Kamis, 04 Februari 2016

SINGA BATAK MUSLIM MENGAUM / BERBICARA: ""ALLOH BERFIRMAN : "WAL-FITNATU ASADDU MINAL-QOTL" ARTINYA : "FITNAH (ULAMA TAFSIR MENG-ARTI-KAN JUGA : KE-MUSYRIK-AN, KE-KAFIR-AN) ITU LEBIH KEJAM (DOSANYA) DARI PADA PEMBUNUHAN" (QS.AL-BAQARAH 191), VIDEO CLIP DIBAWAH INI MEM-FITNAH "WAHABI" DENGAN KEBOHONGAN YANG NYATA, SALAH SATU KE-BOHONGAN-NYA DALAM VIDEO CLIP DIBAWAH INI ADALAH: ADANYA / DI-MASUKKAN-NYA FOTO SADDAM HUSEIN KETIKA INGIN DIGANTUNG ATAS PERINTAH AMERIKA DAN SAMA SEKALI TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN SEJARAH "ARAB SAUDI" DAN "SYEIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB / "WAHABI" (TAHUN 1701 S/D 1793) YANG JAUH KISAHNYA LEBIH DARI DUA RATUS TAHUN SEBELUM KISAH DIGANTUNGNYA SADDAM HUSEIN (TAHUN 2006), BEGITULAH ALLOH MENGALAHKAN MAKAR MEREKA (PEM-FITNAH VIDEO CLIP DIBAWAH INI ATAU SYI'AH ATAU ORANG YANG NGAKU KETURUNAN NABI MUHAMMAD S.A.W. YANG DIHARAMKAN OLEH WAHABI, SEHINGGA DENDAM DENGAN MEMFITNAH WAHABI), "DAN ALLOH SEBAIK-BAIKNYA MAKAR / TIPU DAYA", BUKA SURAT AL-ANFAL, AYAT 30"".

  Image result for SYEIKH ADNAN

Fitnah Kepada 
"Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab". 

SILAHKAN KLICK VIDEO CLIP TUKANG FITNAH YANG BODOH ITU, DIBAWAH INI :
>>> https://www.youtube.com/watch?v=shcTaLB7th8

>>> https://youtu.be/shcTaLB7th8


Image result for foto syaikh muhammad bin abdul wahab
Image result for foto syaikh muhammad bin abdul wahab
.Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab Pejuang Tauhid Dalam Memurnikan Islam 

Image result for foto syaikh muhammad bin abdul wahab
Image result for foto syaikh muhammad bin abdul wahab

Image result for foto syaikh muhammad bin abdul wahab

Image result for foto syaikh muhammad bin abdul wahab

Image result for foto syaikh muhammad bin abdul wahab

Image result for foto syaikh muhammad bin abdul wahab

Image result for FOTO SYEIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB
Image result for foto syaikh muhammad bin abdul wahab

Image result for foto syaikh muhammad bin abdul wahab
Image result for foto syaikh muhammad bin abdul wahab

Image result for FOTO SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB
Image result for foto syaikh muhammad bin abdul wahab
                                                              Mr. Thinker
                        " RELIGIOUS THINKER, THE NATION AND STATE "
                               " PEMIKIR AGAMA, BANGSA DAN NEGARA "
                                 
                                    Website, http://ust-rayyan.blogspot.com
                                    E-mail : rayyan.syahrial@gmail.com
                                    HP. Private Number : +62812 1545 2500.
                                    Indonesian Moslem Nationality, in Jakarta.



Image result for FOTO SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB

SEJARAH RIN GKAS SYEIKH MUHANMAD BIN ABDUL WAHAB : 

Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab dilahirkan di Nejed, tahun 1701 dan wafat tahun 1793 Masehi. Syekh Abdul Wahab tergolong Banu Siman, dari Tamim. Pendidikannya dimulai di Madinah yakni berguru pada ustadz Sulaiman al-Kurdi dan Muhammad Hayat al-Sind. Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah pendiri kelompok Wahabi yang mazhab fikihnya dijadikan mazhab resmi kerajaan Saudi Arabia, hingga saat ini.
Sebenarnya, beliau bersama pengikutnya lebih senang menamakan kelompoknya dengan al-Muwahhidun (pendukung tauhid). Namun orang-orang Eropa dan lawan-lawan politiknya menisbatkan nama ‘Wahabi’ untuk menjuluki beliau dan gerakan yang dipimpinnya.
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab dikenal di dunia Islam berkat perjuangannya memurnikan ajaran Islam melalui pemurnian tauhid. Masalah tauhid, yang merupakan pondasi agama Islam mendapat perhatian yang begitu besar oleh Syekh Muhammad Abdul Wahhab. Perjuangan tauhid beliau terkristalisasi dalam ungkapan la ilaha illa Allah. Menurut beliau, aqidah atau tauhid umat telah dicemari oleh berbagai hal seperti takhayul, bid’ah dan khurafat (TBC) yang bisa menjatuhkan pelakunya kepada syirik. Aktivitas-aktivitas seperti mengunjungi para wali, mempersembahkan hadiah dan meyakini bahwa mereka mampu mendatangkan keuntungan atau kesusahan, mengunjungi kuburan mereka, mengusap-usap kuburan tersebut dan memohon keberkahan kepada kuburan tersebut. Seakan-akan Allah SWT sama dengan penguasa dunia yang dapat didekati melalui para tokoh mereka, dan orang-orang dekat-Nya. Bahkan manusia telah melakukan syirik apabila mereka percaya bahwa pohon kurma, pepohonan yang lain, sandal atau juru kunci makam dapat diambil berkahnya, dengan tujuan agar mereka dapat memperoleh keuntungan. 
Mr.Thinker bukan orang Wahabi / Salafi, tapi ini disampaikan oleh Mr.Thinker untuk "Menegakkan Kebenaran" dan "Menghancurkan Kebathilan". 

Selama 23 tahun Mr.Thinker mengkaji Islam dan mengkaji cara ber-Fikir / Thinker Ulamanya secara Ilmiah di Timur-Tengah, belum ada "Kitab Tauhid" dan lain-lain sebagaimana kitab-kitab dibawah ini tulisan / writter by : Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab, yang membahas masalah ke-iman-an semurni-murninya adalah :
-"Tauhid Salima",
-"Aqidah Shahihah", dan 
-"Akhlaq Karima", yang lebih bagus dari : kitab-kitab / buku-buku tulisan / writter by : Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahab dan Syeikh- Syeikh / Ulama pengikut manhaj beliau, seperti : 
- Syeikh Abdul Aziz Abdullah Bin Baz (Rahimahulloh). 
- Syeikh Muhammad Al-Utsaimin (Rahimahulloh).
- Syeikh M. Nashruddin Al- Banni (Rahimahulloh). 
- Syeikh Abu Ishaq Al-Huwaini (Hafidzohulloh). 
- Syeikh Shaalih Al-fauzan (Hafidzohulloh).
- Syeikh Abdul Aziz Abdullah A'li Syeikh (Hafidzohulloh).
- Syeikh Abu Bakar Al- Jazairi (Hafidzohulloh).
- Syeikh Abdullah Bin Jibrin (Rahimahulloh).
- Syeikh Abu Muhammad Al-Maghdisi (Hafidzohulloh).
- Syeikh A'dnan Muhammad Al-A'r uu'r (Hafidzohulloh).
- Syeikh Safar Al-Hawali (Hafidzohulloh).
- Syeikh Salman Al-A'udah (Hafidzohulloh).
- Dan lain-lain banyak lagi dari Kibari Ulama yang mengikuti manhaj Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahab (Rahimahulloh).

Keterangan : Nama Dua Ulama Saudi yang terakhir diatas pernah dipenjara di Pemerintahan Arab Saudi.


Image result for FOTO SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB
Image result for FOTO SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB

Maka Mr.Thinker Kata Rayyan Berkata : 
"Ulama-Ulama tersebut diatas Thinker / Pemikiran-nya sangat-sangat tajam sekali, lebih tajam dari pedang algojo Arab Saudi ketika ingin memenggal kepala di Hukum Qishosh, sehingga Mr.Thinker memberi gelar kepada Ulama-Ulama Timur-Tengah  tersebut diatas adalah : 
"PROFESSOR THINKER".

Salah satu "PROFESSOR THINKER" atau "ULAMA" TIMUR-TENGAH yang Thinker / Pemikirannya sangat-sangat tajam sekali adalah :
Professor DR. Thinker Asy-Syeikh :
"Adnan Muhammad Al-A'r uu'r"
 Image result for FOTO SYAIKH ADNAN
Kelebihan Professor Thinker diatas ini :

- Ketajaman, kecermatan, ketangkasan berfikir.

  Silahkan klick video clip dibawah ini :

- Dapat menjerat / buat perangkap sebelum orang yang berbicara kepada beliau ingin menjerat / buat perangkap dengan perkataan.
  Silahkan klick video clip dibawah ini :

Image result for SYEIKH ADNAN
Silahkan klick video clip dibawah ini :


Video clip diatas lebih jelas lagi 
jika antum klick video clip dibawah ini
"Taushiyyah Syeikh Utsman Bin Muhammad Al-Khamis"
Ulama dari Kuwait,
tentang kisah : 
Penyerahan ke-Khalifahan 
HASAN BIN ALI R.A. 
Kepada Kerajaan 
MU'AWIYYAH.
https://www.youtube.com/watch?v=XgiMup7qLmo

   

(Sekilas keterangan : Syeikh Utsman bin Muhammad Al-Khamis merupakan ulama dari Kuwait, seorang sunni yang berusaha meniti manhaj ahlus sunnah wal jama’ah. Beliau menamatkan kuliah di Universitas Al-Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyyah di kota Qasim, Arab Saudi. Syaikh Al-Khamis telah membuahkan banyak karya tulis.

Nama lengkap beliau: Utsman bin Muhamad bin Hamad bin Abdullah bin Shalih bin Muhammad Al-Khamis An-Nashiri At-Tamimi. Syaikh Al-Khamis termasuk ulama Islam masa kini yang mengkritik ulama-ulama Syiah Imamiah dan menentang pemahaman mereka dalam sebagian buku yang beliau tulis).

 

- Tidak mudah terpancing atau emosi kepada orang yang berbicara kepada beliau, walaupun beliau dicaci maki (seperti orang-orang kafir syi'ah mencaci maki beliau dengan kalimat melaknat, kamu kafir, anjing, jenggot kotor, ada yang telephonenya ditutup langsung setelah mengejek,  dll, yaitu cacian yang sangat tidak wajar dan kurang ajar), tapi "MASYA ALLOH" caci maki terhadap belau itu, dibalas oleh beliau dengan senyuman dan barkata teruskan (cacianmu).

  Silahkan klck video clip dibawah ini :


 Dengan Izin ALLOH mereka Ulama di Timur-Tengah itu dapat membaca pikiran orang yang sedang berbicara kepadanya.

 Profil

Syaikh‘Adnan Al-‘Ar’uur
syaikh-adnan-al-arauur 
Biodata singkat 
Syaikh ‘Adnan bin Muhammad Al-‘Ar’uur


Syaikh ‘Adnan Al-‘Ar’uur dilahirkan pada tahun 1368 H/1948 M, di kota Hama Suriah. Beliau tinggal di kota Riyadh (ibukota Saudi), meraih gelar sarjana dan diploma tarbiyah serta bekerja sebagai direktur ilmiah untuk penelitian dan penyebaran di Riyadh.

Syeikh meninggalkan Suriah pada tahun 1982. Pemicunya, peristiwa pembantaian di Hama, kampung halamannya pada masa pemerintahan Hafidz al-Assad. Kemudian Beliau menetap di Saudi Arabia.

Sebelum Revolusi Suriah pecah, beliau adalah pendebat yang hebat dalam diskusi Islam (sunni) dan Syiah. Beliau senantiasa memenangkan perdebatan ini walaupun yang dilawannya adalah kaliber ulama Syiah. Acara ini sering di siarkan di Suriah oleh TV Al-Safa.

Beliaulah tokoh utama dan pertama yang mengkritik Rezim Assad setelah pertumpahan besar-besaran di Daraa. Bahkan beliau mengecam ulama Su’ yang mendukung Rezim, menuduh mereka menerima suap, sebagai imbalan karena diamnya mereka terhadap pembantaian kaum muslimin.

Syaikh merupakan simbol Ulama yang gigih memperjuangkan tumbangnya Basar Al-Assad dan membongkar kedustaaan, kesesatan, kebodohan Syiah.
Shaikh Bin Baz dan Shaikh al-Albani mengenai Shaikh Adnan: http://www.mareb.org/showthread.php?t=3365

Saya nukilkan jawaban Shaikh Bin Baz pada hari beliau meninggal dunia apabila diminta fatwa tentang Shaikh Adnan yang di tajrih oleh Shaikh Rabee’, kata beliau:

“Berdasarkan apa yang kamu sebutkan, saya jawab kamu: Saya hanya tahu kebaikan tentang Shaikh Adnan, dan beliau bersama kita daripada golongan Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah.”

Dan di dalam link yang di atas itu ada rekaman Shaikh Uthaimin mendustakan mereka yang mengatakan Shaikh telah mentahzir Shaikh Adnan.

Pertumbuhannya:
Syaikh ‘Adnan dalam menuntut ilmu tumbuh di negeri Syam, setelah lulus dari kuliyyatul mu’allimin beliau melanjutkan studinya di Universitas Damaskus dan bekerja sebagai seorang pengajar di Syam. Kemudian beliau mengajar di Saudi lalu menjadi direktur di Maktab Al-Buhuts Al-‘Ilmiyah.

Guru-gurunya:
Beliau belajar kepada banyak Syaikh, di antaranya:
  • Syaikh Muhammad Al-Hamid, salah seorang Syaikh besar di Syam.
  • Syaikh Al-‘Allamah Al-Albani.
  • Syaikh Al-‘Allamah Bin Baaz dan lain-lain semoga Allah merahmati mereka semuanya.
Syaikh –semoga Allah melindunginya- telah mengikuti berbagai konferensi internasional yang besar dan banyak sekali seminar-seminar global.

Metode Syaikh dalam berfatwa:
Syaikh di dalam berbagai fatwanya mengambil pendapat-pendapat ulama yang rajih (kuat) dengan berdasarkan dalil, serta tidak mengambil madzhab tertentu.


Di antara karya-karya beliau ialah:
  1. Buku Tsalaatsu Shalawaat Mahjuurah.
  2. Buku Ahkaamul Qunuut.
  3. Buku Al-Washiyyah Asy-Syar’iyyah.
  4. Buku Adillatul Itsbaat Bian Juddah Miiqaat.
  5. Buku At-Tasyaaum: Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu.
  6. Buku tentang hukum-hukum seputar takmiin: Jenis-jenisnya serta hukum-hukumnya, berjudul “At-Takmiin Baina At-Tasyaddud wat-Tasaahul”.
  7. Daftar isi buku At-Targhiib wat-Tarhiib karya Al-Mundziri.
  8. Daftar isi Mu’jam Ath-Thabraani.
  9. Kutaib As-Sabiil Ilaa Manhaji Ahlus-Sunnah wal-Jamaa’ah.
  10. Al-Waaqi’ Al-Mu’allim Baina Al-Mu’allajah Al-Murtajilah wa At-Takshiil Ash-Shahiih.
  11. Al-Latii Huwa Al-Makhraj
  12. Shiraa’ Al-Fikr wal-Itbaa’
  13. Shifaat Ath-Thaaifah Al-Manshuurah.
  14. Manhaj Al-‘I’tidaal wa Huwa Waqafaat fil-Imaan wat-Takfiir was-Siyaasah wal-Hikaam
  15. Dan Naqd Al-Jamaa’aat war-Rijaal.
Buku-buku yang masih dalam proses penulisan:

  • Min Fitan Syabaab As-Shahwah.
    1. Jaami’ As-Sunnah: Yaitu buku yang mencangkup seluruh hadits-hadits Nabi, hingga saat ini pengerjaannya telah mencapai lebih dari empat puluh jilid.
    2. Qawaaid Ma’rifah Al-Haq.
    3. Al-Inshaaf: Ma’naahu, Qawaa’iduhu wa Shuwaruhu.
    4. Al-Ikhtilaaf: Anwaa’uhu… Ahkaamuhu… Mawaqifuhu.
    5. At-Tashwiir: Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu.
    6. Ath-Thariiqah An-Nabawiyyah li Iqaamatid-Daulah Al-Islamiyyah.
    7. Al-Mujtama’aat: Anwaa’uhaa wa Ahkaamuhaa.
    Adapun buku-buku yang masih dalam proses percetakan ialah:
    1. Shiraa’ An-Naql wal-Aql.
    Sebagai penutup, kami memohon kepada Allah untuk membalas Syaikh ‘Adnan dengan sebaik-baik balasan serta melimpahkah barakah di dalamnya dan ilmunya serta menjadikannya bermanfaat bagi Islam dan kaum muslimin.
    Youtube : http://youtube.com/user/AdnanAlarour
    Facebook :http://facebook.com/AdnanAlarour
    Twitter : http://twitter/AdnanAlarour

    VIDEO CLIP DI-GANTUNG-NYA SADDAM HUSEIN DIBAWAH INI SAMA DENGAN FOTO YANG ADA DI VIDEO CLIP TUKANG FITNAH YANG BODOH ITU DIATAS.
    https://www.youtube.com/watch?v=nvwt1anN_Kc

    FOTO DIBAWAH INI LEBIH JELAS LAGI KESAMAAN FOTO YANG ADA DI VIDEO CLIP TUKANG FITNAH YANG BODOH DIATAS ITU.



    Saddam Husein Dieksekusi Hukuman Gantung.

    Baghdad -  Mantan Diktator Presiden Irak Saddam Husein menjalani hukuman mati dengan cara digantung, mata terbuka tanpa penutup mata, sebelum matahari terbit, pada hari Sabtu, 30 Desember 2006, pukul 06.00 Waktu Irak.
    Detik-detik terakhir Saddam Husein di Baghdad Sabtu pagi waktu setempat dilaporkan dalam acara liputan khusus di stasiun televisi pemerintah Irak.
    Menurut stasiun televisi Al Irakiya, mantan presiden Irak tersebut dieksekusi dengan menjalani hukuman gantung. Seorang pejabat kementerian luar negeri Irak di sebuah acara televisi menyatakan dirinya hadir dalam peristiwa yang akan difilmkan tersebut. Dia juga mengatakan Perdana Menteri Nuri Al Maliki tidak hadir dalam penjatuhan hukuman mati Saddam Husein dan mengirim seorang wakil untuk menggantikannya.
    Usai pelaksanaan hukuman mati, Gedung Putih menyatakan eksekusi hukuman mati Saddam Husein merupakan penegakan keadilan atas kejahatan yang dilakukannya. Eksekusi mantan presiden Irak tersebut disebut sebagai tonggak sejarah bahwa Irak mampu memerintah mandiri dan dapat mempertahankan diri. Namun Presiden Amerika Serikat George W. Bush memperingatkan eksekusi Saddam Husein bukanlah akhir kekerasan di Teluk. Saat peristiwa eksekusi berlangsung, Bush sedang berlibur di peternakannya di Crawford, Texas.
    Menjelang pelaksanaan hukuman mati, dilaporkan beberapa persiapan dilakukan. Seorang Imam hadir untuk menuntun Saddam Husein mengucapkan doa dan mendengarkan kata-kata terakhirnya. Sejauh ini lokasi pelaksanaan hukuman gantung tetap dibiarkan rahasia.
    Muwaffak Al Rubaie, konsultan keamanan nasional pemerintah Irak yang hadir dalam peristiwa tersebut menggambarkan detik-detik terakhir Saddam Husein pada stasiun televisi Amerika CNN: „Dia berusaha untuk terlihat tegar, tapi pada kenyataannya hancur di dalam. Namun saya tidak dapat menemukan kesedihan di raut wajahnya.“
    Sementara itu, para pelarian Irak di Amerika Serikat merayakan eksekusi Saddam Husein sebagai sebuah kemenangan. Imam (syi'ah) sebuah mesjid besar di Michigan menyatakan kegembiraannya di depan sekitar 150 pengikutnya: „Ini merupakan malam kebahagiaan, keadilan, keringanan dan malam pembalasan.“
    Sudah beberapa jam menjelang penggantungan Saddam Husein, mesjid tersebut dipenuhi orang-orang yang mengibarkan bendera Irak dan menyanyikan lagu kebangsaan negaranya. Laki-laki ini telah kehilangan setengah anggota keluarganya saat Saddam Husein memerintah: „Ini merupakan perasaan luar biasa. Saddam Husein mendapatkan ganjaran sesuai dengan perbuatannya.“
    Muwaffak Al Rubaie menambahkan, pelaksanaan eksekusi Saddam Husein berjalan sesuai prosedur: „Saya bangga dengan cara pelaksanaannya. Eksekusi berlangsung sesuai standar internasional, Islam, dan Irak. Saya benar-benar bangga.“
    ISIS  Bunuh Hakim yang Hukum Mati 
     Saddam Hussein
      Hakim Raouf Abdul Rahman dan mantan pemimpin Irak, Saddam Hussein, saat menjalani sidang pengadilan.

    BAGHDAD, KOMPAS.com — Hakim yang menjatuhkan vonis hukuman mati untuk mantan pemimpin Irak, Saddam Hussein, dikabarkan ditangkap dan telah dieksekusi para pejuang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

    Raouf Abdul Rahman menjatuhkan vonis hukuman mati dengan cara digantung untuk Saddam Hussein pada 2006. Sejauh ini kebenaran soal kematian hakim berusia 69 tahun itu belum bisa dikonfirmasi, tetapi Pemerintah Iran tak membantah Raouf ditangkap pekan lalu.

    Sejumlah kabar menyebut, hakim Raouf Abdul Rahman ditangkap ISIS pada 16 Juni lalu dan dieksekusi dua hari kemudian. Salah satu sumber kabar ini adalah akun Facebook milik anggota parlemen Jordania, Khalil Attieh.

    "Para revolusioner Irak menangkap dia (Abdul Rahman) dan menjatuhkan hukuman mati karena telah mengirim Saddam Hussein ke tiang gantungan," kata Attieh seperti dikutip harianAl-Mesyroon.

    Lebih jauh Attieh mengatakan, hakim Abdul Rahman sebenarnya mencoba untuk meninggalkan Baghdad dengan menggunakan pakaian penari sebagai samaran. Namun, upayanya itu gagal.

    Sementara itu, akun Facebook milik Izzam Ibrahim al-Douri, mantan deputi Saddam Hussein yang kini menjadi tokoh kunci kelompok militan Sunni, juga menyampaikan kabar yang sama.

    Raouf Abdul Rahman, yang lahir di kota Kurdi Halabja, mengambil alih jalannya sidang Saddam Hussein saat sudah berlangsung separuh jalan pada Januari 2006, setelah hakim sebelumnya, Rizgar Amin, dikritik terlalu "lembek" menghadapi Saddam Hussein dan para terdakwa lainnya.

    Ayah tiga anak itu lulus dari Fakultas Hukum Universitas Baghdad pada 1963 dan bekerja sebagai pengacara sebelum ditunjuk menjadi hakim ketua di Pengadilan Banding Kurdistan pada 1996.

    Abdul Rahman memimpin jalannya sidang tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan yang ditimpakan kepada Saddam Hussein terkait pembunuhan 148 orang di kota Dujail menyusul percobaan pembunuhan terhadap Saddam pada 1982.

    Setelah mendengarkan berbagai bukti dan keterangan saksi, Abdul Rahman menyatakan bahwa Saddam Hussein bersalah untuk semua dakwaan dan menjatuhkan hukuman gantung.

    Sejumlah orang menuding keputusan Abdul Rahman terhadap Saddam Hussein bias karena dipengaruhi serangan gas di kampung halamannya pada 1988 yang diyakini dilakukan atas perintah Saddam Hussein.

    Sejumlah keluarga Abdul Rahman menjadi korban tewas di antara 5.000 korban akibat serangan senjata kimia itu. Dan, pada 1980-an Abdul Rahman dikabarkan juga pernah ditangkap dan disiksa aparat keamanan Saddam Hussein.

    Pada 2008, Abdul Rahmah kemudian mengkritik cara hukuman mati yang dilakukan terhadap Saddam Hussein. Dia mengatakan seharusnya eksekusi yang digelar pada Desember 2006 itu tidak dilakukan secara terbuka dan menjuluki hukuman gantung itu sebagai "tak beradab".






    "WAL FITNATU ASYADDU MINAL-GOTL" 

    KENAPA DITURUNKAN PADA NABI MUHAMMAD.


    DALAM MENGARTIKAN AYAT

    Pemahaman yang wajib diluruskan

    dalam mengartikan ayat:

    والفتنة أشد من القتل

    Untuk menggali hukum dari al-

    Qur`an dan hadits dibutuhkan

    penguasaan dan pemahaman yang

    mendalam tentang bahasa Arab

    dan kaedah-kaedahnya, di samping

    hal itu kita harus mengetahui

    asbabun an-nuzul, nasikh dan

    mansukh, muthlaq dan muqayyad,

    khas dan `am, taqdim dan ta`khir,

    ilmu nahwu, syaraf dan lain-lain

    yang berkaitan dengan ilmu alat

    untuk memahami al-Quran dengan

    benar.

    Tersebar di kalangan masyarakat

    kita ibarat yang menurut orang-

    orang yang mengatakannya adalah

    kandungan dari salah satu ayat al-

    Qur'an, namun kenyataaannya

    ibarat ini bertentangan sama sekali

    dengan ajaran syariat, ibarat

    tersebut adalah: "fitnah itu lebih

    kejam dari pada pembunuhan",

    orang-orang yang mengatakan

    ibarat ini salah dalam memahami

    ayat: 191 dalam surah al-Baqarah,

    yang berbunyi:

    والفتنة أشدّ من القتل

    Mereka menyangka bahwa kata

    "al-fitnah" dalam ayat ini bermakna

    namimah (mengadu domba),

    padahal makna yang benar dari

    kata "al-fitnah" pada ayat ini yang

    sesuai dengan syari'at sebagaimana

    disebutkan oleh para ulama' tafsir

    adalah kesyirikan dan kekufuran,

    dan bukan hanya sekedar fitnah.

    Sehingga makna lengkap dari ayat

    ini adalah: "Perbuatan-perbuatan

    syirik dan kekufuran itu lebih besar

    dosanya dari membunuh seorang

    muslim secara zhalim". Seperti inilah

    pemahaman yang benar tentang

    ayat tersebut.

    Tidak ada seorang pun di kalangan

    ulama baik salaf maupun khalaf

    yang mengartikan atau memahami

    ayat di atas dengan “fitnah itu lebih

    kejam dari pembunuhan”, bahkan

    para ulama tafsir mengartikan kata

    "al-fitnah" ini dengan kesyirikan dan

    kekufuran. Sebagaimana yang

    dinukil oleh Fakhr ar-Razi di dalam

    kitab at-Tafsir al-Kabir dari Ibnu

    Abbas radhiyallahu `anhu.

    Penafsiran sepeti ini sesuai dengan

    hadits Rasulullah yang diriwayatkan

    oleh Muslim:

    روى مسلم أن رسول الله صلى

    الله عليه وسلم قال:اجتنبوا

    السبع الموبقات اى المهلكات

    قيل وما هن يا رسول الله

    قال:الشرك بالله والسحر وقتل

    النفس التي حرم الله إلا بالحق

    وأكل مال اليتيم وأكل الربا

    والتولي يوم الزحف وقذف

    المحصنات الغفلات المؤمنات .

    Maknanya: Sesungguhnya

    Rasulullah shalallahu `alaihi

    wasallam bersabda: Jauhilah olehmu

    tujuh hal yang membinasakan:

    syirik (mensekutukan Allah), sihir,

    membunuh jiwa yang diharamkan

    Allah tanpa sebab syar`i, makan

    harta anak yatim, memakan riba,

    lari dari medan tempur setelah

    berhadapan dengan musuh, dan

    munuduh wanita muslimah telah

    melakukan zina". (HR.Muslim)

    Dalam hadits ini Rasulullah

    menjelaskan tentang dosa-dosa

    besar secara tertib yaitu : syirik

    (mensekutukan Allah), sihir,

    membunuh jiwa yang diharamkan

    Allah tanpa sebab syar`i, makan

    harta anak yatim, memakan riba,

    lari dari medan tempur setelah

    berhadapan dengan musuh, dan

    munuduh wanita muslimah telah

    melakukan zina. Dari hadist ini kita

    bisa mengambil kesimpulan bahwa

    dosa yang paling besar adalah

    syirik, kemudian sihir, lalu

    membunuh jiwa tanpa sebab syar'i,

    dan seterusnya. Sebagaimana hal ini

    juga dari ayat al-Qur'an yang

    berbunyi:

    والكافرون هم الظالمون

    Yang maknanya bahwa orang-

    orang kafir adalah orang orang

    yang zhalim, jadi kekufuran adalah

    kezhaliman yang paling besar

    dosanya dibanding dengan

    kezhaliman-kezhaliman yang lain.

    Dalam hadist di atas, Rasulullah

    tidak menyebutkan namimah

    (mengadu domba) sebelum kalimat

    qatlu (membunuh), bahkan kalimat

    sebelumnya adalah sihir. Jadi tidak

    tepat ayat di atas jika diartikan

    dengan "Namimah (adu domba) itu

    lebih kejam dari pembunuhan" tapi

    yang benar adalah "Syirik itu lebih

    besar dosanya dari membunuh

    seorang muslim tampa haq". Orang

    yang ber`itiqadkan bahwa namimah

    (mengadu domba) itu lebih kejam

    dari pembunuhan bisa keluar dari

    agama Islam, artinya dia telah

    terjatuh dalam kekufuran, sehingga

    menyebabkan semua amal

    kebaikan yang dilakukannya

    setelah itu tidak ada artinya, dan

    untuk kembali masuk Islam ia harus

    mengucapkan dua kalimat

    syahadat.

    Seandainya ada orang yang

    memahami ayat di atas dengan

    pemahaman bahwa : fitnah

    (mengadu domba ) yang

    menyebabkan peperangan

    sehingga menimbulkan

    terbunuhnya banyak orang muslim

    itu lebih besar dosanya dari pada

    membunuh seorang muslim saja,

    maka i`tiqad orang seperti ini tidak

    sampai menjatuhkannya ke dalam

    kekufuran, tetapi takwil seperti ini

    salah dan jauh dari makna zhahir

    ayat, dan tidak ada seorang pun

    ulama tafsir yang menafsirkan ayat

    tersebut dengan pemahaman

    seperti ini.

    Perlu kita ketahui bahwa Asbabu

    an-Nuzul ayat:

    ( والفتنة أشد من القتل )

    adalah bahwa orang_orang kafir

    mencaci umat Islam ketika mereka

    melakukan peperangan di bulan

    haram (Dzul qo`dah, Dzul hijjah,

    Muharram dan Rajab) di saat Islam

    baru muncul ditengah-tengah orang

    jahiliyah, mereka berkata :

    القتل أشد من الفتنة

    Maknanya peperangan yang kamu

    (orang-orang Islam ) adakan lebih

    jelek dari fitnah (kesyirikan) yang

    kami lakukan, maka ketika itu

    turunlah ayat di atas.ALLOHU A'LAM.


































































    { وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ
    وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ } (30) 

    Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.

    Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: untuk menangkapmu. (Al-Anfal: 30) Yakni untuk membelenggumu.

    Ata dan Ibnu Zaid mengatakan, makna yang dimaksud ialah 'untuk menangkapmu'.
    As-Saddi mengatakan bahwa al-isbat artinya memenjarakan dan mengikat. Apa yang dikatakan oleh As-Saddi ini mencakup semua pendapat yang disebutkan di atas.
    Dalam pendapat ini tersimpulkan semua pendapat di atas, mengingat pengertian inilah yang kebanyakan dilakukan oleh seseorang yang hendak berbuat jahat terhadap orang lain.
    Sunaid telah meriwayatkan dari Hajjaj, dari Ibnu Juraij, bahwa Ata pernah mengatakan bahwa dia pernah mendengar Ubaid ibnu Umair berkata bahwa ketika orang-orang Quraisy merencanakan usaha mereka terhadap diri Nabi Saw. untuk menangkapnya atau membunuhnya atau mengusirnya, maka pamannya (yaitu Abu Talib) bertanya kepada beliau,
    "Tahukah kamu apakah yang direncanakan oleh mereka terhadap dirimu?"
    Nabi Saw. menjawab, "Mereka hendak memenjarakanku, atau membunuhku atau mengusirku.
    " Abu Talib bertanya keheranan, "Siapa­kah yang memberitahukanmu?" 
    Nabi Saw. menjawab, "Tuhanku." 
    Abu Talib berkata, "Sebaik-baik Tuhan adalah Tuhanmu, perintahkanlah kepadanya untuk tetap berbuat baik." Nabi Saw. menyangkal, "Saya memerintahkan kepada-Nya? Tidak, bahkan Dialah yang memerintah­kan kepadaku."
    Abu Ja'far ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Ismail Al-Masri yang dikenal dengan nama julukan Al-Wasawisi, telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid ibnu Abu Daud, dari Ibnu Juraij, dari Ata, dari Ubaid ibnu Umair, dari Al-Muttalib ibnu Abu Wida'ah, bahwa Abu Talib berkata kepada Rasulullah Saw., "Apakah yang direncanakan kaummu terhadap dirimu?" Nabi Saw menjawab, "Mereka bermaksud untuk memenjarakanku, atau membunuhku atau mengusirku." Abu Talib bertanya, "Siapakah yang memberitahukan hal itu kepadamu?" Nabi Saw. menjawab, "Tuhanku." Abu Talib berkata, "Sebaik-baik Tuhan adalah Tuhanmu, maka pesankanlah kepada-Nya untuk tetap berbuat baik.' Nabi Saw. menyangkal, "Aku memerintahkan kepada-Nya? Tidak, bahkan Dialah yang memerintahkan kepadaku."
    Al-Muttalib ibnu Wida'ah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu turunlah firman-Nya: ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkapmu dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. (Al-Anfal: 30), hingga akhir ayat.
    Penyebutan Abu Talib dalam hadits ini sangat aneh, bahkan tidak dapat diterima, mengingat ayat ini adalah ayat Madaniyah.
    Kemudian kisah ini dan persekongkolan orang-orang Quraisy untuk melakukan makar guna memenjarakan Nabi Saw. atau mengusirnya atau membunuhnya hanyalah terjadi di malam hijrah.
    Hal ini pun baru terjadi selang tiga tahun kemudian, sesudah Abu Talib meninggal dunia.
    Dengan mening­galnya Abu Talib barulah mereka berani berbuat seenaknya terhadap diri Nabi Saw.; di masa Abu Talib masih ada, mereka tidak berani berbuat demikian karena Abu Talib selalu melindungi dan membelanya serta menanggung semua bebannya.
    Dalil yang menunjukkan kebenaran dari pendapat yang kami katakan ialah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muhammad ibnu lshaq ibnu Yasar, penulis kitab Al-Magazi. Ia meriwayatkannya dari Abdullah ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas. Muhammad ibnu Ishaq telah mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepadanya Al-Kalbi, dari Bazan maula Ummu Hani, dari Ibnu Abbas. bahwa segolongan orang dari kalangan orang-orang terhormat kabilah Quraisy mengadakan pertemuan di Darun Nudwah.
    Kemudian Iblis muncul di kalangan mereka dalam rupa seorang syekh yang anggun. Ketika mereka melihatnya, mereka berkata, "Siapakah engkau ini?" Iblis yang berupa orang tua itu menjawab, "Aku seseorang dari Najd. Aku mendengar bahwa kalian mengadakan pertemuan, maka aku berkeinginan untuk menghadiri pertemuan kalian ini, dan saran serta pendapatku nanti niscaya tidak akan sia-sia bagi kalian." Mereka berkata, "Kalau begitu, silakan masuk." Maka iblis pun bergabung bersama dengan mereka. Iblis membuka pembicaraannya, "Kemukakanlah pendapat kalian terhadap lelaki ini (Nabi Saw.). Demi Allah, benar-benar telah dekat waktunya dia akan menyaingi urusan kalian dengan urusannya." Seseorang di antara mereka berkata, "Penjarakanlah dia dalam ikatan, kemudian tunggulah saat kematiannya dalam keadaan demikian, sebagaimana telah mati orang-orang yang sebelumnya yang semisal dengan dia dari kalangan ahli syair, seperti Zuhair dan Nabigah. Sesungguhnya dia hanyalah salah seorang dari mereka." Maka si iblis —musuh Allah itu yang berupa seorang tua dari Najd itu— menjerit seraya berkata, "Demi Allah, ini bukanlah pendapat yang tepat bagi kalian. Demi Allah, Tuhannya kelak benar-benar akan membebaskannya dari tahanannya untuk dihantarkan lagi kepada para sahabatnya. Dan dalam waktu yang dekat para sahabatnya pasti akan berhamburan menuju kepadanya untuk membebaskannya dari tangan kalian, lalu para sahabatnya membelanya dari ulah kalian. Maka saya tidak dapat menjamin keselamatan kalian, mereka pasti akan mengeluarkan (mengusir) kalian dari negeri kalian sendiri." Para hadirin dalam pertemuan itu berkata, "Orang tua ini benar, maka kemukakanlah oleh kalian pendapat lainnya." Salah seorang dari mereka ada yang mengatakan, "Kita usir saja dia sehingga kita terbebas darinya, karena sesungguhnya apabila dia telah diusir, niscaya tidak akan membahayakan kalian apa yang diper­buatnya di mana pun ia berada selagi jauh dari kalian; dan urusannya bukan lagi di antara kalian, tetapi di kalangan orang lain." Iblis berkata, "Demi Allah, ini pun bukan pendapat yang tepat bagi kalian, bukankah kalian telah mendengar sendiri tutur katanya yang manis dan lisannya yang fasih sehingga dapat mengetuk hati orang yang mendengar pembicaraannya? Demi Allah, seandainya kalian melakukan hal itu, dan dia menyeru orang-orang Arab, niscaya semua orang Arab akan mendukungnya. Kemudian mereka benar-benar akan datang kepada kalian untuk mengusir kalian dari negeri kalian dan membunuh para pemimpin kalian."  Mereka berkata, "Benarlah apa yang dikatakannya, demi Allah. Maka kemukakanlah pendapat lainnya.
    " Abu Jahal la'natullahi 'alaihi mengemukakan pendapatnya, "Demi Allah, sesungguhnya aku menyarankan kepada kalian suatu pendapat yang belum kalian sadari sebelumnya. Menurutku tiada pendapat lain kecuali yang akan kukemukakan." Mereka berkata, "Pendapat apakah itu?" Abu Jahal berkata, "Kalian harus mengambil seorang pemuda yang kuat dan sigap dari setiap kabilah. Kemudian setiap pemuda dipersenjatai dengan pedang yang tajam, lalu mereka memukulnya secara beramai-ramai dengan sekali pukul. Apabila dia (Muhammad) terbunuh, maka darahnya terbagi-bagi di kalangan semua kabilah yang terlibat. Maka menurut dugaanku kabilah Bani Hasyim tidak akan kuat berperang menghadapi semua kabilah Quraisy. Apabila mereka menyadari kemampuannya, niscaya mereka mau menerima'aql (diat), sehingga kita terbebas darinya dan kita telah memutuskan gangguannya." Maka si orang tua dari Najd itu berkata, "Ini baru suatu pendapat yang jitu, demi Allah. Menurut hematku pendapat yang terbaik adalah apa yang baru dikemukakan oleh orang ini." Maka mereka bubar dengan kesepakatan yang bulat atas usul Abu Jahal itu. Kemudian Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw. dan memerintahkan kepadanya agar jangan menginap di tempat tidur yang biasa ditempatinya, dan memberitahukan kepadanya tentang tipu muslihat dan makar yang akan dilakukan oleh kaumnya. Pada malam itu Rasulullah Saw. tidak menginap di rumahnya, dan saat itu juga Allah memerintahkan kepadanya untuk berhijrah, lalu Allah menurunkan kepadanya surat Al-Anfal setibanya di Madinah. Di dalam surat Al-Anfal disebutkan nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan oleh Allah kepadanya dan ujian yang telah ditimpakan kepadanya dari sisi- Nya.

    {وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُالْمَاكِرِينَ}. 
    Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau  membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (Al-Anfal: 30)
    Sehubungan dengan ucapan orang-orang kafir Quraisy yang mengatakan, "Tunggulah saat kematiannya seperti kematian orang-orang yang sebelumnya dari kalangan para penyair," Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
    {أَمْ يَقُولُونَ شَاعِرٌ نَتَرَبَّصُ بِهِ رَيْبَ الْمَنُونِ}
    Bahkan mereka mengatakan, "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya " (Ath-Thur: 30)
    Hal tersebut terjadi pada hari pertemuan mereka untuk berbuat makar terhadap Nabi Saw. yang dikenal dengan 'hari Zahmah'. Hal seperti ini pun telah diriwayatkan dari As-Saddi. Dan sehubungan dengan niat mereka untuk mengusirnya dari Mekah, Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
    {وَإِنْ كَادُوا لَيَسْتَفِزُّونَكَ مِنَ الأرْضِ لِيُخْرِجُوكَ مِنْهَا وَإِذًا لَا يَلْبَثُونَ خِلافَكَ إِلا قَلِيلا}
    Dan sesungguhnya benar-benar mereka hampir membuatmu gelisah di negeri (Mekah) untuk mengusirmu darinya; dan kalau terjadi demikian, niscaya-sepeninggalmu mereka tidak tinggal, melainkan sebentar saja. (Al-Isra: 76)
    Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Al-Aufi dari Ibnu Abbas. Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Mujahid, Urwah ibnuz Zubair, Musa ibnu Uqbah, Qatadah, Miqsam, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
    Yunus ibnu Bukair telah meriwayatkan dari Ibnu Ishaq, bahwa lalu Rasulullah Saw. tinggal dalam keadaan menunggu perintah Allah (untuk hijrah). Hingga manakala kabilah Quraisy mengadakan pertemuan dan sepakat untuk berbuat makar terhadap dirinya menurut apa yang mereka kehendaki, maka Jibril a.s. datang kepada Nabi Saw. dan memerintahkan beliau agar malam itu tidak tidur di tempat biasanya. Lalu Rasulullah Saw. memanggil Ali ibnu Abu Talib dan memerin­tahkannya untuk tidur di tempat tidurnya serta menyelimuti dirinya dengan kain selimut hijau yang biasa dipakainya, maka Ali mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya. Selanjutnya Rasulullah Saw. sendiri keluar dengan melewati kaum , musyrik yang telah berada di depan pintu rumahnya. Nabi Saw. keluar dengan membawa segenggam pasir, kemudian beliau taburkan pasir itu ke atas kepala mereka. Mereka tidak dapat melihatnya karena Allah telah menutupi mata mereka dari Nabi-Nya hingga mereka tidak dapat melihatnya. Nabi Saw. keluar seraya membacakan firman-Nya:
    {يس وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ}
    YaSin, Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah. (Yasin: 1-2) sampai dengan firman-Nya:
    {فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ}
    dan Kami tutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. (Yasin: 9)
    Al-Hafiz Abu Bakar Al-Baihaqi mengatakan, hal yang menguatkan riwayat di atas telah diriwayatkan dari Ikrimah.
    Ibnu Hibban di dalam kitab Sahih-nya dan Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak telah meriwayatkan melalui hadis Abdullah ibnu Usman ibnu Khatsyam, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Siti Fatimah masuk menemui Rasulullah Saw. seraya menangis. Maka Nabi Saw. bertanya, "Hai putriku, apakah yang menyebabkan engkau menangis?" Siti Fatimah menjawab, "Wahai ayahku, bagaimana aku tidak menangis, sedangkan golongan orang-orang yang terkemuka dari kabilah Quraisy telah membuat perjanjian dengan nama Lata, Uzza, dan Manat yang ketiga di Hijir, bahwa seandainya mereka melihatmu, maka mereka akan bersama-sama bangkit ke arahmu untuk membunuh­mu secara beramai-ramai. Tidak ada seorang pun dari mereka melainkan telah mengenali bagiannya dari darahmu." Rasulullah Saw. bersabda, "Ambilkanlah air wudu untukku." Lalu Rasulullah Saw. berwudu, kemudian keluar menuju masjid. Ketika mereka melihatnya, mereka berkata, "Ini dia orangnya!" Tetapi dengan serta merta kepala mereka tertunduk dan mereka tidak dapat mengangkat pandangannya. Lalu Rasulullah Saw. mengambil segenggam pasir dan menaburkannya kepada mereka seraya bersabda, "Semoga wajah-wajah ini kelilipan." Maka tiada seorang lelaki pun dari mereka yang terkena oleh pasir itu melainkan pasti gugur dalam Perang Badar dalam keadaan kafir.
    Imam Hakim mengatakan bahwa hadis ini sahih dengan syarat Imam Muslim, tetapi keduanya tidak mengetengahkannya. Imam Hakim mengatakan bahwa ia tidak melihat adanya cela dalam sanad hadis ini.
    Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, telah menceritakan kepadaku Usinan Al-Jariri, dari Miqsam maula Ibnu Abbas yang menceritakan hadis berikut dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan(ingatlah) ketika orang-orang kafir Quraisy memikirkan tipu muslihat terhadapmu. (Al-Anfal: 30), hingga akhir ayat, Bahwa orang-orang Quraisy mengadakan musyawarah di Mekah pada suatu malam. Sebagian dari mereka mengatakan, "Besok pagi kita tangkap dia, lalu kita ikat." Yang mereka maksudkan adalah Nabi Saw. Sebagian yang lain mengatakan, "Tidak, tetapi kita harus membunuhnya." Sedangkan sebagian lagi mengatakan, "Tidak, tetapi kita usir saja dia." Lalu Allah Swt. memperlihatkan makar tersebut kepada Nabi-Nya. Maka Ali r.a. tidur di tempat tidur Rasulullah Saw., dan Nabi Saw. sendiri berangkat menuju gua, sedangkan orang-orang musyrik semalaman menjaga Ali yang mereka sangka Nabi Saw. Kemudian pada pagi harinya mereka menyerangnya secara bersamaan, tetapi ketika mereka membukanya ternyata dia adalah Ali. Allah membalas tipu muslihat mereka. Lalu mereka bertanya, "Ke manakah temanmu ?” Lalu mereka menelusuri jejaknya. Ketika mereka sampai di bukit, mereka kehilangan jejak, kemudian mereka mendaki bukit itu dan melewati gua yang dimaksud, tetapi mereka melihat di pintu gua itu ada sarang laba-laba. Maka mereka berkata, "Seandainya dia memasuki gua ini, niscaya sarang laba-laba itu tidak akan ada lagi di mulutnya. Nabi Saw. tinggal di dalam gua itu selama tiga malam.
    Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Ja'far ibnuz Zubair, dari Urwah ibnuz Zubair yang telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembatas tipu daya, (Al-Anfal: 30) Yakni engkau (Muhammad) membalas tipu daya mereka dengan tipu daya-Ku Yang Mahateguh, hingga Aku selamatkan kamu dari mereka, ALLOHU A'LAM.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar