SMS Terbuka Kamis Siang,29-9-2016
Pk15.00 WIB.
Pk15.00 WIB.
Dari:
Ust.H.Thinker Hasibuan
(HP: 0812 1545 2500)
Untuk Anak Bangsa
Dengan Tembusan:
Yth. Presiden Joko Widodo,
Dan Wakil Presiden Jusuf Kalla,
Dan Wakil Presiden Jusuf Kalla,
Di Istana Presiden Jakarta.
Yth. Ketua DPR-RI / Staff,
Yth. Ketua DPRD Se-Indonesia / Staff,
Serta Petinggi Negara Lainnya
Dengan Tidak Mengurangi
Rasa Hormat Kami.
Yth. Ketua DPRD Se-Indonesia / Staff,
Serta Petinggi Negara Lainnya
Dengan Tidak Mengurangi
Rasa Hormat Kami.
Setelah Mendengar Berita Radio El-Shinta
Pada Hari Kamis,29-9-2016 Sebelum Pk15.00WIB.:
Wawancara Dengan Dokter Dari Kementerian Kesehatan,
Tentang:
"Pencegahan Filariasis / Penyakit Kaki Gajah Dengan Minum Obat Bersama Di Puskesmas Setempat Secara Gratis",
Kami
"RELIGIOUS THINKER, THE NATION AND STATE" /
"PEMIKIR AGAMA, BANGSA DAN NEGARA",
"Sangat-sangat Peduli, Men-Support Dan Atau Menghimbau,
Serta Mendukung Program Pemerintahan Joko Widodo
Untuk Kesejahterahan Bangsa Dan Negara".
Untuk Itu Kami Sangat-sangat Mendukung
Program Kementerian Kesehatan Tersebut Di Atas,
Maka Ustadz Haji Thinker Hasibuan Kata Rayyan:
Menghimbau Kepada Seluruh Masyarakat Indonesia Agar Datang Ke Puskesmas Setempat Untuk Minum Obat
Pencegahan Filariasis / Penyakit Kaki Gajah
Yang Dapat Menular, Disebabkan Oleh
Gigitan / Tusukan Paruh Nyamuk
Yang Mengeluarkan Larva (L3) Dan Akan Berubah Menjadi Cacing Filaria Di Dalam Tubuh Yang Terlihat Di Waktu Malam Hari Dan Menyebabkan Penyakit Kaki Gajah
Yang Tidak Ada Obatnya Kecuali:
"RAHMAT ALLOH / ALLOH KASIHAN".
Yang Mana Penyakit Kaki Gajah Ini Adalah:
Penyakit Yang Melumpuhkan Hidup Manusia,
Sebagaimana Penyakit Stroke Bahkan Lebih Dari Itu,
Dan Bukan Penyakit Kutukan Sebagaimana Kebanyakan "Dikatakan Orang Jahil / Bodoh Dan Mengatakan ..."
("Qiila Wa Qoola").
(( Min Akhiikum Al-Faqiir Ila ALLOH /
Dari Saudaramu Yang Fakir Hanya Kepada ALLOH ))
(Written By: Ust.H.Rayyan Syahrial Hasibuan
Si Mr.Thinker Hasibuan)
HP. Private Number:
0812 1545 2500
Visi:
"Religious Thinker, The Nation And State" /
"Pemikir Agama, Bangsa Dan Negara"
Misi:
"Thinker For Solution",
"Solution For The Nation And State" /
"Pemikir Untuk Solusi",
"Solusi Untuk Bangsa Dan Negara".
E-mail:
rayyan.syahrial@gmail.com
Website/Blog:
ust-rayyan.blogspot.co.id
www.ust-rayyan.blogspot.com
http://ust-rayyan.blogspot.com
Penyakit Kaki Gajah/Filariasis
PENGERTIAN PENYAKIT FILARIASIS
Filariasis atau penyakit kaki gajah
(elephantiasis) adalah penyakit menular yang mengenai saluran kelenjar
limfe (getah bening) disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh
berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini menyerang semua golongan umur dan
bersifat menahun. Jika seorang terkena penyakit ini dan tidak
mendapatkan pengobatan sedini mungkin dapat menimbulkan cacat menetap
berupa pembesaran kaki, lengan, payudara dan alat kelamin baik perempuan
maupun laki-laki.
PENYEBAB FILARIASIS
Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies
cacing filarial : Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, Brugia Timori.
cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia terutama
dalam kelenjar getah bening dan darah. Cacing ini dapat hidup dalam
kelenjar getah bening manusia selama 4 – 6 tahun dan dalam tubuh manusia
cacing dewasa betina menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria)
yang beredar dalam darah terutama malam hari.
CARA PENULARAN FILARIASIS
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi
filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk yang sudah terinfeksi,
yaitu nyamuk yang dalam tubuhnya mengandung larva (L3). Nyamuk sendiri
mendapat mikro filarial karena menghisap darah penderita atau dari hewan
yang mengandung mikrofolaria. Nyamuk sebagai vector menghisap darah
penderita (mikrofilaremia) dan pada saat itu beberapa microfilaria ikut
terhisap bersama darah dan masuk dalam lambung nyamuk. Dalam tubuh
nyamuk microfilaria tidak berkembang biak tetapi hanya berubah bentuk
dalam beberapa hari dari larva 1 sampai menjadi larva 3, karenanya
diperlukan gigitan berulang kali untuk terjadinya infeksi. Didalam tubuh
manusia larva 3 menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi
cacing dewasa jantan atau betina serta berkembang biak.
GEJALA DAN TANDA FILARIASIS
1. Gejala dan tanda klinis akut :
- Demam berulang ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan timbul lagi setelah bekerja berat
- Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak (limfadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
- Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal ke arah ujung kaki atau lengan
- Abses filaria terjadi akibat pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan dapat mengeluarkan darah serta nanah
- Pembesaran tungkai, lengan, buah dada dan alat kelamin perempuan dan laki-laki yang tampak kemerahan dan terasa panas
- Pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, alat kelamin perempuan dan laki-laki
1. Klinis : diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan gejala dan tanda klinis akut ataupun kronis
2. Laboratorium : Seseorang dinyatakan sebagai penderita falariasis apabila di dalam darahnya positif ditemukan mikrofilaria. Untuk uji laboratorium sebaiknya gunakan darah jari yang diambil pada malam hari (pukul 20.00 – 02.00)
2. Laboratorium : Seseorang dinyatakan sebagai penderita falariasis apabila di dalam darahnya positif ditemukan mikrofilaria. Untuk uji laboratorium sebaiknya gunakan darah jari yang diambil pada malam hari (pukul 20.00 – 02.00)
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN FILARIASIS
1. Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk
2. Memberantas nyamuk serta sumber perindukan
3. Meminum obat anti penyakit gajah secara masal
VLOG
Sepuluh Cara Alami untuk Usir Serangga
Obat pembasmi serangga memberikan dampak negatif bagi kesehatan.
Kamis, 29 September 2016 | 16:39 WIB
Nyamuk. (U-Report)
VIVA.co.id – Gangguan serangga memang sangat menyebalkan. Untuk mengusirnya, tidak sedikit dari kita yang memilih untuk menggunakan obat pembasmi serangga. Sebagus apapun obat pembasmi serangga, tetap saja bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan.
Ada sejumlah cara yang lebih aman daripada menggunakan obat pembasmi serangga. Mari simak sepuluh cara alami berikut untuk mengusir gangguan serangga.
Minyak mimba. Jika rumah Anda sering diganggu oleh serangga terutama nyamuk, jangan langsung memutuskan untuk menggunakan obat pembasmi serangga untuk mengusirnya. Masih ada bahan alami yang aman untuk Anda gunakan. Salah satunya adalah dengan menggunakan minyak mimba.
Baca selengkapnya...
Simak 10 Cara Alami Berikut Untuk Mengusir Serangga
10. Minyak Mimba
Jika rumah kamu sering diganggung oleh serangga terutama nyamuk, jangan langsung memutuskan untuk menggunakan obat pembasmi serangga untuk mengusirnya. Masih ada bahan alami yang aman untuk kamu gunakan. Salah satunya adalah dengan menggunakan minyak mimba.
Menurut sebuah jurnal yang berjudul The American Mosquito Control Association, disana menuliskan bahwa mencampurkan minyak mimba dengan minyak kelapa ternyata cukup aman dan bagus dalam mengusir nyamuk. Tidak hanya mampu mengusir nyamuk, minyak mimba juga ternyata bagus sebagai anti bakteri dan anti jamur. Cara menggunakannya adalah dengan mengoleskan minyak mimba di bagian tubuh yang paling sering dihinggapi nyamuk.
9. Daun Kemangi
Bagi kalian yang tidak tahu dengan daun kemangi, daun kemangi adalah bahan alami yang biasa digunakan di dapur sebagai salah satu bahan penyedap makanan. Meski lebih sering digunakan dalam bahan makanan, bahan alami satu ini ternyata juga cukup efektif dalam mengusir gangguan serangga yang menyebalkan.
Kita tahu bahwa serangga, khususnya nyamuk dapat mencium aroma tubuh manusia. Karena itulah para nyamuk dapat mendeteksi keberadaan manusia. Untuk mengacaukan penciuman nyamuk, tanamlah daun kemangi di pekarangan rumah. Aroma dari daun kemangi dijamin dapat mengusir segala gangguan nyamuk yang ada di dalam rumah.
8. Minyak Kelapa
Manfaat minyak kelapa sudah sangat dikenal oleh orang banyak untuk membantu perawatan kulit, menjaga kesehatan rambut, dan juga bisa dijadikan obat luka bakar. Perlu kalian sadari juga ternyata minyak kelapa memiliki kegunaan untuk mengusir gangguan nyamuk yang ada di dalam ruangan.
Variasi dari minyak kelapa ini juga bermacam-macam. Ada yang dijadikan sebagai obat semprot dan juga ada yang dalam bentuk obat oles. Kedua bentuk tersebut sama-sama efektif untuk mengusir nyamuk jauh-jauh dari manusia.
7. Daun Serai
Jika kamu ingin mencari bahan alami lain untuk dapat mengusir serangga, salah satu bahan alami yang bisa kamu gunakan adalah minyak serai. Minyak serai merupakan minyak asli yang dikeluarkan dari rumput serai. Keampuhan minyak ini dalam mengusir serangga di dalam rumah sudah banyak diakui oleh orang.
Semakin berkembangnya teknologi, kini ekstrak minyak serai sudah dapat ditemukan dalam bentuk lilin dan juga alat vaporasi. Dengan menyalakan lilin atau alat vaporasi, aroma dari ekstrak minyak serai yang keluar sangat efektif untuk mengusir bahkan membunuh serangga.
6. Bunga Lavender
Kecantikan bunga lavender tidak hanya bisa digunakan sebagai tanaman hias, tapi bunga lavender juga memiliki manfaat lain yakni untuk mengusir keberadaan serangga dalam rumah. Maka dari itu banyak sekali obat serangga yang mencantumkan bunga lavender dalam komposisinya dikarenakan keampuhan bunga ini untuk mengusir serangga. Tapi apa sebenarnya yang membuat bunga lavender efektif dalam mengusir serangga?
Keefektifan bunga lavender dalam mengusir serangga adalah dengan aroma bunganya yang khas. Sudah kita ketahui sebelumnya bahwa serangga memiliki daya penciuman yang tinggi dalam mencium aroma tubuh manusia, dengan menggunakan aroma dari bunga lavender, serangga apapun akan menjauhi ruangan tersebut. Hal ini dikarenakan karena serangga sangat membenci bau harum dari bunga lavender. Berbeda dengan manusia yang tidak terpengaruh sama sekali oleh aroma bunga lavender.
5. Daun Mint
Siapa yang tidak suka dengan permen mint? Mungkin diantara kalian ada yang suka dan ada yang tidak. Kalian boleh-boleh saja tidak menyukai permen mint, tapi daun mint adalah salah satu bahan alami yang efektif untuk mengusir serangga. Mengetahui kegunaan daun mint dalam mengusir serangga mungkin bisa mengubah pendapat kalian tentang mint.
Berdasarkan jurnal berjudul Journal of Bioresource Technology, disana diungkapkan bahwa minyak mint dan ekstrak daun mint sangatlah efektif dalam mengusir gangguan serangga di dalam ruangan. Kalian bisa menggunakan daun mint ini dalam berbagai fungsi seperti sebagai penyemprot ruangan, minyak oles, atau juga bisa menggunakannya dalam alat vapor.
4. Minyak Daun Teh
Daun teh seringkali diolah orang untuk dijadikan minuman. Sudah banyak orang tahu bahwa teh memang bermanfaat bagi kesehatan untuk membantu membuang racun yang ada di dalam tubuh. Tapi tahu tidak sih, bahwa minyak yang terkandung dalam daun teh ternyata juga bisa menjadi senjata ampun untuk mengusir gangguan serangga.
Tidak hanya berfungsi sebagai anti bakteri, minyak daun teh memiliki aroma yang dibenci oleh serangga, sama seperti bunga lavender. Jika kamu ingin tidur dengan nyenyak, oleskan minyak daun teh ke bagian tubuh yang diinginkan. Hal tersebut sangat efektif untuk menjaga tubuh agar terhindar dari gangguan nyamuk.
3. Bawang Putih
Jika kamu ingat dengan film vampir Cina jaman dulu, kamu pasti tahu senjata utama yang digunakan oleh pendeta dan orang-orang untuk menghindar dari gigitan vampir. Ya, senjata itu tidak lain adalah bawang putih. Lupakan sejenak apakah bawang putih benar-benar efektif atau tidak dalam mengusir vampir. Ternyata bawang putih bisa digunakan sebagai senjata ampuh dan alami untuk mengusir serangga.
Tidak hanya bisa berguna sebagai bumbu masakan, bawang putih juga menjadi salah satu bahan alami yang bisa kamu gunakan untuk menjauhkan diri kalian dari gangguan serangga, apalagi nyamuk. Cukup potong kecil bawang putih dan letakkan di tempat yang banyak dihinggapi oleh serangga. Dengan segera, serangga pasti akan langsung pergi.
2. Daun Tulsi
Salah satu bahan alami yang ternyata efektif dalam mengusir serangga adalah daun tulsi. Berdasarkan data yang dikeluarkan di Parasitology Research Journal, tulsi ternyata diketahui efektif tidak hanya mengusir serangga, daun tulsi ternyata juga efektif dalam membunuh mereka. Dalam hal ini, larva nyamuk juga bisa dibunuh dengan menggunakan daun tulsi.
Jika ingin rumah kalian bebas dari serangga, cukup letakkan tanaman tulsi di dekat jendela. Tanaman tulsi tidak hanya efektif dalam mengusir nyamuk dalam ruangan, tanaman tulsi sanggup berperan sebagai benteng bagi rumah Anda dari serbuan serangga lain.
1. Eucalyptus dan Minyak Lemon
Sudah jelas bahan alami apa yang paling efektif dalam mengusir serangga, inilah eucalyptus dan minyak lemon. Bahan Center for Disease Control juga merekomendasikan penggunaan bahan alami ini sebagai pengusir serangga ketimbang obat pembasi serangga. Selain sama-sama bisa mengusir serangga, eucalyptus dan minyak lemon juga tidak akan memberikan efek negatif bagi kesehatan.
Dengan mengoleskan minyak eucalyptus dan lemon ke kulit, minyak tersebut sangat efektif untuk mencegah serangga untuk mengganggu kalian. Baik eucalyptus dan juga minyak lemon, keduanya memiliki aroma yang tidak disukai oleh serangga.
Pengertian Filariasis
Filariasis adalah sejumlah infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria. Penyakit ini dapat menyerang hewan maupun manusia. Parasit filaria memiliki ratusan jenis, tapi hanya delapan spesies yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.Pengelompokan filariasis umumnya dikategorikan menurut lokasi habitat cacing dewasa dalam tubuh manusia, yaitu filariasis kulit, limfatik, dan rongga tubuh. Di sini akan dibahas lebih detail mengenai filariasis limfatik. Di Indonesia, penyakit ini lebih dikenal dengan istilah kaki gajah atau elefantiasis.
Penyebab dan Penularan Filariasis
Menurut WHO, terdapat sekitar 120 juta orang di dunia yang menderita filariasis limfatik dan sepertiga di antaranya mengidap infeksi yang parah. Parasit yang dapat menyebabkan jenis filariasis ini meliputi Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.W. bancrofti merupakan parasit yang paling sering menyerang manusia. Diperkirakan ada 9 dari 10 pengidap yang menderita filariasis limfatik akibat parasit ini.Parasit filaria masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi. Cacing tersebut akan tumbuh dewasa, bertahan hidup selama enam hingga delapan tahun, dan terus berkembang biak dalam jaringan limfa manusia.
Infeksi ini umumnya dialami sejak masa kanak-kanak dan menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik yang tidak disadari sampai akhirnya terjadi pembengkakan yang parah dan menyakitkan. Pembengkakan tersebut kemudian dapat menyebabkan cacat permanen.
Gejala-gejala Filariasis
Berdasarkan gejalanya, filariasis limfatik terbagi dalam tiga kategori yang meliputi kondisi tanpa gejala, akut, dan kronis.Sebagian besar infeksi filariasis limfatik terjadi tanpa menunjukkan gejala apa pun. Meski demikian, infeksi ini tetap menyebabkan kerusakan pada jaringan limfa dan ginjal sekaligus memengaruhi sistem kekebalan tubuh.Filariasis limfatik akut terbagi lagi dalam dua jenis, yaitu adenolimfangitis akut (ADL) dan limfangitis filaria akut (AFL).
Jika mengidap ADL, pasien akan mengalami gejala demam, pembengkakan noda limfa atau kelenjar getah bening (limfadenopati), serta bagian tubuh yang terinfeksi akan terasa sakit, memerah, dan membengkak. ADL dapat kambuh lebih dari satu kali dalam setahun. Cairan yang menumpuk dapat memicu infeksi jamur pada kulit yang merusak kulit. Semakin sering kambuh, pembengkakan bisa semakin parah.
Sedangkan AFL yang disebabkan oleh cacing-cacing dewasa yang sekarat akan memicu gejala yang sedikit berbeda dengan ADL karena umumnya tidak disertai demam atau infeksi lain. Di samping itu, AFL dapat memicu gejala yang meliputi munculnya benjolan-benjolan kecil pada bagian tubuh, tempat cacing-cacing sekarat terkumpul (misalnya pada sistem getah bening atau dalam skrotum).
Sementara jenis ketiga, yaitu kondisi kronis, akan menyebabkan limfedema atau penumpukan cairan yang menyebabkan pembengkakan pada kaki dan lengan. Penumpukan cairan dan infeksi-infeksi yang terjadi akibat lemahnya kekebalan tubuh akhirnya akan berujung pada kerusakan dan ketebalan lapisan kulit. Kondisi ini disebut sebagai elefantiasis. Selain itu, penumpukan cairan juga bisa berdampak pada rongga perut, testis pada penderita laki-laki dan payudara pada penderita wanita.
Diagnosis dan Pengobatan Filariasis
Proses diagnosis filariasis limfatik dapat dilakukan melalui tes darah dan tes urine. Kedua tes ini akan mendeteksi keberadaan parasit filaria dalam tubuh pasien. Tes darah akan dilakukan pada malam hari saat parasit aktif.Jika positif terdiagnosis, dokter akan memberikan obat-obatan anti-filaria untuk menangani filariasis limfatik. Contoh obat yang umumnya digunakan adalah diethylcarbamazine (DEC). Kondisi kronis juga terkadang harus disertai dengan langkah penanganan lain yang meliputi:- Operasi.
- Melakukan olahraga ringan untuk bagian tubuh yang mengalami penumpukan cairan untuk memicu pengalirannya.
- Membersihkan bagian yang bengkak dengan seksama tiap hari untuk mencegah infeksi.
- Mensterilkan luka jika ada.
Langkah Pencegahan Filariasis
Langkah utama dalam untuk mencegah tertular filariasis adalah dengan menghindari gigitan nyamuk sebisa mungkin. Hal ini sangat penting, terutama di negara-negara tropis, seperti Indonesia. Untuk memaksimalisasi perlindungan terhadap gigitan nyamuk, kita dapat mengambil langkah-langkah sederhana yang meliputi:- Mengenakan baju atau celana panjang.
- Mengoleskan losion antinyamuk.
- Tidur di dalam kelambu.
- Membersihkan genangan air di sekitar lingkungan.
Gejala Awal dan Penyebab Serta Cara Pencegahan Penyakit Kaki Gajah
Kaki gajah merupakan sebuah penyakit berbahaya yang dapat menular. Penyebab penyakit kaki gajah
ini ditularkan melalui cacing filarial yang dibawa oleh berbagai jenis
nyamuk. Umumnya, penyakit ini terdapat di daerah tropika yang ada
diseluruh dunia. orang yang menderita penyakit gejala ini, akan
mengalami pembengkakan dan pembesaran pada bagian tungkai kaki serta
skrotum.
Awal Penyakit, Gejala Kaki Gajah
Penyakit kaki gajah ini tergolong penyakit menular,
sebab nyamuk yang telah menghisap dan menggigit orang yang darahnya
mengandung mikrofilaria, menggigit lainnya. Gejala awal penyakit kaki gajah
ini, biasanya dimulai dengan demam kurang lebih 3 hingga 5 hari. Jika
digunakan untuk beristirahat, maka demam akan mereda, namun jika dipakai
bekerja berat, demam pun akan muncul kembali.
Selain demam yang tiba-tiba, gejala tersebut juga
bisa berupa pembengkakan pada daerah kaki serta tangan. Bahkan pada
wanita, akan mendapati bagian payudara yang juga ikut membengkak. Ketika
kelenjar getah bening memecah, maka nanah dan darah pun akan keluar.
Tag : penyebab penyakit kaki gajah, gejala kaki gajah, penyebab kaki gajah, penyakit kaki gajah, gejala penyakit kaki gajah, kaki gajah, ciri ciri kaki gajah, ciri ciri penyakit kaki gajah, tanda tanda kaki gajah, gejala awal kaki gajah,
Tags: ciri-ciri penyakit kaki gajah, gambar penyakit kaki gajah, gejala penyakit kaki gajah, pengobatan penyakit kaki gajah, Penyakit Kaki Gajah, penyakit kaki gajah adalah, penyakit kaki gajah disebabkan oleh, penyakit kaki gajah wikipedia, penyebab penyakit kaki gajah 8 Gejala Kaki Gajah dan Pencegahannya
Penyebab Kaki gajah
Ada 3 spesies dari cacing filarial yang bertanggung jawab atas munculnya gejala kaki gajah pada manusia, yaitu :
- Wuchereria Bancrofti
- Brugia Malayi
- Brugia Trimori
Cacing dilarial mampu hidup 4 – 6 tahun pada kelenjar getah bening dan juga pembuluh darah manusia. Selama itu pula, cacing filarial akan berkembang biak dan menghasilkan anakan yang bernama microfilarial. Penderita kaki gajah, terutama yang sudah parah akan mengalami pembengkakan yang luar biasa terutama pada bagian kakinya. Kaki penderita dari penyakit kaki gajah ini menjadi besar dan membengkak dengan kulit yang mengeras. Hal ini membuat penderita kaki gajah sulit bergerak dan berjalan, sehingga hanya dapat duduk diam saja.
Sebelum mengalami pembengkakan hebat pada bagian kakinya, biasanya ada beberapa gejala kaki gajah ringan terlebih dahulu yang muncul sebelum akhirnya penyakit ini masuk ke fase atau tahap yang lebih kronis. Biasanya gejala-gejala ini akan muncul beberapa hari setelah seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi atau membawa cacing filarial dalam bentuk telur. Apa saja gejala-gejalanya? Beriukut ini adalah beberapa gejala yang dapat dirasakan :
1. Demam
Gejala kaki gajah pertama yang dapat mendeteksi munculnya penyakit
kaki gajah, atau terinfeksinya seseorang dengan cacing filairia adalah
demam. Demam ini bertahan kurang lebih 3 – 5 hari berturut-turut. Demam
dapat bervariasi, baik itu demam dengan suhu tinggi atau malahan dengan
suhu yang sangat tinggi. Biasanya gejala demam yang muncul akan
berkurang ketika pasien beristirahat dari aktivitas, dan akan muncul
ketika pasien bearktivitas terutama dengan skala yang berat.Hal ini sama seperti gejala penyakit yang berasal dari gigitan nyamuk misalnya penyakit malaria.
2. Pembengkakan
Gejala berikutnya adalah pasien biasanya akan mengalami pembengkakan
pada daerah-daerah tertentu, terutama pada bagian atau daerah
lipatan-lipatan tubuh yang terdapat pada bagian kaki dan tangan. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya pembengkakan pada kelenjar getah bening yang
disebabkan oleh adanya infeksi dari cacing filarial. Infeksi tersebut
akan menyebabkan kelenjar getah bening melakukan pertahanan, yang
ditandai oleh adanya pembengkakan tersebut.
3. Rasa panas, perih sakit dan kemerahan pada ketiak
Gejala lain yang dapat dirasakan bagi penderita kaki gajah ini adalah
munculnya rasa perih dan panas serta sakit pada baian lipatan, terutama
ketiak dan lipatan paha. Selain itu, kedua bagian tersebut juga akan
mengalami iritasi berupa kulit yang menjadi kemerah-merahan. Gejala ini
juga merupakan salah satu efek dari terjadinya pembengkakan dari
kelenjar getah bening yang melakukan perlawanan dan pertahanan terhadap
infeksi dari cacing filarial yang sudah masuk ke dalam tubuh pasien
penderita kaki gajah tersebut.
4. Terjadi pembengkakan yang menetap pada bagian tubuh tertentu
Setelah penyakit kaki gajah berubah menjadi kronis dan berada pada
tingkatan yang lebih parah dari sebelumnya, maka gejala yang akan muncul
adalah pembengkakan yang sifatnya cenderung menetap dan sangat tidak
biasa. Hal ini biasa dikenal dengan istilah elephantiasis yang berarti
bagian tubuh yang membesar menjadi seperti bagian tubuh dari gajahAda beberapa bagian tubuh yang akan mengalami pembesaran dan pembengkakan (elephantiasis) yang tidak normal ketika terjangkit penyakit kaki gajah, yaitu :
- Tungkai
- Lengan
- Buah dada
- Buah zakar
Bagaimana mendeteksi penyakit kaki gajah?
Sebelum penyakit kaki gajah yang dialami menjadi semakin parah dan kronis, maka harus ada intervensi dan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi apakah tubuh pasien tersebuut memiliki atau sudah mengandung cacing filarial. Untuk melakukan pemeriksaan ini, harus dilakukan sebelum gejala kaki gajah kronis berupa pembengkakan menetap muncul. Biasanya ketika pasien sudah mengalami gejala demam dan pembengkakan, maka saat itulah pasien harus langsung melakukan pemeriksaan ke dokter tanpa kompromi, agar dapat diberikan penanganan secara medis dengan tepat dan cepat.
Biasanya pendeteksian penyakit kaki gajah dapat dilakukan pada pukul 8 malam. Hal ini dikarenakan pada saat itu, mikrofilariia, yang nantinya dapat berkembang menjadi cacing filarial dewasa masih berada pada bagian darah tepi dan menjadi lebih mudah untuk terdeteksi.
Bagaimana mengobati kaki gajah?
Gejala kaki gajah awal yang tedeteksi dapat disembuhkan dengan cara melakukan pemusnahan terhadap larva-larva dari cacing filarial yang ada di dalam tubuh. Dengan melakukan pemusnahan larva-larva dari cacing filarial ini, maka pasien akan terhindar dari gangguan kaki gajah yang kronis.
Sebelum penyakit kaki gajah yang dialami menjadi semakin parah dan kronis, maka harus ada intervensi dan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi apakah tubuh pasien tersebuut memiliki atau sudah mengandung cacing filarial. Untuk melakukan pemeriksaan ini, harus dilakukan sebelum gejala kaki gajah kronis berupa pembengkakan menetap muncul. Biasanya ketika pasien sudah mengalami gejala demam dan pembengkakan, maka saat itulah pasien harus langsung melakukan pemeriksaan ke dokter tanpa kompromi, agar dapat diberikan penanganan secara medis dengan tepat dan cepat.
Biasanya pendeteksian penyakit kaki gajah dapat dilakukan pada pukul 8 malam. Hal ini dikarenakan pada saat itu, mikrofilariia, yang nantinya dapat berkembang menjadi cacing filarial dewasa masih berada pada bagian darah tepi dan menjadi lebih mudah untuk terdeteksi.
Bagaimana mengobati kaki gajah?
Gejala kaki gajah awal yang tedeteksi dapat disembuhkan dengan cara melakukan pemusnahan terhadap larva-larva dari cacing filarial yang ada di dalam tubuh. Dengan melakukan pemusnahan larva-larva dari cacing filarial ini, maka pasien akan terhindar dari gangguan kaki gajah yang kronis.
Sponsored Link
Ciri-ciri Penyakit Kaki Gajah yang Masih Menghantui Rakyat
Seorang petugas Dinkes memeriksa pasien penderita Kaki Gajah di Posko
Kesehatan Kec. Pamulang Tangerang, Banten, Selasa (17/11). Beberapa hari
lalu terdapat korban jiwa akibat memininum obat anti kaki gajah di
Soreang Kab Bandung. TEMPO/Tri Handiyatn
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit kaki gajah atau filariasis yang dapat mengakibatkan cacat tetap bagi penderitanya, hingga kini masih ditemukan di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
Penyakit yang disebabkan oleh berbagai jenis nyamuk yang mengandung larva atau bahasa latinnya microfilariasis masih mengancam masyarakat modern yang menguasai teknologi untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit tersebut.
Filariasis merupakan penyakit yang mengenai saluran kelenjar limfa (getah bening).
Penyakit tersebut dapat menyerang semua golongan umur dan dapat menimbulkan kecacatan menetap, stigma sosial, hambatan psikologis, sumber daya manusia (SDM) menurun dan kerugian ekonomi.
Gejala klinis filariasis pada tahap awal (akut), yakni demam berulang lebih dari satu sampai dua kali setiap bulan bila bekerja berat, tetapi dapat sembuh tanpa diobati dan timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipatan paha atau ketiak tanpa ada luka, terjadi pembengkakan pada kaki, tangan, skrotum, dan sebagainya.
Gejala pada tahap lanjut (kronis), yakni pembesaran yang timbul pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara, atau alat kelamin wanita dan lama-kelamaan pembesaran tersebut menjadi cacat menetap.
Upaya pemberantasan penyakit kaki gajah atau filariasis terus dilakukan oleh pemerintah pusat hingga kabupaten dan kota dengan target pada tahun 2020 penyakit tersebut tidak ditemukan lagi di negara ini.
Salah satu pemerintah daerah yang serius memberantas penyakit kaki gajah itu adalah Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Pemkab Musi Banyuasin memberikan perhatian yang relatif cukup besar dalam memberantas penyakit kaki gajah karena masih cukup banyak warganya yang terjangkit penyakit tersebut.
Mikrofilaria di Kabupaten Musi Banyuasin mencapai di atas 1 persen. Hal ini berarti menunjukkan masyarakat kabupaten tersebut berpotensi terserang penyakit kaki gajah (filariasis).
Kepala Dinas Kesehatan Musi Banyuasin dr. Sriwijayani, M.Kes. menjelaskan bahwa filariasis merupakan penyakit menular yang menjadi masalah daerah ini dan di Indonesia secara umum.
Guna mencegah penyebarluasan penyakit tersebut, pihaknya gencar menjalankan program antisipasi dan pengobatan filariasis.
Dalam rangka pencegahan penyakit kaki gajah dan pengobatan itu, jajaran Dinas Kesehatan gencar melakukan sosialisasi mengenai cara mencegah serangan penyakit tersebut dengan pemberian obat massal pencegahan (POMP).
Selain itu, dilakukan pemeriksaan darah pada jari dan tangan, advokasi, sosialisasi, dan pemberian obat kepada masyarakat.
Kegiatan POMP filariasis kepada masyarakat, pemeriksaan darah, dan sosialisasi, serta kegiatan lainnya hingga pelosok desa bertujuan memberikan penjelasan secara perinci mengenai penyakit tersebut serta langkah pencegahannya.
Melalui upaya tersebut diharapkan masyarakat di daerah ini dapat melakukan berbagai upaya pencegahan penyakit tersebut yang pada akhirnya penyakit filariasis dapat diberantas hingga tuntas.
"Program antisipatif untuk melindungi masyarakat dari penyakit tersebut selaras dengan program nasional, yakni mewujudkan eliminasi filaria pada tahun 2020," kata Kadinkes Musi Banyuasin.
Sementara itu, Ketua Nasional Program Eliminasi Filariasis I Nyoman Kadun ketika melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Musi Banyuasin mengatakan bahwa filariasis atau penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui nyamuk.
Penyakit kaki gajah menjadi perhatian pemerintah karena hingga kini tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Filariasis perlu diberantas karena berpotensi menurunkan kualitas sumber daya manusia, dapat menimbulkan kecacatan tetap, stigma sosial di tengah masyarakat, serta hambatan psikologis dan kerugian ekonomi.
"Kabupaten Musi Banyuasin mikrofilaria di atas 1 persen. Bila mikrofilarianya di atas 1 persen, harus dilakukan join plan eliminasi filaria dengan kabupaten tetangga. Bila tidak demikian, akan ada saling kirim filaria," jelasnya.
Menurut Kadun, filaria bisa ditularkan oleh seluruh nyamuk, tempat perindukan nyamuk, antara lain sawah, saluran air, rawa-rawa, dan tanaman air.
Tahap awal (akut) penyakit filariasis ditandai dengan demam berulang lebih 1-2 kali setiap bulan bila bekerja berat. Meski demikian, dapat sembuh tanpa diobati.
"Penderita filariasis mengalami benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa ada luka," katanya.
Bulan Eliminasi Filariasis Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, akan memanfaatkan Bulan Eliminasi Filariasis secara maksimal untuk melindungi masyarakat dari penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria dan menular melalui gigitan nyamuk.
Bulan Eliminasi Filariasis/Kaki Gajah (Belkaga) yang akan dicanangkan pemerintah secara nasional pada bulan Oktober 2015 merupakan momentum yang tepat untuk berjuang secara maksimal membebaskan Bumi Serasan Sekate ini dari penyakit tersebut.
Untuk memberantas penyakit kaki gajah, kata Sekda Musi Banyuasin Drs. Sohan Majid, pihaknya mendukung upaya yang akan dan sedang dilakukan jajaran Dinas Kesehatan setempat secara maksimal dengan melibatkan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
"Filariasis merupakan penyakit yang serius di dunia maupun di Kabupaten Musi Banyuasin. Oleh karena itu, tidak ada pilihan harus serius diatasi, terlebih sektor kesehatan dan pendidikan adalah prioritas untuk mewujudkan Permata Muba 2017," ujar Sekda.
Untuk memberantas penyakit kaki gajah dan menyukseskan Belkaga itu, pihaknya memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan Musi Banyuasin dr. Sriwijayani untuk bersama jajarannya yang tersebar hingga pelosok desa di 14 kecamatan, melakukan berbagai persiapan, dan gencar menyosialisasikan kegiatan tersebut.
Belkaga bertujuan terselenggaranya kegiatan pemberian obat pencegahan massal (POPM) filariasis terhadap seluruh penduduk sasaran di kabupaten/kota endemis filariasis secara serentak di seluruh wilayah Indonesia dengan cakupan pengobatan yang tinggi dan merata agar terhentinya secara efektif mata rantai penularan filariasis di Tanah Air.
Pemberian obat massal pencegahan penyakit kaki gajah untuk tahap ketiga di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, kata Kadinkes, sesuai dengan surat dari Kementerian Kesehatan RI tentang dukungan pelaksanaan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) Nomor : Tv.05.01/ D.I /IV.4/509/2015 tentang Percepatan Pencapaian Eliminasi Filariasis di Indonesia.
Kabupaten Musi Banyuasin salah satu kabupaten yang endemis filariasis dengan ditemukannya 12 kasus kronis filariasis yang tersebar di beberapa kecamatan.
Untuk mencegah terjadinya penularan filariasis dilakukan pemberian obat massal pencegahan filariasis, dan peran serta dari semua pihak menyukseskan pemberian obat massal itu.
Tidak semua orang bisa meminum obat itu karena ada beberapa faktor kondisi tubuh terpaksa masyarakat harus menunda mengonsumsinya, di antaranya untuk ibu hamil, anak kurang dari dua tahun, penderita penyakit kronis, penderita darah tinggi, dan usia di atas 70 tahun.
Sementara itu, Ketua Nasional Program Eliminasi Filariasis I Nyoman Kadun menambahkan bahwa tujuan umum eliminasi filariasis adalah agar penyakit kaki gajah tidak menjadi masalah kesehatan Indonesia pada tahun 2020.
Strategi program memutuskan mata rantai filariasis dengan pemberian obat massal pencegahan (POMP) dan upaya pemberantasan lainnya akan terus digalakkan.
Melalui Belkaga serta berbagai dukungan pemerintah pusat, perjuangan Pemkab Musi Banyuasin memberantas penyakit tersebut bisa berjalan sukses dan upaya mengeliminasi filariasis di Indonesia dapat diwujudkan lebih cepat dari target yang ditetapkan.
Mengetahui Ciri-ciri dan Cara Mengobati Penyakit Kaki Gajah
Penyakit gajah atau yang dalam bahasa medis disebut dengan Filariasis atau Elephantiasis adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.Ciri-ciri penyakit kaki gajah yang paling umum dan bisa dilihat adalah pembesaran pada kaki dan atau pada beberapa bagian tubuh lainnya. Jika hal tersebut sudah diketahui, maka artinya si penderita sudah masuk dalam kategori parah. Sementara untuk gejala awal penyakit kaki gajah yang muncul adalah biasanya ditandai dengan demam kurang lebih 3 hingga 5 hari. Jika digunakan untuk beristirahat, maka demam akan mereda, namun jika dipakai bekerja berat, demam pun akan muncul kembali.
Selain demam yang tiba-tiba, gejala tersebut juga bisa berupa pembengkakan pada daerah kaki serta tangan. Bahkan pada wanita, akan mendapati bagian payudara yang juga ikut membengkak. Ketika kelenjar getah bening memecah, maka nanah dan darah pun akan keluar.
Untuk cara penanganan pertama terhadap penyakit kaki gajah adalah dengan memutus rantai penularan melalui pemberian obat massal pencegahanf ilariasis (POMP) di daerah yang teridentifikasi endemis filariasis. Mencegah dan membatasi kecacatan pada pasien dengan cara manifestasi klinis melalui tata laksana kasus (home based-care through personal hygiene practice) dengan manifestasi lymphedema/elephantiasis/hidrokel).
Tujuan utama penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki gajah adalah untuk membasmi parasit atau larva yang berkembang dalam tubuh penderita, sehingga tingkat penularan dapat tertekan dan berkurang.
Dietilkarbamasin {diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh baik untuk filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak ada resistensi obat. Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan memberikan reaksi samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan mudah diatasi dengan obat simtomatik.
Untuk cara pengobatan penyakit kaki gajah menggunakan Dietilkarbamasin yang diberikan secara oral. Obat ini dapat serap dengan cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam darah dalam 3 jam, dan diekskresi melalui air kemih. Namun perlu diketahui bahwa dietilkarbamasin tidak dapat diberikan pada anak usianya kurang dari 2 tahun, maupun terhadap ibu hamil atau menyusui, serta tidak dapat diberikan kepada penderita sakit berat.
Untuk kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah atau mengalami pembesaran, karena tidak terdeteksi dini, selain pemberian obat-obatan juga memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi.
Demikian sebagaimana yang dikatakan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Tjandra Yoga Aditama sebagaimana yang dikutip dari laman INILAHCOM terkait cara penanganan dini terhadap penyakit gajah.
Penyakit Kaki Gajah
Penyakit Kaki Gajah
Banyak penyakit yang perlu Anda waspadai saat cuaca tak menentu.
Salah satu penyakit yang bisa muncul tiba-tiba adalah penyakit kaki
gajah. Mengapa tiba-tiba? Karena beberapa orang yang terserang penyakit
ini pada awalnya tidak merasa sakit atau keluhan apapun. Untuk
mengetahui apakah Anda terserang penyakit kaki gajah atau tidak, Anda
dapat melakukan pemeriksaan darah melalui ujung jari.Tujuan utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit filariasis adalah membasmi (eradikasi) parasit atau larva yang berkembang dalam tubuh penderita, sehingga tiingkat penularan dapat ditekan dan dikurangi.
Namun, penyakit kaki gajah atau filariasis sama berbahaya dengan penyakit lain. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cacing filaria Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, atau Brugia timori yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Jenis nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki gajah diantaranya berjenis Aedes, Mansonia, Anopheles, dan Culex.
Cacing yang dibawa nyamuk kemudian menembus kulit manusia. Seterusnya cacing tersebut akan menuju pembuluh darah dan kelenjar limfa. Di dalam pembuluh limfa inilah, larva mengalami dua kali pergantian kulit dan tubuh menjadi cacing dewasa. Proses ini berlangsung selama Sembilan bulan.
Cacing yang semakin tumbuh dewasa di dalam pembuluh limfa inilah yang menyebabkan penyumbatan aliran limfa. Sumbatan ini bisa terjadi di seluruh bagian tubuh. Pada umumnya, penyumbatan terjadi di bagian daerah lipatan paha. Bisa juga terjadi di kaki dan tangan. Penyumbatan pembuluh limfa inilah yang menyebabkan tubuh penderita penyakit kaki gajah membengkak. Parahnya, di pembuluh limfa, cacing dapat bertahan hingga sepuluh tahun.
Di Indonesia, penyakit kaki gajah masih endemis. Data kementerian kesehatan menunjukkan, pada 2011 jumlah penderita penyakir kaki gajah mencapai 12.066 orang di 344 kabupaten/ kita seluruh Indonesia.sementara itu, ada 40 juta orang Indonesia yang tubuhnya mengandung microfilaria. Artinya, mereka berpotensi menularkan penyakit kaki gajah kepada orang lain. Hal ini disebabkan karena banyaknya jenis nyamuk yang dapat menjadi media penularan penyakit kaki gajah.
Gejala
Ada tiga kondisi yang meungkin terjadi pada penderita penyakit kaki gajah:
Pertama, penderita bisa saja tidak merasa sakit atau mengeluh sakit. Tetapi, tetap saja penyakit ini berbahaya karena dapat menular ke tubuh orang lain.
Kedua, penderita bisa mengalami infeksi akut akibat peradangan saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit. Pembengkakan kelenjar getah bening ini dapat pecah dan mengeluarkan darah.
Ketiga, penyumbatan limfa yang dapat menyebabkan pembengkakan di bagian kaki juga tangan. Pada wanita. Pembengkakan bisa terjadi di bagian payudara, sedangkan pada pria di bagian zakar. Daerah yang membengkak akan tampak kemerahan, panas, dan sakit. Jika kondisinya telah seperti ini, biasanya penderita kaki gajah mengalami demam selama tiga hingga lima hari.
Dari ketiga proses tersebut, kondisi pertama paling berbahaya karena tidak memiliki gejala, sehingga orang yang terkena tidak mencari pengobatan, padahal saat itu proses penularan kepada orang lain yang sehat bisa terjadi.
Pencegahan dan Pengobatan
Secara umum, pencegahan penyakit kaki gajah dapat dilakukan dengan cara berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk penular. Perhatikanlah lingkungan sekitar Anda. Bersihkan genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk, seperti bak mandi.
Bisa pula dengan menggunakan kelambu saat tidur atau memasang obat pengusir nyamuk di rumah Anda.
Jika Anda telah terserang penyakit kaki gajah, maka dapat diobati dengan obat cacing, seperti DEC, albendazole ataupun ivermektin.
PENYAKIT FILARIASIS (
Kaki Gajah )
08.13
PEMBAHASAN MATERI
A. DEFENISI
Penyakit kaki gajah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
sejenis cacing dalam kelenjar getah bening dan mikrofilia dalam darah
dan di tularan melalui gigitan nyamuk penularnya .
Di Indonesia filariasis yang sering di kenal dengan penyakit kaki gajah
di sebabkan oleh tiga spesies cacing filaria yaitu Brugia Malayi,
Wuchereria brancrofti dan Brugia timori. Cacing dewasa hidup di saluran
limfe dan pembuluh limfe, sedangkan larva cacing (mikrofilaria)b di
jumpai di dalam darah tepi penderita. B. timori belum banyak di ketahui
morfologi, sifat biologi, maupun epidimiologi penyakitnya.
B. GEJALA DAN TANDA FILARIASIS
Filariasis atau kaki gajah memiliki tanda dan gejala yaitu :”
1. Tahap awal (akut )
• Demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-5 hari
terutama bila bekerja berat. Demam dapat sembuh sendiri tanpa di obati.
• Timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa
adanya luka badan.
• Teraba adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan sakit mulai
dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan ke arah ujung kaki atau
tangan.
2. Tahap lanjut ( kronis )
• Pada awalnya terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki,
tangan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita dan lama
kelamaan menjadi cacat menetap.
Baik cacing dewasa maupun larva cacing dapat menimbulkan gangguan
patologik. Cacing dewasa dapat menimbulkan limfangitis akibat
terjadinya iritasi mekanik dan sekresi toksik yang di keluarkan cacing
betina. Cacing yang mati selain menimbulkan limfangitis juga dapat
menimbulkan obstruksi limfatik akibat terjadinya fibrosis saluran limfe
dan poliferasi endotel saluran limfe. Obstruksi ini menyebabkan
terjadinya varises saluran limfe, dan hidrokel.
Elefantiasis yang kronis dapat mengenai kedua lengan, tungkai, payudara,
buah zakar atau vulva yang hanya di perbaiki melaui tindakan operasi.
Untuk memastikan seseorang terjangkit penyakit kaki gajah maka perlu
dilakukan pemeriksaan darah terutama pada malam hari. Bila hasil
pemeriksaan darah di temukan adanya mikrofilia berarti sudah ketularan
penyakit kaki gajah. Apabila tidak di lakukan pengobatan maka cacing
cacing tersebut akan terus berkembang biak dan menimbulkan kerusakan
kerusakan di dalam tubuh.
Penderita penderita yang mengandung mikrofilia di dalam darahnya
merupakan sumber penularan penyakit bagi penduduk yang lain. Melalui
gigitan nyamuk, mikrofilia tersebut akan terhisap kedalam tubuh nyamuk
sewaktu nyamuk tersebut menghisap darah penderita. Selanjutnya
mikrofilia akan mengalami perkembangan selam kira kira 12 hari untuk
siap di tularkan kepada orang lain bila nyamuk ini menggigit, sehingga
orang tersebut akan ketularan penyakit.
Seorang penderita kaki gajah yang menahun hidupnya akan sangat
tergantung kepada orang lain. Seringnya datang demam secara berulang
dengan kerusakan kerusakan jaringan tubuh penderita, maka daya dan
kemampuan kerja semakin berkurang, sehingga tidak mampu menafkahi
hidupnya. Apalagi telah timbul cacat yang secara psikologis menimbulkan
tekanan mental sehingga penderita mengasingkan diri dari pergaulan
masyarakat sekelilingnya.
Akibat dari hal tersebut, dapat menyebabkan kerugian ekonomi
terutama bagi keluarga, penderita tidak dapat bekerja secara normal dan
kadang tidak bisa sama sekali. Begitu juga dengan hubungan intim suami
istri, dapat terganggu akibat penyakit ini.
C. PENYEBAB FILARIASIS
Filariasis di sebabkan oleh cacing filaria yang menyerupai benang yang
hidup di dalam tubuh manusia. Cacing ini dapat bertahan hidup selama 3
sampai 6 tahun dalam kelenjar getah bening (bagian tubuh yang melindungi
kita dari penyakit ). Cacing ini berkembang biak di dalam tubuh dan
menghasilkan jutaan anak cacing yang beredar dlam darah. Filariasis
disebabkan oleh tiga jenis cacing filaria yaitu : Whucereria bancrofti,
Brugia malayi, dan Brugia timori
D. CARA MENCEGAH FILARIASIS
Prinsip pencegahan filariasis adalah melakukan pengobatan massal pada
penduduk yang hidup di daerah endemik filariasis. Pengobatan pencegahan
terhadap pendatang yang berasal dari daerah non endemik filariasis dan
memberantas nyamuk yang menjadi vektor penularnya sesuai dengan daerah
targetnya. Memperbaiki lingkungan agar bebas vektor serta mencegah
gigitan nyamuk m,enggunakan repellet atau kelambu waktu tidur,
meningkatkan upaya pencegahan penyebaran penyakit ini.
Masyarakat di harapkan untuk berperan serata dengan cara :
• Memeriksakan dirinya pada petugas kesehatan terhadap kemungkinan
adanya tanda tanda dan gejala penyakit kaki gajah
• Bersedia makan obat secara teratur sesuai jumlah dosis yang di
anjurkan petugas kesehatan masyarakat.
• Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk dengan cara :
- Tidur memakai kelambu
- Lubang lubang angin rumah di tutup kawat kasa halus
- Tidak membiarkan ternak di sekitar rumah
- Membunuh nyamuk dengan obat nyamuk semprot dan bakar
- Mengoles kulit dengan obat anti nyamuk dan sebagainya
- Menghilangkan tempat peeindukan nyamuk sehingga tidak memungkinkan
perkembangan nyamuk.
Keadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberadaan dan transmisi
penyakit kaki gajah. Biasanya daerah endemis Brugia malayi adalah daerah
dengan hutan rawa, sepanjang sungai, atau badan air yang lain deangan
tanaman air. Sedangkan daerah endemis Whucereria bancrofti tipe pekotaan
yaitu daerah daerah perkotaan yang kumuh, padat penduduknya dan banyak
genangan air kotor sebagai habitat dari vektor penularnya.
Membersihkan tempat perindukan nyamuk secra berkala dengan cara :
1. Fisik , yaitu 3M ( menguras/ menyikat, mengubur, menutup tempat
penutupan air)
2. Biologi, yaitu memasukkan ikan ketempat penampungan air yang tidak
mungkin untuk di kuras spt kolam
3. Kimiawi yaitu pemberian bubuk larvasidasi
E. TRANSMISI PENYAKIT GAJAH
Transmisi penyakit kaki gajah dapat terjadi bila ada tiga unsur yaitu
1. Adanya sumber penularan, yakni manusia atau hospes reservoar yang
mengandung mikrofilaria dalam darahnya
2. Adanya vektor, yakni nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki
gajah
3. Manusia yang rentan terhadap penyakit kaki gajah
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah, apabila
orang tersebut mendapat gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva
infektif atau larva stadium 3 (L3). Nyamuk vektor dapat menjadi infektif
apabila nyamuk tersebut menghisap darah dari orang atau binatang
reservoar yang mengandung mikrofilaria. Dengan demikian manusia atau
hospes reservoar yang mengandung mikrofilaria dalam darahnya merupakan
sumber penularan. Kemampuan nyamuk vektor untuk mendapatkan
mikroflilaria saat menghisap darah terbatas. Apabila mikrofilaria
terlalu banyak terhisap oleh nyamuk vektor maka dapat menyebabkan
kematian pada nyamuk tersebut. Sebaliknya apabila mikrofilaria yang
terhisap terlalu sedikit maka kemungkinan terjadinya transmisi menjadi
kecil.
F. PERAWATAN BAGI YANG SUDAH CACAT
Meski penderita yang sudah cacat sukar di sembuhkan, penderita perlu
perawatan untuk mengurangi penderitaannya dengan :
1. Membersihkan bagian tubuh yang membengkak secara rutin dengan air
dan sabun
2. Memberikan obat obatan sesuai anjuran petugas kesehatan/puskesmas.
PENUTUP
KESIMPULAN
Filariasis adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun yang di
sebabkan cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah
zakar, payudara dan kelamin wanita.
Semua orang baik laki laki, perempuan, anak anak dan orang tua dapat
terserang penyakit ini. Penyakit ini bukan karena kutukan, kena
guna-guna atau keturunan.
Penyakit kaki gajah bersifat menahun dan bila tidak mendapatkan
pengobatan adekuat dapat menimbulkan cacat. Meskipun penyakit kaki
gajah tidak menimbulkan kematian secara langsung tetapi merupakan salah
satu penyebab timbulnya kecacatan, kemiskinan dan masalah masalah sosial
lainnya. Hal ini di sebabkan karena bila terjadi kecacatan menetap maka
seumur hidup penderita tidak dapat bekerja secara optimal sehingga
dapat menjadi beban keluarganya, merugikan masyarakat dan negara.
Seringnya serangan akut pada penderita penyakit kaki gajah sangat
menurunkan produktivitas kerja sehingga akhirnya dapat juga merugikan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Soedarto,Prof.Dr. 2009. Penyakit Menular Di Indonesia, Jakarta
Sibuea,Herdin, Dr.W. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta
Departemen Keshatan RI DirJen PPM & PL, Buku 1, Buku Saku Filariasis
Bagi Masyarakat, Jakarta. 2001
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 2. Epidemiologi
Penyakit Kaki Gajah di Indonesia. Jakarta. 2002
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 3. Pedoman Penentuan
Daerah Endemis Penyakit Kaki Gajah . Jakarta. 2004
Departemrn Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 3. Penyaki Menular
Filariasis. Jakarta. 2004
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 4. Pedoman Pengobatan
Massal Penyakit Kaki Gajah. Jakarta. 2004
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 6. Pedoman Promosi
Kesehatan dalam Eliminasi Penyakit Kaki Gajah. 2006
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
PENYAKIT FILARIASIS (
Kaki Gajah )
08.13
PEMBAHASAN MATERI
A. DEFENISI
Penyakit kaki gajah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
sejenis cacing dalam kelenjar getah bening dan mikrofilia dalam darah
dan di tularan melalui gigitan nyamuk penularnya .
Di Indonesia filariasis yang sering di kenal dengan penyakit kaki gajah
di sebabkan oleh tiga spesies cacing filaria yaitu Brugia Malayi,
Wuchereria brancrofti dan Brugia timori. Cacing dewasa hidup di saluran
limfe dan pembuluh limfe, sedangkan larva cacing (mikrofilaria)b di
jumpai di dalam darah tepi penderita. B. timori belum banyak di ketahui
morfologi, sifat biologi, maupun epidimiologi penyakitnya.
B. GEJALA DAN TANDA FILARIASIS
Filariasis atau kaki gajah memiliki tanda dan gejala yaitu :”
1. Tahap awal (akut )
• Demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-5 hari
terutama bila bekerja berat. Demam dapat sembuh sendiri tanpa di obati.
• Timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa
adanya luka badan.
• Teraba adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan sakit mulai
dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan ke arah ujung kaki atau
tangan.
2. Tahap lanjut ( kronis )
• Pada awalnya terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki,
tangan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita dan lama
kelamaan menjadi cacat menetap.
Baik cacing dewasa maupun larva cacing dapat menimbulkan gangguan
patologik. Cacing dewasa dapat menimbulkan limfangitis akibat
terjadinya iritasi mekanik dan sekresi toksik yang di keluarkan cacing
betina. Cacing yang mati selain menimbulkan limfangitis juga dapat
menimbulkan obstruksi limfatik akibat terjadinya fibrosis saluran limfe
dan poliferasi endotel saluran limfe. Obstruksi ini menyebabkan
terjadinya varises saluran limfe, dan hidrokel.
Elefantiasis yang kronis dapat mengenai kedua lengan, tungkai, payudara,
buah zakar atau vulva yang hanya di perbaiki melaui tindakan operasi.
Untuk memastikan seseorang terjangkit penyakit kaki gajah maka perlu
dilakukan pemeriksaan darah terutama pada malam hari. Bila hasil
pemeriksaan darah di temukan adanya mikrofilia berarti sudah ketularan
penyakit kaki gajah. Apabila tidak di lakukan pengobatan maka cacing
cacing tersebut akan terus berkembang biak dan menimbulkan kerusakan
kerusakan di dalam tubuh.
Penderita penderita yang mengandung mikrofilia di dalam darahnya
merupakan sumber penularan penyakit bagi penduduk yang lain. Melalui
gigitan nyamuk, mikrofilia tersebut akan terhisap kedalam tubuh nyamuk
sewaktu nyamuk tersebut menghisap darah penderita. Selanjutnya
mikrofilia akan mengalami perkembangan selam kira kira 12 hari untuk
siap di tularkan kepada orang lain bila nyamuk ini menggigit, sehingga
orang tersebut akan ketularan penyakit.
Seorang penderita kaki gajah yang menahun hidupnya akan sangat
tergantung kepada orang lain. Seringnya datang demam secara berulang
dengan kerusakan kerusakan jaringan tubuh penderita, maka daya dan
kemampuan kerja semakin berkurang, sehingga tidak mampu menafkahi
hidupnya. Apalagi telah timbul cacat yang secara psikologis menimbulkan
tekanan mental sehingga penderita mengasingkan diri dari pergaulan
masyarakat sekelilingnya.
Akibat dari hal tersebut, dapat menyebabkan kerugian ekonomi
terutama bagi keluarga, penderita tidak dapat bekerja secara normal dan
kadang tidak bisa sama sekali. Begitu juga dengan hubungan intim suami
istri, dapat terganggu akibat penyakit ini.
C. PENYEBAB FILARIASIS
Filariasis di sebabkan oleh cacing filaria yang menyerupai benang yang
hidup di dalam tubuh manusia. Cacing ini dapat bertahan hidup selama 3
sampai 6 tahun dalam kelenjar getah bening (bagian tubuh yang melindungi
kita dari penyakit ). Cacing ini berkembang biak di dalam tubuh dan
menghasilkan jutaan anak cacing yang beredar dlam darah. Filariasis
disebabkan oleh tiga jenis cacing filaria yaitu : Whucereria bancrofti,
Brugia malayi, dan Brugia timori
D. CARA MENCEGAH FILARIASIS
Prinsip pencegahan filariasis adalah melakukan pengobatan massal pada
penduduk yang hidup di daerah endemik filariasis. Pengobatan pencegahan
terhadap pendatang yang berasal dari daerah non endemik filariasis dan
memberantas nyamuk yang menjadi vektor penularnya sesuai dengan daerah
targetnya. Memperbaiki lingkungan agar bebas vektor serta mencegah
gigitan nyamuk m,enggunakan repellet atau kelambu waktu tidur,
meningkatkan upaya pencegahan penyebaran penyakit ini.
Masyarakat di harapkan untuk berperan serata dengan cara :
• Memeriksakan dirinya pada petugas kesehatan terhadap kemungkinan
adanya tanda tanda dan gejala penyakit kaki gajah
• Bersedia makan obat secara teratur sesuai jumlah dosis yang di
anjurkan petugas kesehatan masyarakat.
• Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk dengan cara :
- Tidur memakai kelambu
- Lubang lubang angin rumah di tutup kawat kasa halus
- Tidak membiarkan ternak di sekitar rumah
- Membunuh nyamuk dengan obat nyamuk semprot dan bakar
- Mengoles kulit dengan obat anti nyamuk dan sebagainya
- Menghilangkan tempat peeindukan nyamuk sehingga tidak memungkinkan
perkembangan nyamuk.
Keadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberadaan dan transmisi
penyakit kaki gajah. Biasanya daerah endemis Brugia malayi adalah daerah
dengan hutan rawa, sepanjang sungai, atau badan air yang lain deangan
tanaman air. Sedangkan daerah endemis Whucereria bancrofti tipe pekotaan
yaitu daerah daerah perkotaan yang kumuh, padat penduduknya dan banyak
genangan air kotor sebagai habitat dari vektor penularnya.
Membersihkan tempat perindukan nyamuk secra berkala dengan cara :
1. Fisik , yaitu 3M ( menguras/ menyikat, mengubur, menutup tempat
penutupan air)
2. Biologi, yaitu memasukkan ikan ketempat penampungan air yang tidak
mungkin untuk di kuras spt kolam
3. Kimiawi yaitu pemberian bubuk larvasidasi
E. TRANSMISI PENYAKIT GAJAH
Transmisi penyakit kaki gajah dapat terjadi bila ada tiga unsur yaitu
1. Adanya sumber penularan, yakni manusia atau hospes reservoar yang
mengandung mikrofilaria dalam darahnya
2. Adanya vektor, yakni nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki
gajah
3. Manusia yang rentan terhadap penyakit kaki gajah
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah, apabila
orang tersebut mendapat gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva
infektif atau larva stadium 3 (L3). Nyamuk vektor dapat menjadi infektif
apabila nyamuk tersebut menghisap darah dari orang atau binatang
reservoar yang mengandung mikrofilaria. Dengan demikian manusia atau
hospes reservoar yang mengandung mikrofilaria dalam darahnya merupakan
sumber penularan. Kemampuan nyamuk vektor untuk mendapatkan
mikroflilaria saat menghisap darah terbatas. Apabila mikrofilaria
terlalu banyak terhisap oleh nyamuk vektor maka dapat menyebabkan
kematian pada nyamuk tersebut. Sebaliknya apabila mikrofilaria yang
terhisap terlalu sedikit maka kemungkinan terjadinya transmisi menjadi
kecil.
F. PERAWATAN BAGI YANG SUDAH CACAT
Meski penderita yang sudah cacat sukar di sembuhkan, penderita perlu
perawatan untuk mengurangi penderitaannya dengan :
1. Membersihkan bagian tubuh yang membengkak secara rutin dengan air
dan sabun
2. Memberikan obat obatan sesuai anjuran petugas kesehatan/puskesmas.
PENUTUP
KESIMPULAN
Filariasis adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun yang di
sebabkan cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah
zakar, payudara dan kelamin wanita.
Semua orang baik laki laki, perempuan, anak anak dan orang tua dapat
terserang penyakit ini. Penyakit ini bukan karena kutukan, kena
guna-guna atau keturunan.
Penyakit kaki gajah bersifat menahun dan bila tidak mendapatkan
pengobatan adekuat dapat menimbulkan cacat. Meskipun penyakit kaki
gajah tidak menimbulkan kematian secara langsung tetapi merupakan salah
satu penyebab timbulnya kecacatan, kemiskinan dan masalah masalah sosial
lainnya. Hal ini di sebabkan karena bila terjadi kecacatan menetap maka
seumur hidup penderita tidak dapat bekerja secara optimal sehingga
dapat menjadi beban keluarganya, merugikan masyarakat dan negara.
Seringnya serangan akut pada penderita penyakit kaki gajah sangat
menurunkan produktivitas kerja sehingga akhirnya dapat juga merugikan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Soedarto,Prof.Dr. 2009. Penyakit Menular Di Indonesia, Jakarta
Sibuea,Herdin, Dr.W. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta
Departemen Keshatan RI DirJen PPM & PL, Buku 1, Buku Saku Filariasis
Bagi Masyarakat, Jakarta. 2001
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 2. Epidemiologi
Penyakit Kaki Gajah di Indonesia. Jakarta. 2002
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 3. Pedoman Penentuan
Daerah Endemis Penyakit Kaki Gajah . Jakarta. 2004
Departemrn Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 3. Penyaki Menular
Filariasis. Jakarta. 2004
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 4. Pedoman Pengobatan
Massal Penyakit Kaki Gajah. Jakarta. 2004
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 6. Pedoman Promosi
Kesehatan dalam Eliminasi Penyakit Kaki Gajah. 2006
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
PENYAKIT FILARIASIS (
Kaki Gajah )
08.13
PEMBAHASAN MATERI
A. DEFENISI
Penyakit kaki gajah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
sejenis cacing dalam kelenjar getah bening dan mikrofilia dalam darah
dan di tularan melalui gigitan nyamuk penularnya .
Di Indonesia filariasis yang sering di kenal dengan penyakit kaki gajah
di sebabkan oleh tiga spesies cacing filaria yaitu Brugia Malayi,
Wuchereria brancrofti dan Brugia timori. Cacing dewasa hidup di saluran
limfe dan pembuluh limfe, sedangkan larva cacing (mikrofilaria)b di
jumpai di dalam darah tepi penderita. B. timori belum banyak di ketahui
morfologi, sifat biologi, maupun epidimiologi penyakitnya.
B. GEJALA DAN TANDA FILARIASIS
Filariasis atau kaki gajah memiliki tanda dan gejala yaitu :”
1. Tahap awal (akut )
• Demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-5 hari
terutama bila bekerja berat. Demam dapat sembuh sendiri tanpa di obati.
• Timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa
adanya luka badan.
• Teraba adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan sakit mulai
dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan ke arah ujung kaki atau
tangan.
2. Tahap lanjut ( kronis )
• Pada awalnya terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki,
tangan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita dan lama
kelamaan menjadi cacat menetap.
Baik cacing dewasa maupun larva cacing dapat menimbulkan gangguan
patologik. Cacing dewasa dapat menimbulkan limfangitis akibat
terjadinya iritasi mekanik dan sekresi toksik yang di keluarkan cacing
betina. Cacing yang mati selain menimbulkan limfangitis juga dapat
menimbulkan obstruksi limfatik akibat terjadinya fibrosis saluran limfe
dan poliferasi endotel saluran limfe. Obstruksi ini menyebabkan
terjadinya varises saluran limfe, dan hidrokel.
Elefantiasis yang kronis dapat mengenai kedua lengan, tungkai, payudara,
buah zakar atau vulva yang hanya di perbaiki melaui tindakan operasi.
Untuk memastikan seseorang terjangkit penyakit kaki gajah maka perlu
dilakukan pemeriksaan darah terutama pada malam hari. Bila hasil
pemeriksaan darah di temukan adanya mikrofilia berarti sudah ketularan
penyakit kaki gajah. Apabila tidak di lakukan pengobatan maka cacing
cacing tersebut akan terus berkembang biak dan menimbulkan kerusakan
kerusakan di dalam tubuh.
Penderita penderita yang mengandung mikrofilia di dalam darahnya
merupakan sumber penularan penyakit bagi penduduk yang lain. Melalui
gigitan nyamuk, mikrofilia tersebut akan terhisap kedalam tubuh nyamuk
sewaktu nyamuk tersebut menghisap darah penderita. Selanjutnya
mikrofilia akan mengalami perkembangan selam kira kira 12 hari untuk
siap di tularkan kepada orang lain bila nyamuk ini menggigit, sehingga
orang tersebut akan ketularan penyakit.
Seorang penderita kaki gajah yang menahun hidupnya akan sangat
tergantung kepada orang lain. Seringnya datang demam secara berulang
dengan kerusakan kerusakan jaringan tubuh penderita, maka daya dan
kemampuan kerja semakin berkurang, sehingga tidak mampu menafkahi
hidupnya. Apalagi telah timbul cacat yang secara psikologis menimbulkan
tekanan mental sehingga penderita mengasingkan diri dari pergaulan
masyarakat sekelilingnya.
Akibat dari hal tersebut, dapat menyebabkan kerugian ekonomi
terutama bagi keluarga, penderita tidak dapat bekerja secara normal dan
kadang tidak bisa sama sekali. Begitu juga dengan hubungan intim suami
istri, dapat terganggu akibat penyakit ini.
C. PENYEBAB FILARIASIS
Filariasis di sebabkan oleh cacing filaria yang menyerupai benang yang
hidup di dalam tubuh manusia. Cacing ini dapat bertahan hidup selama 3
sampai 6 tahun dalam kelenjar getah bening (bagian tubuh yang melindungi
kita dari penyakit ). Cacing ini berkembang biak di dalam tubuh dan
menghasilkan jutaan anak cacing yang beredar dlam darah. Filariasis
disebabkan oleh tiga jenis cacing filaria yaitu : Whucereria bancrofti,
Brugia malayi, dan Brugia timori
D. CARA MENCEGAH FILARIASIS
Prinsip pencegahan filariasis adalah melakukan pengobatan massal pada
penduduk yang hidup di daerah endemik filariasis. Pengobatan pencegahan
terhadap pendatang yang berasal dari daerah non endemik filariasis dan
memberantas nyamuk yang menjadi vektor penularnya sesuai dengan daerah
targetnya. Memperbaiki lingkungan agar bebas vektor serta mencegah
gigitan nyamuk m,enggunakan repellet atau kelambu waktu tidur,
meningkatkan upaya pencegahan penyebaran penyakit ini.
Masyarakat di harapkan untuk berperan serata dengan cara :
• Memeriksakan dirinya pada petugas kesehatan terhadap kemungkinan
adanya tanda tanda dan gejala penyakit kaki gajah
• Bersedia makan obat secara teratur sesuai jumlah dosis yang di
anjurkan petugas kesehatan masyarakat.
• Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk dengan cara :
- Tidur memakai kelambu
- Lubang lubang angin rumah di tutup kawat kasa halus
- Tidak membiarkan ternak di sekitar rumah
- Membunuh nyamuk dengan obat nyamuk semprot dan bakar
- Mengoles kulit dengan obat anti nyamuk dan sebagainya
- Menghilangkan tempat peeindukan nyamuk sehingga tidak memungkinkan
perkembangan nyamuk.
Keadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberadaan dan transmisi
penyakit kaki gajah. Biasanya daerah endemis Brugia malayi adalah daerah
dengan hutan rawa, sepanjang sungai, atau badan air yang lain deangan
tanaman air. Sedangkan daerah endemis Whucereria bancrofti tipe pekotaan
yaitu daerah daerah perkotaan yang kumuh, padat penduduknya dan banyak
genangan air kotor sebagai habitat dari vektor penularnya.
Membersihkan tempat perindukan nyamuk secra berkala dengan cara :
1. Fisik , yaitu 3M ( menguras/ menyikat, mengubur, menutup tempat
penutupan air)
2. Biologi, yaitu memasukkan ikan ketempat penampungan air yang tidak
mungkin untuk di kuras spt kolam
3. Kimiawi yaitu pemberian bubuk larvasidasi
E. TRANSMISI PENYAKIT GAJAH
Transmisi penyakit kaki gajah dapat terjadi bila ada tiga unsur yaitu
1. Adanya sumber penularan, yakni manusia atau hospes reservoar yang
mengandung mikrofilaria dalam darahnya
2. Adanya vektor, yakni nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki
gajah
3. Manusia yang rentan terhadap penyakit kaki gajah
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah, apabila
orang tersebut mendapat gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva
infektif atau larva stadium 3 (L3). Nyamuk vektor dapat menjadi infektif
apabila nyamuk tersebut menghisap darah dari orang atau binatang
reservoar yang mengandung mikrofilaria. Dengan demikian manusia atau
hospes reservoar yang mengandung mikrofilaria dalam darahnya merupakan
sumber penularan. Kemampuan nyamuk vektor untuk mendapatkan
mikroflilaria saat menghisap darah terbatas. Apabila mikrofilaria
terlalu banyak terhisap oleh nyamuk vektor maka dapat menyebabkan
kematian pada nyamuk tersebut. Sebaliknya apabila mikrofilaria yang
terhisap terlalu sedikit maka kemungkinan terjadinya transmisi menjadi
kecil.
F. PERAWATAN BAGI YANG SUDAH CACAT
Meski penderita yang sudah cacat sukar di sembuhkan, penderita perlu
perawatan untuk mengurangi penderitaannya dengan :
1. Membersihkan bagian tubuh yang membengkak secara rutin dengan air
dan sabun
2. Memberikan obat obatan sesuai anjuran petugas kesehatan/puskesmas.
PENUTUP
KESIMPULAN
Filariasis adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun yang di
sebabkan cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah
zakar, payudara dan kelamin wanita.
Semua orang baik laki laki, perempuan, anak anak dan orang tua dapat
terserang penyakit ini. Penyakit ini bukan karena kutukan, kena
guna-guna atau keturunan.
Penyakit kaki gajah bersifat menahun dan bila tidak mendapatkan
pengobatan adekuat dapat menimbulkan cacat. Meskipun penyakit kaki
gajah tidak menimbulkan kematian secara langsung tetapi merupakan salah
satu penyebab timbulnya kecacatan, kemiskinan dan masalah masalah sosial
lainnya. Hal ini di sebabkan karena bila terjadi kecacatan menetap maka
seumur hidup penderita tidak dapat bekerja secara optimal sehingga
dapat menjadi beban keluarganya, merugikan masyarakat dan negara.
Seringnya serangan akut pada penderita penyakit kaki gajah sangat
menurunkan produktivitas kerja sehingga akhirnya dapat juga merugikan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Soedarto,Prof.Dr. 2009. Penyakit Menular Di Indonesia, Jakarta
Sibuea,Herdin, Dr.W. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta
Departemen Keshatan RI DirJen PPM & PL, Buku 1, Buku Saku Filariasis
Bagi Masyarakat, Jakarta. 2001
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 2. Epidemiologi
Penyakit Kaki Gajah di Indonesia. Jakarta. 2002
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 3. Pedoman Penentuan
Daerah Endemis Penyakit Kaki Gajah . Jakarta. 2004
Departemrn Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 3. Penyaki Menular
Filariasis. Jakarta. 2004
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 4. Pedoman Pengobatan
Massal Penyakit Kaki Gajah. Jakarta. 2004
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 6. Pedoman Promosi
Kesehatan dalam Eliminasi Penyakit Kaki Gajah. 2006
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Tidak ada komentar:
Posting Komentar