Jumat, 12 Agustus 2016

12-8-16' Mr.Thinker Hasibuan: "BEGINILAH KICAUAN ORANG BERPOLITIK" 
 

Ini Ucapan Ahok yang Membuat Risma Marah

 Jum'at, 12 Agustus 2016 |


VIVA.co.id – Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui trotoar di Surabaya lebih baik ketimbang di Jakarta. Karena menurut Ahok, Surabaya itu tidak sebesar Jakarta. Hal ini disampaikan Ahok saat ditanya tanggapan soal wacana majunya Walikota Subaraya Tri Rismaharini jadi calon Gubernur DKI. Ahok pun siap berdebat program kerja dengan Risma.

 Klick dibawah ini:

 http://www.viva.co.id/video/read/58186-ini-ucapan-ahok-yang-membuat-risma-marah?utm_source=dlvr.it&utm_medium=gplus



METRO

Ahok Sewot Jakarta Disebut Berantakan Dibanding Surabaya

"Surabaya itu (besarnya) cuma seperti Jakarta Selatan."
Ahok Sewot Jakarta Disebut Berantakan Dibanding Surabaya
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (VIVAnews/Ahmad Rizaluddin)

VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, wilayah Kota Surabaya, Jawa Timur, bila dibandingkan secara luas geografis, memiliki luas wilayah yang tak jauh berbeda dengan Kotamadya Jakarta Selatan.

Ahok, sapaan akrab Basuki mengatakan, tidak tepat jika masyarakat membandingkan keberhasilan Pemerintah Kota Surabaya yang dipimpin Wali Kota Tri Rismaharini dalam menata wilayahnya, dengan Pemerintah Provinsi DKI yang ia pimpin yang oleh sebagian kalangan masih dianggap berantakan atau belum berhasil menata Jakarta sepenuhnya.

Luas geografis kedua wilayah, sangat berbeda. "Surabaya itu (besarnya) cuma seperti Jakarta Selatan," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Kamis, 11 Agustus 2016.

Ahok mengatakan, jika hendak dibandingkan, wilayah yang lebih tepat dijadikan perbandingan adalah Kotamadya Jakarta Pusat. Menurutnya, kotamadya di mana Istana Negara berada itu adalah wilayah yang tak kalah tertata dengan Kota Surabaya. Pemerintah Provinsi DKI menjadikan wilayah yang menjadi representasi Ibu Kota negara itu indah.


"Kalau kamu lihat Jakarta Pusat, menurut kamu kalau di tengah kota ini bagus enggak? Ya bagus. Cuma di sini doang (wilayah yang harus ditata tidak terlalu luas)," ujarnya menambahkan.

Sebagai informasi, menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017, sejumlah kalangan membandingkan kinerja Ahok memimpin Jakarta, dengan Risma, yang digadang-gadang akan maju di Pilkada, dalam melakukan penataan kota.
Pemkot Surabaya dinilai lebih berhasil karena trotoar di ibu kota Jawa Timur itu rapi dan tertata. Sementara, DKI, dinilai gagal. Trotoar di Jakarta, selain tak layak, kerap didiami Pedagang Kaki Lima (PKL).
(mus) 



NASIONAL

Risma: Omongan Ahok Bisa Bikin Warga Surabaya Marah

Ahok sebut luas Surabaya tak jauh berbeda dengan Jakarta Selatan
Risma: Omongan Ahok Bisa Bikin Warga Surabaya Marah
Risma Buka Pameran Lukisan Anak Binaan Dinsos Surabaya (VIVA.co.id/M. Ali. Wafa)

VIVA.co.id – Basuki Tjahaja Purnama kembali melontarkan pernyataan kontroversial jelang Pilkada DKI. Kali ini, Ahok sapaan Basuki menyebut luas geografis Kota Surabaya tak jauh berbeda dengan Kotamadya Jakarta Selatan.
Pernyataan pedas Ahok itu lantaran ada sebagian warga yang membandingkan keberhasilan Tri Rismaharini dalam membangun Kota Surabaya, dengan Pemda DKI yang Ahok pimpin. Sebagian kalangan menilai Ahok masih dianggap berantakan atau belum berhasil menata Jakarta sepenuhnya.
Mendengar pernyataan Ahok, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini pun meradang. Menurut Risma,  pernyataan Ahok itu sama sekali tidak berdasarkan data.
"Sebetulnya kalau Jakarta dibagi 6, luas Jakarta Selatan itu hanya 120 kilometer persegi, sedangkan Surabaya mencapai 376 kilometer persegi," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Kamis malam 11 Agustus 2016.
Tidak hanya itu, Risma menganggap tugas Ahok lebih ringan karena dibantu dengan 5 orang wali kota, dan 1 orang bupati. "Lah aku hanya wali kota sendiri, anggarannya juga kecil yaitu Rp7,9 triliun, sedangkan Jakarta sampai Rp64 triliun," ujar Risma.
“Fakta ini harus kusampaikan. Itu orang sombong. Warga Surabaya bisa marah dihina begitu. Aku kalau ngomong ya berbasis data," imbuhnya.
Risma menyarankan Ahok agar tak terus menerus menyerang Surabaya. Sebab, hal itu justru akan menimbulkan perpecahan di antara anak bangsa.
"Kita ini Indonesia, sudah merdeka kok masih saja ada perpecahan. Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang, dan semuanya itu satu, dan bersaudara," kata Risma.
Wali Kota Surabaya dua periode itu khawatir jika Ahok terus melakukan serangan semacam itu, justru membuat warga Surabaya marah kepada Ahok. Padahal, Risma tidak ingin hal itu terjadi.
"Walaupun jangan dikira kami takut, di Jakarta juga ada warga Surabaya. 10 November tanpa warga Surabaya juga tidak akan ada," terang Risma.
Andaikan, pernyataan itu muncul sebagai psywar jelang Pilkada DKI Jakarta, maka Risma meminta Ahok tidak perlu takut. Sebab, kader PDIP itu menyatakan masih tetap ingin di Surabaya.
Tak hanya itu, Risma menganggap posisi Ahok sebagai seorang calon incumbent sangat diuntungkan. Sehingga, untuk menghadapi Pilkada DKI Jakarta, Ahok tak perlu khawatir.
"Sudahlah, kalau memang incumbent itu kerjanya bener, tidak perlu takut, biarkan rakyat saja yang menilainya," katanya.
Risma mengakui tak pernah bermusuhan dengan Ahok. Tapi, Ahok terus melakukan serangan terhadap Surabaya, maka Risma siap melawan. "Dia sendiri yang memulai. Ini bukan soal kekuasaan, ini soal harga diri masyarakat Surabaya," tegas dia.


NASIONAL

Risma Tak Sudi Komunikasi Langsung dengan Ahok

"Kalau mau maju Pilkada DKI Jakarta, tidak perlu menyerang Surabaya."
Risma Tak Sudi Komunikasi Langsung dengan Ahok
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma. (VIVA.co.id/Muhamad Solihin)

VIVA.co.id - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma, masih kesal dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Gubernur DKI Jakarta, yang dianggapnya meremehkan karena menyebut Surabaya hanya setara Jakarta Selatan.
Risma mengaku tak sudi berkomunikasi langsung meminta klarifikasi Ahok tentang pernyataan itu. Dia sudah dapat menyimpulkan bahwa Ahok memang sengaja menyerangnya demi kepentingan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
"Buat apa saya berkomunikasi (dengan Ahok). Itu kerjaan saya saja numpuk, segepok," kata Risma kepada wartawan di Surabaya pada Jumat, 12 Agustus 2016.
Risma berterus terang, selama ini dia memang tidak pernah berkomunikasi dengan Ahok. “Saya ketemu Pak Ahok itu, ya, sekali, pas sama Presiden.” Begitu pula setelah Ahok berulang kali mengeluarkan pernyataan yang menyerangnya.
Dia berharap masalah semacam itu tidak muncul lagi karena masing-masing kepala daerah memiliki permasalahan yang berbeda-beda. Lagi pula, tak pantas menyudutkan kepala daerah lain demi menaikkan citra baik di masyarakat.
"Kalau memang mau maju Pilkada DKI Jakarta, ya, tidak perlu menyerang Surabaya terus. Sebenarnya Surabaya itu salah apa,” Risma menggugat.
Pernyataan Ahok yang menyulut emosi Risma karena sang Gubernur membanding-bandingkan Surabaya dengan Kota Jakarta Selatan. Satu hal yang disorot Ahok ialah keberhasilan Risma membangun trotoar yang ramah dan nyaman bagi warga di Surabaya.
Tetapi, menurut Ahok, Surabaya tak dapat disetarakan DKI Jakarta dengan segala macam masalahnya. Dia bahkan menyebut Surabaya sesungguhnya hanya setara Kota Jakarta Selatan, sehingga masalahnya tak sekompleks DKI Jakarta.
"Jakarta beda banget sama Surabaya. Surabaya trotoarnya sudah rapi. Jakarta, kok, belum? Kita akan jelaskan kepada masyarakat: Surabaya itu cuma (setara) Jakarta Selatan. Gitu, lho,” ujar Ahok kepada wartawan di Balai Kota Jakarta pada Kamis, 11 Agustus 2016.



POLITIK

Ahok Bikin Rencana Awal PDIP Jadi Buyar

Padahal duet Ahok-Djarot ingin dijadikan PDIP 'proyek percontohan.' 
Ahok Bikin Rencana Awal PDIP Jadi Buyar
Megawati Soekarnoputri dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. (VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti)
VIVA.co.id - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ahmad Basarah, menyebut petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat sebenarnya akan dipasangkan untuk menjadi pilot project atau proyek percontohan kebangsaan PDIP. Namun, rencana itu berantakan akibat ulah Ahok.
"Momentum pertama, dia ultimatum Ibu Mega untuk berikan rekomendasi satu minggu untuk pasangan Djarot Ahok. Kalau tidak, dia (Ahok) ikut jalur independen," kata Basarah di Gedung DPR, Jakarta, Jumat, 12 Agustus 2016.
Menurutnya, tak mungkin seorang Ahok bisa mengintimidasi Mega. Apalagi PDIP tentu harus menjaga marwah partai. Karena itu, PDIP mengabaikan permintaan rekomendasi Ahok. Akhirnya Ahok pun menyatakan masuk jalur perseorangan.
"Sampai jalur perseorangan, dia minta PDIP dukung calon perseorangan. Ini juga satu hal yang tak mungkin. Konsep gotong royong dengan jalan kepartaian, dia suruh disubordinasikan dukung calon perseorangan. Ini menurunkan marwah dan derajat ideologi PDIP. Tak mungkin kita lakukan," kata Basarah.
Ia melanjutkan di tengah jalan ternyata Ahok meninggalkan Teman Ahok dengan keluar dari jalur independen lalu masuk ke partai politik. Ahok pun menemui Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Bertemulah Bu Mega yang satu mobil dengan Jokowi, Puan, dan Hasto. Di situ dia (Ahok) laporkan dia sudah pilih jalur parpol. Bu Mega karena dia ketua umum yang bangun sistem pelembagaan demokrasi di PDIP ini, responsnya normatif. PDIP punya mekanisme, Pak Ahok," kata Basarah.
Menurutnya, seharusnya ketika Mega katakan soal mekanisme di internal PDIP, Ahok menangkap maksud pernyataan Mega. Ia menilai Mega memberikan sinyal untuk mendaftar kalau memang mau diusung PDIP.
"Tapi besoknya tiba-tiba dia (Ahok) membuat pernyataan partai politik jangan sombong. Dilanjutkan lagi dengan pernyataan dia akan daftar dengan 3 partai politik dan tidak menunggu dukungan PDIP.
Ia menegaskan melalui sikap Ahok tersebut, sebenarnya skenario Ahok-Djarot telah digugurkan oleh Ahok. Sebab, Ahok yang membuat keputusan untuk tidak bersama PDIP dalam Pilkada 2017.
(ren)



METRO
Pilkada Jakarta 2017

Ahok-Djarot Disebut Jadi Pilihan Pertama PDIP di Pilkada DKI

Ada tiga skenario yang jadi alasan PDIP pilih pasangan ini.
Ahok-Djarot Disebut Jadi Pilihan Pertama PDIP di Pilkada DKI
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat. (VIVA.co.id/M. Ali. Wafa)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar