Pengikut Santoso yang Menyerah Juga Bakal Diampuni
Sama seperti kelompok bersenjata, Din Minimi.
Jum'at, 22 Juli 2016 | 20:52 WIB
Ilustrasi/Kelompok Santoso di hutan persembunyian mereka di Poso. (VIVA.co.id/Abdullah Hamann)
VIVA.co.id – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan mempertimbangkan untuk memberi pengampunan (amnesti) kepada anggota kelompok Santoso yang masih tersisa, jika mau menyerahkan diri.
"Ya kita imbau tak ada lagi pertempuran di sana (Poso). Kalau mereka (pengikut Santoso) mau kembali ke masyarakat (serahkan diri), tentu akan kita pertimbangkan baik-baik (amnesti)," kata Luhut di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat 15, Jakarta Pusat, Jumat 22 Juli 2016.
Menurut Luhut, opsi pemberian amnesti kepada kepada 19 anggota kelompok Santoso yang saat ini diburu Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala akan dikaji dan dipertimbangkan lebih lanjut untuk diberikan "Ya tentu kita pelajari dulu, tak bisa memang kita berikan sekarang," ujar dia.
Untuk anggota kelompok Santoso yang terlibat pelanggaran hukum, akan diproses sebagaimana aturan yang berlaku sebelum diberikan pengampunan, laiknya kelompok bersenjata Din Minimi.
"Kita mau lihat kayak kasus yang di Aceh (kelompok bersenjata Din Minimi)," ujarnya menambahkan.
Luhut mengatakan, anggota kelompok Santoso adalah bagian dari Warga Negara Indonesia (WNI). Karena itu pemerintah akan melakukan langkah persuasif mengajak kembali anggota kelompok tersebut ke pangkuan ibu pertiwi.
"Intinya kan mereka WNI juga, jadi kenapa tidak kembali ke pangkuan ibu pertiwi, bekerjasama secara sama-sama lagi. Soal nanti ada proses hukumnya ya kita lihat apakah nanti ada, amnesti, abolisi. Jadi case-nya akan kita lihat satu persatu," ujar Luhut.
Usai tewasnya pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias Abu Wardah, beserta tangan kanannya, Muchtar alias Kahar, Satgas Operasi Tinombala kini memburu sisa anak buah Santoso yang saat ini tersisa 19 orang, termasuk tiga di antaranya, berjenis kelamin wanita. Sebanyak 3.406 personel gabungan TNI dan Polri terlibat dalam pengejaran sisa anggota Santoso itu.
(mus)
=======================
Pengikut Santoso yang Menyerah Juga Bakal Diampuni
VIVA.co.id – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan mempertimbangkan untuk memberi pengampunan (amnesti) kepada anggota kelompok Santoso yang masih tersisa, jika mau menyerahkan diri.
Klick dibawah ini:
http://www.viva.co.id/video/read/57811-pengikut-santoso-yang-menyerah-juga-bakal-diampuni?utm_source=dlvr.it&utm_medium=gplus
=======================
Nasional
Pemerintah Pertimbangkan Ampuni 19 Anggota Santoso jika Mau Serahkan Diri
Kamis, 21 Juli 2016 | 15:57 WIB
Terkait (Klick dibawah ini):
- Kapolri: Santoso Tewas Bukan Berarti Jaringan Terorisme Berakhir
- Luhut Yakin Kelompok Santoso Makin Lemah
- Hasil Tes DNA Belum Keluar, Jenazah Santoso Belum Diserahkan ke Keluarga
- Warga Tolak Jenazah Santoso Dimakamkan di Prampelan Magelang
- Al Chaidar: Santoso Tewas, Kelompok Mujahidin Indonesia Timur Berakhir
Klick dibawah ini:
JAKARTA, KOMPAS.com -
Pemerintah akan mempertinbangkan untuk memberi pengampunan kepada 19
anggota kelompok Santoso yang masih tersisa jika mau menyerahkan diri.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan seusai rapat kerja dengan Komisi III untuk membahas pemberian amnesti kepada kelompok Din Minimi.
"Kalau dia turun semua kami pertimbangkan untuk memberikan pengampunan. Karena mereka juga warga negara Indonesia," ujar Luhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Dalam menghadapi sisa anggota kelompok Santoso, kata Luhut, pemerintah melakukan soft approach atau pendekatan non-represif kepada sisa anggota kelompok Santoso. Pendekatan itu misalnya melalui pendekatan agama dan budaya.
Namun, bukan berarti pemerintah tidak bisa menggunakan hard approach atau pendekatan represif.
"Santoso mati karena tidak bisa mengikuti soft approach," tutur Luhut.
Kepolisian mencatat kelompok teroris Santoso tinggal 19 orang setelah dua orang tewas dalam baku tembak di hutan wilayah Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (18/7/2016).
(Baca: Kelompok Santoso Tersisa 19 Orang)
Dua orang yang tewas tersebut diduga kuat adalah Santoso Abu Wardah dan salah seorang anak buahnya yang bernama Mukhtar.
"Betul, dari yang awalnya 21 orang, berarti sisanya kini tinggal 19 orang setelah dua tertembak," ujar Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen (Pol) Rudy Sufahriadi di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa (19/7/2016).
(Baca juga: 19 Anggota Jaringan Poso yang Tersisa Diimbau Serahkan Diri)
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan seusai rapat kerja dengan Komisi III untuk membahas pemberian amnesti kepada kelompok Din Minimi.
"Kalau dia turun semua kami pertimbangkan untuk memberikan pengampunan. Karena mereka juga warga negara Indonesia," ujar Luhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Dalam menghadapi sisa anggota kelompok Santoso, kata Luhut, pemerintah melakukan soft approach atau pendekatan non-represif kepada sisa anggota kelompok Santoso. Pendekatan itu misalnya melalui pendekatan agama dan budaya.
Namun, bukan berarti pemerintah tidak bisa menggunakan hard approach atau pendekatan represif.
"Santoso mati karena tidak bisa mengikuti soft approach," tutur Luhut.
Kepolisian mencatat kelompok teroris Santoso tinggal 19 orang setelah dua orang tewas dalam baku tembak di hutan wilayah Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (18/7/2016).
(Baca: Kelompok Santoso Tersisa 19 Orang)
Dua orang yang tewas tersebut diduga kuat adalah Santoso Abu Wardah dan salah seorang anak buahnya yang bernama Mukhtar.
"Betul, dari yang awalnya 21 orang, berarti sisanya kini tinggal 19 orang setelah dua tertembak," ujar Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen (Pol) Rudy Sufahriadi di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa (19/7/2016).
(Baca juga: 19 Anggota Jaringan Poso yang Tersisa Diimbau Serahkan Diri)
Santoso Tewas Ditembak, 19 DPO
Penulis | : Nabilla Tashandra | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Editor | : Bayu Galih |
===============================
Luhut Buka Kemungkinan Amnesti Sisa Kelompok Santoso
Jum'at, 22 Juli 2016 | 20:55 WIB
Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan (tengah), mendengarkan penjelasan dari kepala BNN Komjen Budi Waseso (kanan), dalam kunjungan kerja ke Gedung BNN, Jakarta, 10 Maret 2016. Sejumlah fasilitas yang dikunjungi yaitu kelengkapan penyidikan dan penyelidikan, balai laboratorium narkotika dan ruang tahanan milik BNN. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri
Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan
mengatakan pemerintah masih mempelajari opsi pengampunan yang dapat
diberikan kepada sisa anggota kelompok teroris Santoso. Namun dia tidak
menutup kemungkinan untuk memberi abolisi atau amnesti.
"Kami nanti tentu mempelajari. Kita lihat nanti bisa ada abolisi atau amnesty bergantung pada kasus. Kita lihat satu per satu," kata dia, Jumat, 22 Juli 2016.
Sebelumnya, Luhut mengatakan pemerintah ingin menyelesaikan masalah teroris lewat pendekatan kultur dan agama daripada hanya pendekatan represif. Untuk itu, dia menawarkan pengampunan kepada 19 anggota Santoso yang masih berkeliaran di hutan.
Ketika ditanya apakah pendekatan ini efektif dalam menangani teroris, Luhut mengatakan belum bisa memastikan. "Kami belum tahu, kami masih lihat dan mempelajari," kata dia.
Operasi Tinombala masih berlangsung di Poso hingga kini. Pada Senin, 18 Juli 2016, terjadi baku tembak antara Tim Alfa 29 Batalion Infanteri Raider 515 Kostrad dan kelompok Santoso di Sulawesi Tengah. Santoso dan Mukhtar, salah satu anggota kelompok ini, tewas dalam penggerebekan tersebut.
FAUZY DZULFIQAR | BUDI RIZA
Berita Terkait (Klick dibawah ini):
"Kami nanti tentu mempelajari. Kita lihat nanti bisa ada abolisi atau amnesty bergantung pada kasus. Kita lihat satu per satu," kata dia, Jumat, 22 Juli 2016.
Sebelumnya, Luhut mengatakan pemerintah ingin menyelesaikan masalah teroris lewat pendekatan kultur dan agama daripada hanya pendekatan represif. Untuk itu, dia menawarkan pengampunan kepada 19 anggota Santoso yang masih berkeliaran di hutan.
Ketika ditanya apakah pendekatan ini efektif dalam menangani teroris, Luhut mengatakan belum bisa memastikan. "Kami belum tahu, kami masih lihat dan mempelajari," kata dia.
Operasi Tinombala masih berlangsung di Poso hingga kini. Pada Senin, 18 Juli 2016, terjadi baku tembak antara Tim Alfa 29 Batalion Infanteri Raider 515 Kostrad dan kelompok Santoso di Sulawesi Tengah. Santoso dan Mukhtar, salah satu anggota kelompok ini, tewas dalam penggerebekan tersebut.
FAUZY DZULFIQAR | BUDI RIZA
Berita Terkait (Klick dibawah ini):
-
Bisa Tewaskan Santoso, Raider 515 Kostrad Dipuji Pangdam
-
Pemerintah Tawarkan Ampunan untuk Kelompok Santoso di Poso
=======================
Pemerintah Tawarkan Ampunan untuk Sisa Kelompok Santoso
Kamis, 21/07/2016 17:16 WIBPolisi berjaga ketat di dekat dua peti jenazah birisi jasad Santoso dan Muktar yang tewas dalam baku tembak dengan Satgas Tinombala di Pegunungan Tambarana. (ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar/Spt/16).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah mempertimbangkan untuk memberi pengampunan terhadap sisa 19 orang anggota kelompok Santoso, jika mereka menyerahkan diri.
Saat ini, kata Luhut, pemerintah baru akan menjalin komunikasi dan pendekatan kepada sisa kelompok Santoso. "Kalau mereka turun semua, ya kami pertimbangkan untuk berikan pengampunan. Karena mereka itu juga warga negara Indonesia," kata Luhut di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/7).
Luhut menyatakan, dalam mengatasi kelompok separatis dan terorisme, pemerintah mengedepankan penggunaan pendekatan lunak melalui agama dan budaya.
Meski demikian, ia pun menegaskan langkah tersebut bukan berarti pemerintah tidak dapat menggunakan pendekatan keras, seperti operasi militer.
Luhut mencontohkan Abu Wardah alias Santoso pemimpin jaringan Mujahidin Indonesia Timur yang terpaksa ditembak mati karena tidak dapat diatasi melalui pendekatan lunak.
"Santoso ditembak mati kan karena dia tidak bisa soft approach," ujar Luhut.
Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso juga berjanji akan mengedepankan pendekatan lunak dalam menangani 19 anggota sisa kelompok Santoso. Untuk itu, ia mengimbau agar sisa kelompok Santoso segera menyerahkan diri. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyatakan akan segera membuka komunikasi dengan sisa kelompok Santoso.
"Kami akan perlakukan dengan baik kalau mereka menyerah. Tapi kalau mereka tidak mau, ya sudah kami lakukan hard power," ucapnya.
Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi sebelumnya memaparkan, dari baku tembak yang menewaskan Santoso, terdapat tiga orang yang lolos.
Ketiga orang tersebut diduga adalah Jamiatun Muslim alias Atun alias Bunga alias Umi Delima (istri Santoso), Nurmi Usman alias Oma (istri Basri), dan satu lelaki.
Lihat juga:
Interview Eksklusif Adik Santoso
Ketiganya berhasil kabur disebabkan faktor cuaca. Mereka berada di pinggir kali. "Ketika ditembak dua, tiga lainnya belum bisa ditangkap tapi melarikan diri," ujar mantan Kapolres Poso ini.
Rudy memastikan jajarannya terus mencari ketiga orang itu dan 16 orang lain yang dipimpin Ali Kalora. Total diperkirakan masih ada 19 orang anggota kelompok Santoso yang belum tertangkap.
Sementara, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, operasi Tinombala bakal terus dilakukan sampai seluruh kelompok teroris di kawasan Poso berhasil dilumpuhkan. (wis)
=======================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar