POLITIK
Mr. Thinker Hasibuan:
" Pilkada Bukan Hanya Sekedar Ganti Kepala Daerah, Tapi Juga Ganti S istemnya Dengan Sistem Yang Jauh Lebih Baik Untuk Kepentingan Anak Bangsa, Bukan Kepentingan Pribadi Atau Golongan ".
(Written By: Ust.H.Rayyan Syahrial Hasibuan Si Mr.Thinker Hasibuan)
MISI:
"THINKER FOR SOLUTION",
"SOLUTION FOR THE NATION AND STATE" /
"PEMIKIR UNTUK SOLUSI",
"SOLUSI UNTUK BANGSA DAN NEGARA".
VISI:
"RELIGIOUS THINKER, THE NATION AND STATE" /
"PEMIKIR AGAMA, BANGSA DAN NEGARA".
0812 1545 2500
(http://ust-rayyan.blogspot.com)
(www.ust-rayyan.blogspot.com)
(ust-rayyan.blogspot.co.id)
(e-mail: rayyan.syahrial@gmail.com)
Pilkada Bukan Hanya Sekedar Ganti Kepala Daerah tapi Juga Ganti Sistemnya
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2016/02/12/42229/pilkada-bukan-hanya-sekedar-ganti-kepala-daerah-tapi-juga-sistemnya/#sthash.w4roS1U1.dpuf
Pilkada Bukan Hanya Sekedar Ganti Kepala Daerah tapi Juga Ganti Sistemnya
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2016/02/12/42229/pilkada-bukan-hanya-sekedar-ganti-kepala-daerah-tapi-juga-sistemnya/#sthash.w4roS1U1.dpuf
Pilkada Bukan Hanya Sekedar Ganti Kepala Daerah tapi Juga Ganti Sistemnya
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2016/02/12/42229/pilkada-bukan-hanya-sekedar-ganti-kepala-daerah-tapi-juga-sistemnya/#sthash.w4roS1U1.dpuf
Fadli Zon: Masyarakat Kapok pada Pemimpin Durhaka Kayak Ahok
'Jangan sampai mendukung kutu loncat lagi,' kata dia.
Selasa, 9 Agustus 2016 | 10:01 WIB
Oleh :
Aryo Wicaksono, Lilis Khalisotussurur
Wakil Ketua DPR, Fadli Zon. (ANTARA/M Agung Rajasa)
VIVA.co.id - Wakil
Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, memastikan partai berlambang
kepala garuda ini, akan lebih memperhatikan latar belakang bakal calon
gubernur dan wakil gubernur, untuk didukung maju dalam Pilkada DKI
Jakarta.
"Jangan sampai mendukung kutu loncat lagi," kata Fadli di Gedung DPR, Senin, 8 Agustus 2016.
Fadli menegaskan Gerindra tak ingin lagi mencalonkan orang yang
berpotensi 'durhaka' pada partainya. Hal ini merujuk pada tindakan
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang meninggalkan partai pendukungnya
saat Pilkada DKI Jakarta 2012, begitu sudah terpilih. Kala itu, Ahok
menjadi calon wakil gubernur dengan dukungan Partai Gerindra,
berpasangan dengan Joko Widodo sebagai calon gubernur, yang diusung
PDIP.
Wakil Ketua DPR ini juga meyakini, masyarakat kapok dengan model pemimpin seperti ini.
"Dia (Ahok) sebagai seorang pemimpin tak mencerminkan apa yang
harus menjadi teladan. Berbagai kasus masih jadi publik domain," kata
Fadli.
Dia mencontohkan sejumlah kasus yang saat ini masih menjadi
polemik, karena menjadi perkara hukum, diantaranya pembelian lahan Rumah
Sakit Sumber Waras, Proyek Reklamasi Teluk Jakarta, dan pembelian bus
Transjakarta.
"Terlalu banyak kasus yang dia harus pertanggungjawabkan," ujarnya.
Untuk diketahui, saat ini Ahok akan maju mencalonkan diri
menggunakan jalur dukungan partai politik, padahal sebelumnya menyatakan
akan mengambil jalur independen dan mengumpulkan KTP warga Jakarta.
Setelah ada kepastian mendapatkan satu juta dukungan KTP melalui
Teman Ahok, tim relawan pendukungnya, Gubernur DKI ini memastikan diri
maju dengan didukung Partai Golkar, Hanura dan Nasdem.
(ren)
=====================================
METRO
Ahok Tuduh Ada Anak Buahnya Sengaja Gagalkan Pemerintahan
"Halus mainnya di sini. Tujuannya apa?"
Selasa, 9 Agustus 2016 | 14:12 WIB
Oleh :
Bayu Adi Wicaksono, Fajar Ginanjar Mukti
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (VIVAnews/Ahmad Rizaluddin)
VIVA.co.id -
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mencurigai ada sejumlah anak buahnya di
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang sengaja menghambat jalannya roda
pemerintahan. Ahok, sapaan akrab Basuki, menyebut pihak itu
berasal dari Badan Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa (BPPBJ) DKI. Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI itu mempersulit proses lelang
konsolidasi untuk sejumlah proyek. Akibatnya, serapan anggaran DKI
hingga pertengahan tahun 2016, rendah. Data Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI menunjukkan, serapan anggaran DKI
hingga akhir bulan Juli 2016 hanya Rp19,8 triliun. DKI, baru bisa
menggunakan 33,06 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) DKI 2016 sebesar Rp67,1 triliun. "Saya bilang, memang nih , BPPBJ kami bermasalah total," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Selasa 9 Agustus 2016. Ahok
mengatakan, hal ini ia ketahui dari laporan seorang pejabat Dinas Tata
Air DKI. Menurutnya, sejumlah pejabat yang memiliki wewenang untuk
mengusulkan lelang di Dinas Tata Air juga memiliki perangai yang sama
dengan pejabat di BPPBJ DKI. Ahok menuduh, hal itu sengaja
dilakukan. Kecilnya serapan anggaran Pemerintah Provinsi DKI di bawah
kepemimpinannya bisa digunakan lawan politik untuk menyerang dengan
menyatakan dirinya gagal menjadi Gubernur DKI. "Halus mainnya di sini. Tujuannya apa? Memang supaya bikin kita gagal," ujar Ahok.
(ren)
=====================================
POLITIK
Pilkada Jakarta 2017
Koalisi Penantang Ahok Diprediksi Tak Bakal 'Berumur' Lama
"Tapi feeling saya enggak bakal utuh Koalisi Kekeluargaan itu."
Selasa, 9 Agustus 2016 | 13:03 WIB
Oleh :
Ezra Natalyn, Reza Fajri
Tujuh Partai bentuk Koalisi Kekeluargaan (VIVA.co.id/Muhammad Solihin)
VIVA.co.id –
Politikus Golkar yang juga pendukung Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja
Purnama, Nusron Wahid mengatakan, adanya Koalisi Kekeluargaan oleh
partai-partai politik yang bukan pendukung Ahok justru menunjukkan
kualitas Ahok, calon petahana itu. Lahirnya koalisi tersebut menurut
Nusron tidak mengejutkan.
"Kan gitu, namanya jagoan pasti dikeroyok. Ahok ini kan jagoan pasti dikeroyok dong, udah
biasa," ujar Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (BNP2TKI) itu di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi,
Jakarta Barat, Selasa, 9 Agustus 2016.
Para pendukung Ahok termasuk Partai Golkar, Partai NasDem dan Partai
Hanura kata dia tidak memiliki strategi khusus untuk memenangkan Ahok.
Termasuk belum menentukan calon pasangan Ahok di Pilkada DKI Jakarta
2017 mendatang.
"Soal wakil gubernur kami simulasi sama Pak Ahok. Kalau nanti PDIP
masuk siapa wakilnya. Kalau tidak masuk siapa wakilnya," kata Nusron
menyinggung masih mungkinnya PDIP bergabung mendukung Ahok.
Namun kata dia, soal dukungan terhadap Ahok tersebut sangat bergantung pada keputusan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Lebih jauh, Koalisi Kekeluargaan dianggapnya bukan hal yang perlu
dikhawatirkan. Bahkan mantan Anggota DPR itu memprediksi bahwa koalisi
itu tak bakal bertahan lama.
"Saya juga melihat koalisi itu terbentuk hanya karena emosi sesaat, mencoba melakukan simulasi. Tapi feeling saya enggak bakal utuh Koalisi Kekeluargaan itu."
(mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar