Kata Yusril dan Wanita Emas Soal Setoran Wajib PDIP Rp 5 Juta
Balon
Gubernur DKI, Yusril Ihza Mahendra dan Mischa Hasnaeni Moein sebelum
memberikan keterangan kepada awak media, Jakarta Selatan, Kamis (28/4).
Hasnaeni berharap safari politiknya bisa mendampingi Yusril menjadi
wakilnya.(Liputan6.com/Gempur M Surya)
Liputan6.com, Jakarta PDIP telah
menetapkan iuran wajib senilai Rp 5 juta kepada setiap bakal calon
gubernur DKI Jakarta. Keputusan itu ditanggapi berbeda dari setiap
kandidat. Seorang kandidat bernama Hasniati langsung mengundurkan diri dari ajang pertarungan Pilkada DKI. Ini lantaran keengganannya membayar iuran tersebut. Namun bagi bakal calon lainnya, Yusril Ihza Mahendra yang juga ikut
penjaringan PDIP mengaku tak masalah membayar Rp 5 juta. Bagi dia, masih
banyak permasalahan Jakarta yang justru harus lebih diperhatikan dan
diselesaikan. "Saya kira ada banyak hal yang jauh lebih susah daripada itu. Itu
lebih banyak gosipnya daripada substansi," kata Yusril di kantor DPP
PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016). Tidak berbeda dengan Yusril,
kandidat lainnya Hasnaeni Moein atau Wanita Emas juga mengaku menerima
kebijakan tersebut. Jumlah dana tersebut tidak masalah baginya. "Tidak keberatan. Itu wajar saja. Itu sumbangan psikotes, bukan diambil untuk partai," kata Hasnaeni. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui ke-34 bakal calon yang mendaftar penjaringan di partainya diharuskan membayar biaya fit and proper test senilai Rp 5 juta. Dana itu digunakan untuk membiayai tes psikologi peserta penjaringan bakal calon gubernur DKI Jakarta. "Dalam fit and proper test melibatkan ahli psikologi. Dari situ ada biaya dari yang diberikan para calon. Langsung diberikan kepada assessment center himpunan para ahli psikologi. Assessment dilakukan melalui metodologi khusus," kata Hasto. Hasto menjelaskan, dana tersebut digunakan untuk menyewa psikolog
profesional dalam proses tes wawancara tersebut. Selain itu dana juga
dikeluarkan untuk konsumsi para kandidat, serta kepada para pendukung
mereka yang datang ke kantor DPP PDIP. "Uang administrasi tersebut juga dapat membantu kandidat yang tidak
mampu, namun memiliki elektabilitas yang tinggi, serta dianggap
berpotensi memimpin Jakarta," demikian Hasto.
Empat Nama Bakal Calon Gubernur DKI dari PDIP
Kader PDI Perjuangan saat peresmian kantor baru DPP. Foto: MI/M Irfan
Metrotvnews.com, Jakata: Djarot Saiful
Hidayat, Tri Rismaharini, Boy Sadikin, dan Ganjar Pranowo masuk dalam
daftar bakal calon gubernur DKI Jakarta. PDI Perjuangan akan menggodok
empat nama itu pada April.
Keempat nama tersebut merupakan kader PDI Perjuangan:
- Djarot saat ini
menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, - Risma adalah Wali Kota Surabaya, - Boy duduk sebagai anggota DPRD DKI, - dan Ganjar Gubernur Jawa Tengah
2013-2017.
"Semua (nama) akan digodok. Sekarang kami sedang melihat, rapat kerja
dulu. Nanti dari situ akan terlihat," kata Sekretaris DPD PDI Perjuangan
DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi kepada Metrotvnews.com di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2016).
Prasetyo mengatakan, PDI Perjuangan juga akan membuka ruang untuk
mengusung calon gubernur dari luar kandang banteng. Artinya, Basuki
Tjahaja Purnama tetap berpeluang mendapat dukungan dari PDI Perjuangan.
Menurut pria yang saat ini menjabat Ketua DPRD DKI Jakarta itu, PDI
Perjuangan belum membicarakan sosok dari luar PDI Perjuangan yang akan
diusung menjadi calon gubernur. "Kami beresin internal dulu," kata
Prasetyo.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto
mengatakan Risma tak bersedia ikut Pilkada DKI pada 2017. Menurut Hasto,
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sudah menawarkan
peluang itu ke Risma.
Namun, perempuan kelahiran Kediri 20 November 1961 itu mengaku ingin
merealisasikan janji kampanye kepada masyarakat Surabaya terlebih
dahulu.
Partai politik mulai sibuk menjaring bakal calon gubernur. Partai
Gerindra sudah menjaring bakal calon gubernur sebulan terakhir.
Nama-nama yang dilirik Gerindra seperti: - Sandiaga Uno, - Boy Sadikin, - Sanusi, - Ahmad Muzani, - Biem Benyamin, - Sjafrie Sjamsoeddin, - dan Saefullah. - Ridwan Kamil juga sempat diincar Gerindra, namun sudah memastikan tidak
ikut Pilkada DKI 2017.
Partai NasDem sudah lebih tegas dibandingkan dua partai itu. Partai yang
dipimpin Surya Paloh ini tegas menyatakan mendukung Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) sebagai bakal calon gubernur. NasDem juga mengajak partai
lain mendukung Ahok tanpa syarat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar