VIVALIFE
Sejarah Tongseng di Indonesia
Tongseng bermula dari kedatangan bangsa Arab dan India abad 18 Masehi.
Selasa, 30 Agustus 2016 | 21:11 WIB
Oleh :
Irfan Laskito, Putri Firdaus
ustrasi Tongseng (Abraresto)
VIVA.co.id – Siapa yang tidak mengenal tongseng? Potongan daging kambing bercampur kuah penuh rempah yang gurih dan segar, memberikan rasa nikmat tersendiri bagi para penikmatnya.
Jangan hanya sekedar menikmati kelezatan kuliner khas Nusantara saja, Anda juga harus tahu bagaimana tongseng bisa hadir meramaikan daftar panjang kuliner asli Tanah Air.
Tongseng bermula dari kedatangan bangsa Arab dan India abad 18 Masehi untuk melakukan perdagangan. Tak hanya itu, pertukaran budaya juga terjadi antara penduduk lokal dan pendatang. Berbagai kebudayaan masuk ke Tanah Air termasuk kuliner. Kedua bangsa tersebut memperkenalkan ragam hidangan kambing dan domba kala itu.
"Kita tahu bahwa Nusantara adalah titik temu beragam budaya di dunia. Banyak pedagang yang datang ke Indonesia dan membawa keragaman budayanya, salah satunya kuliner," kata Arie Parikesit, pengamat kuliner dalam acara Bango Ajak Lestarikan Warisan Kuliner dengan Sajian Tongseng di Idul Adha, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Agustus 2016.
Berabad kemudian di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jogja, berbagai hidangan olahan kambing menjadi populer di Indonesia. Hal ini karena banyaknya daerah penghasil kambing yang baik bermunculan.
Sate daging atau hati menjadi kreasi pertama yang dikenal kala itu. Sisanya, jeroan dan tulang kemudian menggunakan rempah dan santan, sehingga menghasilkan hidangan yang diberi nama gule atau gulai. Kedua makanan ini cocok untuk dinikmati berdampingan.
Saat pabrik gula pasir, gula merah, dan kecap mulai bermunculan, masyarakat selatan Jawa mulai meracik menu baru dengan cara mengoseng daging kambing dengan kecap.
Tidak lupa, aneka bumbu iris dan kuah gulai juga menjadi komposisi makanan tersebut. Irisan tomat dan kubis juga digunakan untuk menambah kesegeran hidangan tersebut. Inilah yang kemudian dikenal dengan nama Tongseng.
“Cikal bakal hidangan Tongseng dipercaya berasal dari Kecamatan Klego, Boyolali. Dulunya, masyarakat kecamatan Klego mencari nafkah dengan bertani, namun ternyata mata pencaharian ini belum dapat mencukupi kebutuhan mereka. Akhirnya mereka beralih profesi ke menjual sate dan tongseng sampai sekarang," ucap Arie.
"Bahkan ada Patung Sate Tongseng yang menunjukkan kebanggaan masyarakat Klego pada hidangan otentik ini. Sejalan dengan waktu dan perpindahan penduduk Kecamatan Klego di wilayah-wilayah lain, hidangan ini bermunculan di berbagai tempat di Pulau Jawa," katanya.
(mus)
Terkait:
VIVA.co.id – Siapa yang tidak mengenal tongseng? Potongan daging kambing bercampur kuah penuh rempah yang gurih dan segar, memberikan rasa nikmat tersendiri bagi para penikmatnya.
Jangan hanya sekedar menikmati kelezatan kuliner khas Nusantara saja, Anda juga harus tahu bagaimana tongseng bisa hadir meramaikan daftar panjang kuliner asli Tanah Air.
Tongseng bermula dari kedatangan bangsa Arab dan India abad 18 Masehi untuk melakukan perdagangan. Tak hanya itu, pertukaran budaya juga terjadi antara penduduk lokal dan pendatang. Berbagai kebudayaan masuk ke Tanah Air termasuk kuliner. Kedua bangsa tersebut memperkenalkan ragam hidangan kambing dan domba kala itu.
"Kita tahu bahwa Nusantara adalah titik temu beragam budaya di dunia. Banyak pedagang yang datang ke Indonesia dan membawa keragaman budayanya, salah satunya kuliner," kata Arie Parikesit, pengamat kuliner dalam acara Bango Ajak Lestarikan Warisan Kuliner dengan Sajian Tongseng di Idul Adha, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Agustus 2016.
Berabad kemudian di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jogja, berbagai hidangan olahan kambing menjadi populer di Indonesia. Hal ini karena banyaknya daerah penghasil kambing yang baik bermunculan.
Sate daging atau hati menjadi kreasi pertama yang dikenal kala itu. Sisanya, jeroan dan tulang kemudian menggunakan rempah dan santan, sehingga menghasilkan hidangan yang diberi nama gule atau gulai. Kedua makanan ini cocok untuk dinikmati berdampingan.
Saat pabrik gula pasir, gula merah, dan kecap mulai bermunculan, masyarakat selatan Jawa mulai meracik menu baru dengan cara mengoseng daging kambing dengan kecap.
Tidak lupa, aneka bumbu iris dan kuah gulai juga menjadi komposisi makanan tersebut. Irisan tomat dan kubis juga digunakan untuk menambah kesegeran hidangan tersebut. Inilah yang kemudian dikenal dengan nama Tongseng.
“Cikal bakal hidangan Tongseng dipercaya berasal dari Kecamatan Klego, Boyolali. Dulunya, masyarakat kecamatan Klego mencari nafkah dengan bertani, namun ternyata mata pencaharian ini belum dapat mencukupi kebutuhan mereka. Akhirnya mereka beralih profesi ke menjual sate dan tongseng sampai sekarang," ucap Arie.
"Bahkan ada Patung Sate Tongseng yang menunjukkan kebanggaan masyarakat Klego pada hidangan otentik ini. Sejalan dengan waktu dan perpindahan penduduk Kecamatan Klego di wilayah-wilayah lain, hidangan ini bermunculan di berbagai tempat di Pulau Jawa," katanya.
(mus)
Terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar