NASIONAL
Masyarakat Pesisir Bisa jadi Mata-mata Penyelundup Narkoba
"Narkoba yang diedarkan secara gelap, 70 persen masuk lewat pantai."
Sabtu, 6 Agustus 2016 | 15:03 WIB
Ilustrasi penyelundupan narkoba (VIVAnews/Stella Maris)
Data kepolisian menunjukkan, 70 persen barang haram itu pertama-tama tiba di pantai. Jumlah barang yang masuk lewat jalur udara ada di kisaran 27,5 persen. Sisanya, mencapai Indonesia lewat jalur darat.
"Narkoba yang diedarkan secara gelap, 70 persen masuk lewat pantai," ujar Martinus dalam diskusi 'Hitam Putih Pemberantasan Narkoba' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 6 Agustus 2016.
Martinus juga menyampaikan bagaimana pantai dijadikan titik pengiriman narkoba oleh jaringan Indonesia ke luar negeri. Martinus mengatakan, gembong narkoba menjadikan imigran ilegal sebagai sarana pemberangkatan narkoba.
Kepolisian pernah menggagalkan upaya pengiriman narkoba dengan cara itu dari pantai selatan Jawa Barat ke Australia.
"Kami punya pengalaman mencegah imigran namun juga menemukan narkoba yang disembunyikan di antara mereka," ujar Martinus.
Belajar dari pengalaman, Martinus menyarankan pemerintah menjadikan masyarakat pesisir pantai Indonesia sebagai salah satu garda pencegahan narkoba masuk ke Indonesia. Keberhasilan polisi menggagalkan pengiriman narkoba ke Australia, adalah berkat jasa masyarakat pesisir selatan Jawa Barat yang memberi informasi tentang keberadaan imigran ilegal.
"Kita berdayakan masyarakat pantai dengan membentuk komunitas-komunitas," ujar Martinus.
Caranya, masyarakat pesisir diberi pelatihan tentang cara mendeteksi narkoba. Pemerintah bisa menyediakan anggaran bagi mereka untuk secara rutin melakukan tindakan pengawasan. Kualitas jaringan telekomunikasi di sana, juga bisa diperkuat agar masyarakat mudah melakukan pelaporan.
"Kita harus lakukan itu karena mereka bisa jadi yang paling tahu (tibanya kiriman narkoba ke Indonesia). Begitu banyak wilayah yang berbatasan langsung dengan perairan di Indonesia," ujar Martinus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar