NASIONAL    
    
    
    
    Kapolri Klarifikasi, Basri Belum Meninggal
Satu korban lainnya diidentifikasi sebagai Mochtar.
Selasa, 19 Juli 2016 | 16:36 WIB
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. (REUTERS/Darren Whiteside )
 VIVA.co.id – 
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengklarifikasi soal identitas seorang 
lainnya yang tewas dari jaringan teroris Poso. Menurut Kapolri, korban 
tewas lainnya bukan Basri, seperti yang sebelumnya disebutkan, namun 
kemungkinan Mochtar.
 
 
     
    
     
    
                
                
                          
    
       
Sebelumnya Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi 
menyebut salah satu yang tewas adalah Basri, salah seorang kepercayaan 
Santoso. Tito juga mengatakan hal serupa. "Kemudian satu lagi 
(meninggal) itu bukan Basri. Tapi diduga namanya Mochtar dari Palu, anak
 buahnya Santoso," ujar Kapolri Jendral Tito Karnavian, di Istana 
Negara, Jakarta, Selasa 19 Juli 2016.
Dalam baku tembak  yang terjadi antara prajurit Batalion 515 Jember
 Kostrad di Pegunungan Desa Tambarana, Kecamatan Poso, Pesisir Utara, 
Senin, 18 Juli 2016, dengan bagian dari jaringan teroris Poso, dua orang
 tewas. Sementara tiga orang, yakni dua perempuan dan satu laki-laki, 
berhasil melarikan diri. "Basri yang kabur bersama perempuan itu," 
lanjut Tito.
Tito meminta, 19 orang yang masih bertahan di pegunungan untuk 
menyerahkan diri. Terutama setelah Santoso berhasil ditembak mati. 
 
 
Mantan Kapolda Metro Jaya ini menyarankan, kelompok ini turun 
mengikuti proses hukum. Bisa menyerahkan diri melalui tokoh adat atau 
aparat setempat agar masyarakat Poso bisa tenang tanpa dihantui 
ketakutan. Pembangunan di Poso juga, katanya, bisa berjalan dengan 
lancar.  "Di mana-mana kalau tersangka koorperatif itu adalah hal yang 
meringankan," katanya.
Sementara itu Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan membenarkan  dua
 korban yang tewas dalam baku tembak tersebut adalah Santoso dan 
Mochtar. “Sudah konfirm, Santoso kena, satunya Mochtar,” ujar Luhut, di 
kantor Menkopolhukam, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Juli 2016. Seperti Tito.
 Luhut juga mengatakan, masih ada 19 orang lagi dari anggota Mujahidin 
Timur Indonesia yang masih dalam pengejaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar