BISNIS
BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun 2017
Terkait pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat.
Selasa, 30 Agustus 2016 | 22:21 WIB
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo (tengah). (Chandra GA/VIVA.co.id)
VIVA.co.id – Bank
Indonesia (BI) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017
menjadi di kisaran 5,1-5,5 persen, dari yang sebelumnya diperkirakan
mampu tumbuh di rentang 5,2-5,6 persen pada tahun depan.
Gubernur BI, Agus Martowardojo dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat mengatakan, penyesuaian tersebut dilakukan, dengan mempertimbangkan dampak dari kondisi perekonomian global, terhadap perekonomian Indonesia.
“Penyesuaian ini terkait karena pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat dari perkiraan,” ujarnya, Selasa, 30 Agustus 2016.
Agus menjelaskan, ekonomi dunia pada tahun 2017 mendatang diperkirakan tumbuh di angka 3,2 persen. Namun, pada pertengahan tahun ini, sejumlah lembaga keuangan negara seperti Dana Moneter Internasional (IMF) maupun Bank Dunia (WB) justru kembali melakukan revisi.
“Konsensus ekonom juga memang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi 2017 dikoreksi menjadi lebih rendah,” katanya.
Meski begitu, mantan Menteri Keuangan itu meyakini, pertumbuhan ekonomi domestik untuk tahun depan akan jauh lebih baik. Ditopang dari permintaan domestik karena meningkatnya daya beli masyarakat, serta mengakselerasi investasi.
“Khususnya percepatan pembangunan infrastruktur, dan percepatan implementasi paket kebijiakkan pemerintah harus terus diakselerasi.”
(mus)
Gubernur BI, Agus Martowardojo dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat mengatakan, penyesuaian tersebut dilakukan, dengan mempertimbangkan dampak dari kondisi perekonomian global, terhadap perekonomian Indonesia.
“Penyesuaian ini terkait karena pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat dari perkiraan,” ujarnya, Selasa, 30 Agustus 2016.
Agus menjelaskan, ekonomi dunia pada tahun 2017 mendatang diperkirakan tumbuh di angka 3,2 persen. Namun, pada pertengahan tahun ini, sejumlah lembaga keuangan negara seperti Dana Moneter Internasional (IMF) maupun Bank Dunia (WB) justru kembali melakukan revisi.
“Konsensus ekonom juga memang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi 2017 dikoreksi menjadi lebih rendah,” katanya.
Meski begitu, mantan Menteri Keuangan itu meyakini, pertumbuhan ekonomi domestik untuk tahun depan akan jauh lebih baik. Ditopang dari permintaan domestik karena meningkatnya daya beli masyarakat, serta mengakselerasi investasi.
“Khususnya percepatan pembangunan infrastruktur, dan percepatan implementasi paket kebijiakkan pemerintah harus terus diakselerasi.”
(mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar