langsung
ditangani oleh pemerintah pusat. ‘’Jadi tidak ada Gubernur Jakarta lagi,
yang ada Menteri Urusan Ibukota,’’ katanya. Sekarang ini, Jakarta sebagai Ibukota Negara, tapi diatur
oleh Pemda. Sehingga, kebijakan dari pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah kadang bersebrangan. ‘’Ini sangat lucu, terjadi paradoks. Ke
depan bila saya jadi gubernur Jakarta, Jakarta langsung diurus oleh
pemerintah pusat.’’ Yusril mencontohkan Malaysia, yang memiliki federal teritory yang langsung dipegang pemerintah pusat. Mantan Menteri Sekretaris Negara ini sudah mempunyai kiat untuk
menanggulangi masalah Ibukota seperti soal sampah, macet, banjir, dan
kawasan kumuh (slum). Namun, Yusril belum bersedia membuka secara detil program-programnya
itu. ‘’Tidak mungkin semua program saya jelaskan sekarang, karena nanti
bisa ditiru oleh Pak Ahok dan menjadi programnya dia. Akibatnya, nanti
bingung Saya kalau jadi gubernur mau ngerjain apa, he he he,” seloroh
Yusril. Saat ditanya bagaimana jika Ahok jadi tersangka kasus korupsi,
kembali Yusril menjawab dengan candaan, ‘’Oh, jangan dong, nanti saya
nggak punya calon tanding lagi, he he he.’’ Dewan Pembina Dewan Dakwah, dalam pertemuan tersebut, sepakat
mendukung Yusril Ihza Mahendra sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
Bahkan, untuk maju ke pilpres berikutnya. ‘’Kita sangat mendukung Pak Yusril untuk maju menjadi Gubernur
Jakarta, syukur-syukur bisa menjadi Presiden RI 2019-2024. Kalau Allah
takdirkan Pak Yusril jadi Gubernur Jakarta, maka Jalan Kramat Raya
seharusnya diganti menjadi Jalan Mohammad Natsir. Ini bagian dari
pelurusan sejarah,” tutur Prof AM Saefuddin, yang diaminkan KH Cholil
Ridwan. Menjawab pertanyaan Dr Mohammad Noer, Yusril mengungkapkan bahwa
pencalonan dirinya untuk maju ke Pilgub DKI, akan dievaluasi pada Mei
ini. “Saya sudah datang ke bakal calon gubernur lain. Kami sepakat kita
lempar bola. Siapa yang dukungannya paling banyak, dia yang akan maju.
Bahkan Bang Adhiyaksa Dault bilang kepada saya, bahwa beliau siap
menjadi Ketua Kampanye Pemenangan Pilgub saya jika memang harus saya
yang maju,’’ ungkap Yusril. Ia melanjutkan, beberapa partai sudah dia datangi, dan mereka sepakat
untuk mengajukan satu calon. ‘’Saya sengaja tidak menonjolkan partai
saya sendiri. Saya belajar dari Pak Natsir dalam menggolkan Mosi
Integral, bagaimana beliau mengajak DN Aidit, PNI, dan tokoh Kristen
dalam penandatanganan Mosi Integral demi NKRI. Akhirnya RIS kembali
menjadi NKRI.” *[Nurbowo/Syaf/voa-islam.com]
-
See more at:
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2016/05/03/43824/resmi-dewan-dakwah-dukung-yusril-jadi-gubernur-dki-jakarta/#sthash.rfwQZc83.dpuf
Resmi, Dewan Dakwah Dukung Yusril Jadi Gubernur DKI Jakarta
JAKARTA (voa-islam.com)--‘’Ibukota yang baik
merupakan cermin dari negara yang baik. Kita bisa melihat contohnya,
bagaimana Rasulullah hijrah dari Makkah ke Yastrib (Madinah) dan
kemudian membangun tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik dari
Madinah. Sehingga, Madinah kemudian menjadi pusat peradaban dan
keagamaan.”
Demikian dituturkan Prof Yusril Ihza Mahendra saat bersilaturahim ke
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di Jalan Kramat Raya 45 Jakarta Pusat,
Dewan Da’wah, Selasa (26/4) pekan lalu.
Yusril yang didampingi Ketua Tim Pemenangan Pemilihan Gubernur DKI,
Zulfi Syukur, disambut oleh Ketua Dewan Pembina Dewan Dakwah Prof AM
Saefuddin, Anggota Pembina KH Cholil Ridwan, Wakil Ketua Umum Dr
Mohammad Noer, dan lain-lain.
Salah satu bakal calon gubernur DKI itu menuturkan, Jakarta merupakan
kota multikultural, multireligius, multietnis, dan sebagainya.
Sehingga, warga Jakarta Jakarta menamai wilayahnya sesuai daerah asal
mereka seperti Kampung Melayu, Kampung Bugis, Kampung Ambon, Kampung
Makasar, Kampung Bali, dan lain-lain.
‘’Dulu pada tahun 70-an, pemerintah Jepang mengatakan orang Betawi
adalah orang Jawa yang menggunakan Bahasa Melayu, tapi bukan orang Jawa
dan bukan orang Sunda,” Yusril mencontohkan sifat multietnis Jakarta.
Pakar Hukum Tata Negara tersebut menyatakan, visinya sebagai calon
pemimpin DKI adalah membangun Ibukota yang kosmopolitan dan religius.
“Mudah-mudahan ke depan Jakarta menjadi kota kosmopolitan, religius
tentunya, modern, dan menjadi pusat budaya serta perdagangan. Kita tetap
mempertahankan situs-situs sejarah dan perekonomian masyarakat yang
sudah eksis,” tandas Yusril.
Lebih lanjut ia memaparkan kosepnya, bahwa Jakarta akan langsung
ditangani oleh pemerintah pusat. ‘’Jadi tidak ada Gubernur Jakarta lagi,
yang ada Menteri Urusan Ibukota,’’ katanya.
Sekarang ini, Jakarta sebagai Ibukota Negara, tapi diatur
oleh Pemda. Sehingga, kebijakan dari pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah kadang bersebrangan. ‘’Ini sangat lucu, terjadi paradoks. Ke
depan bila saya jadi gubernur Jakarta, Jakarta langsung diurus oleh
pemerintah pusat.’’
Yusril mencontohkan Malaysia, yang memiliki federal teritory yang langsung dipegang pemerintah pusat.
Mantan Menteri Sekretaris Negara ini sudah mempunyai kiat untuk
menanggulangi masalah Ibukota seperti soal sampah, macet, banjir, dan
kawasan kumuh (slum).
Namun, Yusril belum bersedia membuka secara detil program-programnya
itu. ‘’Tidak mungkin semua program saya jelaskan sekarang, karena nanti
bisa ditiru oleh Pak Ahok dan menjadi programnya dia. Akibatnya, nanti
bingung Saya kalau jadi gubernur mau ngerjain apa, he he he,” seloroh
Yusril.
Saat ditanya bagaimana jika Ahok jadi tersangka kasus korupsi,
kembali Yusril menjawab dengan candaan, ‘’Oh, jangan dong, nanti saya
nggak punya calon tanding lagi, he he he.’’
Dewan Pembina Dewan Dakwah, dalam pertemuan tersebut, sepakat
mendukung Yusril Ihza Mahendra sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
Bahkan, untuk maju ke pilpres berikutnya.
‘’Kita sangat mendukung Pak Yusril untuk maju menjadi Gubernur
Jakarta, syukur-syukur bisa menjadi Presiden RI 2019-2024. Kalau Allah
takdirkan Pak Yusril jadi Gubernur Jakarta, maka Jalan Kramat Raya
seharusnya diganti menjadi Jalan Mohammad Natsir. Ini bagian dari
pelurusan sejarah,” tutur Prof AM Saefuddin, yang diaminkan KH Cholil
Ridwan.
Menjawab pertanyaan Dr Mohammad Noer, Yusril mengungkapkan bahwa
pencalonan dirinya untuk maju ke Pilgub DKI, akan dievaluasi pada Mei
ini.
“Saya sudah datang ke bakal calon gubernur lain. Kami sepakat kita
lempar bola. Siapa yang dukungannya paling banyak, dia yang akan maju.
Bahkan Bang Adhiyaksa Dault bilang kepada saya, bahwa beliau siap
menjadi Ketua Kampanye Pemenangan Pilgub saya jika memang harus saya
yang maju,’’ ungkap Yusril.
Ia melanjutkan, beberapa partai sudah dia datangi, dan mereka sepakat
untuk mengajukan satu calon. ‘’Saya sengaja tidak menonjolkan partai
saya sendiri. Saya belajar dari Pak Natsir dalam menggolkan Mosi
Integral, bagaimana beliau mengajak DN Aidit, PNI, dan tokoh Kristen
dalam penandatanganan Mosi Integral demi NKRI. Akhirnya RIS kembali
menjadi NKRI.” *[Nurbowo/Syaf/voa-islam.com]
-
See more at:
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2016/05/03/43824/resmi-dewan-dakwah-dukung-yusril-jadi-gubernur-dki-jakarta/#sthash.rfwQZc83.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar