Selasa, 12 Juli 2016


POLITIK

Golkar Dukung Pemerintah Bukan untuk Minta Jatah Menteri

Mereka mendukung apa pun keputusan presiden terkait reshuffle kabinet

Golkar Dukung Pemerintah Bukan untuk Minta Jatah Menteri
Setya Novanto dan Presiden RI Jokowi. (VIVA.co.id/ Cristina Nila Yulika.)

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo sampai hari ini belum juga melakukan reshuffle atau perombakan kabinet jilid kedua. Meskipun masih sebatas isu atau wacana, persoalan tersebut tetap mengemuka ke publik.
Beredar kabar bahwa Jokowi akan mengganti para menteri usai Idul Fitri tahun ini. Salah satu yang masuk adalah kader Partai Golkar.
Ditemui saat menggelar open house semalam, Rabu, 6 Juli 2016, Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, memberikan tanggapan. Setya menegaskan bahwa urusan reshuffle adalah hak prerogatif presiden.
"Tentu Golkar mendoakan dan menjunjung tinggi keputusan Presiden RI," kata Setya.
Setya melihat Jokowi sudah melakukan evaluasi atas kinerja para pembantunya itu. Oleh karenanya, ia yakin mantan Wali Kota Solo dan Gubernur Jakarta itu mengetahui mana menteri yang baik dan kurang, dan mana penyerapan anggarannya yang kurang.
"Karena beliau, memiliki evaluasi yang kuat dan sumber yang kuat. Jadi kita yakin apapun kita support," kata Setya.
Mantan Ketua DPR itu menegaskan bahwa Partai Golkar mendukung Jokowi dan pemerintahannya bukan untuk meminta menteri.
"Golkar mendukung beliau. Tapi mendukung apapun keputusan reshuffle yang dilakukan presiden," tuturnya.
Meski demikian, apabila diminta mengisi pos menteri, Setya mengatakan Golkar tak akan menolak. Mereka akan menyiapkan kader terbaiknya.
"Itu akan menjadi kejutan bagi Golkar dan terima kasih yang sebesar-besarnya karena kesempatan. Semua kita percayakan pada presiden dan kita percaya presiden berikan yang terbaik buat kepentingan negara khususnya kesejahteraan bangsa Indonesia," ujarnya.
Mengenai bidang apa yang diinginkan Golkar, Setya menilai itu adalah keputusan presiden. Apapun keputusannya, kata dia, Golkar pasti siap memberi yang terbaik untuk bisa memajukan negara termasuk jika sang Sekretaris Jenderalnya, Idrus Marham, ditarik masuk ke kabinet.
"Itu saya serahkan kepada presiden, kita lihat nanti," tutur dia.
Lebih lanjut, Setya juga mengungkapkan rencana Golkar untuk menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) usai Idul Fitri ini. Dalam forum itu, Golkar akan menegaskan dukungan pada pemerintah.
"Golkar sudah jelas bahwa Golkar sudah merupakan kekuatan ketua DPD I dan DPD II seluruhnya kita sepakat mendukung pemerintah Jokowi JK. Tentu dalam Rapimnas akan dikukuhkan, diperkuat, dan dikukuhkan bersama untuk menjadi kekuatan pendukung, bukan hanya pemerintah tetapi juga dukung pada pencalonannya nanti di 2019," kata Setya.
(ren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar