1.
Ada unsur perencanaan yang diatur sedemikian rupa
jauh-jauh hari sebelum terjadinya insiden Tolikara, ini terbukti dari 150 orang
menjadi sekitar 2000-an orang yang hadir di insiden “Penyerangan Pelaksanaan Sholat
Idul Fitri” bukan masyarakat sekitar Tolikara dan mayoritas berasal dari luar
wilayah Tolikara, karena banyak yang tidak dikenal dan atau tidak
familiar/kerabat dari masyarakat Tolikara.
2. Ada dugaan keterlibatan “Kelompok Pro kemerdekaan”
dalam peristiwa itu (tapi Tito tidak ingin menyebutkan orang atau kelompok
tersebut).
3.
Ada “Indikasi Keterlibatan atau Peran Kekuatan Asing”
yang bermain dalam insiden Tolikara itu.
4.
Harus di “Usut Tuntas” siapa “Provokasi” dibalik
itu semua.
Kemudian kata Rayyan (Politikus Non Partai) :
Kemudian kata Rayyan (Politikus Non Partai) :
“Thinkers
For Solution” , ”Solution For The Nation And The State” /
“Pemikir
Untuk Solusi” , ”Solusi Untuk Bangsa Dan Negara”
II.
Provokasi
(Dalang)
(Dalang)
III.
pelaku
Oleh sebab itu kata Rayyan :
untuk
“Stabilitasi Nasional”, maka “Usut Tuntas” / “Babat Habis” : Pelaku, Provokasi/Provokator
dan yang memBackup Peristiwa di Tolikara, Papua yang “Melukai Hati Seluruh Umat
Islam Indonesia” bahkan “Internasional”.
Dimana sebelum peristiwa 1 Syawak 1436
H/17 Juli 2015, yaitu :
-
Terjadinya pengrusakan dan pembakaran Masjid
Baitul-Muttaqien serta sekitar 70 kios.
-
Terjadinya pelarangan dan pengasutan kegiatan Ibadah
Sholat Idul Fitri 1436 H / 2015.
-
Terjadinya korban luka bakar dan korban mati.
- Pada bulan Mei, tepatnya pada hari jum’at, 23 Mei 2015 pukul 01.45 WIT. di Gedung DPRD-Tolikara yang berada di Karubaga, Papua dibakar massa (kerugian sekitar 3-5 miliyar).
-
Kapolres Kab. Tolikara : AKBP Ketut Suratnya,
SS. MSi. ketika dikonfirmasikan via ponselnya, membenarkan adanya kejadian
tersebut.
-
Menurut Ketut Siratnya : Kronologi pembakaran
itu terjadi sekitar pukul 01.45 WIT.
-
Kepolisian Tolikara belum bisa memastikan
sebabnya kebakaran, namun besar dugaan gedung itu (DPRD-Tolikara) sengaja
dibakar Dan setelah peristiwa 17 Juli 2015/1 Syawal 1436 H di atas :
- Pada bulan Juli juga (th2015), tepatnya berita di Manokwari, Senin 27 Juli 2015 pukul 16.24 WIB (buka google, alamat DPRD Tolikara) ada penghinaan terhadap Bangsa dan Negara Indonesia, yakni:
-
Bendera merah putih di kantor DPR-Provinsi Papua
Barat, selama tujuh jam berkibar terbalik sejak pukul 06.08 samapai pukul 13.00
WIT.
- Kapolres Manokwari : AKBP Johnny Eddizon Isir memberikan
keterangan : pihaknya akan mengadakan penyelidikan untuk memastikan apa ada
unsur kesengajaan pengibaran bendera merah putih terbalik dikibarkan menjadi
putih merah itu.
Maka dari itu
kata Rayyan :
Kasus-kasus
yang terjadi di Papua "Tidak bisa dibiarkan begitu saja",
Ini
pasti ada unsur “Politik” yang selalu merongrong ke “Stabilitasi Bangsa dan
Negara RI”.
Dan
ini pasti politik dari antek-antek Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang sedang berkonsentrasi untuk melepaskan diri dari Indonesia yang sangat-sangat
diakui mereka sebagai musuh besar OPM.
Apalagi
mereka (OPM) sudah mempunyai persenjataan (lihat di youtube Organisasi Papua
Merdeka) yang dikirim Australia lewat Helikopter. Mereka (OPM) mempunyai
politik yang selalu membuat kerusuhan untuk melepaskan diri dari Indonesia,
dengan di- shooting/di-film-kan wartawan asing (utusan dari Australia) untuk
meyatakan kepada Dunia Internasional bahwasanya selama diurusi Indonesia :
* Papua tidak aman* Masyarakat resah
* Kehidupan dan kerukunan beragama kacau.
Kemudian mereka (OPM) minta
perlindungan dari Negara-negara yang mendukung mereka (OPM) itu untuk
melepaskan diri dari Indonesia, seperti : Zionis Israel, Australia, Belanda,
Inggris dll.
“Pemikir Untuk Solusi” , “Solusi Untuk Bangsa dan Negara” kata Rayyan :
“Pemikir Untuk Solusi” , “Solusi Untuk Bangsa dan Negara” kata Rayyan :
Sesuai
dengan “Perintah Petinggi RI” : “Usut tuntas kasus kekerasan di Tolikara” dan
atau istilah Rayyannya “Berantas/babat habis sampai ke akar-akarnya kasus
teroris/kekerasan di Tolikara”
Dari
Anak Bangsa :
Ust.
H. Rayyan Syahrial Hasibuan.
“Religious
Thinkers, The Nations and The State”
“Pemikir
Agama, Bangsa dan Negara”
HP.
Private Number : +62 812 1545 2500
Tembusan
:
- Kepada
Yang Terhormat,
Presiden Republik Indonesia :
Bapak Ir. H. Joko Widodo.
- Kepada
Yang Terhormat,
Kapolda Metro Jaya : Bapak
Irjend Polisi Drs. H. M. Tito Karnavian, M A. Ph.D.
(Mantan Kapolda Papua)
- Kepada
Yang Terhormat,
Bapak Purn. Jend. H. Prabowo
Subiyanto
(Mantan Danjen Kopasus)
(Pahlawan Operasi Mapendoma /
Operasi Penyelamatan Sandera di Pegunungan Loresa, Papua)
- Kepada
Yang Terhormat,
Kepala BNPT : Bapak Komjend.
Pol. Drs. Saud Usman Nasution, SH. MM.
Stempel SekNeg
Republik Indonesia :
Stamp Secretary of State of The Republic of Indonesia :
Note Book / NB :
Stamp Secretary of State of The Republic of Indonesia :
Note Book / NB :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar