FOKUS
Muslihat Uang Gaib Dimas Kanjeng
Tak hanya menipu hingga ratusan miliar, cendikiawan pun percaya.
Sabtu, 1 Oktober 2016 | 06:06 WIB
Oleh :
Harry Siswoyo, Syaefullah , Ade Alfath , Januar Adi Sagita (Surabaya) , Nur Faishal (Surabaya) , Iwan Mulyadi (Pangandaran) , Sahrul Alim (Makassar) ,
Taat Pribadi, Pimpinan Padepokan Dimas
Kanjeng di Probolinggo Jawa Timur. Lelaki ini mengaku dirinya bisa
menggandakan uang dan kini menjadi tersangka penipuan dan pembunuhan (VIVA.co.id/Istimewa)
VIVA.co.id –
Seorang lelaki berbaju gamis putih panjang dengan tubuh tambun duduk di
sebuah kursi. Mulutnya seperti merapal sesuatu dengan mata serius.
Beberapa saat kemudian, tangannya pun seolah mengambil sesuatu di
belakang punggungnya.
Mengejutkan. Setumpuk uang tiba-tiba muncul di tangannya. Lembar demi
lembar uang itu pun dihamburkannya di atas lantai. Berulang-ulang aksi
itu dilakukannya. Hingga membuat lembaran uang mulai dari Rp100 ribu
hingga Rp50 ribu berserakan di lantai.
Setelah beberapa waktu. Lelaki yang dikenal dengan nama Dimas Kanjeng Taat Pribadi
itu pun berdiri. Tak ada benda apa pun di kursi tempat duduknya tadi.
Tak ada juga tas atau dompet yang menyimpan tumpukan uang yang tadi
dihamburkannya.
Taat pun bergegas masuk ke dalam ruangan pribadinya. Sementara
sejumlah orang yang menonton dan mengabadikan aksinya mengeluarkan uang
bergegas mengumpulkan lembaran uang yang berserakan di lantai.
Bak terpukau biji kecubung yang memabukkan. Para pengikut Dimas Kanjeng
Taat Pribadi pun kemudian serentak memisahkan uang pecahan Rp100 ribu
dan Rp50 ribu. Lalu mengikatnya dengan perekat untuk kemudian disusun di
tumpukan uang yang terlihat menggunung di dalam ruangan tersebut.
Setelah itulah dalam sekejap, kejadian yang kemudian diabadikan dalam
sebuah video itu beredar. Decak kagum pun mengalir melihat aksi Dimas Kanjeng .
Namanya pun tersohor dan membius semua orang. Mencari uang bukan
perkara mudah bagi yang malas. Karena itu, keahlian menggandakan uang
yang ditunjukkan Dimas Kanjeng Taat Pribadi pun menjadi buruan.
Kesaktian Taat Pribadi pun melambung dan membuatnya banyak dikagumi oleh orang. Karena itu, pada tahun 2006, ketika Dimas Kanjeng membuat padepokan. Hanya dalam waktu setahun, dua ribu orang langsung jadi pengikut setianya.
Dan dalam waktu singkat juga, lahan padepokan yang awalnya cuma dua
hektare, bekal dari istri Taat Pribadi pun bertambah menjadi tujuh
hektare pada tahun 2012. Dan konon, dari 'kesaktian' itu juga Dimas Kanjeng bisa mengumpulkan 23 ribu pengikut se-Indonesia.
NASIONAL
Pangdam Akui Ada TNI dan Polisi Pengikut Dimas Kanjeng
Anggota TNI dan Polri yang terjerat, dibina. Mereka dianggap korban.
Sabtu, 1 Oktober 2016 | 02:00 WIB
Oleh :
Ezra Natalyn , Nur Faishal (Surabaya)
Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng saat
digiring petugas di gedung Ditreskrimum Polda Jatim, Surabaya, pada
Rabu, 28 September 2016. (VIVA.co.id/Nur Faishal)
VIVA.co.id –
Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V Brawijaya, Mayor Jenderal
TNI I Made Sukadana, mengatakan bahwa ada anggota TNI dan Kepolisian RI
(Polri) yang menjadi pengikut Padepokan Dimas Kanjeng pimpinan Taat
Pribadi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Oleh institusi
masing-masing, mereka kemudian dibina karena dianggap menjadi korban.
"Saya tidak akan menutupi. Di situ (Padepokan Dimas Kanjeng) ada
anggota TNI dan Polri aktif terlibat jadi pengikut. Satu ada yang
pangkatnya kolonel. Mereka juga korban, sama dengan pengikut yang lain,"
kata Mayjen Sukadana di rumah dinasnya di Jalan Raya Darmo Surabaya,
Jawa Timur, pada Jumat malam, 30 September 2016.
Sebetulnya, Sukadana mengaku sudah menerima informasi adanya
indikator berbahaya di Padepokan Dimas Kanjeng sejak beberapa bulan
lalu.
"Agustus (2016) lalu, saya menerima informasi dari Asintel (Asisten
Intelijen) bahwa ada yayasan di Probolinggo yang bermasalah," lanjutnya.
Akibat ada anggota TNI jadi pengikut, dia lalu memerintahkan anak
buahnya di kesatuan si anggota yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng agar
melakukan pembinaan.
"Karena mereka korban, maka kami langsung melakukan langkah pembinaan," ujar Sukadana.
Pada Agustus itu pula, Sukadana berkoordinasi dengan Kapolda Jatim,
Inspektur Jenderal Anton Setiadji, membicarakan terkait Padepokan Dimas
Kanjeng termasuk adanya anggota TNI dan Polri aktif di padepokan
tersebut.
"Pak Anton bilang, yayasan ini bermasalah. Di situ ada anggota TNI
dan Polri. Sepertinya anggota kita diambil untuk memperkuat padepokan,"
tuturnya.
Sukadana memastikan, tidak ada anak buahnya yang masih aktif terlibat
dalam dugaan pembunuhan dua pengikut Dimas Kanjeng, Abdul Gani dan
Ismail Hidayat. Namun dia menerima informasi adanya pensiunan dan
pecatan TNI di kasus tersebut.
"Pecatan dari kesatuan mana, saya tidak tahu," ucapnya.
Secara terpisah, Kapolda Jatim, Inspektur Jenderal Polisi Anton
Setiadji menegaskan bahwa institusinya akan melakukan penindakan tegas
jika ada anggota Polri terlibat aktif di Padepokan Dimas Kanjeng.
"Kalau ada anggota Polri terlibat, pasti akan ditindak," ujarnya.
Taat Pribadi atau Dimas Kanjeng ditangkap oleh petugas gabungan
Polres Probolinggo dan Polda Jatim pada Kamis, 22 September 2016.
Dia disangka mengotaki pembunuhan dua anak buahnya, Ismail Hidayat
dan Abdul Gani. Kini Dimas juga resmi tersangka penipuan dengan modus
penggandaan uang. (ase)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar