POLITIK
Pilkada Jakarta 2017
Ahok Tak Bisa Bayangkan Kena Jebakan Jelang Pilkada
Dia mengatakan percaya kepada NasDeM, Hanura dan Partai Golkar.
Senin, 8 Agustus 2016 | 17:50 WIB
Gubernur DKI Jakarta Ahok (VIVA.co.id/Fajar GM)
VIVA.co.id –
Gubernur DKI Jakarta, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, pasrah jika salah
satu dari tiga partai pendukungnya, Golkar, NasDem, dan Hanura,
tiba-tiba mencabut dukungan kepadanya menjelang pendaftaran pasangan
calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta ke Komisi Pemilihan Umum
Daerah (KPUD) DKI.
Ahok mengatakan, ia ibarat terkena jebakan politik jika memang hal tersebut terjadi. Mundurnya satu partai politik saja akan menggagalkan rencananya menjadi peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 karena jumlah kursi yang disyaratkan Undang Undang bakal tak mencukupi.
"Kalau (ada partai politik) membelot, (saya) tertipu dong. Ya kan. Tertipu. Enggak bisa ikut (pilkada)," ujar Ahok tertawa saat ditemui di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2016.
Ahok mengatakan, jika ia tidak turut dalam Pilkada DKI 2017 maka dipastikan Pilkada DKI tak bakal ramai diperbincangkan.
"Langsung turun tuh tensi ketegangan Pilkada DKI," ujar Ahok.
Namun di sisi lain, lawan-lawan politik diakuinya bakal senang. Tak bisa ditampik bahwa dia adalah figur petahana yang sangat diperhitungkan.
"Banyak yang senang kalau gue enggak ikut," ujar Ahok.
Meski demikian, Ahok enggan memprediksi dan diharapkannya kemungkinan itu tidak bakal terjadi. Dia menaruh kepercayaan kepada ketiga partai yang telah mendukungnya.
"Kami udah ngomong begini (akan maju di pilkada), masa mereka mau membohongi kami," ujar Ahok.
Adanya kemungkinan salah satu partai pendukung Ahok membelot sebelumnya diungkapkan Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Bambang Dwi Hartono.
Sementara PDIP dan enam partai politik lain telah sepakat akan membentuk koalisi yang dinamakan Koalisi Kekeluargaan untuk menghadapi Ahok di Pilkada DKI, Bambang mengatakan, masih ada kemungkinan satu dari tiga partai politik yang mendukung Ahok berbalik arah dan bergabung ke Koalisi Kekeluargaan itu.
"Kalau satu partai pendukung Ahok ikut kami, bagaimana, bisa maju enggak dia," kata Bambang dalam kesempatan terpisah.
Ahok mengatakan, ia ibarat terkena jebakan politik jika memang hal tersebut terjadi. Mundurnya satu partai politik saja akan menggagalkan rencananya menjadi peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 karena jumlah kursi yang disyaratkan Undang Undang bakal tak mencukupi.
"Kalau (ada partai politik) membelot, (saya) tertipu dong. Ya kan. Tertipu. Enggak bisa ikut (pilkada)," ujar Ahok tertawa saat ditemui di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2016.
Ahok mengatakan, jika ia tidak turut dalam Pilkada DKI 2017 maka dipastikan Pilkada DKI tak bakal ramai diperbincangkan.
"Langsung turun tuh tensi ketegangan Pilkada DKI," ujar Ahok.
Namun di sisi lain, lawan-lawan politik diakuinya bakal senang. Tak bisa ditampik bahwa dia adalah figur petahana yang sangat diperhitungkan.
"Banyak yang senang kalau gue enggak ikut," ujar Ahok.
Meski demikian, Ahok enggan memprediksi dan diharapkannya kemungkinan itu tidak bakal terjadi. Dia menaruh kepercayaan kepada ketiga partai yang telah mendukungnya.
"Kami udah ngomong begini (akan maju di pilkada), masa mereka mau membohongi kami," ujar Ahok.
Adanya kemungkinan salah satu partai pendukung Ahok membelot sebelumnya diungkapkan Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Bambang Dwi Hartono.
Sementara PDIP dan enam partai politik lain telah sepakat akan membentuk koalisi yang dinamakan Koalisi Kekeluargaan untuk menghadapi Ahok di Pilkada DKI, Bambang mengatakan, masih ada kemungkinan satu dari tiga partai politik yang mendukung Ahok berbalik arah dan bergabung ke Koalisi Kekeluargaan itu.
"Kalau satu partai pendukung Ahok ikut kami, bagaimana, bisa maju enggak dia," kata Bambang dalam kesempatan terpisah.
=======================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar