NASIONAL
Bos Bulog Pernah Bertelepon dengan Irman Gusman, Ini Isinya
'Beliau yang telepon. cuma sekali itu.'
Kamis, 29 September 2016 | 21:41 WIB
Irman Gusman (U-Report)
VIVA.co.id –
Direktur Utama (Dirut) Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Djarot
Kusumayakti, mengakui pernah berkomunikasi dengan Ketua Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), Irman Gusman, terkait gula impor milik Bulog. Komunikasi
itu, kata Djarot, terjadi sekitar bulan Januari tahun 2016.
Irman kini ditahan KPK dan jadi tersangka dugaan suap kuota impor gula. "Beliau yang telepon. cuma sekali itu," kata Djarot usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis, 29 September 2016.
Menurut Djarot, ketika itu, Irman menyinggung soal mahalnya gula di Padang, Sumatera Barat. Selain itu, Irman meminta Bulog menindaklajuti kabar tersebut. Akhirnya, kata Djarot, ia sanggupi permintaan itu yakni dengan menambah distribusi gula ke Sumatera Barat.
"Yang saya tangkap, beliau cuma mengabarkan kalau di sana harga gula mahal. Saya jawab,'Ya saya akan segera tindaklanjuti. Nanti kalau saya punya barang, saya akan kirim,’" kata Djarot.
Djarot tak menjabarkan detail lanjutan komunikasinya. Namun ia mengaku telah menindaklanjuti permintaan Irman dengan mengirim 1000 ton gula impor ke Perum Bulog di Padang.
"Sudah 1000 ton (dikirim ke Padang) dari total 3000 ton (yang diminta)," kata Djarot.
Dikonfirmasi apabila jatah gula yang dikirim itu adalah seharusnya milik DKI Jakarta, Djarot membantahnya. Menurut dia, gula impor milik Bulog didistribusikan ke seluruh daerah Indonesia.
"Enggak (jatah DKI Jakarta) itu alokasi untuk seluruh indonesia," kata Djarot.
Menurut Pelaksana Harian (Plh) Kabiro Humas KPK, Yuyuk Andriati, Djarot Kusumayakti diperiksa untuk tersangka Irman Gusman. Djarot oleh penyidik KPK, ditelisik terkait tata niaga gula dan kewenangan Bulog dalam distribusi gula impor.
"Seputar tata niaga gula kewenangan Bulog dan kaitannya dengan kasus kuota gula impor," ujar Yuyuk.
(ren)
Irman kini ditahan KPK dan jadi tersangka dugaan suap kuota impor gula. "Beliau yang telepon. cuma sekali itu," kata Djarot usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis, 29 September 2016.
Menurut Djarot, ketika itu, Irman menyinggung soal mahalnya gula di Padang, Sumatera Barat. Selain itu, Irman meminta Bulog menindaklajuti kabar tersebut. Akhirnya, kata Djarot, ia sanggupi permintaan itu yakni dengan menambah distribusi gula ke Sumatera Barat.
"Yang saya tangkap, beliau cuma mengabarkan kalau di sana harga gula mahal. Saya jawab,'Ya saya akan segera tindaklanjuti. Nanti kalau saya punya barang, saya akan kirim,’" kata Djarot.
Djarot tak menjabarkan detail lanjutan komunikasinya. Namun ia mengaku telah menindaklanjuti permintaan Irman dengan mengirim 1000 ton gula impor ke Perum Bulog di Padang.
"Sudah 1000 ton (dikirim ke Padang) dari total 3000 ton (yang diminta)," kata Djarot.
Dikonfirmasi apabila jatah gula yang dikirim itu adalah seharusnya milik DKI Jakarta, Djarot membantahnya. Menurut dia, gula impor milik Bulog didistribusikan ke seluruh daerah Indonesia.
"Enggak (jatah DKI Jakarta) itu alokasi untuk seluruh indonesia," kata Djarot.
Menurut Pelaksana Harian (Plh) Kabiro Humas KPK, Yuyuk Andriati, Djarot Kusumayakti diperiksa untuk tersangka Irman Gusman. Djarot oleh penyidik KPK, ditelisik terkait tata niaga gula dan kewenangan Bulog dalam distribusi gula impor.
"Seputar tata niaga gula kewenangan Bulog dan kaitannya dengan kasus kuota gula impor," ujar Yuyuk.
(ren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar