Angkat Staf Intelijen, Jokowi Tak Puas Kinerja Sutiyoso?
Jokowi mengangkat Gories Mere sebagai staf khusus intelijen
Selasa, 12 Juli 2016 | 18:44 WIB
Oleh :
Dedy Priatmojo, Lilis Khalisotussurur
Kepala BIN Sutiyoso (VIVA.co.id/Muhamad Solihin)
VIVA.co.id –
Presiden Joko Widodo telah mengangkat Gories Mere sebagai staf khusus
bidang intelijen. Selain Gories, Jokowi juga mengangkat Diaz Faizal
Malik Hendropriyono sebagai staf khusus bidang sosial.
Penunjukkan Gories dan Diaz sebagai staf khusus memang menuai
polemik, terlebih Gories Mere yang diangkat sebagai staf khusus
intelijen. Pasalnya, Presiden memiliki Badan Intelijen Negara yang
merupakan informan Presiden dalam hal intelijen.
Anggota Komisi I DPR RI, Charles Honoris menduga pengangkatan Gories
Mere sebagai staf khusus intelijen karena Presiden tidak puasa dengan
kinerja Kepala BIN, Sutiyoso. "Saya merasa tidak ada prestasi yang luar
biasa dari Sutiyoso sebagai Kepala BIN," kata Charles di Gedung DPR RI,
Selasa, 12 Juli 2016.
"Tapi bisa diartikan seperti itu. Mungkin ini sinyal-sinyal pengangkatan Gories karena ketidakpuasan pada kepala BIN," imbuhnya.
Atas dasar itu, Charles yang juga politikus PDIP ini mendukung bila
nantinya Presiden Jokowi mengganti Kepala BIN. Sebagaimana diketahui,
PDIP sejak awal memang mendukung Wakapolri Komisaris Jenderal Budi
Gunawan sebagai Kepala BIN. Posisi itu dianggap pantas untuk Budi
Gunawan setelah 'gagal' menjadi Kapolri.
"Kalau memang betul Pak BG. Itu hak prerogatif presiden. Itu hal yang
baik. Hari ini kekurangan BIN adalah kurangnya koordinasi antar lembaga
intelijen dan penegak hukum. Ketika terjadi peledakan di Thamrin kurang
koordinasi antara BIN dan lembaga-lembaga hukum. Penempatan BG sebagai
kepala BIN bisa perbaiki itu," beber Charles.
Menurutnya, BG selama ini 'besar' di kepolisian dan memiliki track record yang
baik. Ia meyakini BG bisa menduduki sebagai kepala BIN dan akan
menjadikan koordinasi antara BIN dan Polri semakin baik. Sehingga ego
sektoral juga tidak akan lagi menjadi masalah.
========================
NASIONAL
Kepala BIN: Pemerintah Mampu Bebaskan 4 WNI Sendiri
Pemerintah juga tidak akan membayar tebusan.
Oleh :
Syahrul Ansyari, Agus Rahmat
sutiyoso jalani uji kelayakan dan kepatutan di dpr (VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar)
VIVA.co.id -
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso menyatakan, pemerintah
bisa membebaskan empat sandera yang masih ditawan kelompok bersenjata
Abu Sayyaf di Filipina sendirian. Menurutnya, pemerintah sejauh ini
tidak butuh jasa dari pihak lain.
"Ya sementara ini, saya kira cukup kita juga mampulah. Gitu
kira-kira," ujar Sutiyoso, di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 3 Mei
2016.
Sutiyoso mengatakan, memang pemerintah mengetahui lokasi keempat WNI
ini. Namun, dalam perkembangannya bisa berbeda sehingga pemerintah masih
melihat situasi itu.
"Suatu saat pasti dia menghubungi kita nanti. Mungkin dia ngukur dulu yang 10 gimana gitu kan," katanya.
Mantan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
ini menegaskan, pemerintah tidak akan membayar tebusan. Meskipun hingga
kini, dia mengakui jika para penyandera belum meminta tebusan.
"Sekarang kita fokus bagaimana menyelamatkan yang empat orang. Kita
fokus di situ. Dan itu dikerjakan di Crisis Center artinya Crisis Center
itu semua terwakili di situ.”
Sebelumnya, beberapa pihak mengklaim punya jasa dalam membebaskan 10
WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Ini termasuk klaim Yayasan
Sukma, milik Ketum Partai Nasde
====================
NASIONAL
Posisi Kelompok Abu Sayyaf Penyandera 4 WNI Belum Terdeteksi
Pemerintah sedang mengupayakan proses pembebasan WNI tersebut.
Oleh :
Harry Siswoyo, Dwi Royanto (Semarang)
Kapten Kapal Hendry Moch Ariyanto Misnan yang kini masih ditahan kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina. (VIVA.co.id/Muhammad Hary Fauzan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar