Kamis, 11 Agustus 2016


DUNIA / WORLD

Takut Ditembak, 18 Wali Kota Filipina Menyerahkan Diri

Fear Shot, 18 Mayor Philippines Submit Yourself

Nama mereka disebut oleh Duterte dalam daftar jaringan narkoba.

Their names are called by Duterte listed drug network.

Takut Ditembak, 18 Wali Kota Filipina Menyerahkan Diri
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat pidato. (Reuters/Erik De Castro)
 VIVA.co.id – Mengganggap Presiden Duterte tak main-main dengan ancamannya, 18 wali kota menyerahkan diri. Aksi itu juga diikuti oleh belasan polisi dan PNS.
Selain 18 wali kota, belasan petugas lainnya juga menyerahkan diri mereka kepada polisi setelah Presiden Rodrigo Duterte menyebut nama mereka sebagai bagian dari 150 orang yang ia cari pada pidatonya, Minggu, 8 Agustus 2016.
Dikutip dari Los Angeles Times, 11 Agustus 2016, Duterte mengatakan ia memiliki bukti bahwa 150 orang yang ia sebutkan itu memiliki kaitan dengan perdagangan narkoba. Ia akan memberikan izin pada Kepolisian Nasional Filipina (PNP) untuk menggerebek rumah 150 orang tersebut dan menangkap mereka.
Secara gamblang Duterte juga mengizinkan PNP untuk membunuh mereka jika mereka menolak menyerahkan diri. Ia juga mengakui bahwa belum pasti orang-orang tersebut terlibat langsung, namun kerja sama mereka dengan polisi sangat dibutuhkan untuk menekan laju pertumbuhan perdagangan narkoba di negaranya.
Dari daftar yang disebutkan oleh Duterte, terdapat 95 orang dari kepolisian, lalu ada wali kota, anggota parlemen, tentara, dan PNS. Duterte meminta mereka semua dengan sukarela melepaskan jabatan dan menyerahkan diri kepada polisi dalam waktu 24 jam. Mereka yang tetap memaksa bekerja tak akan mendapat perlindungan dari polisi. "Silakan terbuka pada dunia, dan tunjukkan kebodohan kalian," ujarnya.
Duterte sadar ucapannya akan mendapat tentangan. Ia disebut tak mematuhi proses hukum untuk menangani kasus narkoba. "Tak ada proses hukum di mulut saya," ujarnya menegaskan. Ia juga mendapat kritikan karena beberapa nama yang ia sebutkan sudah meninggal dunia. Namun juru bicara menjelaskan alasannya.
"Presiden tak pernah mengatakan mereka masih hidup. Ia hanya mengumumkan  nama-nama tersebut berdasarkan laporan intelijen yang pernah terlibat atau masih terlibat. Jadi tak ada kesalahan," ujar Sekretaris Komunikasi Presiden, Martin Andanar.
"Dengan menyebut nama hakim yang terlibat dalam daftar tersebut, Presiden memberi mereka kesempatan untuk mempersiapkan pembelaan, membersihkan nama mereka jika mereka memang tak bersalah dan memberikan peringatan pada komunitas mereka bahwa mereka terlibat dalam perdagangan narkoba jika mereka bersalah," ujarnya menambahkan.
Sementara Presiden Duterte sendiri mengatakan, membacakan daftar tersebut sangat penting untuk memberitahukan berapa banyak petinggi Filipina yang terlibat dalam perdagangan narkoba. Menurut Duterte, sekitar 600.000 warga Filipina terlibat dalam perdagangan narkoba, dan jutaan orang kecanduan. "Anda tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengamankan ancaman ini? Butuh waktu selamanya," ujar Duterte.
----------------------------------------------

 VIVA.co.id - considers President Duterte not play games with his threat, 18 mayors surrender. Action was also attended by dozens of police and civil servants.
In addition to 18 mayors, dozens of other officers also handed themselves over to the police after President Rodrigo Duterte naming them as part of the 150 people he was looking for in his speech, Sunday, August 8, 2016.
Quoted from the Los Angeles Times, August 11, 2016, Duterte said he had evidence that the 150 people he mentioned were linked to drug trafficking. He will give permission to the Philippine National Police (PNP) for the 150 people raided the house and arrested them.
Duterte also explicitly allow the PNP to kill them if they refused to surrender. He also admitted that the uncertain these people directly involved, but their cooperation with the police is needed to reduce the rate of growth of drug trafficking in the country.
From the list mentioned by Duterte, there are 95 people from the police, and there are mayors, MPs, soldiers and civil servants. Duterte asked them all voluntarily leaving office and surrendered to the police within 24 hours. They are still forced to work will not get protection from the police. "Please open to the world, and show your ignorance," he said.
Duterte aware his words would be opposition. He called not comply with legal process to handle drug cases. "There are no legal proceedings in my mouth," he asserted. He also criticized because some of the names he mentioned had died. But a spokesman explained why.
"The president never said they were still alive. He just announced the names were based on intelligence reports that have been involved or are involved in. So there is no mistake," said Presidential Communication Secretary, Martin Andanar.
"In the name of the judge involved in the list, the President gave them the opportunity to prepare a defense, to clear their names if they are innocent and leave a warning on their community to be involved in drug trafficking if they are guilty," he added.
While President Duterte himself said, reading the list is very important to tell you how many Philippine officials are involved in drug trafficking. According to Duterte, around 600,000 Filipinos involved in drug trafficking, and millions of people are addicted. "You know how long it takes to secure this threat? It took forever," Duterte said.

============================

METRO

Polri Ingin Hukum Tegas Pemalsu Vaksin

Proses penegakan hukum selalu berdasar bukti.
Polri Ingin Hukum Tegas Pemalsu Vaksin
Petugas menyuntikkan vaksin Meningitis (ANTARA/ Feny Selly)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar