SMS Terbuka Kamis Malam,18-8-2016
Mr.Thinker Hasibuan
Kepada
Presiden Joko Widodo,
Tentang:
Judul Berita Dibawah:
Presiden Jokowi Panggil Pulang Puluhan Profesor di AS
Ass. Wr. Wb.
Kepada Yth.
Bapak Presiden Joko Widodo,
Orang Mesir Punya Pepatah:
"Al-Asfur Fil-Yad,
Ahsanu Min 'Asyoroot Asaafir Fiis-Sajaroh" /
"Satu Burung Di-Tangan,
Lebih Baik Dari Puluhan Burung Di-Pohon"
(Ket. Mr.Thinker: Puluhan Burung Di-Pohon
Itu Belum Jelas Bagus, Pintar, Patuh, Dll,
Atau Tidaknya).
Presiden Joko Widodo Berkata
Dalam Berita Dibawah Ini:
Akan Mendatangkan Puluhan Professor Di AS. Jerman, KorSel, Hingga Jepang,
Untuk Membantu Proyek Pemerintah Di Papua.
Maka Mr.Thinker Kata Rayyan Berkata:
-Dalam Satu Posisi Diatas, Digambarkan Oleh Mr.Thinker Bagaikan "Satu Burung Ditangan", "Al-Asfur Fil-Yad,
Ahsanu Min 'Asyoroot Asaafir Fiis-Sajaroh" /
"Satu Burung Di-Tangan,
Lebih Baik Dari Puluhan Burung Di-Pohon"
(Ket. Mr.Thinker: Puluhan Burung Di-Pohon
Itu Belum Jelas Bagus, Pintar, Patuh, Dll,
Atau Tidaknya).
Presiden Joko Widodo Berkata
Dalam Berita Dibawah Ini:
Akan Mendatangkan Puluhan Professor Di AS. Jerman, KorSel, Hingga Jepang,
Untuk Membantu Proyek Pemerintah Di Papua.
Maka Mr.Thinker Kata Rayyan Berkata:
"Thinker For Solution",
"Solution For The Nation And State" /
"Pemikir Untuk Solusi",
"Solusi Untuk Bangsa Dan Negara".
Dalam Satu Posisi Presiden Joko Widodo Mencopot Walaupun Dengan Hormat: Mr.Arcandra Tahar Sebagai Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yang Baru 20 Hari Menjabat Sebagai Menteri ESDM Tersebut Hanya Masalah Kewarganegaraan
Mr.Arcandra Tahar Bukan Indonesia,
Yang Mana Ini Adalah Masalah Spele Bagi Seorang Presiden Yang Mudah
Dalam Memberi Kewarganegaraan
Untuk Kepentingan Negara,
Dimana Mr.Arcandra Tahar Banyak Menguntungkan NKRI Sewaktu 20 Hari Menjabat Sebagai Menteri ESDM Tersebut, Sudah Banyak Melakukan Terobosan Dan Kebijakan Yang Dilakukannya Sangat Pro NKRI, Seperti: Masalah Minyak,
Sebagaimana Yang Dikatakan Oleh
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Mr.Luhut Binsar Panjaitan
Di Gedung DPR-RI Pada 16-8-16':
"Kita Terusin (Blok Minyak) Masela Yang Cost-nya (Biayanya) Bisa Diturunkan
Dari 22 Miliar Dollar Amerika Serikat
Ke 15 Miliar Dollar Amerika Serikat,
Begitu Pula Masalah Listrik,
Masalah (Blok) Mahakam,
Masalah Freeport Juga Kita Jalan".
Sedangkan Mr.Arcandra Tahar Sudah Ditunggu Negara Lain Karena Dianggap Memiliki Banyak Kemampuan Dan Pangalaman Dibidangnya,
Dan Kementrian Hukum Dan HAM Sedang Memproses Status Kewarganegaraan Mr.Arcandra Tahar
Untuk Kembali Berstatus
Warga Negara Indonesia.
Sedangkan Di Posisi Lain
Presiden Joko Widodo Berkata
Dalam Berita Dibawah Ini:
Akan Mendatangkan Puluhan Professor Di AS. Jerman, KorSel, Hingga Jepang,
Untuk Membantu Proyek Pemerintah Di Papua.
Kemudian Mr.Thinker Kata Rayyan Berkata: Dalam Satu Posisi Presiden Joko Widodo Mencopot Walaupun Dengan Hormat: Mr.Arcandra Tahar Sebagai Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yang Baru 20 Hari Menjabat Sebagai Menteri ESDM Tersebut Hanya Masalah Kewarganegaraan
Mr.Arcandra Tahar Bukan Indonesia,
Yang Mana Ini Adalah Masalah Spele Bagi Seorang Presiden Yang Mudah
Dalam Memberi Kewarganegaraan
Untuk Kepentingan Negara,
Dimana Mr.Arcandra Tahar Banyak Menguntungkan NKRI Sewaktu 20 Hari Menjabat Sebagai Menteri ESDM Tersebut, Sudah Banyak Melakukan Terobosan Dan Kebijakan Yang Dilakukannya Sangat Pro NKRI, Seperti: Masalah Minyak,
Sebagaimana Yang Dikatakan Oleh
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Mr.Luhut Binsar Panjaitan
Di Gedung DPR-RI Pada 16-8-16':
"Kita Terusin (Blok Minyak) Masela Yang Cost-nya (Biayanya) Bisa Diturunkan
Dari 22 Miliar Dollar Amerika Serikat
Ke 15 Miliar Dollar Amerika Serikat,
Begitu Pula Masalah Listrik,
Masalah (Blok) Mahakam,
Masalah Freeport Juga Kita Jalan".
Sedangkan Mr.Arcandra Tahar Sudah Ditunggu Negara Lain Karena Dianggap Memiliki Banyak Kemampuan Dan Pangalaman Dibidangnya,
Dan Kementrian Hukum Dan HAM Sedang Memproses Status Kewarganegaraan Mr.Arcandra Tahar
Untuk Kembali Berstatus
Warga Negara Indonesia.
Sedangkan Di Posisi Lain
Presiden Joko Widodo Berkata
Dalam Berita Dibawah Ini:
Akan Mendatangkan Puluhan Professor Di AS. Jerman, KorSel, Hingga Jepang,
Untuk Membantu Proyek Pemerintah Di Papua.
-Sedangkan Di Posisi Lain Diatas, Digambarkan Oleh Mr.Thinker Bagaikan "Puluhan Burung Di Pohon".
So ..., Idzan ..., Kalau Begitu ...,
Mr.Thinker Ijin Untuk Menghimbau
Bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo
Agar Mengembalikan Posisi Mr.Arcandra Tahar Sebagai Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Setelah Secepat Mungkin Memproses Status Kewarganegaraan Mr.Arcandra Tahar
Untuk Kembali Berstatus
Warga Negara Indonesia.
Untuk Kembali Berstatus
Warga Negara Indonesia.
Dan Ini Juga Untuk Mengembalikan Rasa Kepercayaan Publik Yang Sebagian Mereka
Ada Yang Mengatakan
Pemerintah Jokowi Kecolongan.
(Written By: Ust.H.Rayyan Syahrial Hasibuan
Si Mr.Thinker Hasibuan)
Visi:
"Religious Thinker, The Nation And State" /
"Pemikir Agama, Bangsa Dan Negara"
HP. Private Number:
0812 1545 2500
E-mail:
rayyan.syahrial@gmail.com
Website/Blog:
ust-rayyan.blogspot.co.id
www.ust-rayyan.blogspot.com
http://ust-rayyan.blogspot.com
NASIONAL
Jokowi Panggil Pulang Puluhan Profesor di AS
Jokowi akan memfasilitasi mereka membangun Indonesia.
Kamis, 18 Agustus 2016 | 15:09 WIB
Penyampaian Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi (VIVA.co.id/M Ali Wafa)
VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo mengungkapkan niat pemerintah merekrut puluhan profesor asal Indonesia yang ada di Amerika Serikat untuk membantu pembangunan. Pemerintah tidak akan menyia-nyiakan kepintaran mereka sehingga banyak digunakan negara lain.
"Saya tidak mau yang berprestasi justru digunakan oleh negara lain," kata Presiden Jokowi saat memberi sambutan acara Silaturahmi Presiden RI dengan Para Teladan Nasional, di Istana Negara, Jakarta, Kams 18 Agustus 2016.
Menurut dia, banyak orang pintar yang bekerja di Amerika Serikat justru warga negara lain, termasuk Indonesia, sehingga itu akan diambil untuk pembangunan. Jokowi mencontohkan, kawasan Silicon Valley di Amerika Serikat. Di sana, kata Jokowi, lebih banyak tenaga pintar dari India.
"Dari kita juga ada. Ratusan juga ada. Kenapa tidak kita gunakan hal-hal yang seperti itu. Profesor kita di Amerika ada 74, pintar-pintar," katanya.
Jumlah itu hanya di Amerika Serikat. Belum lagi di beberapa negara-negara seperti Jerman, Korea Selatan, hingga Jepang. Ditambah yang bergelar doktor, jumlahnya lebih banyak lagi, ratusan orang.
"Inilah yang sedang kita upayakan agar semakin banyak anak-anak negeri ini yang memiliki prestasi itu bekerja di dalam negeri karena memang kita membutuhkan," kata Jokowi.
Untuk itu, Presiden mengatakan akan mendatangkan puluhan profesor tersebut untuk membantu proyek pemerintah di Papua. Proyek itu untuk menyiapkan pendidikan di Papua berupa pendidikan vokasi. Jokowi mengaku, sudah berbicara dengan pihak Universitas Cendana dan Universitas Papua, untuk ikut membantu. Selain itu, Jokowi juga ingin para profesor ini nantinya mengembangkan pusat riset padi di Merauke Papua.
"Saya sudah minta serta profesor tadi ada 24 yang saya minta," kata Jokowi.
Jokowi mengingatkan, saatnya Indonesia mulai bisa menghargai orang-orang pintar apalagi yang berkarya di luar negeri. "Bukan gaduh terus. Bukan yang kita sekarang enggak ngerti terutama di medsos, coba lihat. Padahal saya yakin itu bukan budaya ketimuran kita. Saling mencela saling mengejek," ujar Jokowi.
Jokowi mencontohkan, komentar-komentar di media online yang menurutnya terkadang tidak pas dan bukan cerminan masyarakat Indonesia. Dia mengaku memperhatikan komentar-komentar itu, baik di media sosial maupun media online.
"Kadang buat ketawa, tapi kadang sedih saling menjelekkan, saling mencaci. Itu bukan budaya ketimuran kita," katanya.
NASIONAL
Jokowi Ingin Tarik Orang Pintar Indonesia di Luar Negeri
Arcandra adalah salah satu orang pintar Indonesia di luar negeri.
Kamis, 18 Agustus 2016 | 10:21 WIB
Presiden Joko Widodo di Kantornya (Edi/Biro Pers-Setpres)
VIVA.co.id – Pencopotan Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh Presiden Joko Widodo terus bergulir. Banyak spekulasi muncul, termasuk mengkritisi kebijakan Jokowi dengan nada miring.
Menanggapi hal itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengimbau masyarakat Indonesia, agar tidak melihat hanya dari sisi negatifnya.
Menurut Tjahjo, diangkatnya Arcandra menjadi menteri ESDM adalah bentuk penarikan warga Indonesia (WNI) berprestasi di luar negeri oleh Presiden. Menurutnya, Indonesia membutuhkan banyak tenaga ahli untuk membangun bangsa ini.
"Pak Jokowi ingin menarik kembali orang-orang pintar di luar negeri, untuk kembali membangun Indonesia," kata Tjahjo di kantornya, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis 18 Agustus 2016.
Permasalahan Arcandra dinilai Tjahjo, memberikan sinyal kuat bagi para diaspora. Mereka yang selama ini tinggal dan beraktivitas di luar negeri, harus bisa mengambil sikap. Apakah ingin menjadi warga asing, atau tetap menjadi warga Indonesia.
"Prinsipnya, bagaimana membangun bahwa orang-orang pandai, para diaspora, harus jujur mengambil sikap, tetap sebagai WNA, atau WNI," kata Tjahjo.
Mantan Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mencontohkan bagaimana upaya Soekarno, Presiden Pertama Indonesia meningkatkan daya saing bangsa. Banyak putra-putri Indonesia yang disekolahkan di luar negeri, dengan harapan kembali ke Tanah Air untuk membangun Indonesia.
Seperti mantan Presiden RI, BJ Habibie yang sebelumnya sekolah dan berkarir di Jerman. Selain itu, kata Tjahjo, juga ada Sri Mulyani, diaspora yang kini menjabat sebagai Menteri Keuangan RI.
"Inilah yang ingin Pak Jokowi tarik, buat apa kita ada orang pandai kalau dia di luar negeri," ujarnya.
Laporan: Edwien Firdaus (asp)
POLITIK
JK: Kewarganegaraan Arcandra Harus Diperjelas
Muncul usul agar Arcandra diangkat lagi menjadi menteri.
Kamis, 18 Agustus 2016 | 13:01 WIB
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
VIVA.co.id – Masalah dwi kewarganegaraan telah membuat Arcandra Tahar lengser dari jabatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Beberapa usulan muncul agar Arcandra diangkat kembali menjadi menteri. Lalu bagaimana tanggapan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Ya pertama kan harus nanti diperjelas kewarganegaraannya. Perlu ada upaya untuk menyelesaikan masalah ini," kata JK di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis 18 Agustus 2016.
Sementara mengenai kemungkinan untuk merevisi Undang-Undang Kewarganegaraan, JK menyerahkan sepenuhnya kepada DPR sebagai pembuat UU. "Itu tergantung DPR, dengan pemerintah," ujar politikus senior Partai Golkar ini.
Menurut JK, ada dua tren yang erat dengan kasus Arcandra. Ia melihat ada tren perpindahan orang-orang berprestasi dari negara berkembang ke negara maju. Juga, ada tren orang-orang itu kembali ke negara asalnya.
"Tren di dunia ini selalu orang dua hal. Ada pergerakan talenta orang-orang dari negara berkembang ke (negara) maju. Kemudian untuk mendapat pengalaman. Ada sebagian kembali lagi ke negaranya untuk itu."
(mus)
NASIONAL
Kemenkumham Proses Arcandra Tahar Jadi WNI Lagi
Karena jasanya dan ada kepentingan negara di situ.
Kamis, 18 Agustus 2016 | 20:36 WIB
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
VIVA.co.id - Kementerian Hukum dan HAM sedang memproses status kewarganegaraan Arcandra Tahar, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hal itu dilakukan agar Archandra bisa kembali berstatus warga negara Indonesia.
Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum dari Kementerian Hukum dan HAM, Freddy Harris, mengatakan ada dua alasan proses itu dilakukan terhadap Arcandra.
“Karena jasanya dan ada kepentingan negara di situ. Arcandra ini punya paten, yang akan memberikan masukan kepada negara. (misalnya) soal efisiensi, dan dia sudah melakukannya," kata Freddy saat dikonfirmasi pada Kamis, 18 Agustus 2016.
Freddy menambahkan, Arcandra sudah ditunggu negara lain karena dianggap memiliki banyak kemampuan dan pengalaman di bidangnya. Hal itu juga yang membuat Presiden Joko Widodo meminta Archandra kembali ke Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa selama 20 hari menjabat Menteri ESDM, Arcandra sudah melakukan banyak terobosan. "Seluruh kebijakan yang dilakukan sangat pro Republik dan bisa kita lakukan," katanya gedung DPR RI, Jakarta, pada 16 Agustus 2016.
Menurut purnawirawan jenderal itu, banyak program Arcandra yang akan diteruskannya sebagai Pelaksana Tugas Menteri ESDM.
"Kita terusin. (blok minyak) Masela yang cost-nya (biayanya) bisa diturunkan jadi 22 miliar dolar Amerika Serikat ke 15 miliar dolar Amerika Serikat, kita terusin. Lalu program Pak Candra lain mengenai masalah listrik, kemudian masalah (Blok) Mahakam kita selesaikan, Freeport juga kita jalan," ujar dia.
NASIONAL
Arcandra Tahar: Tak Harus Jadi Menteri untuk Berbuat Baik
"Silaturahmi harus dijaga," ungkapnya.
Rabu, 17 Agustus 2016 | 19:29 WIB
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar (kiri). (VIVA.co.id/Fikri Halim)
VIVA.co.id – Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar terlihat turut hadir dalam upacara penurunan bendera merah putih di Istana Merdeka di Jakarta sore tadi. Saat dikonfirmasi mengenai kehadirannya itu, Arcandra enggan berkomentar banyak. Dia hanya menyebut kedatangannya itu adalah dalam rangka silaturahmi.
"Silaturahmi harus tetap dijaga," ujar dia, Rabu 17 Agustus 2016.
Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu tidak menampik bahwa dia memang sempat berbincang dengan Presiden Joko Widodo. Namun dia berkilah pembicaraannya hanya terkait hari kemerdekaan saja.
Disinggung mengenai diberhentikannya dia sebagai Menteri, Arcandra mengatakan bahwa hal tersebut tidak disesalinya. Menurut dia, takdir seseorang tidak ada yang mengetahui pasti.
Dia pun menyebut bahwa tidak harus menduduki jabatan Menteri untuk dapat berbuat baik.
"Umat terbaik itu apa, Apakah harus jadi Menteri, kan nggak. Selama dia bisa amar ma'ruf nahi mungkar. Nggak ada dalam ayat itu mengatakan harus dengan jadi Menteri, baru bisa amar ma'ruf nahi mungkar. Yang penting lakukan yang terbaik," tutur dia.
Saat ditanya mengenai rencananya ke depan, Arcandra menjawabnya dengan santai. "Rencana kembali ke rumah, rumah saya di Jakarta. Lalu malam makan, tidur," ujarnya sambil berkelakar.
NASIONAL
Luhut Pandjaitan Tak Mau Lama Jadi Plt Menteri ESDM
Menurut Luhut, tak lama lagi Jokowi akan tunjuk pengganti Arcandra
Kamis, 18 Agustus 2016 | 18:29 WIB
Plt Menteri ESDM Luhut Pandjaitan melantik Kepala Badan Geologi, Ego Syaharial. (Danar Dono)
VIVA.co.id – Pencopotan Arcandra Tahar dari posisinya sebagai Menteri ESDM karena dwi kewarganegaraan masih mengundang tanya, siapakah yang akan menggantikan posisinya. Untuk sementara, Presiden Joko Widodo menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Pelaksana Tugas Menteri ESDM sampai menteri baru dilantik.
Ketika ditanya siapa menteri baru ESDM nantinya yang akan dipilih
Presiden Jokowi, Luhut enggan berkomentar banyak dan memastikan bahwa
penunjukan menteri adalah wewenang Presiden.
"Pengganti Pak Candra (Arcandra)? Itu tanya Pak Presiden, itu
domain beliau," kata Luhut setelah melakukan pelantikan Kepala Badan
Geologi yang baru, Ego Syahrial, di Kementerian ESDM, Kamis sore, 18
Agustus 2016.
Namun, dalam sambutan saat melantik Ego, Luhut menyampaikan bahwa
pelantikan atau penunjukan menteri ESDM yang baru akan dilakukan dalam
waktu yang tidak lama lagi.
"Saya juga berharap bekerja di ESDM ini tidak lama-lama sampai
menteri yang baru akan dilantik dalam waktu dekat. Karena satu kantor
saja kita sudah sibuk dan tugas banyak, apalagi dua" kata Luhut.
(mus)
NASIONAL
Masih Mungkin Jokowi Beri Jabatan Baru untuk Arcandra Tahar
Sekretaris Kabinet Pramono Anung tidak membantahnya.
Kamis, 18 Agustus 2016 | 15:42 WIB
Arcandra Tahar sambangi Istana Merdeka. (Agus Rahmat/VIVA.co.id)
VIVA.co.id – Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar dikabarkan akan mendapatkan posisi baru dari Presiden Joko Widodo di pemerintahan. Dikonfirmasi mengenai itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung tidak membantahnya.
"Ya walaupun saya tahu, tidak etis untuk disampaikan," kata Pramono, di Istana Negara, Jakarta, Kamis 18 Agustus 2016.
Pramono enggan membeberkan, hal yang bukan menjadi wewenangnya.
Jelasnya, masalah ini adalah sepenuhnya domain dari Presiden Joko
Widodo.
"Kalau saya jawab ngarang," katanya.
Pada 17 Agustus kemarin, Arcandra juga diketahui datang ke Istana
untuk menghadiri upacara penurunan bendera pusaka. Namun, Arcandra
mengaku hanya silaturahim. Arcandra diangkat menjadi Menteri ESDM
menggantikan Sudirman Said, pada 27 Juli 2016. Namun, baru beberapa
pekan menjabat, ia diketahui memiliki kewarganegaraan ganda.
Karena Indonesia menganut rezim kewarganegaraan tunggal, maka pada
Senin 15 Agustus 2016, melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno,
Arcandra diberhentikan secara terhormat terhitung mulai berlaku sejak 16
Agustus.
(asp)
NASIONAL
Arcandra Masih Mungkin Kembali Jadi Menteri
Arcandra ingin berkontribusi kepada lndonesia.
Rabu, 17 Agustus 2016 | 23:01 WIB
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan. (VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar)
VlVA.co.id - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, menyebut mantan Menteri ESDM, Arcandra Tahar, masih mungkin untuk berkontribusi kepada negara lndonesia. Bahkan, dia menyebut Arcandra masih ada kemungkinan untuk kembali menjadi menteri dalam kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Ya, semua kemungkinan-kemungkinan itu bisa saja terjadi, tidak menutup itu. Tapi semua berpulang pada penilaian dari Presiden," kata Luhut di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 17 Agustus 2016.
Luhut yang sekarang menjabat Pelaksana Tugas Menteri ESDM itu meminta permasalahan Arcandra tidak hanya dilihat dari dwi kewarganegaraannya. Menurutnya, hal yang harus diperhatikan adalah Arcandra ingin berkontribusi kepada lndonesia.
Arcandra dinilai ahli dalam mengurai struktur biaya dalam bidang perminyakan. "Itu menghemat puluhan miliar dolar, dan itu akan menguntungkan kita, dan membuat harga-harga mungkin menjadi murah, karena kita bisa tahu strucuture cost dengan baik," kata Luhut.
Luhut lantas menyebut bahwa sebenarnya sudah banyak orang pintar asal Indonesia yang tengah berkiprah di negara lain, menyatakan komitmennya untuk kembali ke Tanah Air. Banyak profesor yang telah menyatakan akan membantu tanpa diketahui media.
Luhut menyebut sedikitnya 24 profesor atau para ahli di bidangnya telah menyatakan komitmen untuk memberikan sumbangsih kepada negaranya. Sebanyak delapan di antara mereka sudah menemui Presiden.
"Karena tidak pada level menteri, tidak kelihatan (diekspos media massa), sebagian dari mereka warga negara Amerika, ada yang ke Papua, Sumatera, dan juga kemarin sudah menghadap Presiden," ujarnya.
NASIONAL
Arcandra dinilai dapat mengurai struktur biaya dalam hal perminyakan.
Rabu, 17 Agustus 2016 | 20:36 WIB
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz/16)
VlVA.co.id - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, mendukung mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar, untuk tetap berada di lndonesia. Luhut, yang sekarang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Menteri ESDM, menyebut sosok Arcandra sangat bermanfaat bagi lndonesia.
VlVA.co.id - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, mendukung mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar, untuk tetap berada di lndonesia. Luhut, yang sekarang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Menteri ESDM, menyebut sosok Arcandra sangat bermanfaat bagi lndonesia.
"Saya pikir kalau Presiden mempertimbangkan beliau untuk dipakai di
Indonesia, seribu persen saya setuju," kata Luhut di Istana Merdeka,
Jakarta, pada Rabu, 17 Agustus 2016.
Menurut Luhut, Arcandra adalah sosok yang sangat memahami bidang energi dan sumber daya mineral. Luhut menyebut bahwa Arcandra dapat mengurai struktur biaya dalam hal perminyakan.
"Itu menghemat puluhan miliar dolar, dan itu akan menguntungkan kita, dan membuat harga-harga mungkin menjadi murah, karena kita bisa tahu structure cost dengan baik," kata Luhut.
Presiden Joko Widodo sempat menunjuk Arcandra Tahar sebagai Menteri ESDM dalam perombakan kabinet pada 27 Juli 2016. Namun hanya 20 hari menjabat, Arcandra kemudian diberhentikan Presiden.
Arcandra diberhentikan karena tercatat sebagai warga negara Amerika Serikat. Presiden lantas menunjuk Luhut Binsar Panjaitan sebagai Pelaksana Tugas menteri ESDM.
Menurut Luhut, Arcandra adalah sosok yang sangat memahami bidang energi dan sumber daya mineral. Luhut menyebut bahwa Arcandra dapat mengurai struktur biaya dalam hal perminyakan.
"Itu menghemat puluhan miliar dolar, dan itu akan menguntungkan kita, dan membuat harga-harga mungkin menjadi murah, karena kita bisa tahu structure cost dengan baik," kata Luhut.
Presiden Joko Widodo sempat menunjuk Arcandra Tahar sebagai Menteri ESDM dalam perombakan kabinet pada 27 Juli 2016. Namun hanya 20 hari menjabat, Arcandra kemudian diberhentikan Presiden.
Arcandra diberhentikan karena tercatat sebagai warga negara Amerika Serikat. Presiden lantas menunjuk Luhut Binsar Panjaitan sebagai Pelaksana Tugas menteri ESDM.
POLITIK
Luhut Larang Pegawai Kementerian ESDM Masuk Parpol
Bila masuk parpol, mereka akan ditindak tegas.
Kamis, 18 Agustus 2016 | 21:19 WIB
PLT Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan (VIVA.co.id/Fikri Halim)
VIVA.co.id – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, ingin Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersih dari partai politik (parpol). Karena itu, dia akan menindak tegas para pegawai di institusinya bila terdaftar sebagai anggota partai politik.
"Langsung tindak (kalau ketahuan berpolitik). Kalau anda mau berpolitik, sana masuk parpol," kata Luhut di kantor Kementerian ESDM, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Agustus 2016.
Luhut kini merangkap jabatan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM sejak Arcandra Tahar diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Joko Widodo.
Menurut Luhut, semua pejabat di Kementerian ESDM harus berasal dari kalangan profesional dan intelektual agar sektor energi dan sumber daya mineral bisa dikelola dengan baik.
"Jadi saya tegaskan kalau di sini (Kementerian ESDM) saya ingin anda (pegawai) semua profesional. Tidak ada yang berpolitik," ujar dia.
Laporan: Edwin Firdaus
(ren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar