BISNIS
Beli Pertamina Geothermal Energy, Biaya Listrik PLN Turun
PGE miliki pengeborannya dan PLN miliki transmisi, serta marketingnya.
Jum'at, 12 Agustus 2016 | 15:18 WIB
Pembangkit listrik dari energi terbarukan, panas bumi. (bp.blogspot.com)
VIVA.co.id – Menteri
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, dengan PT PLN
(Persero) mengakuisisi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), keduanya
akan menjadi mitra dalam menghasilkan energi listrik terbarukan yang
bersumber dari energi panas bumi (geothermal).
"Geothermal ini dipakai untuk energi primer tersebut, tidak lain adalah untuk listrik. Penjual listrik adalah PLN. Nah, pengebor ke bawah adalah Pertamina," kata Rini kepada media setelah konferensi pers persiapan HUT RI ke-71 di kantor BUMN pada Jumat 12 Agustus 2016.
Rini menginginkan, pengembangan rencana kerja sama tersebut secepatnya beres. Lantaran, dia menilai geothermal adalah energi terbarukan yang bersih
"Karena itu, saya minta ini menjadi partner berdua. Karena, satu ada kekuatannya untuk mengebor, yang satu memang listriknya, transmisinya, marketing listriknya itu semua ada PLN. Jadi, 50:50 exactly (pastinya)," ucapnya.
Menurutnya, kerja sama ini memang perlu dilakukan, karena PLN tidak dapat memiliki kemampuan untuk drilling. Sementara itu, drilling menjadi kemampuannya Pertamina. Sehingga, dia menekankan harus adanya mata rantai antara PLN dan Pertamina untuk pengolahan energi listrik geothermal.
Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir mengatakan, kerja sama tersebut akan menambah nilai efisiensi. Sebelumnya, untuk mengolah energi listrik geothermal, PLN harus membeli terlebih dahulu uap geothermal untuk kemudian diolah menjadi energi listrik. Sehingga, bila sudah ada bentuk kerja sama tersebut, menurutnya, akan memperingkas proses produksi listrik.
"(Modal) ya turun pasti, nanti untuk biaya panas bumi ini Insya Allah jadi turun biayanya. Kan, itu komponen inti terbarukan. Mudah-mudahan bisa single digit," ujarnya. (asp)
"Geothermal ini dipakai untuk energi primer tersebut, tidak lain adalah untuk listrik. Penjual listrik adalah PLN. Nah, pengebor ke bawah adalah Pertamina," kata Rini kepada media setelah konferensi pers persiapan HUT RI ke-71 di kantor BUMN pada Jumat 12 Agustus 2016.
Rini menginginkan, pengembangan rencana kerja sama tersebut secepatnya beres. Lantaran, dia menilai geothermal adalah energi terbarukan yang bersih
"Karena itu, saya minta ini menjadi partner berdua. Karena, satu ada kekuatannya untuk mengebor, yang satu memang listriknya, transmisinya, marketing listriknya itu semua ada PLN. Jadi, 50:50 exactly (pastinya)," ucapnya.
Menurutnya, kerja sama ini memang perlu dilakukan, karena PLN tidak dapat memiliki kemampuan untuk drilling. Sementara itu, drilling menjadi kemampuannya Pertamina. Sehingga, dia menekankan harus adanya mata rantai antara PLN dan Pertamina untuk pengolahan energi listrik geothermal.
Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir mengatakan, kerja sama tersebut akan menambah nilai efisiensi. Sebelumnya, untuk mengolah energi listrik geothermal, PLN harus membeli terlebih dahulu uap geothermal untuk kemudian diolah menjadi energi listrik. Sehingga, bila sudah ada bentuk kerja sama tersebut, menurutnya, akan memperingkas proses produksi listrik.
"(Modal) ya turun pasti, nanti untuk biaya panas bumi ini Insya Allah jadi turun biayanya. Kan, itu komponen inti terbarukan. Mudah-mudahan bisa single digit," ujarnya. (asp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar