Senin, 26 September 2016


Sajian mi dari berbagai negara 
 
Orang Asia, khususnya Indonesia, tentu sudah tak asing lagi dengan mi. Mi bisa jadi makanan utama atau sekadar camilan. Di Indonesia, mi bisa disajikan dengan beragam cara, mulai yang sederhana seperti mi goreng dan mi rebus, sampai aneka mi khas daerah seperti mi celor, mi kocok, mi ongklok, mi koba, mi cakalang, dan masih banyak lagi.
Orang Italia, Tionghoa, dan Arab mengklaim bahwa bangsa merekalah yang menciptakan mi, meskipun tulisan tertua mengenai mi berasal dari Dinasti Han Timur, antara tahun 25 dan 220 Masehi. Pada 2005, ditemukan mi tertua yang diperkirakan berusia 4000 tahun di Qinghai, Tiongkok.
Terlepas dari penciptaan makanan ini, mi memiliki beragam jenis. Beda negara, beda pula ragam mi yang ada. Berikut daftarnya:

Ramyun
Ramyun merupakan mi Korea yang bercita rasa pedas. Dalam penyajianya, ramyun bisa ditambahkan potongan keju, pangsit, irisan ham, atau tteokbokki (kue beras).
Sebenarnya, ramyun dapat dikreasikan dengan banyak cara, seperti menambahkan pasta kedelai, pasta cabai merah, gula, lada hitam, tahu, cuka, susu, dan telur. Untuk mencoba ramyun instan, ada dua jenama terkenal di Korea Selatan, yaitu Shin Ramyun dan Neoguri.

Pho
Pho adalah makanan Vietnam yang terdiri dari mi tepung beras, daging ayam atau sapi, dan kuah kaldu rebusan sapi. Selain daging, pho juga biasa ditambah sayuran daun basil atau biasa disebut thai bacil, taoge, jeruk nipis, cabai merah besar dan rawit hijau.
Makanan ini mudah ditemukan di seluruh penjuru Vietnam, mulai dari desa-desa sampai ke kota besar. Sebagai tambahan, pho juga bisa ditambah telur setengah matang dan cakwe goreng.
Sejak 1940an, pho juga dibuat dari kaldu ayam, mengingat saat itu pendudukan Jepang di Vietnam mengakibatkan kelangkaan sapi. Pada saat itu, sapi juga tak biasa digunakan untuk makanan, karena ternak adalah binatang yang berharga dipakai untuk membantu bekerja. Namun, sejak kedatangan kolonial Prancis yang mengenalkan makanan steik, keberadaan tulang-tulang dan sisa potongan daging akhirnya digunakan untuk membuat sup.

Udon
Udon adalah jenis mi yang kenyal, lembut, dan berukuran lebih tebal. Udon tak memiliki rasa tertentu sehingga bisa dimasak dengan beragam bumbu.
Udon dibuat dari tepung terigu berprotein sedang atau rendah dan berukuran di atas 1,7 mm untuk bentuk pipa, sedangkan udon berbentuk pipih harus memiliki lebar di atas 1,7 mm.
Di Jepang bagian barat, kuah udon berwarna cokelat muda hampir bening karena memakai kecap asin encer (usukuchi shoyu). Sedangkan di Jepang bagian timur, kuah udon berwarna gelap hampir hitam karena memakai kecap asin kental (koikuchi shoyu).
Udon bisa disajikan panas mau pun dingin. Varian udon panas antara lain udon rebus, kama-age udon, bukkake udon, dan nikomi udon. Sementara untuk udon dingin, ada hiyashi udon, zaru udon, bukkake udon, dan sarada udon.
Beberapa tambahan yang biasa digunakan pada udon yaitu telur puyuh, tempura, udang, bakso ikan, daging sapi, mochi, dan parutan jahe.

Chow mein
Kata chow berarti goreng dan mein berarti mi. Mi goreng ini populer di seluruh daerah di Tiongkok, juga di Amerika Serikat, Nepal, Inggris, dan India. Seperti mi lainnya, chow mein juga disajikan bersama makanan pendamping lain seperti daging, udang, telur, dan jagung.
Meski sama-sama mi goreng, chow mein bisa dikukus terlebih dahulu atau disajikan renyah. Chow mein kukus biasanya ditambah lebih banyak sayuran seperti brokoli, wortel, dan kubis.

Mi godog
Mi godog khas Jawa terdiri dari mi telur, telur, daging ayam, daun bawang, kol, sawi, dan tomat. Bumbunya pun sederhana, hanya bawang putih, kemiri, merica, gula, dan garam.
Sajian bakmi tradisional dimasak di atas anglo atau tungku tanah liat dengan api arang. Proses memasaknya pun per satu porsi. Mi godog disajikan bersama acar mentimun, cabai, dan kerupuk.
Mi jenis ini banyak ditemukan di Yogyakarta. Ada beberapa warung mi godog populer seperti Bakmi Mbah Mo, Bakmi Pak Pele, Bakmi Kadin, Bakmi Mbah Wito, dan Bakmi Pak Geno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar