Selasa, 12 Juli 2016


POLITIK

Angkat Staf Intelijen, Jokowi Tak Puas Kinerja Sutiyoso?

Jokowi mengangkat Gories Mere sebagai staf khusus intelijen

Angkat Staf Intelijen, Jokowi Tak Puas Kinerja Sutiyoso?
Kepala BIN Sutiyoso  (VIVA.co.id/Muhamad Solihin)

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo telah mengangkat Gories Mere sebagai staf khusus bidang intelijen. Selain Gories, Jokowi juga mengangkat Diaz Faizal Malik Hendropriyono sebagai staf khusus bidang sosial.
Penunjukkan Gories dan Diaz sebagai staf khusus memang menuai polemik, terlebih Gories Mere yang diangkat sebagai staf khusus intelijen. Pasalnya, Presiden memiliki Badan Intelijen Negara yang merupakan informan Presiden dalam hal intelijen.
Anggota Komisi I DPR RI, Charles Honoris menduga pengangkatan Gories Mere sebagai staf khusus intelijen karena Presiden tidak puasa dengan kinerja Kepala BIN, Sutiyoso. "Saya merasa tidak ada prestasi yang luar biasa dari Sutiyoso sebagai Kepala BIN," kata Charles di Gedung DPR RI, Selasa, 12 Juli 2016.
"Tapi bisa diartikan seperti itu. Mungkin ini sinyal-sinyal pengangkatan Gories karena ketidakpuasan pada kepala BIN," imbuhnya.
Atas dasar itu, Charles yang juga politikus PDIP ini mendukung bila nantinya Presiden Jokowi mengganti Kepala BIN. Sebagaimana diketahui, PDIP sejak awal memang mendukung Wakapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala BIN. Posisi itu dianggap pantas untuk Budi Gunawan setelah 'gagal' menjadi Kapolri.
"Kalau memang betul Pak BG. Itu hak prerogatif presiden. Itu hal yang baik. Hari ini kekurangan BIN adalah kurangnya koordinasi antar lembaga intelijen dan penegak hukum. Ketika terjadi peledakan di Thamrin kurang koordinasi antara BIN dan lembaga-lembaga hukum. Penempatan BG sebagai kepala BIN bisa perbaiki itu," beber Charles.
Menurutnya, BG selama ini 'besar' di kepolisian dan memiliki track record yang baik. Ia meyakini BG bisa menduduki sebagai kepala BIN dan akan menjadikan koordinasi antara BIN dan Polri semakin baik. Sehingga ego sektoral juga tidak akan lagi menjadi masalah.



========================

NASIONAL

Kepala BIN: Pemerintah Mampu Bebaskan 4 WNI Sendiri

Pemerintah juga tidak akan membayar tebusan.
Kepala BIN: Pemerintah Mampu Bebaskan 4 WNI Sendiri
sutiyoso jalani uji kelayakan dan kepatutan di dpr (VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar)
 VIVA.co.id - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso menyatakan, pemerintah bisa membebaskan empat sandera yang masih ditawan kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina sendirian. Menurutnya, pemerintah sejauh ini tidak butuh jasa dari pihak lain.
"Ya sementara ini, saya kira cukup kita juga mampulah. Gitu kira-kira," ujar Sutiyoso, di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 3 Mei 2016.
Sutiyoso mengatakan, memang pemerintah mengetahui lokasi keempat WNI ini. Namun, dalam perkembangannya bisa berbeda sehingga pemerintah masih melihat situasi itu.
"Suatu saat pasti dia menghubungi kita nanti. Mungkin dia ngukur dulu yang 10 gimana gitu kan," katanya.
Mantan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini menegaskan, pemerintah tidak akan membayar tebusan. Meskipun hingga kini, dia mengakui jika para penyandera belum meminta tebusan.
"Sekarang kita fokus bagaimana menyelamatkan yang empat orang. Kita fokus di situ. Dan itu dikerjakan di Crisis Center artinya Crisis Center itu semua terwakili di situ.”
Sebelumnya, beberapa pihak mengklaim punya jasa dalam membebaskan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Ini termasuk klaim Yayasan Sukma, milik Ketum Partai Nasde
====================
NASIONAL

Posisi Kelompok Abu Sayyaf Penyandera 4 WNI Belum Terdeteksi

Pemerintah sedang mengupayakan proses pembebasan WNI tersebut.
Posisi Kelompok Abu Sayyaf Penyandera 4 WNI Belum Terdeteksi
Kapten Kapal Hendry Moch Ariyanto Misnan yang kini masih ditahan kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina. (VIVA.co.id/Muhammad Hary Fauzan)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar