Jumat, 19 Agustus 2016

Profil Dr Arcandra Tahar Calon Menteri ESDM Pengganti Sudirman Said

Aktualita.co – Pengumuman Reshuflle Kabinet Kerja semakin mendekati kenyataan. Rencananya pengumuman resminya akan dibacakan oleh Presiden Jokowi pada Rabu, 27 Juli 2016 pada pukul 14.00 WIB hari ini. Salah satu yang paling santer disebut-sebut akan diganti adalah Menteri ESDM, Sudirman Said.

profil Arcandra Tahar

Salah satu yang membuat hal ini semakin menguat adalah kicauan Sudirman Said di akun twitternya. “Alhamdulillah, tugas besar selesai. Ladang Amal dan perjuangan  makin lebar. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia yang hebat ini,” tulis Sudirman Said pada Selasa, 26 Juli 2016 malam.
Banyak nama yang digadang-gadang akan masuk ke kabinet pada reshuffle kedua ini. Termasuk Dr. Archandra Tahar yang dikabarkan akan menggantikan posisi Sudirman Said.
Saat ini, Arcandra menjabat sebagai Presiden di Petroneering Houston di Texas. Perusahaan ini bergerak dibidang energi dan minyak. Ia memegang jabatan ini sejak Oktober 2013 lalu.
Sejumlah jabatan mentereng lainnya pernah diemban pria berusia 45 tahun ini. Ia pernah menjadi Principal Horton Wison Deepwater Inc sejak Oktober 2009 hingga Oktober 2013. Juga pernah bekerja di AGR Deepwater Development System Inc, di  Hydrodynamics Lead Floa TEC LLC dan berbagai perusahaan internasional lainnya.
Latar belakang pendidikan Arcandra Tahar adalah Teknik Mesin ITB. Setelah lulus, ia bekerja di Andersen Consulting agar bisa mengumpulkan uang untuk melanjutkan pendidikan S2nya di  A&M University Amerika Texas. Tak berhenti sampai disitu, Archandra terus melanjutkan pendidikan S3nya di Amerika Serikat.
Bekal pendidikan itu, membuatnya berhasil memiliki paten di bidang offshore.
Biodata Dr Archandra Tahar
Nama Lengkap :  Dr Arcandra Tahar
Pendidikan :
ITB  Teknik Mesin : 1989 -1994
Texas A&M University  Ocean Engineering : 1996 – 1998
Texas A& M Univeristy Ocean Engineering (Doctor of Philosophy) : 1998 – 2001

Riwayat Pekerjaan
Presiden Petroneering : 2013-2016
Principal Horton Wison Deepwater : 2009 – 2013
Principal dan Presiden Asia Pasific AGR Deepwater Development System : 2007-2009
Hydronynamics Lead FloaTec LLC 2006 – 2007
Peneliti Technip Offshore : 2001 – 2006
Asisten Peneliti Offshore Technology Research Center : 1997 – 2001
Technical Advisor Noble Denton : 2000

Skill :
Product Development, Wave Basin Model Testing, Offshore Field Measurement, Deepwater Platform Design and Analysis (Spar, TLP and Semisubmersible), FPSO Analysis, Shallow Water Platform Design and Analysis (Buoyant Tower), Mooring Design and Analysis, Riser Design and Analysis, Naval Architecture, Hydrodynamics, Software Development, Asset Integrity Management, Wave Energy, Offshore Drilling.


Polemik Menteri Jokowi

Beredar Pesan Berantai Menteri ESDM Arcandra Tahar Warga Negara Amerika

Beredar Pesan Berantai Menteri ESDM Arcandra Tahar Warga Negara Amerika
TRIBUNNEWS/ERI KOMAR SINAGA
Menteri ESDM Archandra Tahar (baju putih tengah).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar dilanda kabar tak sedap.
Kabarnya, menteri yang baru sebulan dilantik ini menjadi warga negara Amerika sejak tahun 2012.
Kabar tak sedap itu muncul dari pesan berantai, Sabtu (13/8/2016), yang menyebut Arcandra merupakan warga negara Amerika Serikat melalui proses naturalisasi pada bulan Maret 2012.
Apabila benar Arcandra memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat maka status Arcandra sebagai warga negara Indonesia (WNI) akan hilang sebab Indonesia tidak menganut dwi kewarganegaraan.
Baca : Jika Benar Menteri ESDM Archandra Warga Negara Amerika Maka Harus Ditahan dan Diperiksa
‎Masih isi dari pesan berantai tersebut, dituliskan bahwa satu bulan sebelum resmi menjadi WN Amerika Serikat, Arcandra mengurus paspor RI kepada KJRI Houston dengan masa beerlaku selama lima tahun.
Setelah Maret 2012, juga dituliskan dalam pesan berantai Arcandra melakukan empat kali perjalanan pulang pergi ke Indonesia dengan menggunakan paspor Amerika Serikat.

Menteri Archandra Tahar: Saya Warga Negara Indonesia
 
Archandra mengaku berangkat ke Amerika Serikat pada tahun 1996 dan masih memegang paspor Indonesia 
PASPOR GANDA? Menteri ESDM Archandra Tahar diduga memiliki paspor ganda. Foto oleh Agung Rajasa/Antara










PASPOR GANDA? Menteri ESDM Archandra Tahar diduga memiliki paspor ganda. Foto oleh Agung Rajasa/Antara
JAKARTA, Indonesia — (UPDATED) Menteri ESDM, Arcandra Tahar akhirnya mengklarifikasi mengenai rumor dwi kewarganegaraan yang disandangnya. Archandra menegaskan hingga saat ini dia masih menjadi WNI.
"Saya tuh orang Padang asli. Begitu pula dengan istri saya yang juga orang Padang, namun saat kuliah S2 dan S3, saya memang menuntut ilmu di Amerika Serikat," kata Arcandra pada Minggu, 14 Agustus seperti tertulis di situs resmi Kementerian ESDM.
Dia mengatakan berangkat ke AS pada tahun 1996 lalu dan hingga saat ini masih memegang paspor Indonesia dan paspor itu masih valid.
"Lihat tampang saya kan? Bahasa Indonesia saya masih 'medok' Padang. Saya masih warga negara Indonesia dan silahkah cek di paspor," ujarnya.
Sayangnya, Arcandra tidak menjelaskan mengenai kebenaran rumor soal dirinya yang pernah memegang paspor AS atau mengatakan dengan tegas tinggal di sana menggunakan dokumen green card atau dokumen lain. Pernyataan Arcandra ini melengkapi kalimat yang sebelumnya telah disampaikan oleh Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung pagi tadi di Istana.
Pramono menegaskan Arcandra Tahar masih memegang paspor Indonesia dan masuk kembali ke Tanah Air dengan menggunakan dokumen tersebut. Masa berlaku paspor itu diketahui hingga tahun 2017 mendatang.
"Jadi, Pak Presiden mengajukan nama Beliau (sebagai Menteri) dan meminta Beliau untuk pulang ke Indonesia. Jadi, kan banyak sekali orang Indonesia yang hebat dan berada di luar negeri dan ini sangat membantu negara kita sendiri," ujar Pramono ketika memberikan keterangan pers kepada media di Istana Kepresidenan pada Minggu, 14 Agustus.
Terlebih, kata Pramono, kualifikasi Arcandra di luar negeri yang diketahui menjabat sebagai manajer di perusahaan migas di Amerika Serikat.
"Beliau kan juga sudah memiliki beberapa paten, karena menyandang gelar doktor di bidang ocean engineering. Sejauh ini patennya yang aktif sudah ada tiga, sementara yang pending masih ada dua," katanya lagi.
Itulah, kata Pramono, yang menyebabkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo tertarik dengan figur Arcandra. Ketika dipanggil pulang, Arcandra menyambutnya dengan positif. Bahkan, dia juga merasa terpanggil untuk mengabdi kepada Tanah Airnya.
"Jadi, sekali lagi kami tegaskan bahwa Beliau adalah pemegang paspor Indonesia. Nanti, otoritas yang berwenang yang akan menjelaskan lebih jauh," tutur Pramono.
Sayangnya, Pramono tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai kebenaran rumor Arcandra yang telah menjadi warga AS melalui proses naturalisasi atau apakah selama ini dia bermukim di Negeri Paman Sam dengan mengantongi green card.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Arcandra disebut juga memiliki paspor Amerika Serikat, selain paspor Indonesia. Ia memang pernah lama tinggal di sana, sebelum ditunjuk sebagai menteri dalam kocok ulang susunan Kabinet Kerja pada 27 Juli 2016 silam.
Setelah lulus Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), ia memang melanjutkan studi S2 ke Texas A&M University pada 1996-1998 dengan gelar Master of Science and Doctor of Philosophy dengan degree di Ocean Engineering.
Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, 10 Oktober 1970 ini kemudian melanjutkan lagi studi doktoralnya di universitas yang sama, dan meraih gelar Doctor of Philosophy pada 2001.
Setelah itu, ia mulai membangun karier di negeri Paman Sam. Sejak 2001, ia terus menjadi konsultan di berbagai perusahaan internasional, sebelum dipanggil untuk mengabdi sebagai menteri oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Lamanya kiprah Arcandra di Amerika diduga membuatnya mengurus dokumen kewarganegaraan di sana, dan mendapat hak kewarganegaraan (citizenship). Padahal, Indonesia tidak mengakui status bipatride — atau kewarganegaraan ganda.

'Muka saya muka orang Padang'
Saat ditemui wartawan di Istana Negara pada Sabtu, 13 Agustus, Arcandra masih nampak enggan memberi penjelasan. Ia baru saja menemui Jokowi di Istana dengan dalih silaturahmi.
Ketika menjawab pertanyaan soal kewarganegaraan ganda, ia langsung menunjuk mukanya sambil tersenyum. "Lihat muka saya, apa? Muka orang Padang begini, kok," katanya sambil berseloroh.
Namun, ia enggan menjawab saat ditanya soal kepemilikan paspor Amerika. Arcandra buru-buru memasuki mobilnya dan meninggalkan lingkungan Istana.—Rappler.com

5 hal tentang Menteri ESDM Arcandra Tahar

Sebelum dilantik oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada tanggal 27 Juli, Arcandra telah bermukim di Amerika Serikat selama 20 tahun

ARCHANDRA TAHAR DAN MEDIA. Menteri ESDM Arcandra Tahar memberikan keterangan kepada media usai mengikuti rapat koordinasi di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa, 9 Agustus. Foto oleh Akbar Nugroho Gumay/ANTARA




ARCHANDRA TAHAR DAN MEDIA. Menteri ESDM Arcandra Tahar memberikan keterangan kepada media usai mengikuti rapat koordinasi di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa, 9 Agustus. Foto oleh Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
JAKARTA, Indonesia — Seorang menteri di kabinet Presiden Joko “Jokowi” Widodo kembali menuai pro kontra.
Adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menggantikan Sudirman Said, Arcandra Tahar menjadi sorotan karena diduga telah berganti kewargaanegaraan menjadi Warna Negara Amerika Serikat sejak 2012 lalu. Isu ini menjadi perdebatan publik, lantaran untuk terpilih menjadi Menteri harus seorang WNI.
Siapa sebenarnya sosok Menteri ESDM Arcandra Tahar? Berikut 5 hal tentangnya tentang Menteri yang dilantik oleh Presiden Jokowi pada tanggal 27 Juli lalu:
Lulusan Institut Teknologi Bandung
Dr. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D. lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 10 Oktober 1970.
Dia dibesarkan di Padang hingga jenjang sekolah menengah. Setelah itu, Arcandra merantau ke Bandung untuk melanjutkan studinya di jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1989. Arcandra lulus dari ITB pada 1994, setelah lima tahun menimba ilmu di sana.
Tinggal di Amerika Serikat sejak 1996
Dua tahun setelah lulus kuliah, Arcandra mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu di bidang offshore di Texas A&M University, jurusan Ocean Engineering pada tahun 1996 lalu.
Setelah mendapatkan gelar masternya, Arcandra kemudian melanjutkan ke program doktoral di kampus dan jurusan yang sama. Ia pun lulus dengan gelar Ph.D. pada tahun 2001.
Pengalaman 14 tahun di bidang offshore
Arcandra memiliki pengalaman selama 14 tahun sebagai praktisi di bidang hidrodinamik dan offshore.
Sebelum ditunjuk sebagai Menteri ESDM, Arcandra merupakan Presiden Direktur Petroneering yang berbasis di Houston, Texas. Petroneering merupakan perusahaan teknologi dan engineering yang fokus pada desain dan pengembangan kilang lepas pantai.
Ia juga pernah bekerja di beberapa perusahaan dunia, seperti Spar, TLP, Compliant Tower, Buoyant Tower, dan Multi Colum Floater.
Pengamat perkembangan migas Indonesia
Meskipun telah tinggal di Amerika Serikat selama 20 tahun, tak membuat ayah dari 2 orang anak ini lupa akan negaranya.
Bersama dengan Darmawon Prasodjo, Ph.D., serta Erwinsyah Putra, Ph.D., Arcandra sempat menyumbangkan sebuah tulisan tentang pendekatan game theory untuk membangkitkan kembali industri migas di Indonesia.
“Indonesia perlu membangun sebuah sistem fiskal berorientasi hasil yang dapat mempersingkat jalur birokrasi, memberikan penghargaan, mengurangi inefisiensi, serta menarik bagi para investor,” demikian tertulis dalam artikel yang dipublikasikan oleh The Jakarta Post pada 2011 silam.
Sosok kutu buku yang berprestasi sejak kecil
Berdasarkan laporan metrotvnews.com yang menyambangi kampung Arcandra di Padang, pihak keluarga mengaku bahwa Menteri ESDM ini merupakan sosok pendiam yang gemar membaca buku sejak kecil.
“Kebiasaannya setelah pulang sekolah selalu membaca buku, dan buku tidak pernah lepas dari tangannya,” ujar kakak Arcandra, Janimar.
Janimar menambahkan Arcandra adalah juara umum di sekolah sejak mengenyam pendidikan di SD Angkasa, SMP Negeri 13 Padang, hingga SMA Negeri 2 Padang. —Rappler.com

Kisah Arcandra Tahar, Ahli Minyak yang Cuma 20 Hari Jadi Menteri

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik sejumlah menteri baru pada Rabu, 27 Juli 2016. Salah satu yang ditunjuk adalah Arcandra Tahar yang didapuk menjadi Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menggantikan Sudirman Said. 
Munculnya Arcandra dalam jajaran menteri hasil reshuffle jilid 2 cukup mengejutkan. Sebab, Arcandra selama ini tidak tinggal di Indonesia. Pria kelahiran Padang, 10 Oktober 1970 itu selama 20 tahun tinggal dan berkarier di Amerika Serikat (AS).

Namun kabar yang tak kalah mengejutkan menguak malam ini. Presiden Jokowi memutuskan untuk memecat Arcandra dari  jabatannya yang baru ditempatinya 20 hari karena tersandung status kewarganegaraan.
Siapakah Arcandra? Berikut ulasannya seperti dihimpun Liputan6.com:
Ia merupakan ahli kilang lepas pantai atau offshore yang menjabat sebagai Presiden Direktur Petroneering di Houston. Jabatan tersebut didudukinya sejak Oktober 2013.
Arcandra merupakan jebolan teknik mesin Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia melanjutkan studi S2 dan S3 di A&M University Texas Amerika jurusan Ocean Enginering. Ayah dua anak ini memiliki pengalaman lebih dari 14 tahun di bidang hidrodinamika dan rekayasa lepas pantai. Arcandra juga telah bekerja di berbagai perusahaan migas baik sebagai pengembang maupun produksi seperti Spar, TLP, Compliant Tower, Buoyant  Tower dan Multi Colum Floater selama 13 tahun terakhir.
Arcandra memiliki tiga hak paten pada bidang pengembangan migas lepas pantai. Keahliannya di bidang energi membuat Presiden Jokowi terpukau. 
Dia juga merupakan sosok di balik negosiasi dan keberhasilan Presiden Jokowi menarik kembali Blok Masela agar dikuasai Indonesia, dengan memutuskan eksplorasi harus dilakukan onshore bukan offshore. 

20 Hari Jadi Menteri, Ini Sepak Terjang Arcandra Tahar

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberhentikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) rcandra Tahar dari jabatannya karena status kewarganegaraan. Padahal, Arcandra baru 20 hari menggantikan posisi Sudirman Said.
"Menyikapi pertanyaan-pertanyaan publik terkait dengan status kewarganegaraan Menteri ESDM saudara Arcandra Tahar. Dan setelah memperoleh informasi dari berbagai sumber, Presiden memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat saudara Arcandra Tahar dari posisinya sebagai Menteri ESDM," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno, di Istana Negara, Senin (15/8/2016).
Karena posisi yang dipangkunya hanya seumur jagung, sepak terjang Arcandra hanya sedikit. Namun yang paling mencolok selama dipimpin Candra, Kementerian ESDM telah memberikan rekomendasi perpanjangan ‎persetujuan ekspor konsentrat tembaga ke PT Freeport Indonesia.
Direktur Jenderal Mineral Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot mengatakan, ‎rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor konsentrat Freeport diperpanjang hingga 11 Januari 2017, setelah izin ekspor konsentrat habis pada 8 Agustus 2016.

"Rekomendasi diperpanjang 11 Januari 2017, sekitar Lima bulan," kata Bambang pada pekan lalu.

Bambang mengungkapkan, dalam rekomendasi tersebut Freeport memperoleh kuota ekspor konsentrat tembaga sebanyak ‎1,4 juta ton, sesuai dengan yang diusulkan perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut.

Menurut Bambang, untuk mengekspor konsentrat tembaga, Freeport masih dikenakan bea keluar 5 persen dari nilai volume konsentrat yang diekspor. Hal tersebut disebabkan kemajuan pembangunan smelter di Gresik Jawa Timur tidak menunjukkan banyak kemajuan dari enam bulan lalu, yaitu masih berada pada kisaran 14 persen.
Fokus ke Blok Masela
Selain menyetujui perpanjangan persetujuan ekspor konsentrat Freeport, masalah Blok Masela juga menjadi fokus dari Arcandra. Pada minggu pertama menjadi Menteri, dia memanggil pemimpin perusahaan yang melakukan kegiatan pencarian migas di Indonesia, di antaranya PT Pertamina (Persero), Inpex Corporation, PT Total E&P Indonesia, dan Exxon Mobil.
Dia ingin operator Blok yang terletak di Maluku tersebut bisa menyelesaikan pengembangan sesuai dengan rencana awal. Dia menargetkan keputusan akhir investasi (Final Investment Development/F‎ID) pengembangan lapangan abadi, Blok Masela bisa selesai pada 2018.
Selain FID, Candra yakin ‎pengerjaan desain rinci (front end engineering design/FEED) setelah diputuskan pembangunan kilang dilakukan di darat dapat selesai dalam waktu dua tahun.

Tak hanya itu, Arcandra Tahar juga memberi perhatian khusu‎s pada pengembangan migas di laut dalam atau Indonesian Deepwater Development (IDD) ‎dan Blok East Natuna sesuai dengan arahan Presiden Jokowi. (Pew/Ndw)
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar