POLITIK
Pemerintah Akui Patroli Bersama Tiga Negara Belum Berjalan
Malah pemerintah kini sedang memikirkan opsi lain.
Selasa, 12 Juli 2016 | 12:26 WIB
Oleh :
Ezra Natalyn, Agus Rahmat
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan
Keamanan Luhut Binsar Panjaitan memberikan pengarahan kepada para santri
saat berkunjung ke pondok pesantren Asy Syafiiyah, Kedungwungu,
Indramayu, Jawa Barat, (ANTARA/Dedhez Anggara)
VIVA.co.id –
Pascapenyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf terhadap warga negara
Indonesia (WNI) pada awal April 2016 lalu, sempat disepakati oleh tiga
negara, Indonesia, Malaysia dan Filipina untuk melakukan patroli
bersama.
Pertemuan para panglima militer dari ketiga negara membahas hal itu
dilakukan di Istana Kepresidenan Yogyakarta pada Jumat 5 Mei 2016. Namun
hingga kini kesepakatan patroli bersama di perairan yang rawan perompak
tersebut, belum terealisasi.
"Belum jalan, tadi juga Presiden tanyakan ke saya," kata Menko
Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan saat disinggung soal patroli bersama di
Istana Negara, Jakarta, Selasa 12 Juli 2016.
Ke depannya, pemerintah akan memilih opsi untuk mengganti jenis kapal
pengangkut batu bara yang digunakan. Pasalnya, kapal batu bara dan ikan
selama ini terbilang berukuran kecil sehingga diperkirakan cukup mudah
dibajak.
"Kalau besar (kapal) tentu agak sulit. Nah oleh karena itu kami lagi mikir untuk
mempertimbangkan menggunakan kapal pengangkut batu bara yang lebih
besar sehingga itu sulit untuk dilakukan pembajakan," ucap Luhut.
Untuk pembebasan WNI ini, Luhut mengatakan pemerintah akan melakukan
segala upaya. Komunikasi pemerintah dan otoritas Filipina terus
dilakukan.
"Presiden (Jokowi) sudah menelepon Presiden Filipina dan menulis
surat. Saya kira itu langkah-langkah yang sudah dilakukan dan Presiden
Duterte (Presiden Filipina Rodrigo Duterte) juga sudah memberi respons,
kita lihat kan butuh waktu juga, tidak bisa juga seperti balikkan
tangan," jelas Luhut.
Pada tahun 2016 saja, sudah empat kali WNI disandera oleh kelompok
bersenjata Abu Sayyaf. Yang paling mutakhir terjadi pada 9 Juli 2016.
Pada penyanderaan itu, tiga ABK asal Indonesia yakni Lorence Koten (34),
Teodorus Kopong (42) dan Emanuel (46) ditawan kelompok bersenjata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar