DUNIA
AS Tetap Dukung Erdogan, Tak Setuju Kudeta di Turki
Obama mendukung pemerintah Turki yang dipilih secara demokratis.
Sabtu, 16 Juli 2016 | 08:05 WIB
Presiden AS Barack Obama. (Reuters)\
VIVA.co.id – Amerika Serikat menegaskan tetap mendukung pemerintahan Presiden Tayyip Erdogan, yang tengah diguncang kudeta oleh sekelompok militer Turki. Washington pun menyerukan semua pihak agar mendukung pemerintahan Erdogan mengatasi upaya kudeta ini.
“Presiden Barack Obama dan Menteri Luar Negeri John Kerry sepakat bahwa semua pihak di Turki harus mendukung pemerintah yang telah dipilih secara demokratis di Turki, menahan diri agar tidak terjadi pertumpahan darah,” demikian pernyataan dari Gedung Putih seperti dilansir kantor berita Reuters.
Obama langsung menghubungi Menteri Luar Negeri AS, John Kerry dan menyatakan mendukung pemerintah yang terpilih. Selain itu, Obama juga meminta semua pihak untuk menahan diri dan menghindari kekerasan.
"Departemen Luar Negeri akan terus fokus pada keselamatan dan keamanan warga AS di Turki. Presiden (Obama) juga meminta memperbarui situasi terkini di lokasi," ujar John Kerry seperti dilansir Reuters, Sabtu, 16 Juli 2016.
Seperti diketahui, Militer Turki mengklaim telah merampas kekuasaan pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Tayyip Erdogan. Namun, Erdogan yakin bahwa kudeta ini tidak akan berlangsung lama dan dia segera pulang ke Turki dari kunjungannya ke Mongolia.
Saat kudeta berlangsung, pesawat dan helikopter militer menembaki markas badan intelijen. Kondisi ini membuat semua bandara di Turki ditutup. Tak hanya itu, akses ke media sosial juga tertutup. (ren)
VIVA.co.id – Amerika Serikat menegaskan tetap mendukung pemerintahan Presiden Tayyip Erdogan, yang tengah diguncang kudeta oleh sekelompok militer Turki. Washington pun menyerukan semua pihak agar mendukung pemerintahan Erdogan mengatasi upaya kudeta ini.
“Presiden Barack Obama dan Menteri Luar Negeri John Kerry sepakat bahwa semua pihak di Turki harus mendukung pemerintah yang telah dipilih secara demokratis di Turki, menahan diri agar tidak terjadi pertumpahan darah,” demikian pernyataan dari Gedung Putih seperti dilansir kantor berita Reuters.
Obama langsung menghubungi Menteri Luar Negeri AS, John Kerry dan menyatakan mendukung pemerintah yang terpilih. Selain itu, Obama juga meminta semua pihak untuk menahan diri dan menghindari kekerasan.
"Departemen Luar Negeri akan terus fokus pada keselamatan dan keamanan warga AS di Turki. Presiden (Obama) juga meminta memperbarui situasi terkini di lokasi," ujar John Kerry seperti dilansir Reuters, Sabtu, 16 Juli 2016.
Seperti diketahui, Militer Turki mengklaim telah merampas kekuasaan pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Tayyip Erdogan. Namun, Erdogan yakin bahwa kudeta ini tidak akan berlangsung lama dan dia segera pulang ke Turki dari kunjungannya ke Mongolia.
Saat kudeta berlangsung, pesawat dan helikopter militer menembaki markas badan intelijen. Kondisi ini membuat semua bandara di Turki ditutup. Tak hanya itu, akses ke media sosial juga tertutup. (ren)
=======================
VIVABOLA
Barack Obama Jadi Penghambat Latihan Swansea City
Karena menunggu iring-iringan Presiden.
Sabtu, 16 Juli 2016 | 17:58 WIB
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama (REUTERS/Jonathan Ernst)
VIVA.co.id – Kejadian di luar dugaan dialami rombongan Swansea City, yang saat ini sedang berada di Amerika Serikat untuk menjalani tur pra musim, jelang kembali berkompetisi di Premier League musim depan.
Peristiwa ini disampaikan salah satu punggawa The Swans (julukan Swansea), Angel Rangel. Dia menceritakan bagaimana Presiden AS, Barack Obama, menjadi penghambat proses latihan timnya. Tentu, rombongan Swansea tak bisa marah dengan situasi ini, Rangel pun menyikapinya dengan santai.
Dia menceritakan kala Swansea terlambat datang ke tempat latihan akibat jalan akses di sekitar tempat mereka menginap ditutup untuk memberi jalan iring-iringan orang nomor satu di Negeri Paman Sam tersebut.
"Saya yakin pelatih telah mendengar banyak alasan selama ini. Namun saya yakin tidak ada orang yang bisa marah ketika mendengar alasan kami berkaitan dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Dan itu lah alasan kami terlambat," ujarnya kepada BBC.
"Hotel kami jauh dari Gedung Putih, polisi menutup jalan di sekita hotel selama satu jam karena Obama dijadwalkan akan melintasi jalan tersebut dari kunjungan kenegaraan. Awalnya kami berpikir jalam ditutup karena Chairman, Huw Jenkins tiba, tapi ternyata karena Obama," kata Rangel.
Selama berada di Amerika Serikat, Swansea dijadwalkan akan memainkan dua pertandingan. Pertandingan pertama mereka melawan Charlotte Independent di Ramblewood Soccer Complex, North Carolina, 14 Juli, Rangel cs menang dengan skor 4-0.
Laga selanjutnya akan dihelat di City Stadium, Virginia, untuk melawan Richmond Kickers pada 17 Juli. Setelah itu, mereka akan kembali ke Wales dan melakoni pertandingan melawan Bristol Rovers, Swindon Town, Wolverhampton, dan Stade Rennais.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar