Senin, 29 Februari 2016 | 13:00 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com — Tanda tanya tentang langkah politik Wali Kota Bandung Ridwan Kamil akhirnya terjawab. Dia menegaskan akan tetap memimpin Kota Bandung hingga jabatannya selesai pada 2018.
(Baca juga: Ridwan Kamil: Saya Tak Akan Maju ke Pilkada DKI 2017)
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, keputusan untuk tidak ikut bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 diambil setelah meminta saran kepada sejumlah tokoh nasional.
Salah satunya, Presiden RI Joko Widodo.
"Saya kan bersahabat dengan Pak Jokowi sejak zaman masih jadi Wali Kota Solo. Apalagi sebagai Presiden, jadi saya menghadap. Intinya, beliau menyampaikan agar ambil keputusan yang terbaik," tutur Emil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Senin (29/2/2016).
Emil melanjutkan, Jokowi berpesan agar ia jangan mengejar sesuatu yang lebih besar, sedangkan masalah di depan mata belum terselesaikan.
"Beliau melihat saya dan Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) ini pemimpin daerah yang diapresiasi, jadi sebaiknya tidak bertanding, dengan kondisi (bahwa) nanti salah satu kalau kalah tidak berguna untuk negara," ungkapnya.
Emil mengaku sangat paham dengan pesan yang disampaikan Jokowi. Menurut dia, Jokowi tidak berkehendak bahwa keduanya bertarung memperebutkan posisi yang sama.
"Jadi, logikanya sangat saya pahami. Jadi, kalau lawan Pak Ahok, Pak Ahok menang, saya nganggur, energi hidup saya tidak bermanfaat. Kalau Pak Ahok kalah, dia nganggur. Itu nasihat bijak (Jokowi) yang saya pahami," tuturnya.
(Baca juga: Ridwan Kamil: Saya Tak Akan Maju ke Pilkada DKI 2017)
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, keputusan untuk tidak ikut bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 diambil setelah meminta saran kepada sejumlah tokoh nasional.
Salah satunya, Presiden RI Joko Widodo.
"Saya kan bersahabat dengan Pak Jokowi sejak zaman masih jadi Wali Kota Solo. Apalagi sebagai Presiden, jadi saya menghadap. Intinya, beliau menyampaikan agar ambil keputusan yang terbaik," tutur Emil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Senin (29/2/2016).
Emil melanjutkan, Jokowi berpesan agar ia jangan mengejar sesuatu yang lebih besar, sedangkan masalah di depan mata belum terselesaikan.
"Beliau melihat saya dan Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) ini pemimpin daerah yang diapresiasi, jadi sebaiknya tidak bertanding, dengan kondisi (bahwa) nanti salah satu kalau kalah tidak berguna untuk negara," ungkapnya.
Emil mengaku sangat paham dengan pesan yang disampaikan Jokowi. Menurut dia, Jokowi tidak berkehendak bahwa keduanya bertarung memperebutkan posisi yang sama.
"Jadi, logikanya sangat saya pahami. Jadi, kalau lawan Pak Ahok, Pak Ahok menang, saya nganggur, energi hidup saya tidak bermanfaat. Kalau Pak Ahok kalah, dia nganggur. Itu nasihat bijak (Jokowi) yang saya pahami," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar