22-7-16' Pemerintah Tawarkan Ampunan untuk Kelompok Santoso di Poso
Jum'at, 22 Juli 2016 | 06:30 WIB
Teroris Santoso. Youtube.com
TEMPO.CO , Jakarta
- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Kemanan Luhut Binsar
Pandjaitan mengatakan pemerintah akan mengedepankan pendekatan
non-represif (soft approach) untuk mengatasi terorisme.
Pendekatan ini juga akan ditawarkan untuk 19 anggota kelompok Santoso
yang masih berada di pegunungan Poso. Menurut Luhut, meski
operasi Tinombala masih berlangsung di Poso, pemerintah mengimbau 19
anggota yang tersisa segera menyerahkan diri. "Kalau turun semua, kami
pertimbangkan berikan pengampunan karena mereka warga negara Indonesia
juga," kata Luhut di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 21 Juli
2016. Luhut mengatakan pemerintah ingin penanganan teroris
dilakukan lewat pendekatan kultur dan agama daripada pendekatan
represif, seperti yang dilakukan negara-negara Barat. "Itu pilihan kami
sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap keamanan. Itu jalan yang
paling baik," ujarnya. Meski akan mengambil langkah preventif,
Luhut berujar, bukan berarti pemerintah tidak mampu mengatasi teroris
melalui pendekatan represif. "Seperti Santoso, dia ditembak mati karena
tidak bisa soft approach ," katanya.
Menurut Luhut, pendekatan preventif sedang menjadi
tren. Sebab, dalam pertemuan internasional, ia sering mempertanyakan
berapa biaya yang dihabiskan untuk menangani konflik di Afghanistan,
Irak, dan Negara Islam. "Triliun dolar, tapi tidak selesai," tuturnya. AHMAD FAIZ
=======================
NASIONAL
Pengikut Santoso Yang Menyerah Juga Bakal Diampuni
Sama seperti kelompok bersenjata, Din Minimi.
Jum'at, 22 Juli 2016 | 20:52 WIB
Oleh :
Bayu Adi Wicaksono, Moh Nadlir
Ilustrasi/Kelompok Santoso di hutan persembunyian mereka di Poso. (VIVA.co.id/Abdullah Hamann)
VIVA.co.id –
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar
Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan mempertimbangkan untuk memberi
pengampunan (amnesti) kepada anggota kelompok Santoso yang masih
tersisa, jika mau menyerahkan diri.
"Ya kita imbau tak ada lagi pertempuran di sana (Poso). Kalau mereka
(pengikut Santoso) mau kembali ke masyarakat (serahkan diri), tentu akan
kita pertimbangkan baik-baik (amnesti)," kata Luhut di kantornya, Jalan
Medan Merdeka Barat 15, Jakarta Pusat, Jumat 22 Juli 2016.
Menurut Luhut, opsi pemberian amnesti kepada kepada 19 anggota
kelompok Santoso yang saat ini diburu Satuan Tugas (Satgas) Operasi
Tinombala akan dikaji dan dipertimbangkan lebih lanjut untuk diberikan
"Ya tentu kita pelajari dulu, tak bisa memang kita berikan sekarang,"
ujar dia.
Untuk anggota kelompok Santoso yang terlibat pelanggaran hukum, akan
diproses sebagaimana aturan yang berlaku sebelum diberikan pengampunan,
laiknya kelompok bersenjata Din Minimi.
"Kita mau lihat kayak kasus yang di Aceh (kelompok bersenjata Din Minimi)," ujarnya menambahkan.
Luhut mengatakan, anggota kelompok Santoso adalah bagian dari Warga
Negara Indonesia (WNI). Karena itu pemerintah akan melakukan langkah
persuasif mengajak kembali anggota kelompok tersebut ke pangkuan ibu
pertiwi.
"Intinya kan mereka WNI juga, jadi kenapa tidak kembali ke pangkuan
ibu pertiwi, bekerjasama secara sama-sama lagi. Soal nanti ada proses
hukumnya ya kita lihat apakah nanti ada, amnesti, abolisi. Jadi case -nya akan kita lihat satu persatu," ujar Luhut.
Usai tewasnya pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias
Abu Wardah, beserta tangan kanannya, Muchtar alias Kahar, Satgas
Operasi Tinombala kini memburu sisa anak buah Santoso yang saat ini
tersisa 19 orang, termasuk tiga di antaranya, berjenis kelamin wanita.
Sebanyak 3.406 personel gabungan TNI dan Polri terlibat dalam pengejaran
sisa anggota Santoso itu.
(mus)
=======================
Sabtu, 23 Juli 2016 | 17:40 WIB
Pengikut Santoso yang Menyerah Juga Bakal Diampuni
VIVA.co.id – Menteri Koordinator bidang
Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan,
pemerintah akan mempertimbangkan untuk memberi pengampunan (amnesti)
kepada anggota kelompok Santoso yang masih tersisa, jika mau menyerahkan
diri.
Klick dibawah ini:
=======================
Terkait (Klick dibawah ini):
Klick dibawah ini:
JAKARTA, KOMPAS.com -
Pemerintah akan mempertinbangkan untuk memberi pengampunan kepada 19
anggota kelompok Santoso yang masih tersisa jika mau menyerahkan diri.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan seusai rapat kerja dengan Komisi III untuk membahas pemberian amnesti kepada kelompok Din Minimi.
"Kalau dia turun semua kami pertimbangkan untuk memberikan
pengampunan. Karena mereka juga warga negara Indonesia," ujar Luhut di
Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Dalam menghadapi sisa anggota kelompok Santoso, kata Luhut, pemerintah melakukan soft approach atau pendekatan non-represif kepada sisa anggota kelompok Santoso. Pendekatan itu misalnya melalui pendekatan agama dan budaya.
Namun, bukan berarti pemerintah tidak bisa menggunakan hard approach atau pendekatan represif.
"Santoso mati karena tidak bisa mengikuti soft approach ," tutur Luhut.
Kepolisian mencatat kelompok teroris Santoso tinggal 19 orang setelah
dua orang tewas dalam baku tembak di hutan wilayah Tambarana, Poso,
Sulawesi Tengah, Senin (18/7/2016).
(Baca: Kelompok Santoso Tersisa 19 Orang )
Dua orang yang tewas tersebut diduga kuat adalah Santoso Abu Wardah dan salah seorang anak buahnya yang bernama Mukhtar.
"Betul, dari yang awalnya 21 orang, berarti sisanya kini tinggal 19
orang setelah dua tertembak," ujar Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen
(Pol) Rudy Sufahriadi di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa
(19/7/2016).
(Baca juga: 19 Anggota Jaringan Poso yang Tersisa Diimbau Serahkan Diri )
Kompas TV Santoso Tewas Ditembak, 19 DPO
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik (Klick):
Penulis : Nabilla Tashandra
Editor
: Bayu Galih
Luhut Buka Kemungkinan Amnesti Sisa Kelompok Santoso
Jum'at, 22 Juli 2016 | 20:55 WIB
Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan (tengah), mendengarkan penjelasan
dari kepala BNN Komjen Budi Waseso (kanan), dalam kunjungan kerja ke
Gedung BNN, Jakarta, 10 Maret 2016. Sejumlah fasilitas yang dikunjungi
yaitu kelengkapan penyidikan dan penyelidikan, balai laboratorium
narkotika dan ruang tahanan milik BNN.
TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO , Jakarta - Menteri
Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan
mengatakan pemerintah masih mempelajari opsi pengampunan yang dapat
diberikan kepada sisa anggota kelompok teroris Santoso. Namun dia tidak
menutup kemungkinan untuk memberi abolisi atau amnesti. "Kami nanti tentu mempelajari. Kita lihat nanti bisa ada abolisi atau amnesty bergantung pada kasus. Kita lihat satu per satu," kata dia, Jumat, 22 Juli 2016.
Sebelumnya, Luhut mengatakan pemerintah ingin menyelesaikan masalah
teroris lewat pendekatan kultur dan agama daripada hanya pendekatan
represif. Untuk itu, dia menawarkan pengampunan kepada 19 anggota
Santoso yang masih berkeliaran di hutan. Ketika ditanya apakah
pendekatan ini efektif dalam menangani teroris, Luhut mengatakan belum
bisa memastikan. "Kami belum tahu, kami masih lihat dan mempelajari,"
kata dia.
Operasi Tinombala masih berlangsung di Poso hingga kini.
Pada Senin, 18 Juli 2016, terjadi baku tembak antara Tim Alfa 29
Batalion Infanteri Raider 515 Kostrad dan kelompok Santoso di Sulawesi
Tengah. Santoso dan Mukhtar, salah satu anggota kelompok ini, tewas
dalam penggerebekan tersebut.
FAUZY DZULFIQAR | BUDI RIZA
Berita Terkait (Klick dibawah ini):
Tidak ada komentar:
Posting Komentar